Anda di halaman 1dari 29

ASKEP POLA TIDUR DAN

ISTIRAHAT PD LANSIA

Uswatul khasanah
PENGANTAR
• Sebagian besar lansia mengalami ggn tidur
akibat bbrp faktor, seperti perubahan fisik dan
mental yang diikuti dari perubahan pola tidur.
• Perubahan mencakup : Kelatenan tidur,
terbangun dini hari dan peningkatan jumlah
tidur siang (Simpson, T, et al, 1996; Kryger et
al, 2004)
• Kebutuhan tidur Lansia sekitar 6-7 jam/hari
(Hidayat, 2008)
PERUBAHAN FISIOLOGIS
Perubahan fisik yang menimbulkan pola tidur
dan aktivitas:
a. internal
• Perubahan lobus frontal
• Penurunan aliran darah dan mekanisme
neurotransmitter dan sinapsis
b. Eksternal
- Pensiunan
- kehilangan
FISIOLOGIS TIDUR
• Pusat pengaturan tidur di medula oblongata
• Berdasarkan EEG ada 2 fase : NREM dan REM
• Awal tidur didahului oleh fase NREM yang
terdiri dari 3 stadium NREM dan 1 stadium
REM
Review tentang Tidur
Siklus Tidur:
1. NREM (Non Rapid Eye Movement) ada 4
tahap (1, 2, 3 dan 4):
a. Tahap 1 NREM (transisi s.d tidur, mudah
terbangun)
b. Tahap 2 NREM (periode ringan dg fase
relax yg besar
c. Tahap 3 NREM (fase pertama tidur dalam)
d. Tahap 4 NREM (periode dalam tidur)
TAHAPAN TIDUR
a. Stadium 1 (N1)
- merupakan antara thp terjaga dan tahap
awal tidur
- mulai mengantuk, perlahan lahan kesadaran
meninggalkan dirinya
- DOWNIES (: tahapan pikiran kita melayang,
masih menyadari kondisi sekeliling, shg
merasa belum tidur
- Berlangsung 3 -5 menit, mudah
dibangunkan
Lanjutan.......

b. Stadium 2 (N2) :
1) Merupakan periode sound sleep.
2) Kemajuan relaksasi.
3) Dapat dibangunkan dengan dg panggilan
berulang.
4) Berlangsung selama 10-20 menit.
5) Fungsi tubuh berlangsung lambat.
Lanjutan.....

c. Tahap 3 :
1) Tahap awal tidur dalam.
2) Lebih sulit dibangunkan dan jarang
bergerak.
3) Otot secara total relaksasi.
4) Tanda vital mengalami kemunduran
teratur.
5) Berlangsung 15-30 menit.
Lanjutan................

Tahap 4 :
1) Tahap tidur benar-benar nyenyak.
2) Sangat sulit dibangunkan.
3) Jika tidur nyenyak telah terjadi, akan
menghabiskan sepanjang malam pada tahap ini.
4) Bertanggung jawab mengistirahatkan dan
memperbaiki tidur.
5) Tanda vital menurun secara signifikan.
6) Berlangsung 15-30 menit.
7) Dapat terjadi tidur berjalan dan mengompol
2. REM (Rapid Eye Movement)
- Munculnya mimpi
- Dimulai 50-90 menit setelah tidur terjadi.
- Kehilangan tonus otot
- Peningkatan sekresi gastrik
- Tahap yang bertanggung jawab untuk perbaikan
mental
- Sangat sulit untuk dibangunkan
- Durasi dari REM meningkat setiap siklus dan rata-
rata 20 menit
SIKLUS TIDUR YANG TERJADI PADA
LANSIA
• Berkurangnya jml gel lambat sejak dimulai
tidur
• Periode REM berlangsung sekitar 15 menit
• Penurunan pada tahap 3 & 4 NREM
• Lansia memiliki rentang waktu tidur kurang
dari 5-9 jam, meskipun wkt lebih lama di
tempat tidur, tapi lebih singkat dlm keadaan
tidur
Keluhan tentang tidur pada Lansia
• Sulit tidur
• Sulit untuk tetap tertidur
• Terbangun lebih awal
• Mengantuk yang berlebihan
GANGGUAN ISTIRAHAT TIDUR PD
LANSIA
1. Insomnia
2. Hipersomnia (tidur berlebihan)
3. Enurisis (ngompol)
4. Narkolepsi (keinginan yg akut untuk tidur)
5. Nocturia (sering terbangun, karena ingin
BAK)
6. Somnabulisme (tidur berjalan).
7. Apneu tidur (stridor dll)
Etiologi
• Hubungan sinergi terjadi proses tidur antara
sistem imun, endokrin dan fungsi otak (yang
mengatur sistem tidur)
• Ketidakseimbangan interaksi antara faktor
psikososial, psikofisiologik, perkembangan
saraf dan kesehatan menyebabkan gangguan
pola tidur
FAKTOR PENYEBAB
GANGGUAN POLA TIDUR
A. Internal
1. Fisiologis
a. Penyakit Parkinson
b. Gangguan suhu tubuh
c. Gejala menopouse
d. Depresi, Demensia
2. Psikologis ( Stress dan Cemas)
B. Eksternal
1. Lingkungan (asing, disorientasi, stimulasi
stressor)
2. Gaya Hidup (perubahan rutinitas, tidur siang
yang berlebihan, Merokok)
3. Pengobatan (Hipnotik, Sedatif)
PENGKAJIAN
Data Subjektif
• Temuan faktor internal maupun eksternal
• Skala analog visual (VSH/ The Verran and
Snyder-Halpern Sleep Scale)
Lanjutan pengkajian.....

• Pola tidur
• Kebiasaan yang dilakukan
• Keluhan
• Kebiasaam tidur siang
• Lingkungan tidur
• Status emosi
• Emosi dan mental
• Perubahan fisik
Data Objektif
- Polisomnografik meliputi:
1. EEG (pelacakan aktivitas elektrik otak)
2. EOG (rekaman arus listrik yg dihasilkan oleh
pergerakan mata)
3. EMG (rekaman kontraksi otot sbg hasil dr
stimulasi elektrik)
Pemeriksaan tersebut dilakukan ketika di
laboratorium dan Klien dalam kondisi tidur
DIAGNOSA
a. Gangguan pola tidur b/d kerusakan transfer oksigen,
gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh
obat, imobilisasi, nyeri pada kaki, takut operasi, lingkungan
yang mengganggu.
b. Cemas b/d ketidak mampuan untuk tidur, henti nafas saat
tidur, (sleep apnea) dan ketidak mampuan mengawasi
prilaku.
c. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan henti nafas saat
tidur.
e. Potensial cedera berhubungan dengan Somnambolisme
INTERVENSI
• Bila terjadi pada pasien rawat inap, masalah
tidur di hubungkan dengan lingkungan rumah
sakit
1) Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal
aktivitas.
2) Berikan obat analgesik sesuai prosedur.
3) Berikan linngkungan yang suportif.
4) Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien
agar tidak takut akan cemas
• Bila faktor insomnia:
1) Anjurkan pasien memakan makanan yang
berprotein tinggi sebelum tidur.
2) Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan
hindari tidur pada waktu siang dan sore hari.
3)Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
4) Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang
membangkitkan minat sebelum tidur.
5) Anjurkan pasien menggunakan teknik
pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur
• Bila terjadi somnabulisme:
1) Berikan rasa aman pada diri pasien.
2) Bekerjasama dengan diazepam dalam
tindakan pengobatan..
3) Cegah timbulnya cidera
• Bila terjadi enuresis:
1) Anjurkan pasien mengurangi minum
beberapa jam sebelum tidur.
2) Anjurkan pasien melakukan pengosongan
kandungan kemih sebelum tidur.
3) Bangunkan pasien pada malam hari untuk
buang air kecil
• Bila terjadi Narkolepsi:
A. Berikan obat kelompok Amfetamin /kelom pok
Metilfenidat hidroklorida (ritalin) untuk mengendalikan
narkolepsi.
B. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang
mengganggu tidur.
a. Tutup pintu kamar pasien .
b. Pasang kelambu/garden tempat tidur.
c. Matikan pesawat telapon.
d. Bunyikan musik yang lembut.
e. Redupkan atau matikan lampu.
f. Kurangi jumlah stimulus.
g. Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok
C. Meningkatkan aktivitas pada siang hari:
1) Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong
pasien.
2) Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari
D. Membuat Pasien untuk memicu tidur:
1) Anjurkan pasien mandi sebelum tidur.
2) Anjurkan pasien minum susu hangat.
3) Anjurkan pasien membaca buku.
4) Anjurkan pasien menonton televisi
5) Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur.
6) Anjurkan pasien embersihkan muka sebelum
tidur.
7) Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai