Anda di halaman 1dari 29

Asuhan Keperawatan Pada Pasien

dengan Stroke

Program Studi D3 Keperawatan Lawang


Ira Rahmawati, S.Kep.,Ns., MNSc(EM)
2019
Kemampuan akhir yang diharapkan

Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa


mampu:
1. Menjelaskaan perbedaan stroke Iskemik dengan
stroke hemorragik
2. Menjelaskan patofisiologi terjadinya stroke
3. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien
dengan stroke
Stroke

AKA
o Cerebrovascular Accident (CVA)
o Cerebrovascular diseases (CVD)
o Brain attack
o Cerebral Infarction
Definisi Stroke
Definisi
Penurunan fungsi neurologis baik lokal maupun global yang
terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung selama > 24 jam, yang
disebabkan gangguan suplay darah ke otak.

 85% stroke adalah stroke iskemik


 15% stroke termasuk stroke hemoragik
 17% kejadian stroke terjadi pada pasien rawat inap
 50 – 60% pasien rawat inap yang mengalami stroke adalah
pasien dengan kasus cardiovascular dan pasca
pembedahan
Patofisiologi
Two types of Stroke:
1. Ischemic stroke / stroke iskemik
a. Trombotic stroke
b. embolic stroke

2. Hemorrhagic stroke / stroke perdarahan


a. Perdarahan Subarachnoid
b. perdarahan intra cerebral
Patofisiologi Stroke Hemoragik

Penyebab utama stroke hemoragik adalah hipertensi


 Aneurisma merupakan penyebab tersering perdarahan
subarachnoid
 Hematoma yang terbentuk akan menekan struktur
disekitarnya dan
menyebabkan kerusakan dan iskemik lokal
 Hematoma atau akumulasi darah didalam rongga kranial
akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial >>
herniasi otak >> kematian
Tanda herniasi Otak

Cushing triad > merupakan tanda terjadinya herniasi otak


1. Hypertension
2. Bradycardia
3. Irregular breathing
Penatalaksanaan Stroke

Penatalaksanaan pasien dengan stroke terdiri dari 2 fase:


1. Hyperacute phase ( 3 jam pertama sampai 24 jam)
pada fase hiper akut, penatalaksanaan berfokus pada:
Identifikasi tanda dan gejala stroke, onset serta lokasi stroke
identifikasi penyebab stroke : apakah iskemik atau perdarahan
identifikasi pilihan terapi
2. Acute phase (24 – 72 jam post onset stroke )
pencegahan komplikasi stroke
persiapan discharge
Identifikasi Gejala Stroke

“Time is brain”
Identifikasi gejala stroke dengan tepat ddilakukan dengan
menggunakan validated stroke screen tools.

1. FAST
F: face >> can they smile? Does one side of the face drop?
A: Arm >>can the lift both arms or is one arm weak?
S: Speech >> is their speech slurred?
T: Time
Identifikasi Gejala Stroke
Clinical manifestations
Clinical manifestations

Manifestasi klinis yang muncul akan bergantung pada area


otak yang perfusinya terganggu
Manifestaasi paling umum: hemiparese, hemiplegia, afasia
dan disartia
Pasien dengan stroke hemoragik memiliki kecenderungan
untuk mengalami:
- penurunan tingkat kesadaran secara cepat
- muntah proyektil
- kaku kuduk
- sakit kepala hebat
Cerebral Arteri
Diagnostic Test

 A CT scan without contrast is the gold standard to exclude


cerebral hemorrhage
 The current ASA guidelines recommend that the CT scan
should be started within 25 minutes and interpreted within
45 minutes of the patient’s arrival in the ED.
 Electrocardiogram
CT scan: stroke perdarahan
CT scan: stroke iskemik
Laboratory test
• Blood glucose level
• Serum electrolytes
• Renal function tests
• Complete blood count with platelet count
• Cardiac markers
• PT, aPTT, INR
• Certain laboratory tests in selected patients

Unless the patient is suspected to of having coagulopathy or


thrombocytopenia,
the results of a non-contrast CT brain and blood glucose test are all that
needed to make a decision regarding thrombolytic therapy (ASA 2013)
Penatalaksanaan stroke
Stroke Iskemik
Penatalaksanaan stroke iskemik yang utama adalah
memulihkan suplay darah kearea otak yang tersumbat dengan
terapi reperfusi yaitu:
 Pemberian obat fibrinolitik secara intravena,
yaitu tissue plasminogen activator (rtPA) seperti alteplase
 rtPA hanya dapat diberikan 3 jam (maksimla 4,5 jam dengan
pertimbangan medis) dari sejak mulainya gejala stroke.
 Dosis ; 0,9 mg/ kg BB ( dosis maksimal 90 mg), 10 %
diberikan secara bolus intravena, sisanya diberikan dalam
waktu 1 jam dengan infus pump
 Efek samping yang utama dari terapi fibrinolitik adalah ICH
Kriteria inklusi untuk Pemberian terapi
fibrinolitik pada pasien stroke iskemik akut
• Clinical signs and symptoms consistent with
acute ischaemic stroke
• Onset of symptoms within 3 hours
• Age ≥ 18 years
Intervensi keperawatan pada pasien yang mendapatkan terapi trombolitik

 Monitoring complications of thrombolysis:


1. Intracranial haemorrhage
 A frequent observation of the patients’ neurological status:
every 15 minutes in the first 2 hours, every 30 minutes in the
next 6 hours and hourly for the next 24 hours.5
 Neurological observation should include a GCS score, vital
signs, pupil reactions and limb assessment.5
 An urgent CT brain should be performed if the patient’s GCS
score drops after or during treatment to exclude ICH.5
2. Angiodema
o Occurred in patients who were
taking an ACE-inhibitor and
subsequently given IV rtPA.
o It may cause life-threatening
asphyxia
o Treatment with corticosteroids
and antihistamines.

o Supplement oxygen
o Strict bed rest for 24 hours
o Elevating the head of the bed 30 degree
o Hold antiplatelet agents for 24 hours
o Avoid interventions: IM injection, urine catheter
insertion, arterial puncture for 24 hours
Penatalaksanaan stroke perdarahan terdiri dari:
1. Airway Support >> mempertahankan oksigenasi cerebral
2. Blood pressure control
3. Penatalaksanaan tekanan tinggi intracranial
4. Surgical intervention
1. Airway support
 Pasien dengan stroke perdarahan memiliki resiko tinggi
untuk terjadinya penurunan fungsi neurologis and
gangguan kardiovaskular pada 24 jam pertama >>>
perlu dirawat di ruang intensive care
 Pemasangan intubasi endotrakeal diindikasikan pada
pasien dengan GCS < 8
Penatalaksanaan Tekanan Tinggi Intrakranial

o Perawat memegang peranan penting dalam mengenali gejala


terjadinya peningkatan tekanan intracranial
o Monitor tekanan intracranial di ICU untuk mempertahankan cerebral
perfusion pressure > 70 mmHg.
o Posisikan kepala pasien lebih tinggi 15 - 30 derajat
o Kolaborasi Pemberian diuresis osmotic seperti mannitol, cairan
hipertonik
o Dosis Pemberian mannitol 20% adalah 0.25 – 1 gram/kg BB bolus
setiap 2 sampai 6 jam.
o Pemberian manitol dibatasi hanya sampai 48 – 72 jam
o Terapi hiperventilasi. Terapi hiperventilasi bertujuan untuk
menurunkan kadar PaCO2 ke nilai 30-35 mmHg. PaCO2 yang
rendah akan menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah otak
sehingga akan mengurangi aliran darah ke otak
Note:
 CBF : Cerebral blood flow : adalah jumlah aliran darah ke otak yang
dibutuhkan untuk aktivitas sel-sel otak
 CBF ditentukan oleh 2 faktor utama yaitu Cerebral perfusion
Pressure (CPP) dan tahanan dalam pembuluh darah otak (Cerebral
Vascular Resistant atau disingkat CVR)
 Cerebal perfusion pressure adalah tingginya tekanan darah yang
diperlukan untuk dapat mengalirkan darah ke seluruh bagian otak.
CPP yang tidak adequat akan menyebabkan iskemik sel-sel otak.
 CPP = MAP – ICP
 MAP = mean arterial pressure
 Cara menghitung MAP : {(2 x tekanan darah diastolik + tekanan
darah sistolik) / 3 }
 ICP normal = 5-15 mmHg
Algoritme Stroke
DAFTAR PUSTAKA

Qureshi, A., et al., (2016), “Intensive blood-pressure lowering in patients with


acute cerebral haemorrhage”, The New England Journal of Medicine, Vol.
375, no, 11, pp. 1033-1043. Retrieved from
https://search.proquest.com/docview/1819958769?accountid=25704
Aehlert, B. (2012). ACLS Study Guide. 4th ed. St. Louis: Elsevier.
Morton, PG., Fontaine, D., Hudak, CM & Gallo, BM. (2011). Keperawatan Kritis:
Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Efstathiou, et al., 2002, 'A new classification tool for clinical differentiation
between haemorrhagic and ischaemic stroke', Journal of Internal
Medicine, vol. 252, no. 2, pp. 121-129.
Parmet S, Glass TJ, Glass RM. Hemorrhagic Stroke. JAMA. 2004;292(15):1916.
doi:10.1001/jama.292.15.1916 28
THANKS!
Any questions?
You can find me at:
▪ Irarahmawati.polkesma@gmail.com

29

Anda mungkin juga menyukai