Anda di halaman 1dari 13

Kutu busuk (bedbug) dan

pengendaliannya

Review jurnal
1. BEDBUG (Cimex lectularius) INFESTATION AND ITS CONTROL
PRACTICES IN TWO SELECTED SETTLEMENTS IN ILORIN,
KWARA STATE, NIGERIA
2. the Basics of Cimex lectularius.
3. DIKLORO DIFENIL TRIKOLOETAN (DDT)

Oleh
Emil Riza Pratama
1808204010003

‹#›
Pendahuluan
 Kutu busuk (bedbug) tergolong ke dalam serangga penghisap darah yang
dalam bahasa lokal dikenal dengan nama tinggi (bahasa Jawa),
kepinding, tumbila (bahasa Sunda), atau bangsat. Adapun dalam bahasa
latin, jenis kutu busuk di Indonesia adalah Cimex hemipterus, Famili
Cimicidae, Ordo Hemiptera.
 Munculnya dan menyebarnya kembali permasalahan kutu busuk di
berbagai belahan dunia ini, seiring dengan era global yang memudahkan
manusia dan barang bergerak dari satu daerah atau negara ke daerah
atau negara lain

‹#›
Pendahuluan
 Meningkatnya mobilitas ini memungkinkan kutu busuk turut
terbawa bersama barang bawaan, koper, pakaian, tas, koper,
ransel, kardus, dan lainnya ke seluruh dunia. Ditemukannya
banyak kutu busuk di hotel, losmen, asrama-asrama mahasiswa,
apartemen, atau tempat-tempat orang datang dan pergi,
merupakan indikasi ini bahwa kutu busuk mungkin terbawa
bersama orang-orang tersebut. Kutu busuk dan telurnya bisa
terbawa bersama tas, koper, pakaian dan lainnya.

‹#›
Bentuk Tubuhnya
 Kutu busuk, tubuhnya berbentuk oval, gepeng
dorsoventral, berukuran 4-6 mm, dan berwarna coklat
kekuningan atau coklat gelap.
 Kepalanya mempunyai sepasang antena yang panjang,
mata majemuk yang menonjol di lateral, dan alat
mulut yang khas sebagai probosis yang dapat dilipat ke
belakang di bawah kepala dan toraks bila tidak
digunakan. Bila menghisap darah bagian mulut ini
menjulur ke depan.
 Bagian mulut digunakan untuk menusuk dan
menghisap. Labrumnya kecil dan tidak dapat
digerakkan. Labium membentuk suatu tabung yang
terdiri atas 4 ruas, dan mengandung stilet maksila dan
mandibula yang berguna untuk menusuk dan mengisap.

‹#›
Perilaku dan Daur Hidup
 Karena bentuk tubuhnya yang gepeng, kutu busuk ini mampu
merayap dan menyusup ke dalam celah yang sangat sempit. dan
orang akan segera mengenalinya karena baunya apabila kutu busuk
tersebut dipencet.
 Kutu busuk ini aktif mengisap darah manusia dan hewan di malam
hari. Tusukan bagian mulut kutu busuk ini sangat menyakitkan dan
menimbulkan kegatalan serta bentol-bentol yang cukup mengganggu.
 Setelah mengisap darah biasanya kutu busuk ini akan bersembunyi di
celah- celah tersebut selama beberapa hari, kemudian bertelur.
 Seekor betina mampu memproduksi sebanyak 150-200 butir telur
selama hidupnya, dengan frekwensi bertelur setiap harinya 3-4 butir.
 Lama hidup (longevity) dewasa panjang yaitu 6-12 bulan, dan ia
dapat bertahan hidup tanpa makan selama 4 bulan.

‹#›
Perilaku dan Daur Hidup

Kasur yang Tempat Berkembang Biak Kutu Busuk

‹#›
Perilaku dan Daur Hidup

‹#›
Pengendalian Kutu Busuk
1. Secara teknis
Bila ditemukan masalah kutu busuk sebelum dilakukan pemeriksaan
oleh ahli dan belum dilakukan upaya pengendalian, maka yang harus
dilakukan adalah :
 Bila terjadi di kamar hotel, rumah, asrama, jangan memindahkan barang
apapun dari kamar, bila hal ini dilakukan. kutu busuk akan mudah
menyebar ke tempat lain. Setelah pemeriksaan oleh ahli dilakukan,
semua seprei, gorden dan pakaian yang ada harus dikeluarkan (termasuk
tempat tidur, jangan memindahkan tempat tidur ke gudang, apalagi
memindahkan ke kamar lain, karena akan menyebarkan kutu busuk ke
tempat lain). Barang-barang tersebut harus diperiksa dengan teliti
sebelum dipindahkan ke tempat lain, terlebih dahulu dimasukkan ke
kantong plastik dan ditutup erat-erat.
 Dengan cara penjemuran, misalnya menjemur kursi, sofa, kasur dan lain-
lain.
 Menyedot serangga, pengobatan panas atau membungkus kasur.

‹#›
Pengendalian Kutu Busuk
2. Secara kimiawi :
 Menggunakan repellent, obat nyamuk bakar, insektisida, pestisida,
jaring nyamuk yang digunakan bersama dangan insektisida pyrethroid
sangat efektif dalam menangkis, dan membunuh kutu busuk dan
generator asap yang mengandung pyrethroid insektisida.
 Pengendalian dengan kimiawi ini perlu diulang (biasanya hanya
membunuh nimfa dan dewasa) sampai semua telur kutu busuk yang ada
menetas dan terkena insektisida dan mati. Tetapi pilihan penggunaan
pestisida untuk pengendalian amat terbatas, karena dari beberapa
penelitian yang dilaporkan menunjukkan banyak kutu busuk yang sudah
resisten (misalnya terhadap DDT, organofosfat dan karbamat).

‹#›
Pengendalian Kutu Busuk

3. Secara Biologi
 Dengan ditemukannya musuh-musuh alami kutu busuk, misalnya
kecoak, semut, laba – laba (terutama Thanatus flavidus), tungau
dan kelabang ataupun binatang yang dikenal dengan nama
Reduvius personatus dapat mengurangi populasi kutu busuk,
namun pengendalian biologis sangat tidak praktis untuk
menghilangkan kutu busuk di lingkungan tempat tinggal
manusia.

‹#›
Pengendalian Kutu Busuk

4. Fisika atau Mekanik


 Dengan menjaga kebersihan lingkungan, misalnya dengan
memelihara kebersihan tempat tinggal.
 Pengendalian kutu busuk sering memerlukan kombinasi
pendekatan pestisida dan non – pestisida. Hal ini karena
perlawanan terhadap pestisida telah meningkat secara
signifikan dari waktu ke waktu sehingga ada kekhawatiran efek
negatif terhadap kesehatan dari penggunaan pestisida.

‹#›
‹#›
TERIMAKASIH

‹#›

Anda mungkin juga menyukai