Semhas
Semhas
Rinda Nugrahini
1410015050
Latar Belakang
• Penyakit ginjal kronik adalah proses patofiologis dengan
etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal yang progesif dan pada umumnya berakhir dengan
gagal ginjal yang di tandai dengan penurunan fungsi
ginjal yang menetap. Penyakit ginjal kronik didapatkan
ketika laju filtrasi glomerulus (LGF) <60 ml/menit/1,73
𝑚2 luas permukaan tubuh selama ≥ 3 bulan (Stevens &
Levin, 2013).
Lanjutan…
Pemeriksaan Fungsi
Gejala Klinis Ginjal:
-Kadar Ureaum
-Kadar Kreatinin
Pemeriksaan Penunjang
Didapatkan penurunan LFG dan atau
kerusakan ginjal ≥ 3 bulan Pemeriksaan Darah
Lengkap
Diagnosis
Penyakit Ginjal Kronik Pemeriksaan
Sesuai dengan stadium Radiologi
Hemodialisis
Kerangka Konsep
Diabetes Melitus
-Non diabetes mellitus (Penyakit Glomerular,
Penyakit vascular, Penyakit tubulointerstisial,
Penyakit kistik)
Penyakit Ginjal Diabetik
Pemeriksaan Fungsi
Ginjal:
Penyakit Ginjal Kronik -Kadar Ureum
-Kadar Kreatinin
Hemodialisis
Pemeriksaan Darah
-Kadar Hemoglobin
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Hipotesis
• Terdapat perbedaan kadar ureum pada pasien penyakit ginjal
kronik dengan atau tanpa diabetes melitus yang menjalani
hemodialisis di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Februari 2018
• Populasi Penelitian
• Semua pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisis di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
• Sampel Penelitian
• Semua pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisis di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
saat penelitian ini dilakukan dan memenuhi kriteria sampel
penelitian.
• Kriteria Sampel
• Kriteria Inklusi
1. Pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 yang menjalani terapi
hemodialisis dan telah dilakukan pemeriksaan kadar ureum,
kreatinin dan hemoglobin di RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada
minggu pertama di bulan saat di lakukuan penelitian yang tercatat
dalam rekam medis.
2. Pasien yang bersedia menjadi subjek penelitian untuk dilakukan
pemeriksaan IMT ( indeks masa tubuh).
3. Berusia > 18 tahun.
• Kriteria Eksklusi
1. Pasien penyakit ginjal kronik yang baru pertama menjalani terapi
hemodialisis pada saat di lakukan penelitian.
2. Pasien yang telah diberikan terapi transfusi darah 90 hari terakhir
dari bulan saat dilakukan penelitian.
3. Pasien dengan keganasan saluran cerna
• Variabel Penelitian
• Variabel Bebas
1. Pasien penyakit ginjal kronik dengan diabetes melitus.
2. Pasien penyakit ginjal kronik dengan non diabetes
(Penyakit Glomerular, Penyakit vascular, Penyakit
tubulointerstisial, Penyakit kistik).
• Variabel Terikat
1. Kadar ureum
2. Kadar kreatinin
3. Kadar hemoglobin
• Cara Pengumpulan Data
• Cara pengumpulan data dalam penelitian menggunakan data
primer yang diperoleh dari pengukuran berat badan dan tinggi
badan pada pasien serta data sekunder yang diperoleh dari rekam
medik pasien di bagian Hemodialisis dan Poli Penyakit Dalam
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda..
• Intrumen Penelitian
1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian:
2. Rekam medis pasien di bagian Hemodialisis dan Poli Penyakit
Dalam RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
3. Microtoise stature meter untuk mengukur tinggi badan.
4. Timbangan berat badan digital untuk mengukur berat badan.
Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
IV
I
Revisi dan Pengajuan Permohonan Izin
II
Penelitian di Komisi Etik FK Unmul
Februari
III
IV Pengambilan dan Pengelolaan Data
I
2018
II
Maret
III
IV
Penyusunan Skripsi
I
II
III
April
IV
Seminar Hasil Penelitian dan Ujian Skripsi
I
Revisi Skripsi, Pencetakan dan Penyerahan
Mei
II Hardcopy Skripsi
Hasil Penelitian
Hasil Univariat
No. Karakteristik Pasien Diabetes Melitus Non Diabetes Melitus
Jumlah % Jumlah %
1. Usia Pasien
2. Jenis Kelamin
Kadar Ureum
Rerata ± SD 168,3 ± 57,9 171,5 ± 43,4 0,785
(mg/dl)
Kadar Kreatinin
Rerata ± SD 13,4 ± 4,5 14,3 ± 4,9 0,420
(mg/dl)
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Novalia (2009) di RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda didapatkan pasien PGK yang menjalani
hemodialisis berada di kelompok 50 – 65 tahun sebanyak 51%.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suryawan, Arjani, &
Sudarmanto (2016) di RSUD Sanjiwani Gianyar dan penelitian yang
dilakukan Ibrahim, Suryani, & Ismail (2016) di RS PKU Muhammadiyah
yang didapatkan seluruh pasien PGK yang menjalani hemodialisis
mengalami peningkatan kadar ureum di atas normal.
• Peningkatan konsentrasi zat tersebut dapat disebabkan
konsumsi sumber protein tinggi seperti telur, susu, daging
serta olahan kacang-kacangan seperti olahan tempe dan tahu.
Dapat pula disebabkan karena penurunan perfusi ginjal seperti
pada kekurangan cairan dan keadaan anti diuresis (Lydia &
Nugroho, 2015).
penelitian yang dilakukan oleh Anita (2015) dilakukan uji beda dengan
independent t-test p = 0,168 (p > 0,05). Dilakukan oleh Hidayati (2009)
didapatkan hasil uji beda dengan independent t-test p > 0,05
• Proses hemodialisis dapat menyebabkan kehilangan zat besi
3–5 gr/tahun.