Anda di halaman 1dari 24

HUKUM BISNIS

Oleh :
Sugeng Djatmiko, SE, SH, MM, MH, AAI.J
TUJUAN PERKULIAHAN

Agar mahasiswa dapat mengetahui, mengerti, dan


memahami tentang Hukum Bisnis, yang meliputi:
Kontrak Bisnis; Jual beli; Bentuk-bentuk Perusahaan;
Perusahaan Go public dan pasar modal; Penanaman Modal
Asing; Kepailitan dan Likuidasi; Merger dan Akuisisi;
Perkreditan dan Pembiayaan; Jaminan Hutang; Surat
Berharga; Perburuan; Hak atas kekayaan Intelektual; Anti
Monopoli; Perlindungan Koansumen; Keagenan dan
distribusi; Asuransi; Perpajakan; Penyelesaian sengketa
bisnis; Bisnis Internasional; Hukum Pengangkutan (darat,
laut, udara, dan multimoda).
Pengertian Hukum Bisnis

 Menurut Drs. C. Utrech, SH, Pengertian Hukum


adalah himpunan peraturan-peraturan yaitu berisi
perintah-perintah dan larangan-larangan yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena
itu harus ditaati oleh masyarakat itu.
 Menurut Abdurrachman, pengertian Bisnis adalah
suatu urusan atau kegiatan dagang, industri atau
keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau
pertukaran barang atai jasa, dengan menempatkan
uang dari para enterprnuer dalam risiko tertentu
dengan usaha tertentu dengan motif untuk
mendapatkan keuntungan.
 Pengertian Bisnis : kegiatan
komersial (commercial activity),
yang dilakukan antar individu atau
perusahaan berdasarkan prediksi-
prediksi tertentu (future outcome),
dan bertujuan untuk memperoleh
keuntungan tertentu (engage in for
again).
Lanjutan Pengertian Hukum Bisnis

Hukum Bisnis adalah Perangkat kaidah


hukum (termasuk enforcement-nya) yang
mengatur tentang tata cara pelaksanaan
urusan atau kegiatan dagang, industri atau
keuangan yang dihubungkan dengan
produksi atau pertukaran barang atau
jasa, dengan menempatkan uang dari
pada enterprenuer dalam risiko tertentu
dengan usaha tertentu dengan motif (dari
enterprenuer tersebut) adalah untuk
mendapatkan keuntungan tertentu.
 Hukum Bisnis : hukum yang
dipergunakan sebagai dasar transaksi
bisnis, yaitu perangkat kaidah, asas-
asas dan ketentuan hukum, termasuk
institusi dan mekanismenya, yang
digunakan untuk mengatur hak dan
kewajiban para pihak dalam suatu
transaksi bisnis dalam hubungan
dengan obyek transaksi, prestasi para
pihak, serta segala akibat yang timbul
dari akibat transaksi.
Unsur Hukum

 Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam


pergaulan masyarakat.
 Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi
berwajib
 Peraturan itu bersifat memaksa
 Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah
tegas.
Ciri-ciri Hukum :
 Adanya perintah dan /atau larangan
 Perintah dan/atau larangan itu harus patuh ditaati
setiap anggota

Sifat Hukum adalah mengatur dan memaksa

Tujuan Hukum adalah untuk menjamin kelangsungan


keseimbangan dalam perhubungan antara anggota
masyarakat, diperlukan aturan-aturan hukum yang
diadakan atas kehendak dan keinsyafan tiap-tiap anggota
masyarakat.
 Perintah adalah yang merupakan keharusan bagi
seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-
akibatnya dipandang baik. Sedangkan Larangan adalah
yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak
berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang
tidak baik.

 Manfaat adalah untuk memberi petunjuk kepada


manusia bagaimana seorang harus bertindak dalam
masyarakat serta perbuatan-perbuatan mana yang harus
dijalankan dan perbuatan-perbuatan mana yang harus
dihindari.
Ada 4 Norma

 Norma agama adalah peraturan hidup yang diterima


sebagai perintah-perintah, larangan-larangan dan
anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan.
Contoh :
 Hormatilah orang tuamu, agar supaya engkau selamat (Kitab Injil
Perjanjian Lama: Hukum yang ke V);
 Jangan berbuat riba: barang siapa berbuat riba akan dimasukan
ke dalam neraka untuk selama-lamanya (Al-Qur’an: Surat Al-
Baqarah, ayat 275).

 Pelanggaran terhadap norma agama diancam dengan


hukuman dari Tuhan : dan hukuman itu berlaku kelak di
akhirat.
 Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai
suara hati sanubari manusia (insan kamil).

Contoh :
 Hendaklah engkau berlaku jujur
 Hendaklah engkau berbuat baik terhadap semua manusia

 Dalam norma kesusilaan terdapat juga peraturan-peraturan hidup


seperti yang terdapat dalam norma agama misalnya :
 Hormatilah orang tuamu agar engkau selamat di akhirat
 Jangan engkau membunuh sesamamu

 Pelanggaraan terhadap norma kesusilaan mengakibatkan perasaan


cemas dan kesal hati kepada si pelanggar yang insyaf.
 Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul
dari pergaulan segolongan manusia.

Contoh :
 Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua
 Janganlah meludah di lantai atau disembarang tempat
 Jangan berdesa-desak memasuki ruangan
 Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam kereta
api, bis dll.

 Pelanggaran terhadap norma kesopanan mengakibatkan


celaan atau pengasingan dari lingkungan masyarakat.
 Norma hukum adalah peraturan yang timbul dari
norma hukum, dibuat oleh penguasa negara. Isinya
mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat
dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat
negara
 Contoh :
 Barang siapa dengan sengaja mengambil jiwa
orang lain, dihukum karena membunuh dengan
hukuman setinggi-tingginya 15 tahun. Disini
ditentukan besarnya hukuman penjara untuk
orang-oarng yang melakukan kejahatan (Norma
Hukum Pidana).
 Orang yang tidak memenuhi suatu perikatan
yang diadakan, diwajibkan mengganti kerugian
(misalnya : jual beli, sewa menyewa). Disini
ditentukan kewajiban mengganti kerugian atau
hukuman denda (norma Hukum Perdata).
Isi dan Sifat Kaedah Hukum

Isi dari Kaedah hukum ada 3 macam, yaitu :


 Suruhan (gebod)  contohnya, pasal 45 (1) UU No.
1/1974, bahwa kedua orang tua wajib memelihara dan
mendidik anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya.
 Larangan (Verbod)  contohnya : pasal 8 UU 1/1974
bahwa perkawinan dilarang antara orang yang
berhubungan darah dekat.
 Kebolehan (Mogen)  contohnya : pasal 29 (1) UU No.
1/1974 bahwa pihak yang menikah dapat mengadakan
perjanjian tertulis, asal tidak melanggar batas-batas
hukum, agama dan kesusilaan.
Sifat Kaedah Hukum

 Imperatif : berisi suruhan dan larangan, dan secara


apriori harus ditaati, dalam artian bahwa seseorang
hendak melakukan perbuatan X, maka tidak boleh dia
harus mentaati kaedah-kaedah hukum yang berhubungan
dengan perbuatan X. Disebut hukum memaksa.

 Fakultatif : Berisi kebolehan dan tidak secara apriori


mengikat atau wajib dipatuhi. Dalam keadaan konkrit
dapat dikesampingkan oleh suatu perjanjian yang dibuat
para pihak. disebut hukum mengatur/menambah.
Di Indonesia, berdasarkan UUD 1945, UU
dalam arti materiil dapat dibentuk :

 Undang-undang dasar
 Ketetapan MPR
 Undang-undang
 Peraturan Pemerintah Penggati Undang-undang
 Peraturan Pemerintah
 Peraturan lainnya.
Dasar Hukum dari Hukum Bisnis
di Indonesia

 KUH Dagang yang belum banyak diubah


(Keagenen dan distributor; Surat
berharga; Pengangkutan laut).
 KUH Dagang yang sudah banyak diubah
(Pembukuan Dagang; Asuransi)
 KUH Dagang yang sudah diganti dengan
Perundang-undangan yang baru
(Perseroan terbatas; Pembukuan
Perseroan; Reklame dan penuntutan
kembali dalam kepailitan.
Lanjutan dasar hukum

 KUH Perdata yang belum banyak diubah


(Kontrak;Jual beli; Hipotik).
 KUH Perdata yang sudah banyak berubah
(Perkreditan/Perjanjian pinjam meminjam).
 KUH Perdata yang sudah diganti dengan Perundang-
undangan yang baru (Hak tanggungan; Perburuan).
 Perundang-undangan yang tidak terkait dengan
KUH Dagang maupun KUH Perdata (Perusahaan go
publik dan pasar modal; Penanaman Modal asing;
kepailitan dan Likuidasi; Akuisisi dan merger;
Pembiayaan; HAKI; Anti monopoli; Perlindungan
Konsumen; Penyelesaian sengketa bisnis; Bisnis
Internasional.
Sumber Hukum Bisnis
Indonesia
 Sumber hukum bisnis sesungguhnya sama dengan
sumber hukum di Indonesia. Serupa dengan bidang
hukum lainnya, sumber hukum bisnis dapat
disebutkan sebagai berikut:
 Peraturan perundang-undangan, yaitu peraturan
hukum yang berlaku, seperti: Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, dan lain sebagainya.
 Perjanjian atau kontrak, yaitu kesepakatan yang
dibuat oleh para pihak dalam transaksi bisnis. Ada
juga pendapat yang menyatakan bahwa perjanjian
atau kontrak berlaku sebagai Undang-Undang
terhadap para pihak yang membuatnya.
 Traktat, yaitu ketentuan dalam hubungan dan hukum
internasional, baik berupa kesepakatan antara para pemimpin
negara di dunia, peraturan dalam hukum internasional,
pedoman yang dibuat oleh lembaga-lembaga dunia, dan lain
sebagainya yang diberlakukan di Indonesia.
 Yurisprudensi, yaitu keputusan hukum yang biasanya menjadi
pedoman dalam merumuskan atau menjadi pertimbangan
dalam penyusunan peraturan atau keputusan hukum
berikutnya.
 Kebiasaan-kebiasaan dalam bisnis, yaitu kebiasaan yang
dilakukan oleh pelaku bisnis pada umumnya.
 Doktrin, yaitu pendapat pakar atau ahli hukum yang berkaitan
dengan hukum bisnis. Doktrin biasa pula disebut dengan
pendapat para sarjana hukum.
Dalam hukum bisnis Indonesia terdapat beberapa
peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan bagi transaksi bisnis. Diantara peraturan
perundang-undangan tersebut, beberapa
diantaranya memiliki saling keterkaitan satu sama
lain. Berikut ini beberapa peraturan perundang-
undangan dalam hukum bisnis di Indonesia, antara
lain:
 Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
tentang Perikatan
 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang
Dokumen Perusahaan
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 sebagaimana telah dubah
menjadi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas
 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten
 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
tentang Larangan Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat
 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen
 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang
 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa
Sistematika Hukum Perdata

 Menurut BW  Menurut Ilmu


Pengetahuan
1. Hk Orang 1. Hk Orang
2. Hk Benda 2. Hk Keluarga
3. Hk Perikatan 3. Hk Harta Kekayaan
(benda dan
4. Pembuktian dan perikatan)
Daluwarsa 4. Hk Waris

Sugeng Djatmiko Hukum


24
perdata

Anda mungkin juga menyukai