Anda di halaman 1dari 14

PENGUKURAN KESEHATAN

Definisi indikator
· Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam
mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara
langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981).

“variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi


keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya
pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
dari waktu ke waktu” (Buku Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota -
Kepmenkes RI 2004).
WHO mengemukakan beberapa indikator kesehatan
yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat :
indikator komprehensif dan
indikator spesifik.
indikator kesehatan yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan

Indonesia Sehat 2010 dari Depkes RI tahun 2003 mengemukakan


indikator kesehatan yang terdiri dari 3 macam,
yaitu indikator derajat kesehatan
indikator hasil antara,
dan indikator proses dan masukan.
Indikator kesehatan yang berhubungan dengan
status kesehatan masyarakat :

indikator komprehensif terdiri dari angka


kematian kasar menurun, rasio angka mortalitas
proporsional rendah, umur harapan hidup
meningkat,

indikator spesifik terdiri dari angka kematian ibu


dan anak menurun, angka kematian karena
penyakit menular menurun, angka kelahiran
menurun.
indikator kesehatan yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan:

yaitu rasio antara pelayanan kesehatan dan


jumlah penduduk seimbang, distribusi tenaga
kesehatan merata, informasi lengkap tentang
fasilitas kesehatan, informasi tentang sarana
pelayanan di rumah sakit, puskesmas, dan lain-
lain.
KARAKTERISTIK INDIKATOR

1. Valid yang berarti bahwa indikator benar-benar dapat


dipakai sebagai pengukur atas sesuatu yang akan diukur.
2. Reliable yang berarti bahwa indikator mampu
menunjukkan hasil yang sama walaupun dalam waktu
yang berbeda, dan dihitung oleh orang yang berbeda
pula.
3. Sensitive yang berarti bahwa indikator cukup peka dan
tepat sebagai pengukur sehingga jumlahnya tidak perlu
banyak.
4. Specific yang berarti bahwa indikator mampu
memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas.
5. Relevant yang berarti bahwa indikator sesuai dengan
aspek kegiatan yang diukur.
INDIKATOR KESEHATAN
A. DERAJAT KESEHATAN
I. MORTALITAS:
1. Angka Kematian Bayi per-1.000
Kelahiran Hidup.
2. Angka Kematian Balita per-1.000
Kelahiran Hidup.
3. Angka Kematian Ibu Melahirkan per-
100.000 Kelahiran Hidup.
4. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir
II. MORBIDITAS:

1. Angka Kesakitan Malaria per-1.000Penduduk


2. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+
3. Prevalensi HIV (Persentase Kasus
Terhadap Penduduk Berisiko)
4. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP)
Pada Anak Usia <15 Tahun per-100.000 Anak
5. Angka Kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD) per-100.000 Penduduk
III. STATUS GIZI:

1. Persentase Balita Dengan Gizi Buruk


2. Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi
B. HASIL ANTARA
Indikator hasil antara dan target yang hendak
dicapai

I. KEADAAN LINGKUNGAN:
1. Persentase Rumah Sehat
2. Persentase Tempat-tempat Umum Sehat
II. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT:

1. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat


2. Persentase Posyandu Purnama & Mandiri

III. AKSES & MUTU PELAYANAN KESEHATAN:

1. Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan Puskesmas


2. Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan Rumah Sakit
3. Persentase Sarana Kesehatan Dengan
Kemampuan Laboratorium Kesehatan
4. Persentase Rumah Sakit Yang
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar
5. Persentase Obat Generik Berlogo Dalam
Persediaan Obat
C. PROSES DAN MASUKAN
I. PELAYANAN KESEHATAN:

1. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


2. Persentase Desa Yang Mencapai “Universal
Child Immunization” (UCI)
3. Persentase Desa Terkena Kejadian Luar Biasa
(KLB) Yang Ditangani <24 jam
4. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe
5. Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif
6. Persentase Murid Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
Yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut
7. Persentase Pekerja Yang Mendapat Pelayanan
Kesehatan Kerja
8. Persentase Keluarga Miskin Yang Mendapat Pelayanan Kes.
II. SUMBER DAYA KESEHATAN:

1. Rasio Dokter Per-100.000 Penduduk


2. Rasio Dokter Spesialis Per-100.000 Penduduk
3. Rasio Dokter Keluarga 1.000 Keluarga
4. Rasio Dokter Gigi Per-100.000 Penduduk
5. Rasio Apoteker Per-100.000 Penduduk
6. Rasio Bidan Per-100.000 Penduduk
7. Rasio Perawat Per-100.000 Penduduk
8. Rasio Ahli Gizi Per-100.000 Penduduk
9. Rasio Ahli Sanitasi Per-100.000 Pddk.
10. Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat Per-100.000 Penduduk
11. Persentase Penduduk Yang Menjadi Peserta Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan
12. Rata-rata Persentase Anggaran Kesehatan Dalam APBD
Kabupaten/ Kota
13. Alokasi Anggaran Kesehatan Pemerintah per-Kapita per-tahun (ribuan
III. MANAJEMEN KESEHATAN:
1. Persentase Kabupaten/Kota
Yang Mempunyai Dokumen Sistem Kesehatan
2. Persentase Kabupaten/Kota yg
memiliki “contingency plan”
Untuk Masalah Kesehatan Akibat Bencana
3. Persentase Kabupaten/Kota
Yang Membuat Profil Kesehatan
4. Persentase Provinsi Yang
Melaksanakan Surkesda.
5. Persentase Provinsi
Yang Mempunyai “Provincial Health Account”
IV. KONTRIBUSI SEKTOR TERKAIT:

1. Persentase Keluarga Yang Memiliki


Akses Terhadap Air Bersih
2. Persentase Pasangan Usia Subur Yang
Menjadi Akseptor Keluarga Berencana
3. Angka Kecelakaan Lalu-lintas
per-100.000 penduduk
4. Persentase Penduduk Yang Melek Huruf

Anda mungkin juga menyukai