3 (Retensio Plasenta, Robekan Serviks, Ruptur Uterus)
3 (Retensio Plasenta, Robekan Serviks, Ruptur Uterus)
Nama Kelompok :
1. Anisah Dwi Setiani
2. Eneng Suryani
3. Gabriella Intan
4. Intan Masyitoh
5. Indah Lestari
6. Shelly Noviana
Pengetrian
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran
plasenta selama setengah jam setelah kelahiran bayi.
Robekan serviks paling sering terjadi pada jam 3 dan 9.
Bibir depan dan bibir belakang serviks dijepit dengan
klem fenster kemudian serviks ditarik sedikit untuk
menentukan letak robekan dan ujung robekan.
Selanjutnya robekan dijait dengan catgut kromik
dimulai dari ujung untuk menghentikan pendarahan.
Ruptur Uterus yang dapat ditemukan pada sebagian
besar bagian bawah uterus, termasuk robekan pada
vagina. Suatu robekan pada dinding uterus yang terjadi
karena uterus tidak dapat menerima tekanan
Etiologi
1. Retensio Plasenta
Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena:
1. Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan
plasenta
2. Plasenta yang tumbuh melekat lebih dalam. Pada
keadan ini tidak terjadi pendarahan dan merupakan
indikasi untuk mengeluarkannnya.
Plasenta sudah lepas tetapi belum di lahirkan karena
atonia uteri dan menyebabkan pendarahan yang banyak
dan adanya lingkaran konstriksi di bagian bawah lahir
karena:
1. Penanganan kala 3 yang salah
2. Terjadinya kontraksi di bagian bawah uterus yang
menghalangi plasenta ( plasenta inkaserata).
2. Robekan Serviks
Partus presipitarus
Troma karna pemakain alat-alat oprasi
Melahirkan kepala pada letak sungsang scara paksa,
pembukaan belum lengkap
Partus lama
3. Ruptur Uterus
1. Dinding rahim yang lemah
Bekas jaitan cesear
Bekas pelepasan plasenta secara manual.
Pada gemeli dan hidramnion dimana dinding rahim
tipis dan regang.
2. Karena peregangan yang luar biasa dari rahim.
Patofisiologi
Retensio Plasenta
Setelah bayi dilahirkan uterus secara spontan
berkontraksi. Sesudah berkontraksi sel
miometrium tidak relaksasi, melainkan pendek
dan lebih tebal. Dengan kontraksi yang
berlangsung miometrium menebal dan cavum
uteri mengecil sehingga ukurannya mengecil.
Robekan serviks
Perdarahan
Uterus
Berkontraksi
Segmen Bawah Uterus
Ruptur Uterus
Oxitosin dosis tinggi
Multiparitas
Kekuatan dinding
uterus
SBR makin lama
makin diregang
Ruptur uteri
mengancam
Janin
Robekan
MK : Risti infeksi
Hipoksia bertambah
janin
3. Ruptur Uterus
Komplikasi yang paling menakutkan dan dapat mengancam hidup
ibu dan janin. Jika pasien dapat selamat, ada kemungkinan fungsi
reproduksinya berakhir dan proses penyembuhannya sering kali
memakan waktu yang cukup lama.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Penyakit Keluarga
6. Riwayat Obstetri
7. Keadaan haid
8. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
9. Pola kebiasaan sehari – hari menurut Virginia Handerson
10. Kebutuhan personal hygiene
11. Aktivitas
12. Gerak dan keseimbangan tubuh
13. Kebutuhan berpakaian
14. Kebutuhan keamanan
15. Sosialisasi
16. Kebutuhan spiritual
17. Kebutuhan bermain dan rekeasi
18. Kebutuhan belajar
19. Menemukan atau memuaskan rasa ingin tau yang mengarah pada perkembangan yang normal
20. Pemeriksaan fisik
Diagnosa keperawatan
1. Resiko syok hipo volemia berhubungan dengan
pendarahan
2. Nyeri akut berhubungan dengan troma atau
distensi distensi jaringan ditandai dengan klien
mengatakan nyeri pada daera genital, ekpresi
wajah meringis
3. Resiko infeksi berhungan dengan troma jaringan
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman
perubahan pada status kesehatan
RENCANA KEPERAWATAN
NO DX KEP TUJUAN INTERVENSI
1. Resiko syok hipo Setelah dilakukan Menejemen syok
volemia asuhan keperawatan hiperpopolemi:
berhubungan selama 3x24 jam • kaji adanya pendarahan
dengan diharapkan tidak intra uteri
pendarahan terjadin syok • kaji warna kulit, suhu,
hipopolemi dengan adanya sianosis, nadi veriver
kriteria hasil: dan diapolesis secara
• tanda-tanda vital teratur
dalam batas normal • pantau frekuensi dan
• turgot kulit baik ikrama jantung
• tidak ada sianosis • pantau status cairan, turgo
• suhu kulit hangat kulit, membran mukosa,
• tidak ada di urin output
aporosis
• membran mukosa
kemerahan
DAFTAR PUSTAKA
Edoizien, Leroy C. 2012. Buku Saku
Manajemen Unit Persalinan Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Mitayani, S.ST., M.Biomed. 2009. Asuhan
Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba
Medika.
Aspiani, Reny Yuli. 2017. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Maternitas, Aplikasi NANDA,
NIC, NOC. Jakarta: CV. Trans Info Media