Anda di halaman 1dari 26

“FAKTOR – FAKTOR YANG TERKAIT

DENGAN KEBUTUHAN GIZI LANSIA”


Nutrisi yang di butuhkan pasien lansia adalah nutrisi yang
mengandung antioksidan (beta karoten, vitamin C dan vitamin E)
dan nutrisi yang merangsang regenerasi sel yang cepat.

Peran nutrisi adalah memenuhi kebutuhan gizi tubuh untuk


menjalankan metabolisme, melawan radikal – radikal bebas dan
merangsang proses regenerasi sel – sel baru untuk memperbaiki
fungsi organ.
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi
padatubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ
tersebut.Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada
masa tua, antara lain :

 Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah,

mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit


kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-
garismenetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.

 Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga

dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat.


 Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan

gangguan fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada


kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.

 Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada

saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang


menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat
menyebabkan wasir.

 Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi

lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga


dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
 Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan

penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi,


kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan
melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan
dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya
abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas
sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah
pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan
sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi
paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.a

 Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam

jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium


sampai dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
 Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran
merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering
diabaikan pada kelompok usia lanjut,sehingga usia lanjut yang
mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan
dehidrasi.
 Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk
mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara
lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang
berkepanjangan.
Kalori
Hasil – hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada
orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot
dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4
kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20%
dari lemak, dansisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak
1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yangdikonsumsi
berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak,sehingga akan timbul
obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, makacadangan energi tubuh akan digunakan,
sehingga tubuh akan menjadi kurus.
Secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa perhari adalah 1
gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang.Tetapi ternyata
kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkanharus lebih tinggi
dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaansenyawa nitrogen
(protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan,
untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari
porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah
pangan hewani dan kacang-kacangan.
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang
dari total kaloriyang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang
terlalu tinggi (lebih dari 40%dari konsumsi energi) dapat
menimbulkan penyakit atherosclerosis(penyumbatan pembuluh
darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% darikonsumsi lemak
tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = polyunsaturated
faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak
jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung
asam lemak jenuh.
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelitatau
konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus.Serat
makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut.Sumber serat
yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar danbiji – bijian utuh.
Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat(yang dijual secara
komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalubanyak, yang dapat
menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap olehserat sehingga tidak
dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-
gula sederhana dan menggantinya dengankarbohidrat kompleks, yang berasal
dari kacang – kacangan dan biji – bijianyang berfungsi sebagai sumber energi
dan sumber serat.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia
kurangmengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D,
dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya
konsumsimakanan, khususnya buah – buahan dan sayuran, kekurangan
mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium
yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebab
kananemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting
untukmembantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah
hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan
serat.
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat
diperlukantubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk
keringat dan urine),membantu pencernaan makanan dan
membersihkan ginjal (membantufungsi kerja ginjal). Pada lansia
dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas perhari.
Makanan sehat bagi lansia antara lain mencakupi empat sehat limasempurna dengan
porsi yang kurang dari orang dewasa kecuali asupanprotein dan vitamin serta mineral,
dimana kalsium dan zat besi jugamemerankan peranan yang penting untuk metabolisme
tubuh. Berikut inidisajikan beberapa contoh makanan sehat untuk manula yang telah
dikelompokkan:

1. Sumber Karbohidrat: Nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie instan, mie

kering, roti tawar, singkong, talas, ubi jalar, pisang nangka,makaroni

2. Sumber Protein Hewan: Daging ayam, daging sapi, hati (ayam atau sapi), telur unggas,

ikan mas, ikan kembung, ikan sarden, bandeng, baso daging


3. Sumber Protein Nabati: Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang
merah, kacang tolo, tahu, tempe, oncom

4. Buah – buahan : Pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk,


mangga,nangka, pisang ambon, sawo, semangka, sirsak, tomat

5. Sayuran : Bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong,


katuk,kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada

6. Kue : Bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue pia,
kueputu, risoles

7. Susu : Susu sapi, susu kambing, susu kerbau, susu kedelai, skim
1. Kelompok Zat Energi.
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras,
jagung, gandum, ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk
gula seperti gula,sirup, madu, dll.
Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak,
santan,mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.
2. Kelompok Zat Pembangun
Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak
mengandungprotein, baik protein hewani maupun nabati, seperti
daging, ikan, susu, telur,kacang-kacangan dan olahannya.
3. Kelompok Zat Pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung
vitamindan mineral, seperti buah – buahan dan sayuran
Berkurangnya Kemampuan Mencerna Makanan (Akibat Kerusakan Gigi Atau
Ompong)
Pada lansia terjadi gangguan nutrisi yang terjadi pada gigi geligi dan
semuanya tanggal yang akan mengalami kesulitan mengunyah makanan,
apabila makanan yang di sajikan tidak diolah sedemikian rupa sehingga tidak
memerlukan pengunyahan maka akan terjadi gangguan dalam pencernaan
dan penyerapan oleh usus.

Berkurangnya Cita Rasa ( Rasa Dan Buah)


Hal ini terjadi pada lansia dengan berkurangnya cita rasa yang disebabkan
oleh gangguan pada indera pengecap yang menurun serta adanya iritaso yang
kronis dari selaput lendir. Hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah
terutama ras manis dan asin, serta hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap
tentang rasa asin, asam dan pahit.
 Berkurangnya Koordinasi Otot-Otot Saraf
System persyarafan yang terjadi suatu perubahan system persyarafan yang cepat
dapat menurunkan hubungan persyarafan menjadi lambat dalam respond an waktu
bereaksi, serta mengecilnya saraf panca indera, adanya gangguan pendengaran,
pengelihatan serta system respirasi. Pada lansia gangguan ini terjadi karena
pengaruh pertambahann umur dan menurunnya fungsi organ tubuh misalnya pada
gangguan reflex yang dapat menurun. Pada saraf otot terjadi flaksi atau lemah ,
tonus kurang, tenderness, dan tidak mampu bekerja. Untuk otot pada saluran cerna
yang terjadi pada suatu kelemahan karena penggunaan yang menurun berakibat
terjadinya konstipasi( Ernawati,2000)
 Keadaan Fisik Yang Kurang Baik
Keadaan fisik pada lansia terjadi suatu perubahan-perubahan fisik diantaranya dari
perubahan sel yang lebih sedikit jumlahnya dan yang lebih besar ukurannya.
Masalah yang menyangkut fisik yaitu lansia tidak bisa berjalan atau melakukan
sesuatu sendiri. Masalah fisik misalnya apatis dan lesu dengan tanda-tanda fisik
yaitu berat badan menurun, wajah pucat, sedangkan kelemahan fisik terjadi seperti
arthritis( cedera serebrovaskuler) yang menyebabkan kesulitan untuk berbelanja
dan memasak (Darmojo,2000)
 Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mempengaruhi lansia dalam melaksanakan pengobatan. Pada lansia
secara umum lansia yang memiliki pendapatan sendiri cenderung menolak bantuan
orang lain. Lansia yang tidak memiliki penghasilan akan menggantungkan hidupnya
pada anak atau saudara meskipun status ekonomi mereka juga tergolong miskin,
dimana lansia menggantungkan hidupnya terutama pada anak perempuan terdekat.

 Faktor Sosial Lansia


Pada lansia terjadi perubahan-perubahan psikososial yaitu merasakan atau sadar
akan kematian, penyakit kronsi, dan ketidakmampuan dalam melakukan aktifitas
fisiknya. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan social dari segi ekonomi
akibat pemberhentian jabatan atau pensiunan yang di pengaruhi oleh meningkatnya
biaya hidup untuk pengobatan.
 Faktor Penyerapan Makanan Lansia.
Masalah nutrisi pada lansia di pengaruhi oleh fungsi
absorpsi yang melemah( ada daya penyerapan yang
terganggu). Apabila hal ini terjadi pada lansia maka
akan mempengaruhi status gizinya yang berakibat
timbulnya penyakit yang di akibatkan oleh asupan
makan yang terganggu
1. Gizi Berlebih

Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota – kota besar. Kebiasaan
makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia
penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk
diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.Kegemukan merupakan salahsatu pencetus
berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

2. Gizi kurang

Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah – masalah social ekonomi dan juga karena gangguan
penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan
kurang dari normal.Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan –
kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, dayatahan terhadap penyakit
menurun, kemungkinan akan mudah terkenainfeksi.
3. Kekurangan Vitamin

Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah
dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan
berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan
tidak bersemangat.
 Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi
lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas

 Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit,


akibatnya cenderung kegemukan/obesitas

 Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan,


akibatnya cenderung kegemukan/obesitas

 Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak


enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadi kurang
gizi (kurang energi protein yang kronis)
 Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang
berserat(sayur,daging) dan cenderung makan makanan yang lunak(tinggi
kalori),hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas

 Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini
mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi
defisiensi zat-zat gizi mikro

 Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga


lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan
memicuterjadinya anemia

 Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan


nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
 Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan

untukmenyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi

 Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu

makan menurun dan menjadi kurang gizi

 Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun

akibatnya menjadi kurang gizi

 Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan,yang

dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.

Anda mungkin juga menyukai