Anda di halaman 1dari 9

Islam dan

perkembangan
Teknologi
Etty Fatimah
Nadhifa Nur Hermansyah
Allyssa Kirana Dewantari
Proses perkembangan teknologi di dunia, muncul
ilmuwan-ilmuwan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
yang membantu kemajuan perkembangan teknologi di dunia
khususnya dalam Islam, seperti : Abu Ali al-Hasan ibnu
al-Hasan ibnu al-Haytham atau Ibnu Al-Haytham, seorang
ilmuwan Muslim yang dikenal di Barat dalam bentuk
Latinised dari nama pertamanya, awalnya "Alhacen" dan
kemudian "Alhazen".

Beliau merupakan seorang pemikir ilmiah perintis yang


membuat penting kontribusi untuk pemahaman visi,
optik, dan cahaya. Metodologi investigasinya,
khususnya menggunakan eksperimen untuk memverifikasi
teori, menunjukkan kemiripan tertentu dengan apa yang
kemudian dikenal sebagai metode ilmiah modern.

2
Mengenai hakekat teknologi dalam Surat Luqman (31:20):

"Tiadakah kamu perhatikan, bahwa Allah menundukan untukmu. Apa-apa yang


di langit dan apa-apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-
nikmat-Nya yang dzahir dan yang batin...." (QS. Luqman: 31;20).

Maksudnya, dalam Surat Luqman bahwa alam ditundukkan Allah


pada manusia, bukan manusia yang menundukkannya melalui
teknologi seperti dalam kepercayaan Barat sekuler mengenai teknologi.
Teknologi, pada hakekatnya adalah bagian dari penyempurnaan
nikmat-nikmat Allah pada manusia baik yaitu yang eksternal.

Sedangkan nikmat yang internal berupa kepuasan batiniah karena


manusia telah menyempurnakan tugasnya sebagai khalifah yang
memakmurkan bumi dan beribadah kepada Allah sebagai abdi-
Nya. 'Abid dan khalif adalah dua peran mendasar manusia sebagai
makhluk pilihanNya.
3
Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan muslim ini juga telah melahirkan teknik-teknik
sublimasi, kristalisasi, dan distilasi. Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban islam mampu
membidani kelahiran sederet industri penting bagu umat manusia, seperti industri farmasi, tekstil,
perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman, perhiasan hingga militer.

Kontribusi besar para kimiawan muslim pada era kejayaannya itu pun diakui oleh
para ilmuan dan sejarawan Barat bahwa dasar ilmu kimia modern memang
diletakkan okeh para kimiawan muslim.

Dalam bukunya, The Story of Civilization IV: The Age of Faith, Will Durrant
dengan tegas mengatakan bahwa para kimiawan muslin di zaman kekhalifahan
yang meletakan fondasi ilmu kimia modern#. Ilmuan berkebangsaan Jerman di
abad ke 18M ini juga menyatakan bahwa kimia merupakan ilmu yang hampir
seluruhnya diciptakan oleh peradaban Islam.

Peradaban Islam telah memperkenalkan observasi yang tepat,


eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen
yang begitu teliti
Di antara industri berbasis kimia yang dilahirkan peradaban Islam adalah sbb:

1.

“Teknologi Pembuatan Gelas

Pada dasarnya, industri gelas telah dikembangkan oleh peradaban Mesir,


Mesopotamia, dan Syria. Salah satu ilmuan muslim yang berjasa dan berkontribusi
besar terhadap perkembangan industri gelas adalah Abbas bin Firnas. Salah satu
penemuannya yang amat penting adalah pembuatan kaca silika dan kaca murni tak
berwarna#. Ia juga dikenal sebagai ilmuan pertama yang memproduksi kaca dari
pasir dan batu-batuan.

Ibnu Firnas menjelaskan tak kutang dari 58 rumus orisinil untuk


memproduksi gelas atau kaca berwarna. Selain itu, ilmuan muslim
yang juga memiliki jasa dan kontribusi dalam perkembangan
teknologi pembuatan kaca dan gelas adalah Jabir bin Hayyan
yang memaparkan sebanyak 12 rumus pembuatan kaca atau gelas.

5
2. Teknologi Pembuatan Sabun

Sejak abad ke 7, umat islam telah menerapkan pola hidup higienis#. Dalam buku
Technology Transfer in the Chemical Industries, Ahmad Y. al-Hassan mengatakan bahwa kota-
kota islam, seperti Nablus (Palestina), Kufah (Irak), dan Basrah (Irak) telah menjadi sentra
industri pembuatan sabun. Para kimiawan muslim menggunakan minyak sayuran,
seperti minyak zaitun dan minyak aroma dalam pembuatan sabun.
Sabun yang dibuat para ilmuan muslim sudah menggunakan
pewarna dan pewangi. Selain itu ada sabun cair dan sabun
batangan. Bahkan sudah tercipta sabun khusus
untuk mencukur kumis dan jenggot. Pada 981 M,
harga sabun berkisar antara tiga dirham (koin perak)
atau setara 0,3 dinar (koin emas). Salah satu ilmuan
muslim yang berjasa dalam teknologi pembuatan
6 sabun adalah Ar-Razi.#
Ilmu Fisika dalam Islam dan Kontribusinya bagi Dunia

Bagi umat islam, al-Quran adalah sumber semua ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah swt. Isyarat-
isyarat tentang ilmu fisika juga telah disampaikan dalam al-Quran, salah satunya pada QS. Al-
Baqarah:164. Ayat tersebut mendorong manusia agar mempelajari fenomena fisik alam ini. Hal itu
menunjukkan kepada manusia bahwa materi tidak harus dipandang rendah atau disepelekan, karena
materi memiliki tanda yang dapat membawa manusia lebih dekat kepada Allah Swt. Dengan cara ini,
al-Quran menolong manusia untuk lebih dekat kepada-Nya melalui observasi dan refleksi tentang
dunia material, teori, dan fenomenanya.

QS. Ar-Rahman:19-20 juga telah menjelaskan tentang gaya fisika yang menyebabkan sifat lautan yang
saling bertemu, tetapi keduanya tidak bercampur satu sama lain.

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian


bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.“

7
Bidang optik
Pada QS. An-Nur:35 telah mendorong para ilmuwan muslim untuk melakukan kajian dan
penelitian terhadap berbagai aspek cahaya, termasuk aspek optik, spektrum, refleksi, dan
refraksinya, serta menjadi inspirasi lebih dalam mempelajari fenomena fisik dan menemukan
kebesaran dan keagungan Tuhan.

Ilmuwan islam dengan cepat mengembangkan ilmu optik, mereka menjadi peletak
dasar ilmu optik modern. Al-Kindi, misalnya, mampu menghasilkan pemahaman baru
tentang refleksi cahaya dan prinsip-prinsip visual. Hasil pemikiran Al-Kindi itu
kemudian menjadi hukum perspektif pada zaman Renaissance Eropa.

Selain itu ada Ibnu al-Haitham, ia membuat karya besar yaitu teropong
dan kamera obscora (kamar gelap), ialah yang membuat prinsip-prinsip
dasar pembuatan kamera, baru setelah itu dunia Barat yang
memomulerkannya.
8
Bidang Gerak
Di antara ilmuwan muslim yang melakukan kajian terhadap masalah ini adalah Ibnu Bajjah di Spanyol,
ia telah mempelajari gerak proyeksi menurut aturan kuantitatif dan menerapkan rumus matematika
untuk mempelajari gerak. Ibnu Bajjah menjelaskan bahwa kecepatan adalah sama dengan gaya gerak
dikurangi resistensi materi. Karyanya banyak memengaruhi fisikawan Barat Abad Pertengahan, seperti
Galileo Galilei, karena itu tidak mengherankan jika hukum kecepatan yang dikemukakan oleh Galilei
sangat mirip dengan yang dipaparkan oleh Ibnu Bajjah.

Selain itu, ilmuwan muslim lain yang memiliki kontribusi besar terhadap
perkembangan ilmu mekanika adalah Al-Jazari. Atas kontribusi
besarnya, ia mendapatkan julukan sebagai “Bapak Engineering
Modern” berkat temuan-temuannya yang banyak memengaruhi
rancangan mesin-mesin modern saat ini. karya monumentalnya
adalah mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan
mesin yang di kemudian hari dikenal sebagai mesin robot.
9

Anda mungkin juga menyukai