Anda di halaman 1dari 23

Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air

besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari


3 kali pada anak dengan konsistensi feses
encer, dapat berwarna hijau atau dapat
bercampur lendir dan darah
1. Diare cair akut,
 Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari
(umumnya kurang dari 7 hari)
 Pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering
dan tanpa darah, mungkin disertai muntah dan
panas.
 Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan
dehidrasi merupakan penyebab utama kematian
bagi penderita diare.
2. Disentri,
 Diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir
dalam tinjanya.
 Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat
badan dengan cepat, kerusakan mukosa usus karena
bakteri invasif.
3. Diare persisten
 Diare yang mula-mula bersifat akut namun
berlangsung lebih dari 14 hari.
 Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair
atau disentri.
 Akibat diare persisten adalah penurunan berat
badan dan gangguan metabolisme.
4. Diare dengan masalah lain.
 Anak yang menderita diare (diare akut dan
persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit
lain seperti demam, gangguan gizi, atau penyakit
lainnya.
 Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan
baku diare dan tergantung juga pada penyakit yang
menyertainya.
ETIOLOGI
penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor
yaitu
1. Faktor infeksi
 Infeksi enteral : infeksi bakteri, infeksi virus,
infeksi parasit, protozoa, jamur
 Infeksi parenteral : infeksi diluar alat pencernaan
makanan seperti otitis media akut (OMA)
tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia,
ensefalitis
2. Faktor malabsorpsi
 Malabsorpsi karbohidrat :
1. Disakarida : intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa.
2. Monosakarida : intoleransi glukosa, fruktosa, dan
galaktosa.
 Malabsorpsi lemak
 Malabsorpsi protein

3. Faktor makanan
Makanan yang menyebabkan diare adalah
makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu
banyak lemak, mentah (misal, sayuran), dan kurang
matang.
Mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya diare:
1.Gangguan osmotik
Makanan/zat yang tidak dapat diserap 
tekanan osmotik dalam rongga usus  
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus.
Isi rongga usus yang berlebihan 
merangsang usus untuk mengeluarkannya 
diare osmotik
Patogenesis
2. Gangguan sekresi
Rangsangan tertentu (toksin) pada dinding
usus  peningkatan sekresi air dan
elektrolit ke dalam rongga usus  diare
sekretorik timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik  berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap
makanan  diare.
Bila peristaltik usus menurun  bakteri
tumbuh berlebihan  diare
Masuknya jasad renik yang masih hidup
kedalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung

Jasad renik tersebut berkembang biak
(multiplikasi) di dalam usus halus

Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin
diaregenik)


Diare akut

Bila diare melanjut sampai
2 minggu/lebih, kehilangan BB atau tidak
bertambah selama masa tersebut

Diare kronik

Bila diarenya menetap dalam 2 minggu/lebih
dan disertai gangguan pertumbuhan

Melanjutnya Perbaikan
Kerusakan Mukosa
Mukosa Diare persisten yang
terlambat
 Cengeng, gelisah, suhu tubuh 
 Nafsu makan biasanya tidak ada
 timbul diare
 Tinja cair mungkin disertai lendir dan atau
darah
 Warna tinja  kehijau-hijauan
(tercampur empedu)
 Anus dan daerah sekitarnya lecet
(sering defekasi)
Manifestasi Klinik
 Muntah (sebelum/sesudah diare) 
lambung meradang atau
ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit
 Kehilangan banyak cairan dan elektrolit 
dehidrasi (berat badan , turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun besar
cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta
kulit tampak kering)
 Dehidrasi (Ringan, sedang, berat, hipotonik,
isotonik atau hipertonik)
 Renjatan hipovolemik
 Hipokalemia (meteorismus, hipotoni,
bradikardia, perubahan EKG)
 Hipoglikemia
 Intoleransi laktosa sekunder  defisiensi
enzim laktase
 Kejang
 MEP
1. Jenis Cairan
 Cairan rehidrasi oral
○ Formula lengkap, mengandung NaCl,
NaHCO3, KCl, dan Glukosa
○ Formula sederhana, hanya mengandung NaCl
dan sukrosa atau karbohidrat lain.
 Cairan parenteral
2. Jalan pemberian cairan
 Peroral untuk dehidrasi
ringan, sedang dan tanpa
dehidrasi dan bila anak mau
minum serta kesadaran baik.
 Intragastrik untuk dehidrasi
ringan, sedang atau tanpa
dehidrasi, tetapi anak tidak
mau minum, atau kesadaran
menurun.
 Intravena untuk dehidrasi
berat.
3. Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada
berat badan dan usia anak

Anda mungkin juga menyukai