Anda di halaman 1dari 31

Lanjutan BAB 3

Obat Antikolinergik
RESEPTOR ASETILKOLIN
Mekanisme Kerja

Ikatan
Produksi
Stimulasi Aktivasi Aktivasi dengan
inositol
reseptor M3 protein G, fosfolipase reseptor
trifosfat
ACH yaitu Gq C reticulum
(IP3)
sarkoplasma

Aktivasi
Cross Pelepasan
Aktivasi Fosforilasi myosin
bridging kalsium dari
myosin rantai rantai
aktin penyimpanan
ATPase myosin ringan
myosin intraseluler
kinase
Interaksi IP3 dan cAMP
Aktivasi fosfolipase C

Uncoupling reseptor
protein G dan Pelepasan diacylg-
downregulation jalur lycerol intraseluler
transduksi

Fosforilasi protein Aktivasi enzim


dan reseptor β2 protein kinase C
Jenis Obat Antikolinergik

Obat
antikolinergik

Kerja singkat, Kerja


misalnya panjang,misalnya
ipatropium tiotropium
 Obat antikolinergik lebih efektif pada PPOK
dibandingkan asma
 Obat ini punya afinitas ikatan yang serupa untuk
reseptor efM2 dan M3
 Variabilitas efektivitas disebabkan perbedaan
jumlah relatif reseptor M2 dan M3 antar individu
Antagonis Leukotrien
Mekanisme Kerja

Mediator inflamasi

Stimulasi
fosfolipase A2

Produksi leukotrien

Ikatan dengan
reseptor CystLT1

Kontraski otot polos


 Leukotrien adalah bronkokonstriktor kuat
 Antagonis leukotrien, misalnya montelukst dan
zafirlukast tidak efektif mengatasi bronkokontriksi
akut
 Peran antagonis leukotrien untuk asma masih
belum pasti
Kompensasi Untuk
Meningkatkan Resistensi Untuk
Pernapasan
Resistensi Inspirasi
 Respon normal terhadap peningkatan resistensi
inspirasi adalah peningkatan usaha otot inspirasi
 Otot aksesori berperan sesuai tingkat resistensi
Mekanisme kompensasi untuk
peningkatan resistensi inspirasi

Respon Peningkatan
Pengeluaran
aktivitas
spindel aferen
Mekanisme motoneuron
kompensasi Akibat stimulus di
Respon daerah
perilaku suprapontine
Dampak Resistensi Inspirasi

Peningkatan resistensi inspirasi

Penurunan tekanan intratorak

Pulsus paradoksus
Definisi : > 10% penurunan tekanan Penanda untuk keparahan
darah sistolik selama inspirasi obstruksi jalan napas
Resistensi Ekspirasi
 Ekspirasi dengan tekanan hingga 1 kPa (10
cmH2O) biasanya tidak menyebabkan aktivasi
otot-otot ekspirasi
 Aktivitas tambahan untuk mengatasi resistensi
ini, pada kenyataannya, dilakukan oleh otot-
otot inspirasi
 Subjek menambah kekuatan inspirasinya
sampai ia mencapai volume paru-paru (FRC) di
mana meningkatkan elastisitas rekoil yang
cukup untuk mengatasi resistensi ekspirasi
Mekanisme Kompensasi Resitensi Ekspirasi
Pemaksaan
tiba-tiba
ekspirasi

Resistensi Augmentasi
ekspirasi kontraksi otot
teratasi inspirasi

Tercukupinya
penarikan Napas teratur
elastis
Mekanisme Pengaturan FRC

Perubahan Pengaturan
Akomodasi
panjang ulang Pengaturan
serat
serat otot tegangan ulang FRC
intrafusal
diafragma inspirasi
Prinsip Pengukuran Ketahanan
Pernapasan Dan Kapasitas
Penutupan
Resistensi Sistem Pernapasan

 Resistensi ditentukan berdasarkan pengukuran


simultan laju aliran gas dan gradien tekanan
dorongan
 Kesulitan dalam proses pengukuran:
 Pengukuran gradien tekanan mulut dan alveolus
 Variasi nomenklatur
 Perbedaan metode dalam mengukur komponen
resistensi sistem respirasi
Komponen Resistensi Sistem
Respirasi
Teknik Pengukuran Resistensi Sistem
Respirasi
Teknik aliran
tekanan

Aliran udara
Interupsi
terisolasi

Teknik Plethysmograph
interrupter tubuh
Teknik Aliran Tekanan

 Tekanan dipilih pada saat aliran udara nol ketika


tekanan tidak dipengaruhi oleh tesistensi aliran
udara.
 Aparatus digunakan untuk menentukan resistensi
aliran dengan mengurangkan komponen tekanan
yang digunakan pada gaya elastis
 Gradien tekanan intrathoraks ke mulut dan volume
respirasi dapat ditampilkan sebagai koordinat x dan
y dari diagram
 Penggunaan balon esofagus membuat metode ini
sedikit invasif
 Resistensi pulmonal dan
penyesuaian dinamis diukur
melalui :
 Simultan aliran udara
 Tekanan diferensial
intrathoraks ke mulut.
 Resistensi paru dinyatakan
sebagai perbedaan antara
perbedaan tekanan terukur dan
yang diperlukan untuk kekuatan
elastis (area hijau) dibandingkan
dengan laju aliran yang
ditunjukkan pada
pneumotachograph.
Aliran Udara Terisolasi
Aliran udara terisolasi berfrekuensi tinggi diberikan pada saluran
napas

Dilakukan pengukuran terhadap tekanan yang dihasilkan dan


perubahan aliran udara

Mengukur resistensi pernafasan total

Dapat digunakan di seluruh maneuver kapasitas vital

Bisa menampilkan resistensi sebagai fungsi dari volume paru-paru


dan memperoleh konduktansi jalan napas spesifik
Tekanan alveolar Gas alveolar
turun di bawah mengembang
ambien selama sesuai hokum
inspirasi boyle

Peningkatan Resistensi saluran


perpindahan tubuh
dicatat sebagai
napas diukur dari
aliran udara dan
Plethysmograph
peningkatan tekanan perubahan tekanan Tubuh

Subjek harus Bersifat non invasif


bermanuver dan bisa
terengah-engah mengukur FRC
Teknik Interrupter
Manometer tunggal digunakan untuk mengukur tekanan
mulut dan alveolar

Asumsi pada metode ini : tekanan mulut sama dengan


tekanan alveolar jika saluran terganggu

Resitensi ditentukan dari :

• Hubungan antara laju aliran (dikoreksi sebelum interupsi)


• Perbedaan tekanan natar mulut (diukur sebelum interupsi) dan alveoli
(diukur pada akhir interupsi)

Durasi interupsi biasanya 50-100ms

Teknik ini adekuat untuk mengukur resistensi paru normal


Digunakan untuk mengukur komponen
resistensi jaringan sistem pernapasan

Hanya dapat digunakan pada subjek yang


disedasi dan menerima ventilasi buatan dengan
kontrol akurat

Tekanan dapat diubah jadi bentuk digital


dan analisis computer untuk menghitung tiga
tekanan
Interupsi pada
Akhir Inspirasi Resistensi jaringan = (P1 – P2)/Inflasi laju aliran

Resistensi sistem pernapasan: (Pmax –


P2)/Inflasi laju aliran

Teknik ini digunakan di ventilator untuk


menghitung resistensi sistem pernapasan
Pengukuran Kapasitas Penutupan
 Kapasitas penutupan adalah volume paru maksimal di
mana penutupan jalur napas dapat dideteksi pada
bagian paru-paru
 Pengukuran dilakukan selama ekspirasi dan didasarkan
pada konsentrasi yang berbeda dari pelacak gas di
bagian atas dan bawah paru-paru.
 Pelacak yang sesuai adalah 133Xe atau 100% oksigen
(diukur sebagai penurunan konsentrasi nitrogen).
Subjek Pengukuran Kapasitas Penutupan

Subjek

Sadar dan bisa Lumpuh dan


maneuver ventilasi dikontrol
ventilasi spontan secara artifisial
Metode Pengukuran Kapasitas Penutupan

Inspirasi bolus gas pelacak saat mulai inspirasi dari RV

Gas pelacak didistribusikan ke bagian atas paru-paru

Inspirasi maksimal untuk TLC

Pasien perlahan menghembuskan nafas

Konsentras gas pelacak diukur di mulut


Metode Pengukuran Kapasitas Penutupan
Bolus gas Gas pelacak hanya
pelacak dihirup didistribusikan ke
mendekati alveoli yang saluran
volume residu udaranya masih
(RV) terbuka

Dataran ini (fase


Selama ekspirasi,
III) memberikan
konsentrasi gas
cara untuk
pelacak menjadi
meningkatkan
konstan setelah
konsentrasi
dead space
pelacak gas
dikosongkan.
(fase IV)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai