Anda di halaman 1dari 20

Referat

Glaukoma sudut
terbuka

OLEH
AYU DWI ZULIA
ANNISA MAULANI
P R E S E P TO R : D R . H E K S A N , S P. M
Anatomi
Akuos terdiri dari cairan jernih yang mengisi bilik
mata depan dan bilik mata belakang.
Akuos humor diproduksi oleh badan siliar. Setelah
diproduksi, akuos memasuki bilik mata belakang
kemudian melewati celah iris dan lensa menuju bilik
mata depan dan akhirnya memasuki trabekular pada
sudut bilik mata depan. Selama aliran ini terjadi
pertukaran komponen dengan pembuluh darah pada
Iris.
Glaukoma Primer sudut terbuka

DEFINISI
Merupakan penyakit kronik progresif yg biasanya
ditandai dgn kerusakan saraf optik, defek lapisan
serat saraf retina & hilangnya lapang pandang.
Epidemiologi

 Di amerika pd tahun 2004 sekitar 2,2 juta org


menderita glaukoma sudut terbuka.
Pada usia >40 thn prevalensi sudut terbuka sekitar
1,86%.
Di indonesia berdasarkan Riskesdas pada tahun2007
prevalensinya skitar 0,5% .
KLASIFIKASI

Glaukoma primer
sudut terbuka
Timbul dgn sendirinya pada org yg memiliki bakat bawaan
glaukoma.
Glaukoma sekunder sudut
terbuka

Terjadi karna adanya zat yg secara mekanis


menghambat aliran keluar cairan akuos melalui
jalinan trabekula.
Faktor risiko

1. Bilik mata depan yg dangkal


2. Usia
Lebih tinggi pd usia tua
3. Suku
Ras afrika - amerika prevalensi kebutaan > ras
kaukasia
4. Riw. Keluarga
Pasien yg memiliki riwayat kluarga glaukoma primer
sudut trbuka 3-6 kali > tinggi
Diagnosis

1. Anamnesa
 sakit kepala yang hilang timbul dan memiliki keluhan melihat
gambaran pelangi di sekitar lampu (halo).
2. Pengukuran tekanan intraokular
Glaukoma terdapat 4 tipe variasi diurnal pada glaukoma
sudut terbuka :
a. Flat type: Tekanan intraokular sama sepanjang hari
b. Falling type: Puncak tekanan intraokular terdapat pada saat
bangun tidur
c. Rising type: Puncak tekanan intraokular terdapat pada
malam hari
d. Double variations: Puncak tekanan intraokular terdapat
pada jam 9 pagi dan pada malam hari.
Pemeriksaan penunjang

 Funduskopi

Gambaran funduskopi pada


Contoh gambaran funduskopi pada retina
retina yang normal, tanpa pasien glaukoma. Terdapat ekskavasio
ekskavasio glaukomatosa dengan CD ratio 0.8
 Tonometri
Tekanan bola mata memegang peranan penting dalam
progresivitas penyakit glaukoma sudut terbuka.
Tekanan bola mata yang normal adalah sekitar 10-
21mmHg.
Tonometer aplanasi merupakan alat yang dikaitkan
dengan slitlamp. Pengukuran dengan tonometer
aplanasi menjadi gold standard dalam pengukuran
tekanan bola mata.
 Gonioskopi
Pemeriksaan yang digunakan untuk melihat sudut
bilik mata depan lebih jelas. Pemeriksaan ini dapat
digunakan untuk membedakan glaukoma sudut
terbuka dengan glaukoma sudut tertutup.
Pada pemeriksaan digunakan sebuah lensa kontak
(goniolens) dan slitlamp untuk melihat kedalaman
sudut bilik mata depan. Lebar sudut bilik mata
depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik
bilik mata depan.
 Perimetri
Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa ada
tidaknya defek lapang pandang baik sentral maupun
perifer.Batas normal lapang pandangan adalah 60o
pada daerah superior, 75opada daerah inferior, 1100
pada ternporal, dan 60opada daerah nasal.
Manifestasi klinis

- Visus turun
- Terkanan intraokular
meningkat Anamnesis :
- Bola mata tenang Mata merah
- Sudut bilik mata depan Tajam penglihatan menurun
terbuka Rasa sakit / nyeri pd mata yg
- Lapangan pandang yang dpt menjalar ke kepala
mengecil Mual & muntah (pd tekanan
- Edem kornea bola mata yg sangat tinggi)
- Bilik mata depan dangkal
Pupil mid-dilatasi, reflek pupil
negatif.
patofisiologi

Peningkatan tekanan intraokular  Terjadi kerusakan  proses ini pada


akhirnya menyebabkan sel ganglion
penurunan aliran keluar cairan akuos
apoptosis atau program kematian sel secara
melalui trabekula.  adanya genetik.
resistensi pada jalinan trabekula

Apoptosis dari sel ganglion pada


retina ini menyebabkan penipisan Diskus optikus juga kemudian
lapisan inti dalam dan lapisan serabut menjadi atrofi dengan pelebaran
saraf dari retina dan hilangnya akson optic cup
dari nervus  hilangnya lapang
pandang dan kebutaan.
Diagnosa banding

 Hipertensi okular
 uveitis anterior
 Keratitis
 Ulkus kornea
Penatalaksanaan

 Non farmako farmako

- Asetazolamid HCL 500 mg,


dilanjtkan 4x250 mg/hari
- KCL 0,5 gr 3x/hari
- Pembatasan asupan cairan untuk - Timolol 0,5 % 2x1 tetes/hari
menjaga agar tekanan intraokular - Tetes mata kombinasi
tdk semakin meningkat kortikosteroid + antibiotik 4-6 x
tetes sehari
- Terapi simtomatik
 komplikasi  prognosis
1. Ad vitam : Bonam
Kontrol tekanan intraokuler 2. Ad funvtionam : dubia
yg jelek akan ad malam.
menyebabkan semakin
3. sanationam : dubia ad
rusaknya nervus optik & malam
penurunan visus 
kebutaan
KESIMPULAN

 Glaukoma sudut terbuka merupakan salah satu penyebab utama kebutaan


yang ireversibel. Perjalanan penyakit glaukoma sudut terbuka yang tenang
dan perlahan membuat penyakit ini patut diwaspadai. Hal ini disebabkan
karena kerusakan yang diakibatkan oleh penyakit ini bersifat ireversibel.
 Oleh karena itu, diagnosis dini dari penyakit ini sangat penting. Screening
penting untuk dilakukan pada masyarakat usia 40 tahun ke atas, pasien
yang memiliki riwayat glaukoma dalam keluarga, pasien dengan miopia
tinggi, pasien yang mengonsumsi steroid jangka panjang, dan pasien
diabetes melitus
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai