Anda di halaman 1dari 15

Novel rindu-

tere liye
Putri wulandari
12 ips 1
NOVEL
suatu bentu karya sastra yang berbentuk
prosa yang memiliki unsur intrinsik dan
ekstrinsik. Kata novel berasa dari bahasa
Italia yaitu “novella” yang berarti sebuah
kisah atau cerita.
Jenis- jenis novel
Berdasarkan genre Berdasarkan
Novel Romance : novel ini bercerita kebenaran cerita
tentang kisah romance atau percintaan.
Meskipun tema utamanya percintaan, Novel Fiksi : novel yang
tetapi kadang juga ada kisah lain di ceritanya berupa fiktif belaka.
dunia percintaan. Contoh dari novel Ceritanya hanya karangan
romance adalah : Ayat-ayat Cinta penulis berdasarkan
khayalan. Dan tentunya
Novel Komedi : novel yang dikemas cerita yang ada tidak pernah
dengan unsur komedi di dalamnya. terjadi secara nyata.
Mayoritas ceritanya memang dibuat
lucu untuk menghibur pembaca. Novel Non Fiksi
Contohnya novel : Koala Kumal : kebalikannya dengan novel
fiksi, novel ini ceritanya
Novel Horor : novel yang menceritakan berdasarkan kisah nyata, baik
kisah-kisah horor atau misteri. Biasanya dari penulis maupun orang
dikemas dengan cerita yang membuat lain. Namun, sumber
penasaran dan merinding. Ceritanya ceritanya memang sudah
penuh dengan tanda tanya, yang pernah terjadi di kehidupan
membuat pembaca perlu memahami isi nyata. Kemudian dituangkan
ceritanya. dalam sebuah novel. Contoh
Novel Inspiratif : novel yang tujuan novel non fiksi yang cukup
dibuatnya untuk memberikan inspirasi. terkenal di era adalah Laskar
Ceritanya pun juga sangat memotivasi Pelangi
pembacanya.
CIRI-CIRI
 Novel memiliki jumlah kata lebih dari 35.000 kata.
 Novel terdiri dari setidaknya 100 halaman.
 Durasi utnuk membaca novel setidaknya 2 jam
atau 120 menit.
 Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan emosi.
 Alur cerita dalam novel cukup kompleks.
 Seleksi cerita dalam novel lebih luas.
 Cerita dalam novel lebih panjang, akan tetapi
banyak kalimat yang di ulang-ulang.
 Novel ditulis dengan narasi kemudian di dukung
dengan deskripsi untuk menggambarkan situasi
dan kondisi yang ada di dalamnya
struktur
 Abstrak, merupakan bagian ringkasan isi cerita yang
biasanya dapat ditemukan pada bagian awal cerita
dalam novel.
 Orientasi, merupakan bagian penjelasan mengenai latar
waktu dan suasana. Seperti terjadinya cerita, terkadang
juga berupa pembahasan penokohan atau perwatakan.
 Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang
dihubungkan oleh sebab akibat, dimana setiap peristiwa
terjadi karena adanya sebab dan mengakibatkan
munculnya peristiwa yang lainnya.
 Evaluasi, merupakan bagian dimana konflik yang terjadi
pada tahap komplikasi terarah menuju suatu titik tertentu.
 Resolusi, merupakan bagian dalam novel yang
memunculkan solusi atas konflik yang sedang terjadi.
 Koda, merupakan bagian akhir atau penutup cerita
dalam novel.
UNSUR INTRISTIK
1. Tema
Tema merupakan pokok-pokok permasalahan yang terdapat dalam
sebuah cerita dalam novel yang terlah dibuat oleh pengarang.
2. Penokohan
Penokohan merupakan pemberian watak atau karakter kepada
setiap pelaku dalam sebuah cerita. Para tokoh bisa diketahui
karakternya dari ciri fisik, lingkungan tempat tinggal, dan cara
bertindaknya.
3. Alur
Alur merupakan rangkaian-rangkaian peristiwa yang membentuk
jalannya suatu cerita dalam novel. Alur dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu alur maju dan alur mundur.
Alur maju merupakan peristiwa yang bergerak secara bertahap
berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita.
Alur mundur merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi karena ada
kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung.
Tahap alur meliputi pengenalan, penampilan masalah, pemunculan
konflik, puncak ketegangan, peleraian, dan penyelesaian.
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan alat utama pengarang untuk menjelaskan atau
menggambarkan serta menghidupkan cerita secara estetika. Jenis-jenis
gaya bahasa antara lainnya adalah :
Personafikasi : Merupakan gaya bahasa yang medeskripsikan macam-
macam benda mati dengan cara memberikan berbagai macam sifat-sifat
seperti manusia.
Simile (Perumpamaan) : Merupakan suatu gaya bahasa yang
mendeskripsikan sesuatu dengan pengibaratan atau perumpamaan.
Hiperbola : Merupakan suatu gaya bahasa yang mendeskripsikan sesuatu
dengan cara berlebihan dengan maksud memberikan efek yang
berlebihan.
5. Latar atau Setting
Latar merupakan penggambaran terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah
cerita meliputi waktu, tempat, dan suasananya.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan penempatan diri pengarang dan juga cara
pengarang dalam melihat berbagai macam kejadian atau peristiwa
dalam cerita yang di paparkannya kepada para pembaca.
7. Amanat
Amanat merupakan pesan yang disampaikan, yang terdapat dalam
cerita dalam sebuah novel.
UNSUR EKSTRINSIK
1. Sejarah atau Biografi Pengarang
Biasanya sejarah atau biografi pengarang sangat berpengaruh
pada jalan cerita yang terdapat dalam novel.
2. Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi secara tidak langsung maupun langsung akan
berpengaruh kepada hasil karya novel.
3. Nilai-Nilai dalam Cerita
Dalam sebuah karya sastra mengandung nilai-nilai yang dapat
disisipkan oleh pengarangnya. Nilai-nilai itu antara lainnya adalah :
Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau
kepribadian seseorang. Entah itu baik ataupun buruk.
Nilai sosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma-norma yang
terdapat dalam kehidupan bermasyarakat.
Nilai budaya, yaitu konsep masalah dasar yang sangat penting dan
mempunyai nilai dalam kehidupan manusia.
Nilai estetika, yaitu nilai yang berkaitan dengan seni dan estetika
dalam sebuah karya sastra.
Nilai religi, yaitu yang berkaitan dengan keagamaan
Data buku
Judul novel : Rindu
Pengarang : Darwis
Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun terbit : cetakan
ke 45 mei 2017
Tebal buku : 544
halaman
Sinopsis “ rindu “ tere liye
“Apalah arti memiliki,
ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami?

Apalah arti kehilangan,


ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan
sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?

Apalah art cinta, ketika kami menangis terluka atas perasaan yang
seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami tertunduk patah hati atas
sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apa pun?

Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak
terbilang keinginan melupakana saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan
meluoakan jaraknya setipis benang saja.”

Ini adalah kisah tentang masa lalu yang memilukan. Tentang kebencian
kepada seseorang yang seharusnya disayangi. Tentang kehilangan kekasih
hati. Tentang cinta sejati. Tentang kemunafikan. Lima kisah dalam sebuah
perjalanan panjang kerinduan.
Unsur intristik
Tokoh
1. Keluarga Daeng Andipati yaitu ada Istri Daeng Andipati, kedua anaknya yang bernama
Anna dan Elsa, dan juga asisten rumah tangga Daeng Andipati.
Daeng Andipati adalah seorang pedagang kaya dan juga seorang ayah dan juga suami
yang baik.
2. Ambo Uleng yaitu seorang pelaut yang hampir seluruh hidupnya dihabiskan di atas
lautan. Ambo Uleng secara fisik memang terlihat kuat namun di dalam hatinya dia rapuh.
3. Bonda Upe dan Suaminya. Bonda Upe adalah wanita keturunan Cina muslim, di dalam
novel ini Bonda Upe menjadi guru mengaji anak-anak di Kapal Blitar Holland.
4. Gurutta Ahmad Karaeng yaitu seorang Ulama tersohor dari Makassar.
5. Kapten Phillip yaitu nahkoda Kapal Blitar Holland yang bijak.
6. Kakek dan Nenek Slamet yang memiliki cinta sejati
Diatas adalah tokoh-tokoh yang ada pada Novel Rindu dengan berbagai masa lalu dan juga
memiliki cerita yang menarik.
Latar
Latar tempat pada Novel Rindu karya Tere Liye ini berada di Pelabuhan Makssar, pelabuhan,
stasiun, dan Pasar Surabaya, Pelabuhan Semarang, Pelabuhan Batavia, Pelabuhan Lampung,
Pelabuhan Bengkulu, Pelabuhan Banda Aceh, Pelabuhan Kolombo, Pelabuhan Jeddah, di
kabin Kapal Blitar Holland, di geladak kapal, masjid kapal, dapur kapal.
Latar waktu pada Novel Rindu karya Tere liye terjadi pada tahun 1938 selama selama
sembilan bulan. Perjalanan dimulai 30 hari melalui laut dari pelabuhan Makassar hingga
pelabuhan Jeddah, 7 bulan dari pelabuhan Jeddah-Makkah-pelabuhan Jeddah, 30 hari dari
pelabuhan Jeddah sampai pelabuhan Makassar.
Lalu latar sosial dalam Novel Rindu karya Tere Liye dominan pada novel ini adalah
keharmonisan, kekayaan, kerukunan.
alur
alur campuran. Ada beberapa bagian mengisahkan tokoh dalam novel yang menceritkan
masa lalu.
Salah satunya cerita mengenai Ambo Uleng, yang memutuskan ikut berlayar dikarenakan
Ambo kehilangan kekasih hatinya karena akan dijodohkan oleh orant tuanya, namun pada
akhirnya ternyata orang yang akan dijodohkan tersebut adalah Ambo Uleng sendiri.
Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam Novel Rindu karya Tere Liye
adalah sudut pandang persona ketiga serba tahu “dia”.
Salah satu kutipan dalam novel yakni pada halaman 527:
“Bagaimana dengan anak-anak?” itu pertanyaan pertama Gurutta
saat pertemuan darurat digelar di ruang mesin.
“Mereka baik-baik saja. Mereka pernah mengikuti demo keadaan
darurat Gurutta. Setidaknya mereka tahu harus melakukan apa
dalam situasi ini.” Ambo Uleng menjawab cepat.
gaya bahasa
Adapun salah satu gaya bahasa dalam Novel Rindu karya Tere Liye
yakni:
a. Menggunakan gaya bahasa pleonisme pada halaman 27.
Kapten Philips mendongak dari kertas, menatap pemuda di
depannya, “Boleh aku memanggilmu Ambo? Dan apakah caraku
menyebut namamu sudah benar?”
b. Menggunakan gaya bahasa pars pro toto pada halaman 44.
Kepala-kepala itu hilang dari perukaan laut, meluncur mengejar
uang logam, untuk beberapa detik kemudian kembali muncul,
menunjukkan koin yang berhasil mereka tangkap.
c. Menggunakana gaya bahasa hiperbola pada halaman 68
Kapal terus melaju membelah ombak.
Tema
mempunyai tema sebuah perjalan mengenai rindu yang
panjang. Dapat diartikan juga yakni sebuah perjalanan
kehidupan. Dikatakan demikian, karena pada salah satu tokoh
yakni Bunda Upe yang rindu berada di depan ka’bah.
Kutipannya terdapat pada halaman 542.
“Bunda Upe terisak menatapnya. Lihatlah, semua kerinduan ini
telah genap. Juga ribuan jamaah lainnya, terharu menatap
selubung Ka’bah. Sungguh beruntung mereka telah
melengkapi kerinduan itu.”
amanat
Amanat yang dapat diambil dari Novel Rindu Tere Liye adalah:
Ø Lari dari kenyataan hanya akan menyulitkan diri sendiri.
Ø Kita tak perlu menggapai seluruh catatan hebat menurut
versi manusia. Tetapi teruslah berbuat baik, semoga ada satu
perbuatan baik yang kita lakukan yang mampu mengampuni
dosa-dosa kita sebelumnya.
Ø Dan memaafkan bukanlah berarti persoalan ia salah dan
kita benar. Namun memaafkan ialah memutuskan berdamai
dengan keadaan yang sudah terjadi.
Unsur ekstrinsik
Biografi
Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera. Ia lahir
pada tanggal 21 Mei 1979. Tere Liye menikah dengan Ny.Riski Amelia
dan di karunia seorang putra bernama Abdullah Pasai.
Tere Liye meyelesaikan masa pendidikan dasar sampai SMP di SDN 2
dan SMN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan ke
SMUN 9 bandar lampung. Setelah selesai di Bandar lampung, ia
meneruskan ke Universitas Indonesia dengan mengambil fakultas
Ekonomi.
Meskipun Tere Liye bisa di anggap salah satu penulis yang telah
banyak mengeluarkan karya-karya best seller. Namun ketika mencari
biografi dalam novel akan sulit ditemukan. Berbeda dari penulis-
penulis yang lain, Tere Liye memang sepertinya tidak ingin di
publikasikan ke umum terkait kehidupan pribadinya. Mungkin itu cara
yang ia pilih, untuk berusaha memberikan karya terbaik dengan tulus
dan sederhana.
Seperti di sebutkan di atas, Tere Liye tumbuh di Sumatera Pedalaman.
Ia berasal dari keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi
sebagai petani biasa. Ia adalah anak keenam dari tujuh bersaudara
yang tumbuh dalam keluarga sederhana. Kehidupan masa kecil
yang dilalui dengan penuh kesederhanaan membuatnya menjadi
orang yang tetap sederhana pula hingga saat ini.
Nilai-nilai dalam cerita
Nilai Sosial : Bonda Upe menwarkan diri untuk
menjadi tenaga pengajar dengan sukarela
Nilai Moral : Kejujuran, rendah hati
Nilai Budaya : Percakapan dengan aksen daerah
masing-masing
Nilai Religi : Gurutta tetap mengajar ngaji walau
dibatasi

Anda mungkin juga menyukai