sunnah Rasul
Shalat Jamaah
FILOSOFI
SHALAT
• Shalat merupakan puncak
tertinggi di antara ibadah-
2 lain.
• ibadah dan perintah
syari’at diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw
melalui malaikat Jibril,
kecuali shalat.
FILOSOFI
SHALAT
• Khusus ibadah shalat, ALLAH SWT langsung
memberikan kitab-NYA kepada Nabi Muhammad saw
ketika beliau melakukan perjalanan Isra’ mi’raj
• Semua itu menunjukan bahwa shalat adalah ibadah
yang memiliki kedudukan yang sangat agung, selain
itu untuk menunjukan kepada makhluk betapa
pentingnya ibadah shalat dalam kehidupan mereka
dalam mendekatkan diri kepada ALLAH SWT
• Majma’ Ulama Bahrain menyebutkan perintah wajib
shalat adalah diawal kenabian. Sementara
sebahagian besar ulama menyebutkan diwajibkan 3
tahun sebelum hijrah (peristiwa isra’ mi’raj
Dalil shalat
• “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat
untuk mengingat Aku.” (Qs Thaha ayat:14).
• Allah berfirman tentang Ismail,“Dan ia menyuruh ahlinya
untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah
seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.” (Qs Maryam
ayat: 55).
• Allah berfirman tentang Ibrahim; “Ya Tuhanku, jadikanlah
aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan
shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (Ibrahim
40).
• Allah berfirman tentang Nabi Muhammad; “Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Qs Thaha
ayat132).
Arti shalat
• Shalat dari segi bahasa adalah do’a atau do’a
dengan kebaikan. Dari segi syara’ artinya
beberapa ucapan dan perbuatan yg dibuka
dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
• Shalat merupakan hubungan langsung antara
hamba dengan Tuhannya, dengan maksud untuk
mengagungkan dan bersyukur kepada ALLAH
SWT dengan rahmat dan istighfar untuk
memperoleh berbagai manfaat yang kembali
untuk dirinya sendiri di dunia dan di akhirat
H i k m a h s h a l a t
DARI ASPEK
MORAL
• Shalat merupakan benteng
hidup kita agar jangan sampai
terjerumus ke dalam perbuatan
keji dan munkar
1. Muslim
2. Baligh
3. Berakal
4. Suci
Penghalang
Shalat
1. Datangnya
Penghalang
2. Perginya
penghalang
Udzur Shalat
1. Tidur
2. Lupa
3. Terpaksa
4. Musafir yang
menggabung
shalatnya
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Orang
yang ketiduran tidak dikatakan tafrith (meremehkan).
Sesungguhnya yang dinamakan meremehkan adalah
orang yang tidak mengerjakan shalat sampai datang waktu
shalat berikutnya.” (HR. Muslim)
RUKUN SHALAT
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ikhram
4. Membaca Al-fatehah
5. Ruku’
6. I’tidal
7. Sujud
8. Duduk diantara dua sujud
9. Duduk pada tasyahud akhir
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca shalawat Nabi
12. Salam
13. Tertib
YANG MEMBATALKAN SHALAT ADA 12
PERKARA
• 1. Sengaj berbicara
2. Bergerak yang bukan gerakan shalat berturut-turut
sebanyak 3 x
3. Berhadats kecil atau besar
4. Terkena Najis
5. Terbukanya aurat dengan sengaja
6. Berbah Niat
7. Membelakangi kiblat
8. Makan atau minum dengan sengaja walaupun
sedikit
9. Tertawa terbahak-bahak
10. Murtad
11. Meninggalkan salah satu rukun dengan sengaja
12. Mendahului Imam sebanyak 2 rukun
Faktor Ditolaknya ibadah shalat
• MEMAKAN HARTA HARAM; Rasulullah SAW
bersabda, "Ibadah yang disertai dengan
memakan (makanan) yang haram sama saja
seperti (mendirikan) bangunan di atas pasir.
• DURHAKA KEPADA KEDUA ORANGTUA;
• MELAKUKAN GHIBAH (gunjing & mengumpat)
• MERINGAN RINGANKAN SHALAT
• MINUM KHAMAR
• TIDAK IKHLAS
Shalat Rasulullah SAW
“SHALATLAH KALIAN SEPERTI AKU SHALAT” (HR.>
BUKHARI)
• 1. Menyempurnakan wudlu;
• (Seseorang yang yang hendak melakukan shalat) hendaknya
berwudlu sebagaimana yang diperintahkan Allah; sebagai
peng-amalan terhadap firmanNya:
• “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak
melakukan shalat, maka cucilah muka kalian, kedua tangan
kalian hingga siku, dan usaplah kepala kalian, dan (cucilah)
kedua kaki kalian hingga kedua mata kaki…” (Al-Ma’idah: 6).
• dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Tidak diterima shalat tanpa bersuci dan shadaqah dari
penipuan.” (HR. Muslim ).
• Dan sabdanya kepada orang yang tidak betul shalatnya:
“Apabila kamu hendak melakukan shalat, maka
sempurnakanlah wudhu”.
Segala puji bagi ALLAH, Tuhan semesta alam, Yang Maha Suci lagi Maha Agung.
Hanya kepada-NYA kita menyembah dan kepada-NYA pula kita memohon belas
kasihan. Salam dan shalawat senantiasa kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wassalam, Nabi kita sebaik-baik manusia sebagai pemimpin.
Berbagai macam ragam cara shalat yang diajarkan oleh para ulama, kyai, dai,
ustadz dan muallim. Namun masih saja banyak perbedaan satu dengan lainnya.
Bahkan perbedaan itu membawa perselisihan umat. Padahal sumber utama yang
mengajarkan shalat itu hanya satu orang, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam. Jadi seharusnya yang menjadi panutan itu adalah Rasulullah, bukannya
ulama/kyai/ustadz/dai. Jadi marilah kita bersatu dalam sunnah Rasul.
Insya ALLAH, presentasi ini menjelaskan tata cara setiap gerakan zahir dalam
shalat sesuai sunnah yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam.
Semoga dengan shalat yang benar maka ALLAH akan membuka hijab tabir antara
kita dengan-NYA, sehingga segala doa yang terpanjat akan sampai ke hadapan
ALLAH Penguasa Langit dan Bumi, dan DIA berkenan mengabulkan doa kita
karena DIA Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Tata Cara Shalat
Urutan gerakan zahir dalam shalat:
1. Niat, berdiri
2. Takbiratul ihram
3. bersedekap
4. Membaca iftitah
5. Membaca taawudz dan fatihah
6. Membaca surah/ayat Quran
7. Ruku’
8. I’tidal
9. Sujud ke-1
10. Duduk dua sujud
11. Sujud ke-2
12. Duduk istirahat sebelum bangkit berdiri
13. Melanjutkan ke rakaat berikutnya (dimulai dari membaca fatihah
hingga sujud ke-2)
14. Duduk tahiyat awwal dan membaca doa
15. Duduk tahiyat akhir dan membaca doa
16. Mengucapkan salam
1. Berniat untuk mengerjakan shalat
fardhu/sunat, kemudian berdiri tegak
menghadap kiblat.
Niat cukup dalam hati saja, jangan
mengucap “ushalli” karena hal itu tidak
ada dalam sunnah Rasul. Pandangan
mata hanya diarahkan ke tempat sujud
agar dapat shalat dengan khusyu’.
DALIL TENTANG NIAT
Rasulullah SAW bersabda: Pekerjaan-pekerjaan itu tidak lain hanyalah dengan
niat, dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan apa yang
diniatkannya. [Bukhari & Muslim]
An Nawawi mengatakan didalam Raudhatu ‘th Thalibin Al Maktab Al Islami, bahwa
niat adalah maksud (keinginan). Orang shalat hendaklah menghadirkan didalam
ingatannya akan shalat itu sendiri beserta kewajiban-kewajiban (rukun) dalam
shalat. Kemudian memaksudkan pengetahuan dan ingatan itu secara sengaja dan
menghubungkannya dengan awal takbir. Kemudian mereka berpendapat bahwa
niat itu sudah cukup dalam hati saja.
Lafadz “ushalli…” tidak ada satupun dalil yang mengajarkannya, tidak pernah
Rasulullah memulai shalatnya dengan mengucap sebarang kata, selain takbir.
Oleh karena itu, ucapan “ushalli…” dimasukkan sebagai perkara bid’ah,
karena termasuk menambah-nambah sesuatu yang baru dalam perkara
agama. Dan bid’ah adalah kesesatan, dan kesesatan berarti neraka.
Janganlah kita mengikutinya, cukuplah kita berniat dalam hati saja. Kita mungkin
menganggap mengucap “ushalli” itu ringan, namun kita tidak tahu kebencian
ALLAH terhadap orang yang menambah-nambah urusan agama-NYA.
Apakah sukar shalat tanpa ushalli??? Jika tidak sukar, maka tinggalkan saja.
2. Takbiratul ihram dengan cara mengangkat
kedua tangan setinggi bahu/pundak
secara bersamaan sambil membaca takbir
“ALLAHU AKBAR”
Dari Salim bin Abdullah bin Umar, katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri
hendak shalat, maka diangkatnya kedua tangannya hingga setentang dengan
kedua bahunya sambil membaca takbir. Apabila beliau hendak ruku’
dilakukannya pula seperti itu, begitu pula ketika bangkit dari ruku’. Tetapi beliau
tidak melakukannya ketika mengangkat kepala dari sujud. [Muslim]
Rasulullah SAW bersabda: Kunci shalat itu adalah suci, pembukanya adalah
takbir dan penutupnya adalah salam. [Abu Dawud, Tirmizi dan dishahihkan
olehnya dan disepakati oleh Adz Dzahabi]
Dari Wa’il bin Hujr katanya dia melihat Nabi SAW mengangkat kedua tangan
pada permulaan shalat setentang dengan kedua telinganya sambil membaca
takbir. Kemudian dilipatkannya bajunya lalu diletakkannya tangan kanan diatas
tangan kiri. Ketika beliau hendak ruku’ dikeluarkannya kedua tangannya dari
lipatan bajunya, kemudian diangkatnya sambil membaca takbir, lalu beliau ruku’.
Ketika beliau membaca “sami’Allahu liman hamidah” diangkatnya pula kedua
tangannya. Ketika sujud, beliau sujud antara kedua telapak tangannya. [Muslim]
“ALLAH maha besar sebesar-besarnya, pujian yang tak terhenti bagi ALLAH,
maha suci ALLAH sepanjang pagi dan petang”
Maka bertanya Rasulullah SAW: Siapa yang membaca kalimat itu tadi? Jawab
laki-laki itu: Saya, wahai Rasulullah! Sabda Rasulullah SAW: Aku kagum dengan
kalimat itu, karenanya dibukakan segala pintu langit.
Kata Ibnu Umar: Aku tidak pernah lupa membacanya sejak kudengar Rasulullah
SAW membacanya.
[HR. Muslim]
5. Setelah membaca doa Iftitah kemudian
membaca ta’awudz (berlindung daripada
syetan) kemudian melanjutkannya
dengan membaca Surah Al Fatihah.
DALIL TENTANG KEWAJIBAN MEMBACA AL FATIHAH
------
Dari Ubadah bin Shamit ra: Bahwa Nabi SAW bersabda: “Tidak sah
shalatnya orang yang tidak membaca surat Al Fatihah.” [Bukhari, Muslim,
Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed & Ad Darami]
6. Setelah membaca Surah Al Fatihah
kemudian Membaca salah satu Ayat atau
Surah dari Al Qur’an
DALIL TENTANG MEMBACA AYAT
Dari Atha’ katanya Abu Hurairah berujar: “Dalam setiap shalat Rasulullah
SAW selalu membaca bacaan (ayat). Karena itu bacaan yang
dinyaringkannya kepada kami, kami nyaringkan pula, dan bacaan yang
perlahan-lahan dibacanya kami perlahankan pula kepadamu.”
Lalu seorang laki-laki bertanya, “Bagaimana kalau tidak kutambah lagi
bacaanku selain membaca Al Fatihah?”
Jawabnya (Abu Hurairah), “Jika anda tambah lebih baik, jika tidak maka Al
Fatihah sudah cukup.
[HR. Muslim]
7. Setelah selesai membaca ayat kemudian
bertakbir sambil mengangkat kedua
tangan seperti ketika bertakbiratul ihram
dengan membaca kalimat takbir “ALLAHU
AKBAR”
DALIL TENTANG TAKBIR RUKU
Hadis tentang takbir ruku adalah hadis shahih muttafaq ‘alaih, sehingga seluruh
Mazhab mengganggapnya termasuk rukun shalat, jika terlupa membacanya,
maka membatalkan shalatnya, dan ia harus mengulang shalatnya.
Dari Abu Qilaabah, bahwa ia melihat Malik bin Huwairits ketika ia shalat, ia
bertakbir lalu mengangkat kedua tangannya. Ketika ingin rukuk, ia mengangkat
kedua tangannya. Ketika mengangkat kepala dari rukuk, ia mengangkat kedua
tangannya. Ia (Malik) bercerita bahwa Rasulullah SAW dahulu berbuat seperti
itu.
[HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal & Ad
Darami]
8. Setelah selesai membaca takbir,
kemudian RUKUK dengan cara
membungkukkan badan dengan
posisi tangan diletakkan di atas
lutut, dan punggung rata atau
lurus, kemudian membaca
tasbih RUKUK sebanyak 3 kali.
Mush’ab bin Saad berkata: Aku salat di samping ayahku (yaitu Saad bin Abu
Waqash). Aku biarkan tanganku (terlepas) di depan lututku. Lalu ayah berkata:
Tempelkan kedua telapak tanganmu di kedua lututmu. Kemudian aku melakukan
hal itu sekali lagi. Ayah memukul tanganku seraya berkata: Kita dilarang
melakukan itu (melepas tangan saat rukuk). Kita diperintah untuk menempelkan
tangan kita pada lutut saat rukuk. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud,
Ibnu Majah, Ahmad bin Hanbal & Ad Darami]
DALIL TENTANG BACAAN TASBIH RUKU
Dari Abu Hurairah ra: Bahwa Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya imam
itu untuk diikuti. Karena itu, maka janganlah kalian menyalahinya. Apabila ia
bertakbir, maka bertakbirlah kalian. Bila ia rukuk, maka rukuklah kalian. Bila ia
membaca “sami’allahu liman hamidah”, maka bacalah “Allahumma rabbanaa
lakal hamdu”. Bila ia sujud, maka sujudlah kalian. Dan bila ia shalat sambil
duduk, maka shalatlah kalian sambil duduk.
[HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah]
------
Dari Maimunah isteri Nabi SAW katanya: “Apabila Rasulullah SAW sujud
direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih ketiak
beliau. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada tasyahud awal,
beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri.” [Muslim]
Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Nabi SAW diperintahkan untuk sujud dengan
tujuh anggota badan dan dilarang menutup dahinya dengan rambut dan pakaian.
[Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal & Ad
Darami]
HR. Muslim dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa Tujuh anggota badan itu ialah:
(1) wajah yaitu dahi dan hidung ; (2-3) kedua belah telapak tangan ; (4-5) kedua
ujung lutut ; (6-7) kedua ujung kaki.
11. Setelah bersujud kemudian bangkit duduk
dengan cara bangkit dari sujud sambil
membaca takbir “Allahu Akbar”
tetapi membaca takbir ini tidak dengan
mengangkat kedua tangan.
Kemudian duduk dengan menekukkan
ujung kaki kanan dan setelah duduk tegak
sempurna kemudian membaca zikir DOA
DUDUK ANTARA DUA SUJUD
Dari Barra bin Azib, ia berkata: Aku mengamati shalat Muhammad SAW. Aku
perhatikan berdirinya, rukuknya, iktidal setelah rukuk, sujudnya, duduk antara
dua sujud, sujud kedua, duduk antara salam dan selesai shalat, (aku perhatikan)
satu dengan lainnya saling sama. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud,
Ahmed bin Hanbal & Ad Darami]
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah shalat mengimami
para sahabat. Ia bertakbir tiap kali turun dan bangun. Ketika selesai ia berkata:
“Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip dengan
shalatnya Rasulullah SAW.” [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu
Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]
13. Setelah bangkit dari sujud yang
kedua, hendaknya duduk
tuma’ninah sekejap dua atau 5
detik kemudian kembali berdiri
untuk mengerjakan rakaat
selanjutnya sambil membaca
takbir,
Dari Abu Hurairah katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri untuk raka’at
kedua, beliau langsung membaca Fatihah, tanpa diam sebentar terlebih
dahulu. [Muslim]
Dari Mutharrif bin Abdullah, ia berkata : Aku dan Imran bin Hushein shalat di
belakang Ali Bin Abi Thalib. Ketika sujud beliau bertakbir. Saat mengangkat
kepala beliau bertakbir. Saat bangun dari dua rakaat beliau bertakbir. Selesai
shalat Imran memegang tanganku dan berkata: Sesungguhnya Ali telah
mengingatkan aku dengan shalat Muhammad SAW. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]
Perintah dari Nabi Muhammad SAW untuk ber-tuma’ninah dalam shalat
“Segala kehormatan, semua rahmat dan semua yang baik itu milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat
Allah dan berkah-Nya dilimpahkan kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada
kami dan kepada para hamba Allah yang saleh.”
Apabila dia telah membacanya, maka keselamatan itu akan menyebar kepada semua hamba Allah yang
saleh baik yang di langit maupun yang di bumi. “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
aku bersaksi bahwa Muhammad hamba-NYA dan Rasul-NYA”, kemudian berdoalah sesukanya.
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
15. Duduk tahiyat akhir adalah
duduk pada rakaat terakhir,
dengan cara meluruskan ujung
kaki kiri dan menegakkan ujung
kaki kanan, kemudian membaca
“attahiyatullillahi…”.
DALIL TENTANG TATA CARA DUDUK TASYAHUD AKHIR
Dari Abu Ma’mar ra. Katanya : “Seorang Amir (pemimpin) dari Makkah
menyudahi shalat dengan dua kali salam. Maka bertanya Abdullah, “Dari mana
anda peroleh cara begitu?” Kata Al Hakam didalam hadisnya, “Sesungguhnya
Rasulullah SAW melakukan seperti itu.” [Muslim]
Dari Amir bin Sa’ad dari bapaknya (Sa’ad bin Abi Waqash ra), katanya : “Aku
melihat Rasulullah SAW memberi salam ke kanan dan ke kiri sehingga terlihat
olehku putih pipi beliau.” [Muslim]
Membaca Qunut
HADIS TENTANG QUNUT
Dari Abu Hurairah katanya: Demi ALLAH, akan aku ajarkan kepada kamu cara
shalat Rasulullah SAW. Maka Abu Hurairah berqunut ketika shalat Zuhur, Isya
dan Subuh mendoakan kebaikan bagi orang-orang mukmin dan mengutuk
orang-orang kafir. [Bukhari, Muslim, Nas’ai, Abu Dawud, Ahmad]
Dari Muhammad, dia bertanya kepada Anas, katanya: Adakah Rasulullah SAW
qunut dalam shalat subuh? Jawab Anas: Ada, yaitu sesudah ruku. [Muslim]
Dari Anas bin Malik, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut sebulan lamanya
dalam shalat Subuh sesudah rukuk yaitu mengutuk kabilah-kabilah Ri’il,
Dzakwan dan Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.
[Muslim]
Dari Al Barra bin Azib, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut dalam shalat
Subuh dan Maghrib. [Muslim]
IJTIHAD PARA ULAMA TENTANG QUNUT
Menurut Mazhab Syafii membaca qunut dalam shalat subuh adalah sunat muakkad. Andaikata
ditinggalkan baik sengaja atau karena lupa, maka tidak batal shalatnya, akan tetapi harus melakukan
sujud sahwi.
Diriwayatkan oleh Al Hakim, bahwa Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW tetap melakukan qunut
diwaktu Subuh hingga beliau meninggal dunia. Dikatakan oleh Al Hakim bahwa ini adalah hadis sahih.
Maka akan timbul pertanyaan: Apakah boleh berqunut selain shalat subuh?
Menjawab hal ini Imam Syafii mempunyai 3 (tiga) pendapat:
1) Boleh berqunut pada setiap shalat apabila timbul bencana alam atau bahaya peperangan, atau
wabah penyakit atau gangguan (intimidation) kepada kaum muslimin. Jika tidak ada bencana,
maka tidak boleh berqunut selain pada shalat subuh.
2) Mazhab mereka selalu membaca qunut pada semua shalat fardu, tidak terkecuali baik dalam
keadaan bahaya ataupun tidak
3) Qunut boleh tidak dibaca sama sekali
•Qunut dibaca pada separuh terakhir bulan Ramadan pada rakaat terakhir shalat Witir. Ini masih
menurut Imam Syafii dan Imam Nawawi.
•Menurut Mazhab Syafii dengan fatwa dari Imam Nawawi, saat membaca qunut dalam shalat subuh
adalah sesudah mengangkat kepala dari rukuk (sesudah iktidal) dalam rakaat kedua.
•Dan menurut mazhab Syafii, bacaan qunut tidak ditentukan bacaannya. Artinya boleh membaca doa
manapun atau doa-doa yang ada dalam Quran.
DOA QUNUT
Adapun lafaznya, maka bacaan qunut yang terpilih adalah mengucapkan seperti yang diriwayatkan dalam
hadis sahih dalam kitab sunan (Abu Dawud, Tirmizi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi serta lainnya),
dengan isnad (sanad) sahih:
Dari Hasan bin Ali: Rasulullah SAW mengajari aku kata-kata yang kuucapkan dalam shalat Witir:
Ya ALLAH, tunjukilah aku sebagaimana orang yang Engkau beri petunjuk. Dan bebaskanlah aku (dari
kekurangan lahir batin) sebagaimana orang yang Engkau bebaskan. Dan jadikanlah aku sebagai orang
yang menuju hanya kepada-MU semata. Dan berkatilah aku dalam rezeki yang engkau berikan. Karena
sesungguhnya Engkaulah yang mentakdirkan dan bukan Engkau yang ditakdirkan. Tidaklah hina orang
yang mencintaiMU. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami yang Maha Tinggi.
PENDAPAT YANG MENGANGGAP QUNUT ADALAH SUNAT
1) Sebelumnya Qunut dibaca oleh Rasulullah untuk mendoakan suatu kaum:
Dari Anas bin Malik, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut sebulan lamanya dalam
shalat Subuh sesudah rukuk yaitu mengutuk kabilah-kabilah Ri’lin, Dzakwan dan
Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA. [Muslim]
2) Tetapi kemudian doa Rasulullah itu ditolak oleh ALLAH ta’ala:
Dari Abu Hurairah, katanya: Pernah setelah Rasulullah SAW selesai membaca
“sami’allahu liman hamidah, rabbana lakal hamdu”, kemudian beliau masih berdiri
membaca doa sebagai berikut:
“Ya ALLAH, selamatkanlah Walid bin Walid, Salamah bin Hisyam, Iyasy bin Abi Rabi’ah
dan orang-orang mukmin yang lemah-lemah. Ya ALLAH, perberat siksa-MU atas kabilah
(suku) Mudhar, dan jadikanlah tahun-tahun mereka seperti tahun-tahun yang berat bagi
Yusuf. Ya ALLAH, kutuklah kabilah-kabilah (ethnic group) Lihyan, Ri’lan, Dzakwan dan
Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.”
Kemudian kami dapat kabar bahwa beliau meninggalkan doa itu setelah turun ayat
ALLAH:
“Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima
taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang
yang zalim.” [QS:3 Ali Imran: 128]
[Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad & Ad Darami]
Sujud Sahwi
(sujud karena terlupa)
DALIL TENTANG SUJUD SAHWI
Dari Abu Hurairah, katanya Rasulullah SAW bersabda: Apabila kamu shalat,
datanglah setan mengganggumu sehingga kamu lupa telah berapa raka’at kamu
shalat. Apabila kamu mengalami hal yang demikian itu, maka sujudlah dua kali
ketika duduk (tasyahud akhir). [Muslim]
Dari Abdullah bin Buhainah, ia berkata: Rasulullah SAW shalat dua rakaat
bersama kami, kemudian beliau bangkit dan tidak duduk. Para sahabat yang
lainpun ikut bangkit bersama beliau. Ketika beliau hendak menyelesaikan
shalatnya dan kami menunggu salamnya, beliau malah membaca takbir lalu
melakukan sujud dua kali sedang beliau masih dalam keadaan duduk sebelum
salam. Kemudian beliau salam. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu Dawud,
Ibnu Majah, Ahmed, Malik & Ad Darami]
DALIL TENTANG SUJUD SAHWI
Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: Rasulullah SAW shalat (menurut perawi
Ibrahim, beliau SAW terlebih atau kurang jumlah rakaat). Ketika selesai salam,
ada yang berkata: Ya Rasulullah, apakah telah terjadi sesuatu ketika baginda
shalat. Rasulullah SAW bertanya: Apa itu? Mereka menjawab: Baginda
melakukan shalat begini, begini. Seketika itu juga Rasulullah SAW melipatkan
kedua kakinya dan menghadap kiblat, melakukan sujud dua kali dan salam.
Kemudian beliau berpaling kepada kami seraya bersabda: Seandainya terjadi
sesuatu dalam shalat, maka aku akan menerangkannya kepadamu. Tetapi aku
adalah manusia biasa yang dapat lupa seperti halnya engkau. Apabila aku lupa,
maka ingatkanlah aku. Apabila salah seorang kamu merasa ragu-ragu dalam
shalatnya, maka berusahalah mencari dan meyakini yang benar, lalu
sempurnakan. Selanjutnya hendaknya ia melakukan sujud dua kali.
[Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed, Malik & Ad
Darami]
BACAAN SUJUD SAHWI
Ada perbedaan di antara para ulama tentang saat membaca Sujud sahwi, ada yang
berpendapat dilakukan sebelum mengucapkan salam dan ada yang berpendapat
sesudah salam.
Pendapat yang mengatakan sujud sahwi adalah sesudah salam, sesuai hadis
sahih:
Dari Abdullah katanya: Nabi SAW sujud dua kali karena lupa, yaitu sesudah salam
dan bercakap-cakap. [Muslim]
Namun pendapat Imam yang kita pilih mengatakan bahwa sujud sahwi dilakukan
sebelum salam, hal ini berpegang dari banyaknya hadis sahih Bukhari, Muslim yang
menerangkannya. Sedangkan dalam hal apa yang dibaca ketika melakukan sujud
sahwi, maka kita kemukakan pendapat Imam Nawawi rahimahullah:
Bacaan sujud sahwi adalah sama dengan bacaan sujud yaitu “subhana rabbi al
a’la” , karena dalam hadis-hadis tidak disebutkan bacaannya yang tertentu. Dalam
hadis-hadis sahih Bukhari, Muslim dan kelompok Sunan, Rasulullah SAW hanya
menyebutnya sebagai sujud karena terlupa.
Dan bacaan duduk antara dua sujud sahwi adalah sama dengan bacaan duduk
antara dua sujud yaitu “rabbigh fir li, rabbigh fir li” atau yang panjang lagi dari hadis
kelompok Sunan.
Ya ALLAH, begitulah yang kami ketahui semampu kami tentang
shalat yang diajarkan oleh Rasul-MU.
Ya ALLAH, ampunilah dosa dan segala kekurangan kami.
Cukuplah hanya kepada-MU kami berserah diri. Tidak ada Tuhan
selain ALLAH Yang Maha Bijaksana lagi Maha Pengampun.
Ya ALLAH hanya kepada-MU kami menyembah dan hanya
kepada-MU kami memohon pertolongan.
Shalat jamak dan Qashar
lughot
Shalat Jamak
pada waktu
Dhuhur.
berniat akan melaksanakan shalat
Ashar pada waktu Dhuhur.
membaca iqamah langsung
mengerjakan shalat Ashar 4 rakaat.
Adapun niatnya :
ً َ َ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُّ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ ً َ ْ ْ
ات مجموعا ِّاليه ِّالعصر اداء ِّهللاص ِّلي فرض الظه ِّر اربع ركع ٍ
َ ََ
تعالي
ُ َ َْ َ ْ َ ْ ََْ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ ً َ
ات مجموعا ِّالي
اص ِّلي فرض العص ِّراربع ركع ٍ
ُّ ْ َ َ ً َ َ َ
الظه ِّر اداء ِّهلل تعالي
Cara Melaksanakan Jamak Ta’khir
Berniat pada waktu yang pertama bahwa ia akan
shalat yang pertama itu pada waktu yang kedua
supaya ada maksud yang kuat untuk
mengerjakan shalat yang pertama.
ْ َي ا ْلعmasuk
ص ِّر
Setelah َُم ْوعا ً اِّلwaktu بَ َع َر َكعَاiaا َ ْرmengerjakan
ٍ Ashar
ت َم ْج َ ي فَ ْر
ض ال ُّظ ْه ِّر َ ُا
ْ ص ِّل
shalat
ي َ
dhuhur 4 rakaat, kemudian membaca iqamah dan
ل اَ ع
langsung mengerjakan shalat Ashar.
َ ت ِّ هلل ء
ً َ اد َ ا
عا اِّلَ ْيه ِّال َّظ ْه ُر ٍ عا
ً ت َم ْج ُم ْو َ ََ ص ِّرا َ ْربَ َع َر َك َ ص ِّلي فَ ْر
ْ َض ا ْلع َ ُا
اَدا َ ًء هللِّ تَعَالَي
Cara Melaksanakan
Shalat Jama’ Qashar
Shalat
Shalat yang dilakukan
Berjama’a
secara bersama,
h
dipimpin oleh yang
ditunjuk sebagai
Shalat imamnya
Munfarid Shalat yang dilakukan
secara sendirian
Artinya: Rasulullah Saw. Bersabda:
Shalat berjama’ah lebih utama dari shalat
sendirian dengan 27 derajat. (HR. Bukhari
& Muslim)
Ada Imam (pemimpin
Shalat)
Ada Makmum
(pengikut/jama’ah shalat)
Dikerjakan dalam satu
majelis (tempat)
Shalat Makmum sesuai
dengan shalat imam
Imam
Imam adalah orang yang memimpin shalat
berjama’ah.
Syarat Imam:
Sudah baligh
Fasih dan hafal bacaan shalat
Bukan orang yang dibenci jama’ah
Mengetahui syarat dan rukun serta hal
Imam pria untuk pria
yang membatalkan dan wanita,
shalat
sedang imam wanita, untuk wanita
saja
Makmum
Syarat Makmum
Public Unmoderated:
Cinta_Rasul@googlegroups.com