Anda di halaman 1dari 93

Tata Cara Shalat menurut

sunnah Rasul

Shalat Jamaah
FILOSOFI
SHALAT
• Shalat merupakan puncak
tertinggi di antara ibadah-
2 lain.
• ibadah dan perintah
syari’at diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw
melalui malaikat Jibril,
kecuali shalat.
FILOSOFI
SHALAT
• Khusus ibadah shalat, ALLAH SWT langsung
memberikan kitab-NYA kepada Nabi Muhammad saw
ketika beliau melakukan perjalanan Isra’ mi’raj
• Semua itu menunjukan bahwa shalat adalah ibadah
yang memiliki kedudukan yang sangat agung, selain
itu untuk menunjukan kepada makhluk betapa
pentingnya ibadah shalat dalam kehidupan mereka
dalam mendekatkan diri kepada ALLAH SWT
• Majma’ Ulama Bahrain menyebutkan perintah wajib
shalat adalah diawal kenabian. Sementara
sebahagian besar ulama menyebutkan diwajibkan 3
tahun sebelum hijrah (peristiwa isra’ mi’raj
Dalil shalat
• “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat
untuk mengingat Aku.” (Qs Thaha ayat:14).
• Allah berfirman tentang Ismail,“Dan ia menyuruh ahlinya
untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah
seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.” (Qs Maryam
ayat: 55).
• Allah berfirman tentang Ibrahim; “Ya Tuhanku, jadikanlah
aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan
shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (Ibrahim
40).
• Allah berfirman tentang Nabi Muhammad; “Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Qs Thaha
ayat132).
Arti shalat
• Shalat dari segi bahasa adalah do’a atau do’a
dengan kebaikan. Dari segi syara’ artinya
beberapa ucapan dan perbuatan yg dibuka
dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
• Shalat merupakan hubungan langsung antara
hamba dengan Tuhannya, dengan maksud untuk
mengagungkan dan bersyukur kepada ALLAH
SWT dengan rahmat dan istighfar untuk
memperoleh berbagai manfaat yang kembali
untuk dirinya sendiri di dunia dan di akhirat
H i k m a h s h a l a t
DARI ASPEK
MORAL
• Shalat merupakan benteng
hidup kita agar jangan sampai
terjerumus ke dalam perbuatan
keji dan munkar

 "Sesungguhnya shalat itu


mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan munkar“
(QS. Al Ankabut 45)
H i k m a h s h a l a t
DARI ASPEK
FISIK
1. Bersedekap, meletakkan telapak
tangan kanan diatas pergelangan
tangan kiri merupakan istirahat yang
paling sempurna bagi kedua tangan
sebab sendi-sendi, otot-otot kedua
tangan berada dalam posisi istirahat
penuh

2. Ruku’, yaitu membungkukkan badan dan


meletakkan telapak tangan diatas lutut
sehingga punggung sejajar. Sikap yang
demikian ini akan mencegah timbulnya
penyakit yang berhubungan dengan ruas
tulang belakang, ruas tulang pungung,
ruas tulang leher, ruas tulang pinggang
H i k m a h s h a l a t
DARI ASPEK
FISIK
3. Sujud, sikap ini menyebabkan semua otot-
otot bagian atas akan bergerak. Hal ini
bukan saja menyebabkan otot-otot menjadi
besar dan kuat, tetapi peredaran urat-urat
darah sebagai pembuluh nadi dan pembuluh
darah serta limpa akan menjadi lancar di
tubuh.

4. Duduk Iftrasy (duduk antara dua sujud &


tahiyat awal), posisi duduk seperti ini
menyebabkan tumit menekan otot-otot
pangkal paha , hal ini mengakibatkan pangkal
paha terpijit. Pijitan tersebut dapat
menghindarkan atau menyembuhkan penyakit
saraf pangkal paha (neuralgia) yang
menyebabkan tidak dapat berjalan
H i k m a h s h a l a t
DARI ASPEK
FISIK
5. Duduk tawaruk (tahiyat akhir), duduk
seperti ini dapat menghindarkan
penyakit bawasir yang sering dialami
wanita yang hamil. Kemudian duduk
tawaruk ini juga dapat untuk
mempermudah buang air kecil.

2 Salam, diakhiri dengan menoleh ke


kanan dan ke kiri. Hal ini sangat
berguna untuk memperkuat otot-otot
leher dan kuduk, selain itu dapat pula
untuk menghindarkan penyakit
kepala dan kuduk kaku.
WAJIB SHALAT

1. Muslim
2. Baligh
3. Berakal
4. Suci
Penghalang
Shalat

1. Datangnya
Penghalang
2. Perginya
penghalang
Udzur Shalat

1. Tidur
2. Lupa
3. Terpaksa
4. Musafir yang
menggabung
shalatnya
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Orang
yang ketiduran tidak dikatakan tafrith (meremehkan).
Sesungguhnya yang dinamakan meremehkan adalah
orang yang tidak mengerjakan shalat sampai datang waktu
shalat berikutnya.” (HR. Muslim)
RUKUN SHALAT
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ikhram
4. Membaca Al-fatehah
5. Ruku’
6. I’tidal
7. Sujud
8. Duduk diantara dua sujud
9. Duduk pada tasyahud akhir
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca shalawat Nabi
12. Salam
13. Tertib
YANG MEMBATALKAN SHALAT ADA 12
PERKARA
• 1. Sengaj berbicara
2. Bergerak yang bukan gerakan shalat berturut-turut
sebanyak 3 x
3. Berhadats kecil atau besar
4. Terkena Najis
5. Terbukanya aurat dengan sengaja
6. Berbah Niat
7. Membelakangi kiblat
8. Makan atau minum dengan sengaja walaupun
sedikit
9. Tertawa terbahak-bahak
10. Murtad
11. Meninggalkan salah satu rukun dengan sengaja
12. Mendahului Imam sebanyak 2 rukun
Faktor Ditolaknya ibadah shalat
• MEMAKAN HARTA HARAM; Rasulullah SAW
bersabda, "Ibadah yang disertai dengan
memakan (makanan) yang haram sama saja
seperti (mendirikan) bangunan di atas pasir.
• DURHAKA KEPADA KEDUA ORANGTUA;
• MELAKUKAN GHIBAH (gunjing & mengumpat)
• MERINGAN RINGANKAN SHALAT
• MINUM KHAMAR
• TIDAK IKHLAS
Shalat Rasulullah SAW
“SHALATLAH KALIAN SEPERTI AKU SHALAT” (HR.>
BUKHARI)
• 1. Menyempurnakan wudlu;
• (Seseorang yang yang hendak melakukan shalat) hendaknya
berwudlu sebagaimana yang diperintahkan Allah; sebagai
peng-amalan terhadap firmanNya:
• “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak
melakukan shalat, maka cucilah muka kalian, kedua tangan
kalian hingga siku, dan usaplah kepala kalian, dan (cucilah)
kedua kaki kalian hingga kedua mata kaki…” (Al-Ma’idah: 6).
• dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Tidak diterima shalat tanpa bersuci dan shadaqah dari
penipuan.” (HR. Muslim ).
• Dan sabdanya kepada orang yang tidak betul shalatnya:
“Apabila kamu hendak melakukan shalat, maka
sempurnakanlah wudhu”.
Segala puji bagi ALLAH, Tuhan semesta alam, Yang Maha Suci lagi Maha Agung.
Hanya kepada-NYA kita menyembah dan kepada-NYA pula kita memohon belas
kasihan. Salam dan shalawat senantiasa kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wassalam, Nabi kita sebaik-baik manusia sebagai pemimpin.
Berbagai macam ragam cara shalat yang diajarkan oleh para ulama, kyai, dai,
ustadz dan muallim. Namun masih saja banyak perbedaan satu dengan lainnya.
Bahkan perbedaan itu membawa perselisihan umat. Padahal sumber utama yang
mengajarkan shalat itu hanya satu orang, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam. Jadi seharusnya yang menjadi panutan itu adalah Rasulullah, bukannya
ulama/kyai/ustadz/dai. Jadi marilah kita bersatu dalam sunnah Rasul.
Insya ALLAH, presentasi ini menjelaskan tata cara setiap gerakan zahir dalam
shalat sesuai sunnah yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam.
Semoga dengan shalat yang benar maka ALLAH akan membuka hijab tabir antara
kita dengan-NYA, sehingga segala doa yang terpanjat akan sampai ke hadapan
ALLAH Penguasa Langit dan Bumi, dan DIA berkenan mengabulkan doa kita
karena DIA Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Tata Cara Shalat
Urutan gerakan zahir dalam shalat:
1. Niat, berdiri
2. Takbiratul ihram
3. bersedekap
4. Membaca iftitah
5. Membaca taawudz dan fatihah
6. Membaca surah/ayat Quran
7. Ruku’
8. I’tidal
9. Sujud ke-1
10. Duduk dua sujud
11. Sujud ke-2
12. Duduk istirahat sebelum bangkit berdiri
13. Melanjutkan ke rakaat berikutnya (dimulai dari membaca fatihah
hingga sujud ke-2)
14. Duduk tahiyat awwal dan membaca doa
15. Duduk tahiyat akhir dan membaca doa
16. Mengucapkan salam
1. Berniat untuk mengerjakan shalat
fardhu/sunat, kemudian berdiri tegak
menghadap kiblat.
Niat cukup dalam hati saja, jangan
mengucap “ushalli” karena hal itu tidak
ada dalam sunnah Rasul. Pandangan
mata hanya diarahkan ke tempat sujud
agar dapat shalat dengan khusyu’.
DALIL TENTANG NIAT
Rasulullah SAW bersabda: Pekerjaan-pekerjaan itu tidak lain hanyalah dengan
niat, dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan apa yang
diniatkannya. [Bukhari & Muslim]
An Nawawi mengatakan didalam Raudhatu ‘th Thalibin Al Maktab Al Islami, bahwa
niat adalah maksud (keinginan). Orang shalat hendaklah menghadirkan didalam
ingatannya akan shalat itu sendiri beserta kewajiban-kewajiban (rukun) dalam
shalat. Kemudian memaksudkan pengetahuan dan ingatan itu secara sengaja dan
menghubungkannya dengan awal takbir. Kemudian mereka berpendapat bahwa
niat itu sudah cukup dalam hati saja.
Lafadz “ushalli…” tidak ada satupun dalil yang mengajarkannya, tidak pernah
Rasulullah memulai shalatnya dengan mengucap sebarang kata, selain takbir.
Oleh karena itu, ucapan “ushalli…” dimasukkan sebagai perkara bid’ah,
karena termasuk menambah-nambah sesuatu yang baru dalam perkara
agama. Dan bid’ah adalah kesesatan, dan kesesatan berarti neraka.
Janganlah kita mengikutinya, cukuplah kita berniat dalam hati saja. Kita mungkin
menganggap mengucap “ushalli” itu ringan, namun kita tidak tahu kebencian
ALLAH terhadap orang yang menambah-nambah urusan agama-NYA.
Apakah sukar shalat tanpa ushalli??? Jika tidak sukar, maka tinggalkan saja.
2. Takbiratul ihram dengan cara mengangkat
kedua tangan setinggi bahu/pundak
secara bersamaan sambil membaca takbir
“ALLAHU AKBAR”

Allah Maha Besar

dimana jari-jari tangan dirapatkan dan


telapak tangan diarahkan ke kiblat
DALIL TENTANG TATA CARA TAKBIRATUL IHRAM
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Aku melihat Rasulullah SAW mengangkat
kedua tangan hingga sejajar pundak ketika memulai salat, sebelum rukuk dan
ketika bangun dari rukuk. Beliau tidak mengangkatnya di antara dua sujud.
[Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal,
Malik & Ad Darami]

Dari Salim bin Abdullah bin Umar, katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri
hendak shalat, maka diangkatnya kedua tangannya hingga setentang dengan
kedua bahunya sambil membaca takbir. Apabila beliau hendak ruku’
dilakukannya pula seperti itu, begitu pula ketika bangkit dari ruku’. Tetapi beliau
tidak melakukannya ketika mengangkat kepala dari sujud. [Muslim]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam memulai shalat dengan kata-kata “Allahu


akbar” (ALLAH Maha Besar). [Muslim & Ibnu Majah]

Rasulullah mengeraskan suaranya dengan takbir sehingga terdengar oleh


orang-orang yang berada di belakangnya. [Ahmad & Hakim, dishahihkan
olehnya dan disepakati oleh Adz Dzahabi]
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIRATUL IHRAM

Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya tidak lah sempurna shalat salah


seorang diantara manusia, sehingga ia berwudu dan meletakkan wudhu pada
tempatnya, lalu berkata “Allahu Akbar”. [Thabrani, dengan isnad yang shahih]

Rasulullah SAW bersabda: Kunci shalat itu adalah suci, pembukanya adalah
takbir dan penutupnya adalah salam. [Abu Dawud, Tirmizi dan dishahihkan
olehnya dan disepakati oleh Adz Dzahabi]

Diriwayatkan bahwa: Beliau SAW mengangkat keduatangannya sambil


meluruskan jari-jemarinya, tidak merenggangkannya dan tidak pula
menggenggamnya. [Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah, Tamam, Al Hakim dan
disahihkan olehnya dan disepakati oleh Adz Dzahabi]
3. Setelah bertakbiratul ihram kemudian
meletakkan tangan di dada dengan
telapak tangan kanan diatas punggung
tangan kiri (sedekap).
DALIL TENTANG BERSEDEKAP

Dari Wa’il bin Hujr katanya dia melihat Nabi SAW mengangkat kedua tangan
pada permulaan shalat setentang dengan kedua telinganya sambil membaca
takbir. Kemudian dilipatkannya bajunya lalu diletakkannya tangan kanan diatas
tangan kiri. Ketika beliau hendak ruku’ dikeluarkannya kedua tangannya dari
lipatan bajunya, kemudian diangkatnya sambil membaca takbir, lalu beliau ruku’.
Ketika beliau membaca “sami’Allahu liman hamidah” diangkatnya pula kedua
tangannya. Ketika sujud, beliau sujud antara kedua telapak tangannya. [Muslim]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya kami sekalian


para Nabi telah diperintahkan untuk menyegerakan berbuka puasa dan
mengakhirkan makan sahur, dan untuk meletakkan tangan-tangan kanan kami di
atas tangan-tangan kiri kami pada waktu shalat. [Ibnu Hibban dan Adh Dhiya,
dengan sanad yang shahih]

Beliau melarang untuk meletakkan tangan di atas lambung (perut) di dalam


shalat. [Bukhari & Muslim]
4. Setelah bersedekap kemudian Membaca
Doa Iftitah.
Ada banyak bacaan iftitah yang
diajarkan oleh Rasulullah, boleh memilih
salah satunya saja, atau
menggabungkannya (jika shalat
sendirian/sunat).
DALIL TENTANG BACAAN IFTITAH
Dari Ibnu Umar bin Khattab katanya: Ketika kami sedang shalat bersama-sama
Rasulullah SAW, tiba-tiba ada seorang laki-laki dalam jamaah membaca:

“ALLAH maha besar sebesar-besarnya, pujian yang tak terhenti bagi ALLAH,
maha suci ALLAH sepanjang pagi dan petang”
Maka bertanya Rasulullah SAW: Siapa yang membaca kalimat itu tadi? Jawab
laki-laki itu: Saya, wahai Rasulullah! Sabda Rasulullah SAW: Aku kagum dengan
kalimat itu, karenanya dibukakan segala pintu langit.
Kata Ibnu Umar: Aku tidak pernah lupa membacanya sejak kudengar Rasulullah
SAW membacanya.
[HR. Muslim]
5. Setelah membaca doa Iftitah kemudian
membaca ta’awudz (berlindung daripada
syetan) kemudian melanjutkannya
dengan membaca Surah Al Fatihah.
DALIL TENTANG KEWAJIBAN MEMBACA AL FATIHAH

Sebelum memulai bacaan dalam shalat, Nabi SAW mengucapkan:

“Aku berlindung kepada ALLAH dari setan yang terkutuk, dari


kesombongannya dan sihirnya serta godaannya.” [Tirmidzi, Nasa’i, Abu
Dawud, Ibnu Majah, dan Baihaqi]

------

Dari Ubadah bin Shamit ra: Bahwa Nabi SAW bersabda: “Tidak sah
shalatnya orang yang tidak membaca surat Al Fatihah.” [Bukhari, Muslim,
Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed & Ad Darami]
6. Setelah membaca Surah Al Fatihah
kemudian Membaca salah satu Ayat atau
Surah dari Al Qur’an
DALIL TENTANG MEMBACA AYAT

Dari Abu Hurairah katanya Rasulullah SAW bersabda : “Tidak sempurna


shalat, melainkan dengan membaca bacaan (ayat).” kata Abu Hurairah,
“Karena itu apa yang dibacanya (Nabi SAW) nyaring, kami baca pula nyaring
kepadamu. Dan apa yang dibacanya perlahan, kami baca pula perlahan
kepadamu.”
[HR. Muslim]

Dari Atha’ katanya Abu Hurairah berujar: “Dalam setiap shalat Rasulullah
SAW selalu membaca bacaan (ayat). Karena itu bacaan yang
dinyaringkannya kepada kami, kami nyaringkan pula, dan bacaan yang
perlahan-lahan dibacanya kami perlahankan pula kepadamu.”
Lalu seorang laki-laki bertanya, “Bagaimana kalau tidak kutambah lagi
bacaanku selain membaca Al Fatihah?”
Jawabnya (Abu Hurairah), “Jika anda tambah lebih baik, jika tidak maka Al
Fatihah sudah cukup.
[HR. Muslim]
7. Setelah selesai membaca ayat kemudian
bertakbir sambil mengangkat kedua
tangan seperti ketika bertakbiratul ihram
dengan membaca kalimat takbir “ALLAHU
AKBAR”
DALIL TENTANG TAKBIR RUKU

Hadis tentang takbir ruku adalah hadis shahih muttafaq ‘alaih, sehingga seluruh
Mazhab mengganggapnya termasuk rukun shalat, jika terlupa membacanya,
maka membatalkan shalatnya, dan ia harus mengulang shalatnya.

Dari Abu Qilaabah, bahwa ia melihat Malik bin Huwairits ketika ia shalat, ia
bertakbir lalu mengangkat kedua tangannya. Ketika ingin rukuk, ia mengangkat
kedua tangannya. Ketika mengangkat kepala dari rukuk, ia mengangkat kedua
tangannya. Ia (Malik) bercerita bahwa Rasulullah SAW dahulu berbuat seperti
itu.
[HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal & Ad
Darami]
8. Setelah selesai membaca takbir,
kemudian RUKUK dengan cara
membungkukkan badan dengan
posisi tangan diletakkan di atas
lutut, dan punggung rata atau
lurus, kemudian membaca
tasbih RUKUK sebanyak 3 kali.

Maha Suci Tuhan yang Maha Agung


TATA CARA RUKUK
Dari ‘Aisyah katanya : “Rasulullah SAW memulai salat beliau dengan takbir.
Sesudah itu beliau baca surat Al Fatihah. Apabila beliau Ruku’ kepalanya tidak
mendongak dan tidak pula menunduk, tetapi pertengahan (sehingga kepala
beliau kelihatan rata dengan punggung). Apabila beliau bangkit dari Ruku’ beliau
tidak sujud sebelum beliau berdiri lurus terlebih dahulu. Apabila beliau
mengangkat kepala dari sujud (pertama), beliau tidak sujud (kedua) sebelum
duduknya antara dua sujud itu tepat benar (sempurna) lebih dahulu. Tiap-tiap
selesai dua rakaat, beliau membaca tahiyat sambil duduk menghimpit kaki kiri
dan menegakkan kaki kanan. Beliau melarang duduk seperti cara setan duduk
atau seperti binatang buas duduk. Dan beliau menyudahi salat dengan
membaca salam.” [Muslim]

Mush’ab bin Saad berkata: Aku salat di samping ayahku (yaitu Saad bin Abu
Waqash). Aku biarkan tanganku (terlepas) di depan lututku. Lalu ayah berkata:
Tempelkan kedua telapak tanganmu di kedua lututmu. Kemudian aku melakukan
hal itu sekali lagi. Ayah memukul tanganku seraya berkata: Kita dilarang
melakukan itu (melepas tangan saat rukuk). Kita diperintah untuk menempelkan
tangan kita pada lutut saat rukuk. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud,
Ibnu Majah, Ahmad bin Hanbal & Ad Darami]
DALIL TENTANG BACAAN TASBIH RUKU

Dari Hudzaifah katanya ia melihat Rasulullah SAW rukuk dengan


mengucapkan:

“Maha Suci Tuhan yang Maha Agung.” Tiga kali.


------

Rasulullah SAW bersabda: Apabila salah seorang dari kamu mengucapkan


“Subhana rabii al adzim” tiga kali, maka telah sempurna rukuknya. [Tirmizi,
Abu Dawud, Nasai & Ibnu Majah]
9. Setelah membungkuk ruku,
kemudian bangkit berdiri tegak
sambil mengangkat kedua tangan
sambil membaca takbir IKTIDAL

Maha Mendengar ALLAH kepada yang memujinya

Setelah itu diam sekejap sambil


meluruskan kedua tangan kemudian
membaca tasbih IKTIDAL

Ya Tuhan, bagi-Mu segala puji


DALIL TENTANG BACAAN TAKBIR DAN TASBIH IKTIDAL

Dari Abu Hurairah ra: Bahwa Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya imam
itu untuk diikuti. Karena itu, maka janganlah kalian menyalahinya. Apabila ia
bertakbir, maka bertakbirlah kalian. Bila ia rukuk, maka rukuklah kalian. Bila ia
membaca “sami’allahu liman hamidah”, maka bacalah “Allahumma rabbanaa
lakal hamdu”. Bila ia sujud, maka sujudlah kalian. Dan bila ia shalat sambil
duduk, maka shalatlah kalian sambil duduk.
[HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah]

Dalam hadis muttafaq alaihi ini terdapat tambahan Allahumma. Sedangkan


Rabbana… itu kita ambil dari hadis Bukhari dan Muslim lainnya.
Jika kita artikan maka Allahumma rabbana berarti “Ya ALLAH, ya Tuhan
kami”.
10. Setelah membaca tasbih
tuma’ninah kemudian ber-SUJUD
dengan cara membungkuk
meletakkan wajah ke sajadah,
kemudian membaca tasbih SUJUD
sebanyak 3 kali.

Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi


DALIL TENTANG BACAAN TASBIH SUJUD

Dari Hudzaifah katanya ia melihat Rasulullah SAW sujud dengan mengucapkan:

“Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi.” [Muslim]

------

Rasulullah SAW mengajarkan: Apabila salah seorang dari kamu bersujud,


hendaklah ia mengucapkan “Subhana rabii al a’la” tiga kali, dan itulah yang paling
sedikit. [Tirmizi, Abu Dawud, Nasa’i & Ibnu Majah]
TATA CARA SUJUD
Dari Al Barra’ katanya Rasulullah SAW bersabda: “Apabila engkau sujud,
letakkan telapak tanganmu dan tinggikan kedua sikumu.” [Muslim]

Dari Maimunah isteri Nabi SAW katanya: “Apabila Rasulullah SAW sujud
direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih ketiak
beliau. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada tasyahud awal,
beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri.” [Muslim]

Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Nabi SAW diperintahkan untuk sujud dengan
tujuh anggota badan dan dilarang menutup dahinya dengan rambut dan pakaian.
[Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal & Ad
Darami]

HR. Muslim dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa Tujuh anggota badan itu ialah:
(1) wajah yaitu dahi dan hidung ; (2-3) kedua belah telapak tangan ; (4-5) kedua
ujung lutut ; (6-7) kedua ujung kaki.
11. Setelah bersujud kemudian bangkit duduk
dengan cara bangkit dari sujud sambil
membaca takbir “Allahu Akbar”
tetapi membaca takbir ini tidak dengan
mengangkat kedua tangan.
Kemudian duduk dengan menekukkan
ujung kaki kanan dan setelah duduk tegak
sempurna kemudian membaca zikir DOA
DUDUK ANTARA DUA SUJUD

Ya Tuhan, ampunilah aku ; 2 (dua) kali


DALIL TENTANG BACAAN DUDUK ANTARA DUA SUJUD
Perlu diketahui, tidak ditemukan dalil-dalil dari kitab sahih dari Bukhari dan Muslim
yang menerangkan tentang bacaan duduk antara dua sujud. Sehingga seluruh
mazhab sepakat berpegang pada kitab hadis dibawahnya yaitu dari kitab-kitab
Sunan.
Menurut para sunan, diriwayatkan dari Hudzaifah bahwa Rasulullah SAW
mengucapkan diantara dua sujud:

Ya Tuhan, ampuni aku, ya Tuhan ampuni aku.


[HR. Tirmizi, Abu Dawud, Nasai & Baihaqi]
12. Setelah membaca doa zikir duduk
antara dua sujud kemudian
kembali membaca takbir sambil
membungkuk untuk ber-SUJUD
dan kembali membaca tasbih
SUJUD 3 kali.

Maha Suci (Allah) Tuhan yang Maha Tinggi


DALIL TENTANG SUJUD YANG KEDUA

Dari Barra bin Azib, ia berkata: Aku mengamati shalat Muhammad SAW. Aku
perhatikan berdirinya, rukuknya, iktidal setelah rukuk, sujudnya, duduk antara
dua sujud, sujud kedua, duduk antara salam dan selesai shalat, (aku perhatikan)
satu dengan lainnya saling sama. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud,
Ahmed bin Hanbal & Ad Darami]

Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah shalat mengimami
para sahabat. Ia bertakbir tiap kali turun dan bangun. Ketika selesai ia berkata:
“Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip dengan
shalatnya Rasulullah SAW.” [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu
Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]
13. Setelah bangkit dari sujud yang
kedua, hendaknya duduk
tuma’ninah sekejap dua atau 5
detik kemudian kembali berdiri
untuk mengerjakan rakaat
selanjutnya sambil membaca
takbir,

setelah berdiri dengan sempurna


kemudian memulai rakaat
selanjutnya dengan kembali
membaca Fatihah.
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIR BANGKIT DARI SUJUD

Dari Abu Hurairah katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri untuk raka’at
kedua, beliau langsung membaca Fatihah, tanpa diam sebentar terlebih
dahulu. [Muslim]

Dari Mutharrif bin Abdullah, ia berkata : Aku dan Imran bin Hushein shalat di
belakang Ali Bin Abi Thalib. Ketika sujud beliau bertakbir. Saat mengangkat
kepala beliau bertakbir. Saat bangun dari dua rakaat beliau bertakbir. Selesai
shalat Imran memegang tanganku dan berkata: Sesungguhnya Ali telah
mengingatkan aku dengan shalat Muhammad SAW. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]
Perintah dari Nabi Muhammad SAW untuk ber-tuma’ninah dalam shalat

Hadis riwayat Abu Hurairah ra :


Bahwa Rasulullah SAW masuk mesjid. Lalu seorang laki-laki masuk dan melakukan shalat. Setelah selesai ia
datang dan memberi salam kepada Rasulullah SAW. Beliau menjawab salamnya lalu bersabda : Ulangilah
shalatmu, karena sesungguhnya engkau belum shalat. Lelaki itu kembali shalat seperti shalat sebelumnya.
Setelah shalatnya yang kedua ia mendatangi Nabi SAW dan memberi salam. Rasulullah SAW menjawab :
Wa’alaikas salam. Kemudian beliau bersabda lagi : Ulangi shalatmu, karena sesungguhnya engkau belum
shalat. Sehingga orang itu mengulangi shalatnya sebanyak tiga kali. Lelaki itu berkata : Demi Zat yang
mengutus anda dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini
semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda : Bila engkau melakukan shalat, bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Al
Quran yang engkau hafal. Setelah itu rukuk hingga engkau tenang dalam rukukmu. Bangunlah hingga
berdiri tegak. Lalu bersujudlah hingga engkau tenang dalam sujudmu. Bangunlah hingga engkau tenang
dalam dudukmu. Kerjakan semua itu dalam seluruh shalatmu.
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
Duduk Tahiyat atau
Duduk Tasyahud
Duduk setiap dua rakaat atau duduk pada rakaat
terakhir.
14. Duduk tahiyat awal adalah
duduk sesudah sujud kedua pada
setiap dua rakaat, dengan cara
meluruskan ujung kaki kiri dan
menegakkan ujung kaki kanan,
kemudian membaca
“attahiyatullillahi…”.
Sesudah sampai pada membaca
syahadat, kemudian bangkit
berdiri sambil bertakbir untuk
melanjutkan rakaat selanjutnya.
TATA CARA DUDUK TAHIYAT
Dari Maimunah isteri Nabi SAW katanya : “Apabila Rasulullah SAW sujud
direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih ketiak
beliau. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada tasyahud awal,
beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri.” [Muslim]
Dari ‘Aisyah katanya : “Rasulullah SAW memulai shalat beliau dengan takbir.
Sesudah itu beliau baca surat Al Fatihah. Apabila beliau Ruku’ kepalanya tidak
mendongak dan tidak pula menunduk, tetapi pertengahan (sehingga kepala beliau
kelihatan rata dengan punggung). Apabila beliau bangkit dari Ruku’ beliau tidak
sujud sebelum beliau berdiri lurus terlebih dahulu. Apabila beliau mengangkat
kepala dari sujud (pertama), beliau tidak sujud (kedua) sebelum duduknya antara
dua sujud itu tepat benar (sempurna) lebih dahulu. Tiap-tiap selesai dua rakaat,
beliau membaca tahiyat sambil duduk menghimpit kaki kiri dan menegakkan kaki
kanan. Beliau melarang duduk seperti cara setan duduk atau seperti binatang
buas duduk. Dan beliau menyudahi shalat dengan membaca salam.” [Muslim]
Dari Amir bin Abdullah bin Zubair dari bapaknya, katanya : “Apabila Rasulullah
SAW duduk mendoa (tasyahud dalam shalat) diletakkannya tangan kanan diatas
paha kanan, tangan kiri diatas paha kiri. Beliau menunjuk dengan telunjuk,
meletakkan ibu jari di jari tengah serta meletakkan telapak tangan kiri di atas
lutut.” [Muslim]
DALIL TENTANG BACAAN TASYAHUD AWAL
Dari Abdullah bin Mas’ud ra dia berkata: Ketika kami bermakmum di belakang Rasulullah SAW kami
membaca : “Keselamatan tetap kepada Allah, keselamatan tetap kepada si fulan.” Suatu hari Rasulullah
SAW bersabda kepada kami : Sesungguhnya Allah adalah keselamatan itu sendiri. Jadi apabila salah
seorang di antara engkau duduk (membaca tasyahud) hendaknya membaca :

“Segala kehormatan, semua rahmat dan semua yang baik itu milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat
Allah dan berkah-Nya dilimpahkan kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada
kami dan kepada para hamba Allah yang saleh.”
Apabila dia telah membacanya, maka keselamatan itu akan menyebar kepada semua hamba Allah yang
saleh baik yang di langit maupun yang di bumi. “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
aku bersaksi bahwa Muhammad hamba-NYA dan Rasul-NYA”, kemudian berdoalah sesukanya.
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
15. Duduk tahiyat akhir adalah
duduk pada rakaat terakhir,
dengan cara meluruskan ujung
kaki kiri dan menegakkan ujung
kaki kanan, kemudian membaca
“attahiyatullillahi…”.
DALIL TENTANG TATA CARA DUDUK TASYAHUD AKHIR

Dari Muhammad bin Amr bin Atha’, bahwasanya ia duduk dengan


sekelompok sahabat Nabi SAW. Lalu kami menyebutkan tentang shalat
Nabi SAW, maka Abu Humaid As Sa’idi berkata: “Aku adalah orang yang
paling hafal di antara kalian tentang shalat Rasulullah SAW, aku melihat
beliau bertakbir seraya menempatkan kedua tangannya sejajar dengan
kedua pundaknya. Apabila ruku’ beliau menempatkan kedua tangannya
pada kedua lututnya, kemudian beliau meratakan belakangnya
(punggungnya). Apabila mengangkat kepalanya, beliau tegak hingga
setiap ruas tulang belakang kembali pada tempatnya. Apabila sujud,
beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menelungkupkan dan tidak
pula merapatkannya, dan menghadapkan jari-jarinya ke kiblat. Apabila
duduk pada dua rakaat, beliau duduk di atas kaki kirinya dan
menegakkan kaki kanannya. Apabila duduk pada rakaat terakhir
beliau memajukan kaki kirinya dan menegakkan kaki yang satunya,
seraya duduk dengan pantatnya. [Bukhari]
DALIL TENTANG SALAWAT NABI
Dari Abdullah bin Abu Laila, dia berkata: Kaab bin Ujrah menemuiku dan berkata:
Maukah engkau aku berikan hadiah? Rasulullah SAW pernah menemui kami, lalu
kami berkata: “Kami telah mengetahui cara membaca salam untuk baginda, lalu
bagaimana kami membaca selawat untuk anda?” Beliau SAW bersabda: Bacalah,

“Ya Allah, limpahkan kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad


sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi mulia. Ya Allah, limpahkanlah
keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau
telah melimpahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau
maha terpuji lagi maha mulia.”
[Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
16. Sesudah selesai membaca tahiyat akhir,
kemudian mengakhiri shalat dengan
mengucapkan SALAM sambil
menolehkan wajah ke sebelah kanan,
kemudian menoleh ke sebelah kiri
seraya membaca SALAM.
DALIL TENTANG SALAM

Dari Abu Ma’mar ra. Katanya : “Seorang Amir (pemimpin) dari Makkah
menyudahi shalat dengan dua kali salam. Maka bertanya Abdullah, “Dari mana
anda peroleh cara begitu?” Kata Al Hakam didalam hadisnya, “Sesungguhnya
Rasulullah SAW melakukan seperti itu.” [Muslim]

Dari Amir bin Sa’ad dari bapaknya (Sa’ad bin Abi Waqash ra), katanya : “Aku
melihat Rasulullah SAW memberi salam ke kanan dan ke kiri sehingga terlihat
olehku putih pipi beliau.” [Muslim]
Membaca Qunut
HADIS TENTANG QUNUT

Dari Abu Hurairah katanya: Demi ALLAH, akan aku ajarkan kepada kamu cara
shalat Rasulullah SAW. Maka Abu Hurairah berqunut ketika shalat Zuhur, Isya
dan Subuh mendoakan kebaikan bagi orang-orang mukmin dan mengutuk
orang-orang kafir. [Bukhari, Muslim, Nas’ai, Abu Dawud, Ahmad]

Dari Muhammad, dia bertanya kepada Anas, katanya: Adakah Rasulullah SAW
qunut dalam shalat subuh? Jawab Anas: Ada, yaitu sesudah ruku. [Muslim]

Dari Anas bin Malik, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut sebulan lamanya
dalam shalat Subuh sesudah rukuk yaitu mengutuk kabilah-kabilah Ri’il,
Dzakwan dan Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.
[Muslim]

Dari Al Barra bin Azib, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut dalam shalat
Subuh dan Maghrib. [Muslim]
IJTIHAD PARA ULAMA TENTANG QUNUT
Menurut Mazhab Syafii membaca qunut dalam shalat subuh adalah sunat muakkad. Andaikata
ditinggalkan baik sengaja atau karena lupa, maka tidak batal shalatnya, akan tetapi harus melakukan
sujud sahwi.
Diriwayatkan oleh Al Hakim, bahwa Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW tetap melakukan qunut
diwaktu Subuh hingga beliau meninggal dunia. Dikatakan oleh Al Hakim bahwa ini adalah hadis sahih.
Maka akan timbul pertanyaan: Apakah boleh berqunut selain shalat subuh?
Menjawab hal ini Imam Syafii mempunyai 3 (tiga) pendapat:
1) Boleh berqunut pada setiap shalat apabila timbul bencana alam atau bahaya peperangan, atau
wabah penyakit atau gangguan (intimidation) kepada kaum muslimin. Jika tidak ada bencana,
maka tidak boleh berqunut selain pada shalat subuh.
2) Mazhab mereka selalu membaca qunut pada semua shalat fardu, tidak terkecuali baik dalam
keadaan bahaya ataupun tidak
3) Qunut boleh tidak dibaca sama sekali

•Qunut dibaca pada separuh terakhir bulan Ramadan pada rakaat terakhir shalat Witir. Ini masih
menurut Imam Syafii dan Imam Nawawi.
•Menurut Mazhab Syafii dengan fatwa dari Imam Nawawi, saat membaca qunut dalam shalat subuh
adalah sesudah mengangkat kepala dari rukuk (sesudah iktidal) dalam rakaat kedua.
•Dan menurut mazhab Syafii, bacaan qunut tidak ditentukan bacaannya. Artinya boleh membaca doa
manapun atau doa-doa yang ada dalam Quran.
DOA QUNUT
Adapun lafaznya, maka bacaan qunut yang terpilih adalah mengucapkan seperti yang diriwayatkan dalam
hadis sahih dalam kitab sunan (Abu Dawud, Tirmizi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi serta lainnya),
dengan isnad (sanad) sahih:

Dari Hasan bin Ali: Rasulullah SAW mengajari aku kata-kata yang kuucapkan dalam shalat Witir:

Ya ALLAH, tunjukilah aku sebagaimana orang yang Engkau beri petunjuk. Dan bebaskanlah aku (dari
kekurangan lahir batin) sebagaimana orang yang Engkau bebaskan. Dan jadikanlah aku sebagai orang
yang menuju hanya kepada-MU semata. Dan berkatilah aku dalam rezeki yang engkau berikan. Karena
sesungguhnya Engkaulah yang mentakdirkan dan bukan Engkau yang ditakdirkan. Tidaklah hina orang
yang mencintaiMU. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami yang Maha Tinggi.
PENDAPAT YANG MENGANGGAP QUNUT ADALAH SUNAT
1) Sebelumnya Qunut dibaca oleh Rasulullah untuk mendoakan suatu kaum:

Dari Anas bin Malik, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut sebulan lamanya dalam
shalat Subuh sesudah rukuk yaitu mengutuk kabilah-kabilah Ri’lin, Dzakwan dan
Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA. [Muslim]
2) Tetapi kemudian doa Rasulullah itu ditolak oleh ALLAH ta’ala:
Dari Abu Hurairah, katanya: Pernah setelah Rasulullah SAW selesai membaca
“sami’allahu liman hamidah, rabbana lakal hamdu”, kemudian beliau masih berdiri
membaca doa sebagai berikut:
“Ya ALLAH, selamatkanlah Walid bin Walid, Salamah bin Hisyam, Iyasy bin Abi Rabi’ah
dan orang-orang mukmin yang lemah-lemah. Ya ALLAH, perberat siksa-MU atas kabilah
(suku) Mudhar, dan jadikanlah tahun-tahun mereka seperti tahun-tahun yang berat bagi
Yusuf. Ya ALLAH, kutuklah kabilah-kabilah (ethnic group) Lihyan, Ri’lan, Dzakwan dan
Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.”
Kemudian kami dapat kabar bahwa beliau meninggalkan doa itu setelah turun ayat
ALLAH:
“Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima
taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang
yang zalim.” [QS:3 Ali Imran: 128]
[Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad & Ad Darami]
Sujud Sahwi
(sujud karena terlupa)
DALIL TENTANG SUJUD SAHWI

Ketahuilah bahwa sujud sahwi adalah kesepakatan semua aliran tanpa


terkecuali. Banyak hadis sahih yang menerangkannya. Diantaranya adalah hadis
sahih muttafaq alaih:

Dari Abu Hurairah, katanya Rasulullah SAW bersabda: Apabila kamu shalat,
datanglah setan mengganggumu sehingga kamu lupa telah berapa raka’at kamu
shalat. Apabila kamu mengalami hal yang demikian itu, maka sujudlah dua kali
ketika duduk (tasyahud akhir). [Muslim]

Dari Abdullah bin Buhainah, ia berkata: Rasulullah SAW shalat dua rakaat
bersama kami, kemudian beliau bangkit dan tidak duduk. Para sahabat yang
lainpun ikut bangkit bersama beliau. Ketika beliau hendak menyelesaikan
shalatnya dan kami menunggu salamnya, beliau malah membaca takbir lalu
melakukan sujud dua kali sedang beliau masih dalam keadaan duduk sebelum
salam. Kemudian beliau salam. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu Dawud,
Ibnu Majah, Ahmed, Malik & Ad Darami]
DALIL TENTANG SUJUD SAHWI
Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: Rasulullah SAW shalat (menurut perawi
Ibrahim, beliau SAW terlebih atau kurang jumlah rakaat). Ketika selesai salam,
ada yang berkata: Ya Rasulullah, apakah telah terjadi sesuatu ketika baginda
shalat. Rasulullah SAW bertanya: Apa itu? Mereka menjawab: Baginda
melakukan shalat begini, begini. Seketika itu juga Rasulullah SAW melipatkan
kedua kakinya dan menghadap kiblat, melakukan sujud dua kali dan salam.
Kemudian beliau berpaling kepada kami seraya bersabda: Seandainya terjadi
sesuatu dalam shalat, maka aku akan menerangkannya kepadamu. Tetapi aku
adalah manusia biasa yang dapat lupa seperti halnya engkau. Apabila aku lupa,
maka ingatkanlah aku. Apabila salah seorang kamu merasa ragu-ragu dalam
shalatnya, maka berusahalah mencari dan meyakini yang benar, lalu
sempurnakan. Selanjutnya hendaknya ia melakukan sujud dua kali.
[Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed, Malik & Ad
Darami]
BACAAN SUJUD SAHWI
Ada perbedaan di antara para ulama tentang saat membaca Sujud sahwi, ada yang
berpendapat dilakukan sebelum mengucapkan salam dan ada yang berpendapat
sesudah salam.
Pendapat yang mengatakan sujud sahwi adalah sesudah salam, sesuai hadis
sahih:
Dari Abdullah katanya: Nabi SAW sujud dua kali karena lupa, yaitu sesudah salam
dan bercakap-cakap. [Muslim]
Namun pendapat Imam yang kita pilih mengatakan bahwa sujud sahwi dilakukan
sebelum salam, hal ini berpegang dari banyaknya hadis sahih Bukhari, Muslim yang
menerangkannya. Sedangkan dalam hal apa yang dibaca ketika melakukan sujud
sahwi, maka kita kemukakan pendapat Imam Nawawi rahimahullah:
Bacaan sujud sahwi adalah sama dengan bacaan sujud yaitu “subhana rabbi al
a’la” , karena dalam hadis-hadis tidak disebutkan bacaannya yang tertentu. Dalam
hadis-hadis sahih Bukhari, Muslim dan kelompok Sunan, Rasulullah SAW hanya
menyebutnya sebagai sujud karena terlupa.
Dan bacaan duduk antara dua sujud sahwi adalah sama dengan bacaan duduk
antara dua sujud yaitu “rabbigh fir li, rabbigh fir li” atau yang panjang lagi dari hadis
kelompok Sunan.
Ya ALLAH, begitulah yang kami ketahui semampu kami tentang
shalat yang diajarkan oleh Rasul-MU.
Ya ALLAH, ampunilah dosa dan segala kekurangan kami.
Cukuplah hanya kepada-MU kami berserah diri. Tidak ada Tuhan
selain ALLAH Yang Maha Bijaksana lagi Maha Pengampun.
Ya ALLAH hanya kepada-MU kami menyembah dan hanya
kepada-MU kami memohon pertolongan.
Shalat jamak dan Qashar
lughot
Shalat Jamak

Shalat yang jumlah rakaatnya diringkas,


jumlahnya 4 rakaat menjadi 2 rakaat.
Dhuhur, Ashar, dan Isya’
Syarat sah shalat jamak dan qashar

1. Perjalanan yang dilakukan bukan untuk maksiat.


2. Perjalanan berjarak 80,64 km atau lebih.
3. Shalat yang dijamak atau diqashar adalah shalat
ada’.
4. Shalat yang diqashar jumlah raka’atnya 4 rakaat.
Niat menjamak atau qashar pada waktu
5. takbiratul ihram.
BERNIAT JAMA’ PADA WAKTU MELAKSANAKAN
SHALAT YANG PERTAMA.

BERTURUT-TURUT KARENA KEDUANYA SEOLAH-OLAH


SATU SHALAT.

pada waktu
Dhuhur.
berniat akan melaksanakan shalat
Ashar pada waktu Dhuhur.
membaca iqamah langsung
mengerjakan shalat Ashar 4 rakaat.
‫‪Adapun niatnya :‬‬
‫ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ ْ َ ْ َ ُّ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ ً َ ْ ْ‬
‫ات مجموعا ِّاليه ِّالعصر اداء ِّهلل‬‫اص ِّلي فرض الظه ِّر اربع ركع ٍ‬
‫َ ََ‬
‫تعالي‬
‫ُ َ َْ َ ْ َ ْ ََْ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ ً َ‬
‫ات مجموعا ِّالي‬
‫اص ِّلي فرض العص ِّراربع ركع ٍ‬
‫ُّ ْ َ َ ً َ َ َ‬
‫الظه ِّر اداء ِّهلل تعالي‬
Cara Melaksanakan Jamak Ta’khir
Berniat pada waktu yang pertama bahwa ia akan
shalat yang pertama itu pada waktu yang kedua
supaya ada maksud yang kuat untuk
mengerjakan shalat yang pertama.

ْ َ‫ي ا ْلع‬masuk
‫ص ِّر‬
Setelah َ‫ُم ْوعا ً اِّل‬waktu ‫بَ َع َر َكعَا‬ia‫ا َ ْر‬mengerjakan
ٍ Ashar
‫ت َم ْج‬ َ ‫ي فَ ْر‬
‫ض ال ُّظ ْه ِّر‬ َ ُ‫ا‬
ْ ‫ص ِّل‬
shalat
‫ي‬ َ
dhuhur 4 rakaat, kemudian membaca iqamah dan
‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ع‬
langsung mengerjakan shalat Ashar.
َ ‫ت‬ ِّ ‫هلل‬ ‫ء‬
ً َ ‫ا‬‫د‬ َ ‫ا‬
‫عا اِّلَ ْيه ِّال َّظ ْه ُر‬ ٍ ‫عا‬
ً ‫ت َم ْج ُم ْو‬ َ ََ ‫ص ِّرا َ ْربَ َع َر َك‬ َ ‫ص ِّلي فَ ْر‬
ْ َ‫ض ا ْلع‬ َ ُ‫ا‬
‫اَدا َ ًء هللِّ تَعَالَي‬
Cara Melaksanakan
Shalat Jama’ Qashar

Caranya seperti shalat jama’ dan bilangan


rakaatnya diqashar.
Contoh niat shalat Ashar jama’ ta’khir diqashar :
َّ ‫عا اِّلَ ْيه ِّال‬
ِّ ‫ظ ْه ُر اَدا َ ًء‬
‫لل‬ ْ َ‫عت َ ْي ِّن ق‬
ً ‫ص ًرا َم ْج ُم ْو‬ َ َْ ََ ‫ص ِّر َر َك‬ َ ‫ص ِّلي فَ ْر‬
ْ َ‫ض ا ْلع‬ َ ُ‫ا‬
‫تَعَالَي‬
Saya berniat shalat Ashar dua rakaat jama’ qashar beserta
dhuhur karena Allah ta’ala.
A. Shalat dalam Keadaan Sakit
Orang yang sedang sakit harus
tetap melaksanakan shalat lima
waktu selama akal atau
ingatannya masih tetap
normal.
‫‪Hadits Rasulullah SAW.‬‬
‫ه‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ه‬
‫ع ِّن ع ِّل ِّى ب ِّن ا ِّبى طا ِّل ٍب ر ِّضى اَّلل عنه ع ِّن الن ِّب ِّى ‪-‬صلى هللا عليه‬‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫يض َقا ِّئ ًما ان ْاس َت َط َاع ‪َ ،‬فا ْن َل ْم َي ْس َت ِّطعْ‬ ‫وسلم‪َ -‬ق َال ‪ُ «:‬ي َص ِّلى ْال َمر ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِّ‬ ‫ِّ‬
‫ود ُه َا ْخ َفضَ‬ ‫َص هلى َق ِّاع ًدا ‪َ ،‬فا ْن َل ْم َي ْس َت ِّط ْع َا ْن َي ْس ُج َد َا ْو َم َا ‪َ ،‬و َج َع َل ُس ُج َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬
‫ِّمن رك ِّوع ِّه ‪ ،‬ف ِان لم يست ِّطع ان يص ِّلى ق ِّاعدا صلى على جن ِّب ِّه األيم ِّن‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫مستق ِّبل ال ِّقبل ِّة ‪ ،‬ف ِان لم يست ِّطع ان يص ِّلى على جن ِّب ِّه األيم ِّن صلى‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ َْْ ً ُْ ُ ه َ ْ‬
‫مستل ِّقيا ِّرجله ِّمما ي ِّلى ال ِّقبلة »‪.‬‬
Cara melaksanakan shalat bagi orang
yang sedang sakit :
2. Shalat dengan tidur miring ke
3. Shalat dengan terlentang sisi
kiblat
Semua bacaan sama, hanya gerakan-gerakan seperti
ruku’, i’tidal dan seterusnya cukup memberikan isyarat
dengan kepalanya atau isyarat kedipan mata.
Shalat dalam Kendaraan
Tata cara mengerjakan shalat
dalam kendaraan :
Suci dari najis, hadasts kecil maupun besar. Jika
tidak memungkinkan berwudlu, boleh bertayamum.
Jika memungkinkan melakukan sambil berdiri itu
lebih utama, tetapi jika tidak dapat boleh sambil
duduk atau menggunakan isyarat.
Menghadap ke arah kiblat, tetapi jika tidak bisa,
boleh mengikuti ke arah mana kendaraan
menghadap.
Kesimpulan
Shalat jama’ qashar yaitu dua shalat fardhu yang dikerjakan
dalam satu waktu dan diringkas karena sebab-sebab tertentu.

Syarat-syarat shalat jama’ qashar yaitu . Perjalanan yang dilakukan


bukan untuk maksiat, Perjalanan berjarak 80,64 km atau lebih., Shalat
yang dijamak atau diqashar adalah shalat ada’, Shalat yang diqashar
jumlah raka’atnya 4 rakaat, Niat menjamak atau qashar pada waktu
takbiratul ihram.
Cara melaksanakan shalat bagi orang yang sedang
sakit : Shalat dengan Duduk, Shalat dengan tidur
miring ke sisi kiblat, Shalat dengan terlentang dan
shalat dengan isyarat.
Tata cara mengerjakan shalat dalam kendaraan : Suci, Jika memungkinkan
melakukan sambil berdiri itu lebih utama, tetapi jika tidak dapat boleh sambil
duduk atau menggunakan isyarat. Menghadap ke arah kiblat, tetapi jika tidak
bisa, boleh mengikuti ke arah mana kendaraan menghadap.
Pengertian

Shalat
Shalat yang dilakukan
Berjama’a
secara bersama,
h
dipimpin oleh yang
ditunjuk sebagai
Shalat imamnya
Munfarid Shalat yang dilakukan
secara sendirian
Artinya: Rasulullah Saw. Bersabda:
Shalat berjama’ah lebih utama dari shalat
sendirian dengan 27 derajat. (HR. Bukhari
& Muslim)
Ada Imam (pemimpin
Shalat)
Ada Makmum
(pengikut/jama’ah shalat)
Dikerjakan dalam satu
majelis (tempat)
Shalat Makmum sesuai
dengan shalat imam
Imam
Imam adalah orang yang memimpin shalat
berjama’ah.

Syarat Imam:
Sudah baligh
Fasih dan hafal bacaan shalat
Bukan orang yang dibenci jama’ah
Mengetahui syarat dan rukun serta hal
Imam pria untuk pria
yang membatalkan dan wanita,
shalat
sedang imam wanita, untuk wanita
saja
Makmum

Makmum Adalah Orang Yang Mengikuti Imam Dalam Shalat Berjama’ah.

Syarat Makmum

Berniat Mengikut Imam

Tidak Mendahului Gerakan Imam


Shalatnya Sesuai Dengan Shalat
Imam
Mengikut Imam Dalam Segala Gerakan Shalat

Berada Di Belakang Imam Dalam Satu Majelis (Tempat)

Tidak Bermakmum Kepada Imam Yang Batal Shalatnya


Macam-macam Makmum:

Makmum Muwafiq, yakni makmum yang tidak terlambat

Makmum Masbuk, yakni makmum yang terlambat

Makmum Mufarriq, yakn makmum yang menyalahi


gerakan Imam
Shalat-shalat yang bisa dikerjakan berjama’ah

1. Shalat Fardhu (Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib


dan Isya’)
2. Shalat Jum’at
3. Shalat Tarawih
4. Shalat Idul Fitri dan ‘Idul Adha
5. Shalat Jenazah
6. Shalat Istisqa (Minta Hujan)
7. Shalat Gerhana Bulan dan Matahari
8. Shalat Witir
© Presentasi ini diedarkan dan dipertanggungjawabkan dalam milis:

Public Unmoderated:

Cinta_Rasul@googlegroups.com

Anda mungkin juga menyukai