Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tahapan Western
Blotting
Prosedur Kerja
Contoh kasus/penyakit
yang di identifikasi
Pengertian Western Blotting
Western Blotting adalah istilah yang dipakai untuk
proses transfer dan imunodeteksi protein pada gel yang
bertujuan untuk : (1) mengetahui keberadaan dan berat
molekul protein sampel dalam suatu campuran, (2)
membandingkan reaksi silang antar protein, (3)
mempelajari modifikasi protein selama sintesis. Dengan
cara ini, protein dalam hitungan nanogram dapat
terdeteksi. (Fatchiyah, dkk 2011).
Pengertian Western Blotting
Western Blotting (WB) merupakan suatu teknik untuk menandai suatu
protein pada membran nitroselulosa, nilon, atau membran transfer lain
setelah protein tersebut terpisahkan melalui elektroforesis. Protein
tersebut kemudian dapat dideteksi melalui metode autoradiografi,
pelabelan dengan senyawa-senyawa fluoresen, pelabelan dengan 125I,
pelabelan dengan antibodi terikat protein, lektin atau gen pengikat
spesifik lainnya. Western blot digunakan secara luas untuk menentukan
ukuran antigen dan antibodi yang diketahui, serta untuk diidentifikasi.
Teknik ini memiliki beberapa keuntungan seperti :
1. Teknik ini mampu mendeteksi protein dengan sensitivitas tinggi
karena protein dipekatkan dalam volume kecil.
2. Waktu yang dibutuhkan efisien.
3. Reagens yang digunakan lebih ekonomis. (Attwood et al., 2006)
Bahan
Education
Plan Bahan mikrobiologi : Saccharomyces cerevisiae, S6 killer sensitive strain, wild
type. Bahan-bahan kimia pro-analisa (p.a) yang biasa digunakan dalam penelitian
rekayasa genetic seperti media YEPD (1%yeast extract, 2%bacto peptone dan 2%
ciocalteu 1N, Tris-Cl pH 8.8 dan 6.8, SDS 10%, APS 10%, TEMED(N,N,N’,N’,-
ELISA 3
2
Fungsi dari
Alat & Bahan
Alat & Bahan
4 Prosedur Kerja
Kasus/penyakit
yang di identifikasi
Pengertian ELISA
(Enzim-linked immunosorbent assay)
Enzim-linked immunosorbent assay (ELISA) atau dalam Bahasa indonesianya
disebut sebagai uji penentuan kadar imunosorben taut-enzim, merupakan
teknik pengujian serologi yang didasarkan pada prinsip interaksi antara
antibodi dan antigen. Pada awalnya, teknik ELISA hanya digunakan dalam
bidang imunologi untuk mendeteksi keberadaan antigen maupun antibodi
dalam suatu sampel seperti dalam pendeteksian antibodi IgM, IgG, & IgA
pada saat terjadi infeksi (pada tubuh manusia khususnya). Namun seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik ELISA juga diaplikasikan
dalam bentuk lain termasuk menganalisis kadar hormon yang terdapat dalam
suatu organisme.
Fungsi ELISA
Secara singkat dapat dikatakan bahwa teknologi ELISA yang digunakan untuk
asai hormon dalam cairan tubuh adalah system competitive enzyme
immunoassay yang analog dengan teknik RIA. Antigen yang berlabel dan
antigen yang tidak berlabel saling bersaing untuk berikatan
dengan tapak pengikatan antibody yang terdapat dalam jumlah terbatas.
Saturasi antibodi terjadi secara simultan bila semua reaktan diinkubasikan
bersama-sama. Contoh reaksi seperti ini adalahELISA untuk mengukur
progesteron, estradiol, dan kortisol. Pengukuran hormonkortisol dalam saliva
menggunakan teknik ELISA dapat mengetahui tingkat stresyang di alami oleh
organisme (Haussmann et al., 2007).
Keuntungan ELISA
ELISA (Enzim-linked immunosorbent assay) atau penetapan kadar imunosorben taut-
enzim merupakan uji serologi yang umum digunakan
diberbagai laboratorium imunologi. Uji ini memiliki beberapa keunggulan seperti teknik
pengerjaan yang relatif sederhana, ekonomis dan memiliki sensitivitas yang cukup tinggi.
Pemeriksaan ELISA dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi dalam tubuh manusia
maupun hewan. Terdapat berbagai teknik dalam pemeriksaan ELISA. Tes ini dapat
dilakukan dengan kit yang sudah jadi atau dapat juga dilakukan dengan menggunakan
antigen yang diracik sendiri (Setiawan, 2007). ELISA tradisional secara khusus memiliki
reporter dan substrat yang menghasilkan beberapa bentuk perubahan warna yang dapat
diamati untuk mengetahui kehadiran antigen atau analyte. Bentuk teknik ELISA terbaru
seperti teknik flurogenic, electro chemiluminescent, dan real-time PCR dibuat untuk
mengetahui sinyal kuantitatif. Metode ini dapat memberikan berbagai keuntungan
diantaranya sensitifitas yang tinggi dan bersifat multiplexing (Leng et al, 2008).
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Mesin Sentrifuge dan Microsentrifuge Darah Sampel
Tabung sampel darah (BD Vacutainer® Blood Collection ELISA KIT MyBioSource untuk Pemeriksaan Human
Tubes dengan K2 EDTA 3,6 mg) PREALBUMIN yang terdiri dari :
a) Diluent Consentrate 5x
b) Wash Solution 20x
c) Enzyme Antibody Conjugate 100x
d) Chromogen-Substrate Solution
e) Stop Solution
f) Anti-Human Prealbumin ELISA Microplate
g) Human Prealbumin Standard (Human Prealbumin
Calibrator)
ELISA Washer Micropipet single channel ukuran 100-1000 µl dan 20-
200 µl serta micropipette multichannel
ELISA Reader Multiskan GO Tip mikropipette
Perlengkapan untuk Pengambilan sampel darah Vortex
(Tourniqued, Swab Alkohol, Spuit 3cc)
Tabung Microsentrifuge Gelas ukur
Aquades Aluminium Foil
Fungsi Alat
3. Pengenceran sampel
Siapkan 2 tabung eppendorf untuk tiap
sampel :
Tabung I = 5 µl Sampel + 495 µl Diluent 1X
1/100 dilution → sentrifugasi.
Tabung II = 5µl Tabung I + 495 µl Diluent 1X
1/10000 dilution → sentrifugasi.
B. Standar
Siapkan 8 tabung eppendorf :
•Standard 7 = 8 µL Human Pre-Calibrator + 677 µL
Diluent 1X → sentrifugasi.
•Standard 6 = 300 µL standard 7 + 300 µL Diluent 1X
→ sentrifugasi.
•Standard 5 = 300 µL standard 6 + 300 µL Diluent 1X
→ sentrifugasi.
•Standard 4 = 300 µL standard 5 + 300 µL Diluent 1X
→ sentrifugasi.
•Standard 3 = 300 µL standard 6 + 300 µL Diluent 1X
→ sentrifugasi.
•Standard 2 = 300 µL standard 3 + 300 µL Diluent 1X
→ sentrifugasi.
•Standard 1 = 300 µL standard 2 + 300 µL Diluent 1X
→ sentrifugasi.
•Standard 0 = 600 µL Diluent 1X.
Well ELISA (Anti-Human Prealbumin ELISA Microplate)