Anda di halaman 1dari 9

Patofisiologi Pingsan (Sinkop)

Pingsan (Sinkop) adalah kehilangan


kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya
beberapa detik atau menit, karena otak tidak
mendapatkan cukup oksigen pada bagian-
bagian otak yang merupakan bagian
kesadaran
Patofisiologi dari sinkop terdiri dari tiga tipe:
• Penurunan output jantung sekunder pada
penyakit jantung intrinsik atau terjadi penurunan
klinis volume darah yang signifikan.
• Penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan
atau venous return.
• Penyakit serebrovaskular klinis signifikan yang
mengarahkan pada penurunan perfusi serebral.
Sinkop kardiak

Cardiak output

Efusi
Aritmia Takikardi pericardium dan Kontraktilitas
tamponade

Pengisian
Heart rate Afterload
ventrikel

Sinkop
Pada sinkop metabolic penurunan O2 dan
nutrisi ke otak dapat terjadi pada keadaan
hipoksia yang berat akibat tromboembolus
paru yang besar dan anemia berat pada
keadaan perdarahan akut atau penyakit
hemolitik yang akut.
Aliran darah yang berkurang ke otak dapat
terjadi karena :
1. Jantung gagal untuk memompa darah,
2. Pembuluh-pembuluh darah tidak mempunyai
cukup kekuatan untuk mempertahankan
tekanan darah untuk memasok darah ke otak
3. Tidak ada cukup darah atau cairan di dalam
pembuluh-pembuluh darah,
4. Gabungan dari sebab-sebab yang lainnya.
Patofisiologi kejang
Kejang terjadi akibat lepas muatan
paroksismal yang berlebihan dari sebuah
focus kejang atau dari jaringan normal yang
terganggu akibat suatu keadaan patologik.
Aktifitas kejang sebagian bergantung pada
lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut.
lesi di otak tengah, thalamus, dan korteks
serebrum kemungkinan besar bersifat
epileptogenic, sedangkan lesi di serebellum
danbatang otak umumnya tidak memicu
kejang.
Ditingkat membrane sel, focus kejang memperlihatkan
beberapa fenomena biokimia, termasuk :

• Instabilitas membrane sel saraf, sel mudah


mengalami pengaktifan.
• Neuron-neuron hipersensitif dengan ambang
untuk melepaskan muatan menurun dan apabila
terpicu akan melepaskan muatan secara
berlebihan.
• Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan,
hipopolarisasi, atau selang waktu dalam
repolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan
asetilkolin atau defisiensi asam gama amino
butirat (GABA).
• Ketidakseimbangan ion yang mengubah
keseimbangan asam-basa atau elektrolit, yang
mengganggu homeostasis kimiawi neuron
sehingga terjadi kelainan pada depolarisasi
neuron. Gangguan keseimbangan ini
menyebabkan peningkatan berlebihan
neurotransmitter eksitatorik atau deplesi
neurotransmitter inhibitorik.

Anda mungkin juga menyukai