Anda di halaman 1dari 10

Kasus Outsorcing : HOSJATUM

Erick Fernando 15 11011 120


Birul Sabdo Aji 15 41011 007
Mayday 2017 :
Mayday : HOS – JA - TUM
• Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan mengedepankan
sejumlah isu untuk disampaikan ketika aksi pada 1 Mei 2017 dalam
peringatan May Day. Isu yang disampaikan nanti disebut dengan
HOSJATUM. "Isu yang akan disampaikan pada May Day itu kami sebut
dengan HOSJATUM. HOS artinya hapus outsourcing dan pemagangan, JA
itu revisi jaminan sosial dan TUM adalah tolak upah murah dengan hapus
PP nomor 78,”. "Yang boleh melalui outsourcing itu ada lima macam
pekerjaan, yaitu cleaning service, catering, security, driver dan penyediaan
angkutan pekerja atau buruh
• Tapi kenyataannya sekarang banyak yang selain lima jenis
pekerjaan itu lewat sana (outsourcing). Ini kan tidak benar."
sebutnya. Kemudian, Said menyebut jaminan pensiun juga akan
menjadi sorotan. Dia berharap pemerintah bisa memberikan buruh
jaminan pensiun setara dengan PNS, yaitu 60 persen dari gaji
terakhir. "Karena nggak masuk akal, nanti pensiun 15 tahun lagi
buruh hanya dapat Rp 300 ribu. Bagaimana bisa hidup dengan
uang segitu. Pemerintah cuma basa basi aja kalau begitu. Makanya
kita minta jaminan pensiun itu 60 persen dari gaji terakhir. Jadi 15
tahun lagi gaji buruh bisa sampai Rp 8 jutaan, kalau 60 persennya
itu Rp 4,8 juta. Itu yang kita harapkan,
• Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai masalah diatas
terutama terkait outsourcing sebaiknya kita mengenal terlebih
dahulu system outsourcing tersebut. Definisi yang sering dipahami
di masyarakat adalah penggunaan tenaga kerja dari luar
perusahaan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu dan
spesifik. Sementara perusahaan outsourcing merupakan suatu
perusahaan yang menyediakan jasa tenaga kerja untuk keahlian
pada bidang kerja tertentu, sesuai dengan permintaan perusahaan
yang membutuhkan
• Sayangnya istilah outsourcing ini tidak disebutkan secara khusus
dalam UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Yang ada
hanyalah bentuk-bentuk outsourcing yakni pemborongan pekerjaan
dan penyediaan jasa pekerja atau buruh. Jadi pemahaman
sederhananya adalah sebuah perusahaan yang membutuhkan
tenaga kerja tambahan dan bekerja sama dengan pihak ketiga untuk
menyalurkan tenaga kerja sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan
oleh perusahaan tersebut. Dewasa ini banyak perusahaan hotel yang
telah menggunakan jasa outsourcing terutama untuk hal laundry
dan satpam.
• Sistem perekrutan tenaga kerja outsourcing sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan sistem perekrutan karyawan pada umumnya.
Perbedaannya, karyawan ini direkrut oleh perusahaan penyedia
tenaga jasa, bukan oleh perusahaan yang membutuhkan jasanya
secara langsung. Nanti, oleh perusahaan penyedia tenaga jasa,
karyawan akan dikirimkan ke perusahaan yang membutuhkan
sesuai dengan kontrak yang berlaku. Dalam sistem kerja ini,
perusahaan penyedia jasa outsource melakukan pembayaran
terlebih dahulu kepada karyawan. Selanjutnya mereka menagih ke
perusahaan pengguna jasa mereka. Karyawan outsourcing biasanya
bekerja berdasarkan kontrak, dengan perusahaan penyedia jasa
outsourcing, bukan dengan perusahaan pengguna jasa. Biasanya
gaji para pekerja outsourcing yang tidak banyak harus dipotong
hingga 30 persen untuk pihak perusahaan penyedia jasa
• Yang lebih menyedihkan lagi, banyak perusahaan outsourcing yang tidak transparan
untuk hal ini, sehingga yang rugi adalah pekerja outsourcing sendiri. Betul, pekerja
outsourcing bekerja berdasarkan kontrak kerja alias tidak permanen. Mereka tidak
punya jenjang karir yang bisa dicapai. Bila kontrak habis dan tidak diperpanjang,
maka para pekerja ini tidak memiliki posisi tawar yang bagus. Dari beberapa
penjelasan tersebut, bisa kita tarik kesimpulan bahwa adanya sistem kerja kontrak
dan outsourcing memberikan dampak positif bagi perusahaan antara lain penurunan
biaya tenaga kerja, meningkatkan keuntungan perusahaan, meningkatnya
kemampuan bersaing untuk perusahaan dan bagi sumber daya manusia sebagai
tenaga kerja perusahaan. Sedangkan banyak kalangan buruh atau serikat pekerja
yang menilai bahwa adanya sistem kerja kontrak maupun outsourcing memberikan
dampak yang kurang menguntungkan bagi buruh. Namun bagaimanapun juga
sistem outsourcing ini diperlukan di zaman globalisasi seperti sekarang dimana
persaingan antar perusahaan sangat ketat dan tidak terbatas. Untuk menanggulangi
beberapa masalah yang timbul akibat masalah outsourcing, berikut adalah beberapa
solusi dalam pelaksanaannya.
• Pertama, pemerintah harus melakukan pengawasan dan
menetapkan standar regulasi di tingkat pusat dan
daerah. Diperlukan juga pengawas yang bersertifikasi
dan kompeten sehingga memastikan semua regulasi
yang dilaksanakan dapat diimplementasikan. Bukan
malah menimbulkan polemik di lapangan dan sebagai
aturan semata tanpa realisasi

• Kedua, perusahaan outsourcing mampu berbenah diri


hingga menjadi lebih profesional dan taat hukum.
Nantinya, diharapakan perusahaan outsource tersebut
dapat menjadi mitra usaha yang dapat diandalkan
berdasarkan kompetensi dan produktivitasnya.
• Ketiga, pengusaha menentukam skema hubungan kerja sama yang mampu
melindungi hak pekerja atau buruh. Perusahaan seharusnya menetapkan
outsourcing bukan hanya efisiensi, melainkan produktivitas yang kaitannya
dengan kesejahteraan. Jadi dalam praktiknya pihak perusahaan harus lebih
memerhatikan tunjangan bagi para pekerja outsourcing seperti asuransi
dan tunjangan pensiun yang layak dan masuk akal.

• Keempat, pekerja pun harus mampu meningkatkan kompetensinya


sehingga mampu bersaing di tengah zaman globalisasi terlebih lagi MEA
yang kompetitif ini. Sehingga mereka pun bukan lagi mencari, melainkan
dicari oleh perusahaan dan memiliki daya saing yang tinggi.

• Terakhir, jika para pekerja semua outsourcing telah kompetensi yang


tinggi, ada baiknya dalam masa kontrak yang berlaku antara pekerja dan
perusahaan diberikan jangka waktu yang lebih lama atau bahkan seumur
hidup guna menjamin kesejahteraan para buruh.

Anda mungkin juga menyukai