Anda di halaman 1dari 49

Obat Anti Inflamasi

Nonsteroid

Dr. Bagas Dwi Legowo


Departement of Pharmacology and Therapy
Medical School Malahayati University
Obat-obatan anti radang, analgesik dan
antipiretik merupakan kelompok obat yang
penyusunnya berbeda, terkadang tidak
terkait secara kimiawi (meskipun hampir
seluruhnya adalah asam organic), meskipun
memberikan beberapa efek penyembuhan
dan efek samping.
Contohnya adalah aspirin. Penyusun
berikut sering disamakan dengan obat-
obatan yang mirip aspirin.

 Obat-obatan tersebut juga


sering disebut obat antiradang
nonsteroid atau NSAID
Mekanisme penyembuhan
Penghambatan siklooksigenase (COX),
enzim berperan terhadap biosintesis
prostaglandin dan beberapa autacoid tertentu
yang terkait, sehingga obat-obatan ini
menghambat biosintesis prostaglandin dan
tromboksan.
Obat-obatan ini tidak menghambat
pembentukan eicosanoid seperti
leukotrienes, walaupun obat tersebut
mempengaruhi jumlah sintesis mediator
peradangan yang lain.
Peradangan

Penyebab peradangan :
1. Perantara infeksi
2. ischemia
3. reaksi antgen-antibodi
4. cedera termal atau fisik
Karakteristik peradangan :
Rubor
Calor
Tumor
Dolor
Functio laesa
Skematik mekanisme aksi dari obat NSAID

Asam Arachidonat
COX-1 COX-2
X X X

NSAIDs Penghambat COX-2

Prostaglandins Prostaglandins
/thromboxane

Membantu fungsi Membantu mukosa Meneruskan peradangan,


platelet gastroduodenal sakit dan demam
Penghambatan Biosintesis Prostaglandin oleh
NSAID

 enzim pertama dalam jalur sintesis prostaglandin


adalah sintesa endoperoksida prostaglandin atau
asam lemak siklooksigenase
 enzim ini merubah asam arachidonic menjadi PGG2
dan PGH2 menengah yang tidak stabil. Sehingga
sekarang diperoleh :
 Terdapat 2 macam siklooksigenase
bernama COX-1 dan COX-2.
 COX-1 adalah isoform bentukan yang
terdapat dalam hampir seluruh sel normal
dan lapisan tubuh, sedangkan COX-2
diatur dalam proses peradangan oleh
sitokinin dan perantara peradangan.
COX-2 juga ditemukan didaerah tertentu
didalam ginjal dan otak.
 COX-1 sering ditemukan didalam perut, tidak
seperti COX-2.
 Inhibitor selektif COX-2 dapat mengurangi peluang
terjadinya keracunan gastric.
 Asam arachidonic juga dapat diubah melalui jalur 5-
lipooksigenase menjadi berbagai leukotrienes.

Aspirin dan obat-obatan NSAID tidak


menghambat lipooksigenase dan tidak mencegah
pembentukan leukotriene.
Klasifikasi kimia dari NSAID
 Inhibitor COX nonselektif
Turunan asam salicylic : aspirin
Turunan para-aminofenol : asetaminofen
Asam asetat indole dan indene : indometasin, sulindac
Asam asetat heteroaril : tolmetin, diklofenak, ketorolac
Asam arilpropionik : ibuprofen, naproksen
Asam antranilik : asam mefenamik
Asam enolik : oksikam (piroksikam, meloksikam)
Alkanones : nabumeton
Lanjutan….

 Inhibitor COX-2 selektif


Diaryl-subtitued furanones : rofecoxib
Diaryl-subtitued pyrazoles : celecoxib
Asam asetat indole : etodolak
Sulfonanilide : nimesulid
Efek Terapi

 Semua inhibit NSAID dan COX-2 selektif


merupakan antipiretik, analgesik dan antiradang.
Terkecuali : paracetamol hanya memiliki pengaruh
analgesik dan antipiretik, tidak sebegai antiradang.
Biasanya efektif melawan rasa sakit dari tingkat
rendah sampai menengah seperti sakit gigi. NSAID
dapat mengendalikan rasa sakit pasca operasi atau
rasa sakit yang timbul dari peradangan, tetapi rasa
sakit dari rongga perut yang luka biasanya tidak
teratasi.
Efek Terapi (Lanjutan…)
 NSAID mengurangi suhu tubuh dalam keadaan
febrile.
 Inhibitor COX-2 adalah perantara antipiretik
efektif, COX-2 terlibat dalam pengaturan suhu.
 NSAID cocok digunakan sebagai perantara
antiradang dalam perawatan cedera
muskuloskeletal (RA,OA,AS).
 PG telah dipakai dalam perawatan pasien ductus
arteriosus, indometasin dan obat yang terkait telah
digunakan dalam neonatus untuk menutup ductus
saat tersisa tetap
Lanjutan….
 Kejang-kejang dan beberapa gejala pokok
dysmenorhea disebabkan oleh pelepasan PG dari
endometrium ; gejala ini dapat diatasi dengan
NSAID, refecoxib sama efektif dengan naproxen
dalam petawatan dysmenorhea.
 Beberapa penyakit kanker yang berhubungan
dengan PGE2 (dalam hypercalcemia manusia);
NSAID efektif menekan tingkat serum kalsium.
 Niasin menurunkan level serum kolesterol,
tetapi memancar akibat pelepasan PGD2 dari kulit,
dapat dihambat dengan menurunkan dosis aspirin.
Efek samping pada terapis NSAID

NSIAD menimbulkan beberapa efek samping yang tidak


diinginkan :
1. Menyebabkan pembusukan gastric atau intestinal,
anemia ditimbulkan dari kehilangan darah. Tingginya
inhibitor COX-2 selektif mengurangi efek samping ini
Penyebabnya adalah :
a. Iritasi local oleh pengobatan oral
b. Parenteral ; penghambatan biosintesis prostaglandin
gastric PGI1 dan PGE2 (obat sitoprotektif dalam
mukosa gastric)
Efek samping pada terapi NSAID (Lanjutan….)

2. NSAID memiliki efek yang kuat untuk menimbulkan


efek samping gastrointestinal mulai dari dyspepsia
lunak dan rasa panas sampai pembusukan perut
atau duodenum, terkadang dengan akibat yang
fatal. Efek samping ini dapat dicegah dengan
pengaturan misoprostol (suatu analog PGE1) yang
sesuai dengan NSAID ini. Efek samping ini mungkin
terkait dengan infeksi helicobacter pylori.
3. NSAID menghambat sintesis
prostaglandin endogenus dan
tromboksan A2 gangguan pada fungsi
stabil, perpanjangan masa kehamilan
atau kelahiran mendadak(?), penutupan
dini dari pembuluh yang tetap dan
perubahan fungsi ginjal.

Tromboksan A2 adalah kumpulan obat


potensial NSAID mampu menaikkan
waktu perembesan. Obat ini telah
dimanfaatkan dalam perawatan
kesalahan prophylactic tromboembolik.
Celecoxib dan refecoxib menekan
produksi PGI2 sekitar 80% tanpa
menghambat produksi TXA2 dan
jumlah platelet
penghambatan selektif dari
COX-2 adalah protrombik secara
teoretis.

PGI2 sukar ditekan oleh aktivasi


platelet.
4. rangkaian PGE dan PGF merupakan
obat uterotropik potensial ; permulaan
dan kelanjutan labor dan delivery.
NSAID akan menyebabkan
perpanjangan waktu hamil.
Beberapa NSAID dan inhibitor COX-2
selektif telah dipakai sebagai obat
tocolytic untuk menghambat kelahiran
dini.
5. NSAId terhadap manusia normal/sehat
efek kecil poada fungsi ginjal. Dalam
pasien dengan kegagalan penyumbatan
jantung, cirrhosis hepatic dengan ascites,
penyakit ginjal kronis, atau dengan kondisi
hipovolemik, NSAID menurunkan aliran
darah ke ginjal dan GFR Gagal ginjal akut
PG menyebabkan vasodilatasi, PG -
vasokonstriksi
6. NSAID mengurangi penghambatan induksi
prostaglandin dari kdua penyerapan ulang
klorida dan aksi hormon antidiuretik
penyimpanan garam dan air edema.

7. ketidaktolran terhadap aspirin dan NSAID


radang selaput hidung dengan sekresi air
yang banyak, angioneuretik edema, urtikaria
umum, asma tenggorokan sampai edema
tenggorokan dan penyesakan tenggorokan,
bersin, hipotensi dan shock.
Hipersensitif terhadap aspirin
merupakan kontraindikasi terapi
terhadap berbagai obat NSAID ;
pengobatan dengan salahsatu dari
obat-obatan ini dapat memicu
reaksi yang mengancam nyawa
seseorang seperti contohnya shock
anafilaktik.
Pemilihan obat-obatan NSAID dalam situasi
klinis yang berbeda
1. perawatan artritides : secara umum
obat dipilih dan diberikan selama seminggu atau
lebih jika efektif sebaiknya dilanjutkan
dandihentikan jika terjadi keracunan.
Respon individu : banyak variasi yang terjadi.
Mulanya dosis rendah dipilih dan diberikan
untuk menentukan pengaruh obat dan toleransi
pasien.
Sulit tidur dan kekakuan di pagi hari disebabkan
oleh rasa sakit sebuah dosis tinggi diberikan
pada malamhari.
Jika selama seminggu pemberian obatnya efektif
sebaiknya dilanjutkan, mengurangi dosis,
menghntikannya jika tak diperlukan lagi.
Tidak ada manfaat penyembuhan dari satu obat
NSAID, sehingga obat yang lainnya sebaiknya
dicoba.
Amat baik jika menghindari terapi dengan
kombinasi obat secara terus menerus dengan lebih
dari satu NSAID.
Untuk artropatis ringan gunakan skema diatas
tersebut bersama dengan terapi fisik dan istirahat.
2. pilihan obat untuk anak-anak :aspirin,
naproksen, tolmetin dan asetaminofen.
Aspirin terkait dengan sindrom REYE
pada anak.
3. wanita hamil : NSAID umumnya tidak
dianjurkan. Aspirin dosis rendah adalah
mungkin yang paling aman.
Aspirin dan obat NSAID lainnya
sebaiknya tidak dilanjutkan demi masa
kelahiran : menghindari masa kelahiran
yang panjang, postpartum hemorrhage,
penutupan intrauterine dari pembuluh
arteri.
4. interaksi :
jangan diberikan bersama dengan
warfarin, obat hipoglisemik urea
sulfat, metotreksat.

5. tinjau biaya perawatan, biasanya


obat ini sering digunakan dalam
waktu yang lama.
Aspirin sangat murah. Harga obat
NSAID yang baru dan inhibitor COX-2
selektif sangat tinggi.
Salisilat
Aspirin (asam salisilat asetat):
Hampir mewakili obat-obatan NSAID.
Acuan bagi perbandingan dan evaluasi obat lain.
Analgesik yang paling umum tersedia dirumah –
biasanya salah pakai dan terjadi keracunan yang
serius kurang diperhatikan.
Dapat menjadi racun terhadap anak-anak yang
paling sering. Asam salisilat sangat iritan
hanya untuk pemakaian luar.
Sifat farmakologis
Analgesia : sakit timbul dari struktur integumental
dalam intensitas yang rendah sakit kepala,
myalgia, artralia.
Antipiresis : penurunan kenaikan suhu tubuh yang
acak dan efektif.
Pernafasan : gangguan keseimbangan kadar asam
yang serius, peningkatan kedalaman pernafasan, laju
kenaikan sesaat. Perangsangan pada pusat
pernafasan di dalam medulla.
CNS : dosis tinggi menyebabkan efek racun pada
CNS, nausea dan vomiting (stimuylasi di pusat).
Pengaruh kardiovaskular : dosis besar
secara langsung mempengaruhi otot halus
pembuluh periferal menekan sirkulasi,
langsung dan oleh vasomotor parlysis.

Efek gastrointestinal : stress, nausea, vomiting.


Perdarahan gastric – tanpa rasa sakit Fe-
deff.anemia.
Pengaruh terhadap hati dan ginjal :
menyebabkan luka pada hati setelah beberapa
bulan perawatan.
Efek urikosurik : dosis rendah (1-2 g/hr) dapat
menurunkan ekresi urat, menaikkan konsentrasi
plasma urat. Dosis menengah (2-3 g/hr) tidak
merubah ekresi urat.
Dosis besar (melebihi 5 g/hr) menyebabkan
urikosuria dan urat plasma.
Pengaruh pada darah : perpanjangan
waktu perdarahan pada manusia sehat
yang normal. Dosis tunggal 650 mg
meningkatkan duakali waktu perdarahan
rata-rata untyuk periode pemakaian 4
sampai 7 hari.
Efek iritasi local : sedikit iritasi pada
kulit dan mukosa dan menghancurkan sel
epitel. Memiliki aksi keratolitik
perawatan kutil.
Metil salisilat mengiritasi kulit dan
mukosa gastric hanya pemakaian luar.
Penyerapan, fate dan ekresi

Per oral : diserap secara acak


Penyerapan melalui dubur : lebih lambat dari
pada penyerapan mulut.
Disebarkan ke seluruh lapisan tubuh dan hampir
seluruh cairan transelular, dapat melintasi
penghalang plasental.
Biotransformasi dari salisilat berperan dalam
beberapa lapisan tubuh, terutama dalam hepar
dan mitokondria.
Dikeluarkan melalui urine.
Kegunaan terapetik
Kegunaan sistemik : preparat yang umumnya
digunakan adalah sodium salisilat dan aspirin.
Lainnya adalah : salsalat, sodium tiosalisilat
(pe), kolin dan magnesium salisilat dan
diflunisal.
Digunakan untuk : analgesia dan antipiresis,
RA sebagai agregat antiplatelet.
Kegunaan local : penyakit radang usus besar.
Persiapan : masalamin, sulfasalazin
Salisilisme
Efek racun salisilat
Pada orang dewasa : 10 – 30 g Na salisilat atau
aspirin kematian. Untuk anak ; 4 ml (4,7 g)
metilsalisilat fatal. Gejala dan tanda-tanda : sakit
kepala, pusing, telinga bising, sulit mendengar,
pandangan kabur, mental, kebingungan, lesu,
mengantuk, berkeringat, haus, sesaknafas, mual,
muntah, diare.
Perawatan : membantu CV dan pernafasan,
rehidrasi, pembersihan badan dari salisilat dan
lainnya.
Hipersensitifitas terhadap aspirin
Gunakan salisilat nonasetil, perawatannya
tidak berbeda dari hipersensitifitas obat yang
lain.
Diflunial lebih baik daripada aspirin
sebagai antiradang, ia merupakan penghambat
kompetitif dari siklooksigenase.

Silakan dibaca tentang obat NSAID yang


lain, pelajari sendiri : para aminofeno –
indometasin – asam mefenamik, ketorolak,
inhibitor COX-2 selektif.
TURUNAN PARA-AMINOFENOL
ASETAMINOFEN

 Alternatif yang efektif selain aspirin


 Tersedia tanpa resep
 Overdosis akut menimbulkan kerusakan
hati yang fatal (hepetotoksisitas)
Untuk kegunaan analgesik-antipiretik,
aktifitas antiradang yang lemah.
INDOMETASIN

 Yang sesuai dengan indometasin : sulindac


 Digunakan dalam arthritis rheumatoid dan
penyakit yang terkait sebagai obat
antiradang, termasuk penyakit usus akut.
 Deracunan bila melebihi batas penggunaan.
 Terdapat siklus enterorepatik dari konjugat
dan kemungkinan indometasin digunakan
sebagai antipiretik dalam penyakit Hodgkin.
 Peringatan awal : dalam pengobatan
yang bersamaan dengan probenesid,
obat ankoagulan, furosemid, tiasid
diuretic, obat penghambat beta-
adrenergik, penghambat angiotensin
peubah enzim.
Efek racun indometasin
- hampir semua efek merugikannya berkaitan :
 keluhan GIT
 kehilangan darah
 pankreatitis akut
 ketidaknormalan fungsi hati
 sakit kepala bagaian depan (pengaruh CNS)
 reaksi hemopoietik
 hipersensitifitas
- kontraindikasi : penyakit ginjal, ulcus dalam GIT
ASAM MEFENAMIK

 Memiliki antiradang, sifat analgesik dan


antipiretik
 Menghambat siklooksigenase
 Asam meklofenamik dapat melawan pengaruh
tertentu dari prostaglandin
 Sifat farmakokinetik : meklofenamat mencapai
konsentrasi puncak lebih cepat daripada asam
mefenamik
 50% asam mefenamik dikeluarkan lewat urine,
20% sisanya melalui kotoran.
Efek racun dan peringatan awal
 Penyakit GIT

 Anemia hemolitik dari suatu tipe

autoimun
 Kontraindikasi terhadap pasien dengan

sejarah penyakit gastrointestinal


 Diare atau ruam kulit : obat dihentikan.
NNAPROXEN
 Diserap seluruhnya. Terutama bila dengan
makanan.
 Dipercepat oleh sodium bikarbonat dan dikurangi
oleh Mg oksida atau Al hidroksida.
 Melintasi plasenta, 1% konsentrasi plasma material
terlihat dalam susu laktat dari ibu yang menyusui
 Pengaruh GIT dan CNS
 Ototoksisitas
 Masalah kulit
 Efek lain
PIROKSIKAM

 Memiliki antiradang, aktivitas analgesik dan


antipiretik
 Untuk perawatan jangka waktu yang lama dengan
RA atau OA – aspirin indometasin atau naproksen
yang sama dapat ditoleransi dengan baik
 T ½ adalah panjang ; dosis tunggal perhari
 Untuk perawatan AS, penyakit muskuskeletal
akut, dismenorhea, sakit pasca operasi dan
penyakit usus akut
PHENIL BUTASON
 Untuk perawatan RA dan lainnya
 Perawatan jangka panjang  keracunan yang
serius
 Dapat menyebabkan agranulocytosis
 Sulfinpyrazone adalah obat uricosuric yang
efektif  untuk penyakit usus kronis
 Dapat menyebabkan edema
 Kematian terutama disebabkan anemia aplastic
dan agranulositosis
 Jangan berikan obat melebihi 7 hari.
 Kontraindikasipada pasien dengan
hipertensi, jantung, disfngsi ginjal datau
hati, radang dinding lambung, dyscrasia
darah, atau hipersensitifitas obat
 Tidak dianjurkan untuk manula dan anak
diabawah umur 14 tahun
GOLD

 Dapat menekan atau mencegah, tetapi tidak


menyembuhkan arthritis dan synovitis
berdasarkan jumlah infeksi atau obat
kimiawi.
 Hipotesis terbaik yang terkait dengan
kapasitas kompinen emasuntuk mencegah
pematangan dan fungsi fagosit mononukleat
dan sel T  menekan respon imun
Aurothioglucose dan gold sodium thiomalate :
– Turunan orangtua dan oral
– Interaksi dengan dimercaprol,
penicillamine dan N – acethylcystein 
meningkatkan ekresi gold
Auranofin :
– Per oral, par enteral
– Utamanya diekrsikan dalam feces.
Kontraindikasi
 Penyakir ginjal, disfungsi hati, orang
dengan sejarah penyakit infeksi hati, penyakit
hematologis.
 Wanita hamil, ibu menyusui
 Cocok sebagai antimalari, immunosupressants,
phenylbutazone, oxyphenbutazone
 Urticaria, eczema, colitis
 Sulit ditoleran oleh manula.

Anda mungkin juga menyukai