KELOMPOK 2
A. SYAIFUL IHZA M.
1
C31180225
HARIS FATHUR ROSI
2
C31180273
HARIS FAHMI WAHYUDI
C31180307 3
PUTRI MAUIDHATUL H. 4
C31180389
HARYO BAGUS R. 5
C31180389
ANGGARA ADITYA 6
C31180409
FIRMANSYAH SUBUR P. 7
C31180488
M. FARHAN ABIZAR AKBAR 8
ANGGOTA C31180510
ZULFA ISNAINI 9
C31180516
PENGERTIAN
BREEDING
Suatu usaha untuk mengembangbiakan
hewan ternak agar menghasilkan
keturunan.
METODE
PERKAWINAN ALAMI BUATAN
Contents Title
Perkawinan
dengan cara mempertemukan
pejantan dan induk secara
langsung.
ALAMI
Contents Title
IB (INSEMINASI BUATAN)
Suatu cara atau teknik untuk memasukkan
semen yang telah dicairkan dan telah diproses
terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan
ke dalam saluran alat kelamin betina dengan
menggunakan metode dan alat khusus yang
disebut 'insemination gun'.
SISTEM BREEDING
2. Assortative Mating
Kecil x Kecil = Kecil
3. Assortative Mating
Sedang x Sedang = Sedang
4. Diassortative Mating
Besar x Kecil = Sedang
Kekerabatan terdekat pada
ternak adalah antara tetua
IN denagan anak dan antara
saudara kandung, kemudian
antara saudara tiri.
BREEDING
Inbreeding adalah perkawinan
antara individu yang
berkerabat (related) lebih dekat
dari kekerabatan rata-rata
dalam populasi. Individu
berkerabat adalah yang
mempunyai tetua bersama
atau moyang bersama
beberapa generasi
sebelumnya. Individu Secara umum inbreeding
berkerabat apabila individu mengakibatkan peningkatan
tersebut mempunyai moyang persentase pasangan gen homozigot
bersama kurang dari 6 dan turunnya jumlah pasangan gen
generasi. heterozigot, baik gen yang dikehendaki
maupun yang tidak dikehendaki.
KOEFISIEN INBREEDING
𝟏 𝒏𝟏 +𝒏𝟐 +𝟏
Fx = 𝜮 (1 +Fa)
𝟐
𝟏 𝒏𝟏 +𝒏𝟐
Rxy = 𝜮
𝟐
R Sire dan dam
KELEBIHAN INBREEDING
Merupakan metode
yang paling bagus
Dihasilkan untuk membentuk
Membuat
ternak sesuai strain murni dari
individu mirip
Melestarikan sifat- dengan kumpulan ternak
Seleksi
sifat yang kebutuhan yang tidak diketahui
pada gen-
diinginkan yang asal muasalnya
gen yang
tidak diinginkan
diinginkan
KEKURANGAN INBREEDING
Menurunnya jumlah pasangan gen yang
heterosigot, dan meningkatnya jumlah
pasangan gen yang homosigot
Meningkatkan frekuensi ternak yang bergenotipe
homosigot resesif, atau mengumpulkan gen-gen
yang kurang baik. Beberapa gen resesif bersifat letal
Medical yang ekspresinya akan muncul bila dalam kondisi
homosigot resesif.
Presentation Tingkat inbreeding yang tinggi menyebabkan
terjadinya “tekanan inbreeding” inbreeding
depression) yang ditandai dengan munculnya
ketidaknormalan fisik seperti tubuh kerdil, rahang
tidak normal, dan lain-lain.
Menurunnya penampilan/ performa ternak
OUTBREEDING
OUTCROSSING
perkawinan antara ternak-ternak yang
tidak ada hubungan kekeluargaan dalam
satu breed murni yang sama 01
Option OUTBREEDING
UP GRADING
Tipe breeding dimana pejantan pure bred Perkawinan antara
dipakai untuk meningkatkan breed native ternak-ternak yang
02 c.
dengan jalan mengawinkan anak-anak betina hubungan
Option
hasil persilangan kedua breed, dari generasi keluarganya jauh
ke generasi dengan pejantan murni tersebut atau tidak ada
03 (unrelated).
CROSSBREEDING Option
Perkawinan antara ternak-ternak yang
berbeda breed
CROSSBREEDING Extreme Crossing
Perkawinan antara ternak-ternak
yang spesiesnya berbeda, sehingga
sering disebut Species hybridization.
Crossbreeding 2 bangsa
Persilangan antara induk
dengan induk dengan satu
Line Crossing
macam bangsa pejantan. A
Persilangan antara inbred line yang
bernilai tinggi baik breednya sama atau
berbeda.
Crisscrossing
D B
Disini induk-induk breed A C
dikawinkan dengan pejantan E Rotational Crossing
breed B. Crossbred diseleksi Sistem crossing dengan mempergunakan tiga breed
lalu dikawinkan kembali secara kontinyu silih berganti. Pejantan breed B
dengan pejantan breed A, dikawinkan dengan induk-induk breed A. crossbrednya
diseleksi lalu dikawinkan dengan pejantan C.
dari hasil silangan betina-
keturunannya yang betina dikawinkan dengan pejantan A,
betina diseleksi lalu kemudian dengan pejantan B dan C digunakan secara
dikawinkan dengan pejantan berganti-ganti.
breed B dan seterusnya.
PEMANFAATAN HETEROSIS
0,65−0,5
= 0,5
= 30 %
PEMBENTUKAN
BANGSA BARU
Pembentukan bangsa baru hendaknya didasarkan atas kenyataan bahwa tidak
ada bangsa lain yang tersedia/siap pakai baik di dalam negeri ataupun masih
perlu didatangkan yang sesuai untuk berproduksi dalam lingkungan yang ada.
Pembentukan bangsa baru hendaknya didukung oleh biaya, fasilitas yang
memadai, dan kontinuitas program. Pemilihan bangsa ternak yang disilangkan
untuk membentuk kelompok dasar sangat tergantung pada sifat ekonomis yang
dapat dikombinasikan dalam satu bangsa baru yang diharapkan dapat
menunjukkan produktifitas yang tinggi. Bangsa-bangsa baru tersebut kemudian
diseleksi pada lingkungan setempat untuk meningkatkan produksinya.
Thank you