Anda di halaman 1dari 16

PENINGKATAN KESELAMATAN

PASIEN DAN MENCIPTAKAN


BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT
Anggota kelompok

 Ade Tri W  Mujib Sugiarto


 Amelia Damayanti  Novitasari
 Anisa Octanela A  Pambajeng Wahyu W
 Cheni Aisyah F  Ratna Mujiatun
 Elsa Widiani
 Rizka Fauzia
 Evita Aprioningsih
 Suryani Amelia
 Febri Panji
 Hardi Fauzul F
 Vania Sekar S
 Intan Kusuma W  Yuliana Dewi S
 Lutviah Silviati  Zulfa Amalia W
Definisi Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien adalah bentuk layanan
yang diberikan oleh suatu rumah sakit yang
mengacu pada pencegahan insiden dan
keamanan tindakan, guna meningkatkan mutu
pelayanan.
Sasaran Keselamatan Pasien
Sasaran keselamatan pasien menurut WHO
(Permenkes RI, 2011) ada enam yang meliputi:
1. Melakukan identifikasi pasien secara tepat,
2. Meningkatkankomunikasi yang efektif,
3. Meningkatkan keamanan penggunaan obat
yangmembutuhkan perhatian atau yang perlu
diwaspadai,
4. Mengurangi risiko salahlokasi, salah pasien, dan
prosedur tindakan operasi,
5. Mengurangi risiko infeksinosokomial,
6. Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh
Macam Kejadian Keselamatan Pasien
Menurut Cahyono (2008) dan Permenkes RI
(2011) yaitu:
• Kejadian potensial cedera (KPC)
• Kejadian nyaris cidera (KNC)
• Kejadian tidak cedera (KTC)
• Kejadian tidak diharapkan (KTD)
• Kejadian sentinel
Tujuh langkah keselamatan pasien
rumah sakit
• Membangunbudaya keselamatan pasien,
• Pimpinan dan dukungan terhadap staf,
• Integrasiaktivitas manajemen risiko.
• Membangun sistem pelaporan,
• Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
dan publik,
• Belajar dan berbagi pengalaman
tentangkeselamatan pasien, dan
• Implementasi solusi untuk mencegah kerugian
(Cahyono,2008).
Definisi Budaya Keselamatan Pasien
Budaya keselamatan pasien merupakan
kesadaran konstan dan potensi aktif oleh staf
sebuah organisasi dalam mengenali sesuatu
yang tampak tidak beres. Staf dan organisasi
yang mampu mengakui kesalahan, belajar dari
kesalahan, dan mau mengambil tindakan
untuk mengadakan perbaikan dikatakan sudah
melaksanakan budaya keselamatan (NHS,
2013).
Dimensi Budaya Keselamatan Pasien
• Budaya keterbukaan (open culture)
• Budaya pelaporan (reporting culture)
• Budaya keadilan (just culture)
• Budaya pembelajaran (learning culture)
Penerapan Budaya Keselamatan
Pasien oleh Perawat Pelaksana
Penerapan budaya keselamatan pasien oleh
perawat pelaksana adalah tindakan yang
dilakukan oleh perawat pelaksana yang
mencerminkan dimensi budaya keselamatan
pasien yaitu keterbukaan dan melaporkan ketika
terjadi insiden keselamatan pasien, keadilan
antar perawat ketika terjadi insiden keselamatan
pasien, serta pembelajaran terhadap suatu
kesalahan atau insiden keselamatan pasien (KBBI,
2013; NPSA, 2004; Reiling, 2006)
Manfaat Penerapan Budaya
Keselamatan Pasien
• Membuat organisasi kesehatan lebih tahu jika ada
kesalahan yang akan terjadi atau jika kesalahan terjadi.
• Kesadaran akan keselamatan pasien, yaitu bekerja
untuk mencegah error dan melaporkan jika ada
kesalahan.
• Berkurangnya perawat yang merasa tertekan, bersalah,
malu karena kesalahan yang telah diperbuat.
• Mengurangi biaya yang diakibatkan oleh kesalahan dan
penambahan terapi.
• Mengurangi sumber daya yang dibutuhkan untuk
mengatasi keluhan pasien.
Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Budaya
Keselamatan
Pasien oleh Perawat Pelaksana

• Manajemen dan kepemimpinan (leadership)


• Faktor kepegawaian (staffing)
• Lingkungan fisik dan akreditasi rumah sakit
• Karakteristik perawat pelaksana
Membangun budaya keselamatan pasien di RS
dilakukan dengan prosedur
• Seluruh personel RS memiliki kesadaran yang
konstan dan aktif tentang hal yang potensial
menimbulkan kesalahan.
• Baik staf maupun organisasi RS mampu
membicarakan kesalahan, belajar dari kesalahan
tersebut dan mengambil tindakan perbaikan.
• Bersikap terbuka dan adil / jujur dalam
membagi informasi secara terbuka dan bebas,
dan penanganan adil bagi staf bila insiden terjadi.
Lanjutan....
• Penjelasan/pemahaman tentang aktivitas organisasi RS
yang bersifat resiko tinggi dan rentan kesalahan.
• Lingkungan yang bebas menyalahkan, sehingga orang
dapat melapor kesalahan tanpa penghukuman.
• Komunikasi antar staf dan tingkatan harus sering
terjadi dan tulus.
• Terdapat keterbukaan tentang kesalahan dan
masalah bila terjadi pelaporan.
• Seluruh staf harus tahu apa yang harus dilakukan
bila menemui insiden: mencatat, melapor, dianalisis,
memperoleh feed back, belajar dan mencegah
pengulangan.
Kegiatan yang dilakukan di rumah sakit kami
dalam membangun budaya keselamatan pasien
• Melakukan diklat berkelanjutan mengenai patient
safety kepada para karyawan lama.
• Memberlakukan motto rumah sakit
“Mengutamakan mutu dalam pelayanan dan
keselamatan pasien”.
• Melakukan diklat patient safety pada perawat
dan karyawan yang baru masuk.
• Manajemen melakukan ronde keselamatan
pasien setiap hari selama 30 menit sampai
dengan 1 jam.
Lanjutan....
• Memberlakukan pemberian penghargaan kepada
karyawan yang melaporkan KPC.
• Melakukan pembahasan insiden keselamatan pasien
yang terjadi.
• Setiap pagi melakukan morning report yang
melaporkan juga kasus insiden keselamatan pasien.
• Mengundang ahli patient safety ke rumah sakit untuk
melakukan seminar atau diklat terkait patient safety
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai