Anda di halaman 1dari 22

KEDUDUKAN GURU

SECARA ANTROPOLOGI

Asrifatun Agustini 161400002

Puji Devi Aryanti 191400034

Siti Zahro 191400037


Agenda Style
A Pengertian Guru

B Guru Sebagai Kedudukan


Terhormat

C Guru Sebagai Profesi

D Guru Sebagai Status Sosial

E Peranan Guru Dan


Kedudukan Guru
A. Pengertian Guru
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:37), guru adalah
manusia yang tugasnya mengajar. Adapun menurut Vembrianto (
1994: 21) dalam kamus pendidikan, guru adalah pendidik
profesional disekolah dengan tugas utama mengajar.
Guru dari bahasa Sansakerta, yang arti harafiahnya “berat”.
Dalam bahasa indonesia, guru umumnya merujuk pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Pengertian yang lain tentang guru adalah seorang
administrator, informator, konduktor dan sebagainya, dan harus
berkelakuan menurut harapan mesyarakatnya. Secara keprofesian
formal, guru adalah sebuah jabatan akademik yang memiliki tugas
sebagai pendidik.
B. Pengertian Guru

Secara keprofesian formal, guru adalah sebuah


jabatan akademik yang memiliki tugas sebagai
pendidik. Pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat (Undang-Undang
sisdiknas No. 20 tahun 2003, Bab XI pasal 39 Ayat
2
Ada beberapa pendapat para ahli tentang sifat-sifat yang harus dimiliki oleh
seorang guru, antara lain sebagai berikut:

 Menurut purwanto (1998:140-148), syarat-syarat guru adalah berijazah, sehat


jasmani dan rohani, Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menyukai murid-
muridnya, sabar dan rela berkorban, memiliki kewibawaan terhadap anak-anak,
penggembira, bersikap baik terhadap masyarakat, benar-benar menguasai mata
pelajarannya, menyukai mata pelajaran yang diberikan dan berpengetahuan luas.
 Menurut An-Nahlawi (1989: 239-246), tujuan, tingkah laku dan pola pikir guru
bersifat rabbani, ikhlas, bersabar, jujur, membekali diri dengan ilmu, mampu
menggunakan metode mengajar, mampu mengelola siswa, mempelajari kehidupan
psikis para siswa, tanggap terhadap berbagai persoalan, dan bersikap adil.
Ada beberapa pendapat para ahli tentang sifat-sifat yang
harus dimiliki oleh seorang guru, antara lain sebagai berikut:

 Dalam pandangan Al-Abrasyi (1988: 20-25), sifat-sifat guru yang Islami, antara lain zuhud,
bersih jiwa dan raga, tidak ria, tidak pendendam, tidak menyenangi permusuhan, tidak malu
mengakui ketidaktahuan, tegas dalam perkataan dan perbuatan, bijaksana, ikhlas, rendah
hati, lemah lembut, pemaaf, sabar, berkepribadian, tidak merasa rendah diri, dan
mengetahui karakter murid.
 Menurut Mahmud Yunus, seperti yang dikutip Tafsir (1992:82), sifat-sifat guru antara lain
kasih sayang kepada murid, bijak dalam memilih bahan pelajaran, melarang murid
melakukan hal yang tidak baik, memberikan peringatan, memberikan nasihat, menghargai
pelajaran lain yang bukan pegangannya, bijak dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai
dengan taraf kecerdasan anak didik, mementingkan berfikir dan berijtihad, jujur dalam
keilmuan, dan adil. Dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat guru pada dasarnya berkaitan
dengan sifat kognitif, afektif dan psikomotornya.
4 KOMPETENSI GURU
Kompetensi Kompetensi Kompetensi Kompetensi
Kepribadian Pedagogik Profesional Sosial

Kompetensi Kompetensi Kompetensi profesional Kompetensi


Kepribadian adalah Pedagogik adalah Ke adalah penguasaan Sosial adalah
kemampuan personal mampuan materi pembelajaran kemampuan guru
yang mencerminkan pemahaman secara luas dan untuk berkomunikasi
kepribadian yang terhadap peserta mendalam, yang dan bergaul secara
mantap, stabil, didik, perancangan mencakup penguasaan efektif dengan peserta
dewasa, arif dan dan pelaksanaan materi kurikulum mata didik, tenaga
berwibawa, menjadi pembelajaran, pelajaran di sekolah kependidikan, orang
teladan bagi peserta evaluasi hasil belajar, dan substansi tua/wali peserta didik,
didik, dan berakhlak dan pengembangan keilmuan yang dan masyarakat sekitar.
mulia. peserta didik untuk menaungi materinya,
mengaktualisasikan serta penguasaan
berbagai potensi yang terhadap struktur dan
dimilikinya. metodologi
keilmuannya.
B. GURU SEBAGAI KEDUDUKAN TERHORMAT
Teori tentang guru sebagai profesi mulia dikembangkan oleh para
penulis muslim klasik, seperti Al-Ghazali dan ibn Miskawaih. Mereka
mengembangkan sebuah pandangan bahwa profesi guru memiliki dimensi teologi
dan memiliki keistimewaan spiritual. Menurut mereka, guru merupakan profesi
samawi (langit) yang datang sebagai anugrah (mauhibah) dari Tuhan kepada
orang-orang yang dikehendaki-Nya (Jasjis, 1998: 267).
Sebagai acuan normatif, guru termasuk kedalam pernyataan Al-Qur’an
sebagai sandaran pandangan, yaitu pernyataan bahwa orang-orang yang berilmu
akan diangkat derajatnya. Dengan demikian, kedudukan istimewa mereka adalah
anugerah, bukan diusahakan. Mereka sengaja diposisikan Allah sebagai
kedudukan terhormat dan mendapat tempat dihati manusia. Ini adalah
STAR
pernyataan Al-Ghazali yang berkaitan dengan profesi guru.
T Adapun dari kedudukan guru tersebut terdapat syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh seorang guru menurut Prof. Dr. Zakiyah Darajat yaitu:
1. Takwa kepada Allah SWT.
2. Berilmu
3. Sehat jasmani
4. Berkelakuan baik.
C. GURU SEBAGAI PROFESI

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang


dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian.
Kemahiran. atau kecakapan yang memiliki standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi (UU Nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen).
Tentang
Tentang Guru
Guru

Guru adalah pendidik profesional dengan


tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalar
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

D
D
D
D
D
C. Guru Sebagai Profesi
Agus F. Tambayongdalam buku “Menjadi Guru Profesional” karya Moh. Uzer Usman menjelaskan
bahwa pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal, maka guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serla memiliki
pengalaman yang di bidangkan.
Guru profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas- tugas yang ditandai
dengan keahlian baik materi maupun melode. Di samping dengan keahliannya, sosok profesional guru
ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya profesional
hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik,
orang tua, masyarakat, bangsa negara dan agarnanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab
sosial, intelektual, moral dan spiritual.
M. Ngalim Purwanto dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis” menyebutkan
beberapa sikap dan sifat guru yang baik, yaitu: a) Adil, b) Percaya dan suka kepada murid-muridnya, c)
Sabar dan rela berkorban, d) Memiliki kewibawaan terhadap anak-anak, e) Penggembira, f) Bersikap
baik terhadap guru-guru lainnya, g) Bersikap baik terhadap masyarakat, h) Benar-benar menguasai mata
pelajarannva, i) Suka kepada mata pelajaran yang diberikannya, j) Berpengetahuan luas.
Menurut Uzer Usman (2002:47) sebagai
ilustrasi profesionalitas guru berikut
tampak perbandingan antara sikap
profesional dan sikap amatir (tidak
profesional) yaitu:KELOMPOK MAKALAH
KEDUDUKAN GURU SECARA
ANTROPOLOGI.docx
Sasaran Sikap Profesional Keguruan

Sikap Terhadap Peraturan Perundang-


Undangan
Sikap terhadap organisasi Profesi

Sikap terhadap teman sejawat

Sikap terhadap Anak Didik

Sikap terhadap Tempat Kerja

Sikap terhadap Pemimpin

Sikap terhadap Pekerjaan


D. GURU SEBAGAI STATUS SOSIAL
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Robinson(1981) menunjukkan bahwa
di kalangan masyarakat industri, kedudukan guru tidak menempati urutan
yang sangat istimewa, sedangkan di kalangan masyarakat agraris,
kedudukan guru sangat terhormat dan masih menjadi profesi primadona.

Di kalangan masyarakat tradisional, guru terkadang digelari dengan


sebutan-sebutan tertentu diantaranya: den guru, Jang guru, mang guru,
bahkan tuan guru, dan panggilan-panggilan lainnya. Panggilan ini
merupakan pengakuan sosial terhadap guru sebagai profesi yang
istimewa walaupun tidak seistimewa sosio ekonominya.

Modern Presentation
Portfolio Presentation
D. GURU SEBAGAI STATUS SOSIAL
Dikalangan masyarakat tradisional, guru terkadang digelari dengan sebutan-sebuatn
tertentu diantaranya: den guru,jang guru, mang guru, bahkan tuan guru, dan panggilan-
panggilan lainnya. Panggilan ini merupakan pengakuan social terhadap guru sebagai profesi
yang istimewa walaupun tidak seistimewa sosio ekonominya.
Sebagai makhluk social yang tidak bias lepas dari kehidupan social masyarakat dan
lingkungannya, seorang guru dituntut memiliki kompetensi social yang memadai, terutama
dalam kaitannya dalam pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran disekolah, tetapi
juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat.
Keyakinan masyarakat terhadap guru sebagai orang yang memiliki standar kualitas
inilah yang mendorong mereka memosisikan guru sebagai petugas kemasyarakatan.
Masyarakat menduga bahwa guru adalah orang yang memiliki kompetensi normative
kependidikan, yaitu bahwa selain memiliki bakat, kecerdasan, dan kecakapan, gurupun
memiliki itikad baik.
D. GURU SEBAGAI STATUS SOSIAL
Sebagai komponen sosial yang profesinya istimewa
dibanding dengan berbagai profesi lainnya, guru diyakini
oleh masyarakat sebagai seseorang yang memiliki standar
kualitas pribadi tertentu yang mencangkup tanggung
jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.

Keyakinan masyarakat terhadap guru sebagai orang yang


memiliki standar kualitas inilah yang mendorong mereka
memosisikan guru sebagai petugas kemasyarakatan.
Masyarakat menduga bahwa guru adalah orang yang
memiliki kompetensi normatif kependidikan, yaitu bahwa
selain memiliki bakat, kecerdasan, dan kecakapan, guru
pun memiliki itikad baik.
E. Peranan Guru Dan Kedudukan Guru

1. Kedudukan guru di Sekolah


Guru merupakan jabatan profesional yang memegang peranan yang amat strategis
dalam pembangunan bangsa. Sebuah hipotesis yang terbangun secara akademis menyatakan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, masyarakat itu akan menjadi cerdas,
dan semakin cerdas suatu masyarakat akan meningkat juga tingkat kesejahteraannya. Dalam
kaitannya dengan peranan guru di sekolah, pembahasan diarahkan pada dua konteks, yaitu:
• Kedudukan guru dalam hubungannya dengan peserta didik
Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa “Guru berbakti
membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa
Pancasila” (Soetjipto, 2007: 49). Dalam Kode Etik Guru Indonesia tersebut, jelas sekali
kedudukan guru dalam kaitannya peserta didik, yakni sebagai pembimbing.
E. Peranan Guru Dan Kedudukan Guru
Dalam kaitannya dengan peran guru di sekolah atau kondisi formal, khususnya dalam
proses pembelajaran, guru mempunyai peran antara lain:
• Harus memahami perbedaan individual peserta didiknya;
• Melakukan identifikasi atau kekuatan dan kekurangan atau kelemahan peserta didiknya;
• Mengelompokkan peserta didik dalam kelas sesuai dengan tingkat permasalahan yang perlu
diatasi;
• Bekerjasama dengan orang tua dan profesi lain untuk mendapatkan hasil pembelajaran
yang optimal;
• Menyiapkan materi, strategi, dan media pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik;
• Guru mengadakan model pengayaan untuk anak yang memiliki kecepatan dan menyiapkan
layanan remedial bagi anak yang memiliki kecepatan belajar yang rendah;
• Dalam mengadakan evaluasi, guru sebaiknya tidak cukup hanya mengukur aspek akademik,
namun asek-aspek non akademik perlu dipertimbangkan;
• Mengadakan umpan balik atas keberhasilan yang dicapai dan melaporkan kepada kepala
sekolah dan orang tua murid.
2. Kedudukan/peranan guru di masyarakat
Peranan guru dalam masyarakat tergantung pada gambaran masyarakat tentang kedudukan
dan status sosialnya di masyarakat. Di negara-negara maju, seperti Jepang dan Amerika Serikat,
biasanya guru ditempatkan pada posisi sosial yang tinggi karena peranannya yang penting dalam proses
mencerdaskan bangsa.
Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, rencana peningkatan status sosial para guru
baru sebatas wacana, belum terealisasi dalam pelaksanaannya, berbeda halnya di negara-negara maju.
Mereka telah menyadari bahwa hipotesis yang terbangun secara akademis yang menyatakan bahwa
semakin tinggi kualitas pendidikan suatu bangsa, maka semakin cerdaslah bangsa itu, dan semakin
cerdas suatu bangsa, semakin tinggi tingkat kesejahterannya.
Sutjipto (2007: 42) mengatakan bahwa guru sebagai jabatan profesional akan mempunyai citra
di masyarakat apabila ia menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak jadi panutan atau teladan.
Masyarakat akan melihat sikap dan perbuatan guru sehari-hari, baik yang berhubungan dengan
pelayanan- nya, pengetahuannya, cara berpakaiannya, cara bicaranya maupun cara bergaul, dengan
siswanya, teman-temannya, dan anggota masyarakat, akan menjadi perhatian masyarakat luas.
Guru dalam masyarakat adalah sebagai pemimpin yang menjadi panutan dan teladan bagi
masyarakat sekitar. Mereka adalah pemegang norma dan nilai-nilai yang harus dijaga dan dilaksanakan.
Sebuah penelitian tentang streotipe guru, menggambarkan bahwa dalam masyarakat, guru
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Guru tidak memperlihatkan keperibadian yang fleksibel, tetapi cenderung mempunyai pendirian yang
tegas dan sulit menerima kebenaran dari orang lain;
• Guru pandai menahan diri, hati-hati, dan tidak segera menceburkan diri dalam pergaulan dengan orang
lain;
• Guru cenderung menjauhkan diri karena hambata batin untuk segera bergaul secara intim dengan orang
lain;
• Guru berusaha menjaga harga diri dan merasa keterkaitan kelakuannya pada norma-norma yang
berkenan dengan kedudukannya;
• Guru cenderung bersikap otoriter dan ingin menggurui dalam diskusi, karena terbiasa dengan sifat serba
tahu dalam kelas;
• Guru cenderung bersikap konservatif;
• Pada umumnya tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk menjadi guru, hanya karena pilihan lain
tertutup;
• Tidak mempunyai ambisi yang kuat untuk mencapai kemajuan;
• Cenderung mengikuti pimpinan daripada memberi pimpinan;
• Kurang agresif menghadapi berbagai masalah;
• Cenderung memandang guru-guru sebagai kelompok yang berbeda dengan golongan kerja yang lain;
• Menunjukkan kesediaan untuk berbakti dan berjasa. (S. Nasution, 2004: 104).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru merupakan jabatan profesi yang
seharusnya dihargai secara profesional, baik dari segi status di dalam masyarakat
maupun dari segi ekonomi atau kesejahteraan. Penghar-gaan yang seharusnya
diberikan kepada guru diharapkan dapat memacu peningkatan kualitas guru
sendiri yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sebagai aset bangsa yang akan mengangkat derajat dan martabat bangsa itu
sendiri.
• Infographic Style

Thanks for
consideration

Anda mungkin juga menyukai