kosmetik. Selain untuk mempercantik diri, kosmetik juga digunakan untuk tujuan kesehatan, mulai dari mengatasi jerawat, melindungi kulit dari efek buruk sinar matahari, menghidrasi dan menutrisi kulit, serta melawan tanda- tanda penuaan. Meski demikian, wanita maupun laki-laki harus jeli dan memahami bahan dasar kosmetik yang digunakannya Bahan dalam Kosmetik
Kosmetik tidak terlepas
dari bahan kimia. Namun bahan-bahan kimia tersebut ada yang aman digunakan dalam batas tertentu, dan ada juga yang beracun. Bahan-bahan kimia yang masih dapat digunakan, namun harus dibatasi secara ketat, antara lain adalah merkuri, bahan aktif tabir surya, dan heksaklorofen. Berdasarkan peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia nomor 18 tahun 2015 tentang persyaratan teknis bahan kosmetika, bahan yang boleh digunakan sebagai bahan dasar kosmetik namun harus dibatasi kadarnya adalah sebagai berikut: • Coal tar bila mengandung benzo[a]pyrene yang terdapat pada tabir surya. • Benzalkonium klorida, maksimal 3% pada sampo dan maksimal 1% pada produk perawatan lainnya. • Triclosan maksimal 0,3% pada bedak, sampo, sabun, pembersih wajah, pasta gigi, deodoran, blemish concealers, dan kondisioner. • Triclocarban maskimal 1,5%. • Paraben (propil, isopropil, butil, dan isobutil) maksimal 0,14%. • DMDM hydantoin maksimal 0,6%. • Bronopol maksimal 0,1%. • Methylisothiazolinone maksimal 0,1%. Lanjutan : • Oxybenzone maksimal 10%.
• Zinc 4-hydroxybenzene sulphonate dan Zinc
phenolsulfonate maksimal 6% pada losion penyegar wajah. • Formaldehyde (formalin) maksimal 0,2% kecuali untuk produk pembersih mulut. Dilarang digunakan dalam kosmetik berbentuk spray. Seluruh produk jadi yang mengandung formaldehyde dengan kadar lebih dari 0,05% harus diberi label peringatan ‘mengandung formaldehyde’. Bahan-bahan Kimia Berbahaya
Berikut adalah deretan bahan dasar kosmetik yang dilarang:
Sulingan minyak bumi (petroleum), kecuali bila seluruh proses penyulingan diketahui dan tidak menghasilkan bahan yang bersifat karsinogenik. Polyethylene. Butylated hydroxyanisole (BHA). Phthalates. Hydroquinone Benzene. Bithionol. Klorin Kloroform. Hidrokarbon. Naphthalene. Ciri-ciri Pemutih yang ada Bahan Berbahaya Tidak Ada Izin BPOM atau Lembaga Kesehatan Warna Krim Mengkilap Tidak Tercampur Rata dan Lengket Bau Menyengat Panas dan Perih Saat Dipakai Kulit Merah Saat Kena Matahari Kulit Putih Pucat dan Tidak Alami Hasil Sangat Cepat Ketergantungan Berikut beberapa bahan kimia yang dapat memberikan dampak buruk bila dipakai secara rutin : Merkuri (Hg) / Air Raksa termasuk dalam logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecil sekalipun dapat bersifat sebagai racun. Pemakaian Merkuri dapat menimbukan berbagai hal seperti perubahan warna kulit yang dapat menyebabkan terjadinya bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, kerusakkan permanen pada susunan saraf, otak, ginjal dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diare, kerusakan ginjal, dan merupakan zat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada manusia. Tretinoin/ Retinoic acid/ Asam Retinoat yang dapat menyebabkan kulit menjadi kering, rasa terbakar, teratogenik (cacat pada janin). hloroform tidak aman digunakan sebagai bahan kosmetik karena berbahaya bagi kesehatan manusia. Bahan pewarna seperti Rhodamin (Merah K.10) dan Merah K.3 merupaka zat warna sintetis yang pada umumnya digunakan sebagai zat pewarna kertas, tekstil, atau tinta. Zat warna ini merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati. cara untuk memilih kosmetik yang aman dan sehat :
• Utamakan produk berlabel halal
Sebagian produk baik makanan maupun kosmetik terdapat label halal pada kemasannya. Label halal tersebut tentunya berasal dari nomor sertifikasi halal dari LPPOM MUI (Lembaga Sertifikasi Halal di Indonesia). Hal tersebut bisa membuktikan bahwa produk tersebut telah diuji oleh lembaga untuk mengetahui kandungan yang ada dalam produk, terasuk kosmetik. jadi untuk mendapatkankosmetik yang aman dan sehat pastikan terdapat label halal pada kemasan. • Terdapat kode BPOM yang legal Kosmetik yang aman dan sehat harus memiliki kode dari lembaga yang menangani kelegalan nya yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Depkes RI. Jika suatu produk tidak memiliki kode legal tentunya bukan kosmetik yang aman karna tidak legal, dan pastikan kode BPOM kosmetik yang anda gunakan terdaftar pada situs BPOM resmi. Anda dapat melakukan pengecekan dengan memasukan kode produk atau nama produk di http://www.pom.go.id/. • Melampirkan tentang cara dan langkah pemakaian Pilihlah kosmetik yang memiliki cara dan langkah pemakaian yang tepat, hal ini bertujuan agar pengguna mendapatkan hasil dari manfaat pemakaian kosmetik tersebut. Bahkan kosmetik yang aman dan sehat mencantumkan tanda efek buruk bila kosmetik yang digunakan dirasa tidak cocok dengan kulit anda. • Memiliki dan mencantumkan tanggal kadaluarsa Anda perlu mewaspadai jika pada kemasan kosmetik tidak tercantum tanggal kadaluarsa, karena tanggal kadaluarsa yang ada pada produk kosmetik anda sangatlah penting. Hal tersebut untuk memastikan umur efektif produk yang pastinya akan berpengaruh pada tingkat kualitasnya. • Mencantumkan nama dan alamat pabrik yang memproduksi Produk kosmetik yang memiliki nama dan alamat pabrik yang memproduksi dengan jelas merupakan salah satu tanda kosmetik tersebut aman. Selain itu, kosmetik yang aman dapat mencantumkan nomer pengaduan yang bisa dihubungi untuk menanyakan produk kosmetik tersebut atau bila terjadi masalah karena penggunaan kosmetik tersebut. • Memperhatikan komposisi bahan Cara Menghindari Bahaya Kosmetik
• Simpan kosmetik dalam
wadah tertutup dan letakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari. • Pengawet kosmetik berguna membantu menghalau bakteri. Jadi, hindari kosmetik dari paparan suhu panas yang dapat merusak pengawet tersebut. • Jangan saling meminjam kosmetik dengan orang lain untuk mencegah infeksi dan penyebaran bakteri. • Jika Anda ingin mencoba jenis kosmetik baru, selalu gunakan spons yang baru juga. • Hati-hati menggunakan kosmetik di bagian mata. Apabila mata sedang mengalami iritasi, tunda pemakaian kosmetik hingga mata benar-benar sehat. • Segera buang kosmetik Anda, jika sudah berubah warna atau bau. • Jangan gunakan lagi kosmetik yang sudah lama, apalagi kedaluwarsa • Usahakan untuk menggunakan kosmetik yang mencantumkan semua kandungan bahannya pada label kemasan. • Gunakan produk yang terdaftar dan sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tips Menggunakan Kosmetik
• Cuci tangan hingga bersih sebelum menggunakan
kosmetik, terutama bila Anda perlu memasukkan jari ke dalam wadah kosmetik. • Jagalah kosmetik, misalnya maskara, agar tidak terkontaminasi air ataupun liur karena bisa mengundang bakteri. Karena itu, jangan pernah melembapkan maskara yang kering dengan liur Anda. • Setelah menggunakan kosmetik, simpan dengan baik di tempat yang sejuk dan kering, karena tempat yang terlalu hangat dan lembap dapat mendorong pertumbuhan mikroorganisme. • Carilah informasi tentang produk favorit Anda. Apakah produk tersebut sudah mengantongi sertifikat BPOM atau malah masuk ke dalam daftar produk yang dilarang dan ditarik dari pasaran. Lanjutan : • Hindari mewarnai bulu mata secara permanen karena dapat menyebabkan kerusakan pada mata bila tidak dilakukan dengan benar. • Jangan menggunakan kosmetik yang disimpan terlalu lama. Buang setelah beberapa bulan. • Jangan berbagi pakai atau saling meminjamkan kosmetik dengan orang lain. • Sebelum tidur, bersihkan wajah Anda dari make up Any Question ????