Anda di halaman 1dari 18

ORIENTASI AMBALAN/RACANA

OLEH
ABDUL HALIM

BUMI PERKEMAHAN CIPUTRI,


BOGOR
Pramuka Penegak dan Pandega
Menjadi Pramuka Adalah Sebuah Proses
1. Mengayuh Perahu Kano Di Sungai yang Deras,
Berliku dan Berbatu
2. Penegak dan Pandega
 Mendayung Perahu Kita Sendiri, dengan Pemandu
dan Pemimpin yang Kita Pilih Sendiri, Menentukan
Arah kita Sendiri.
 Pembina di Tepi Sungai Mengawasi dan Membantu
Bila Perahu Dalam Masalah.
Artinya.....
Penegak dan Pandega dituntut untuk mampu
melakukan proses pembinaan dirinya secara
mandiri dengan pendampingan dari orang
dewasa (pembina)
6 wadah pembinaan pramuka penegak dan
pandega
• adalah wadah pembinaan bagi para Pramuka Penegak di Gugus
Ambalan depan.
• adalah wadah pembinaan bagi para Pramuka Pandega di Gugus
Racana depan.
• adalah wadah di Kwartir yang beranggotakan Pramuka Penegak dan
Pandega yang dipilih dalam Musyawarah Pramuka Penegak dan
Dewan Pandega Putera Puteri, sesuai petunjuk Penyelenggaraan Dewan
Kerja
Kerja.
Lanjutan.....
• adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega untuk
Satuan menambah keterampilan dan pengetahuan khusus di bidang
karya pembangunan tanpa meninggalkan kedudukannya sebagi anggota
Gugusdepan.
• adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega untuk
Kelompok belajar dan mengembangkan suatu ilmu pengetahuan dan
kerja keterampilan tertentu guna kebutuhan suatu program

• adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega yang


Sangga mempunyai tugas melaksanakan program kegiatan Ambalan,
kerja Racana, dan atau Dewan Kerja.
AMBALAN DAN RACANA

Perkumpulan (Wadah) dalam Gudep Untuk Penegak disebut Ambalan sedangkan


Pandega disebut Racana:

1. Ambalan atau Racana terdiri atas paling banyak 40 orang Pramuka.


2. Ambalan Penegak dapat dibagi dalam satuan-satuan kecil yang disebut ‘sangga’ yang masing-
masing terdiri atas 5 sampai dengan 10 orang Pramuka Penegak. Sedangkan Racana Pandega
tidak dibagi dalam satuan-satuan kecil
3. Pembentukan sangga dilakukan oleh para Pramuka Penegak sendiri.
4. Tiap sangga menggunakan nama dan lambang sesuai dengan aspirasinya, dengan ketentuan
tidak menggunakan nama dan lambang yang sudah digunakan oleh badan dan organisasi lain.
5. Untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas, Ambalan Penegak atau Racana Pandega dapat
membentuk Sangga Kerja .Sangga Kerja bersifat sementara sesuai dengan tugas yang harus
dikerjakannya.
6. Nama Ambalan/ Racana dapat mengambil nama Pahlawan, Tokoh yang berjasa kepada Negara
atau nama lain yang memiliki arti bagi Ambalan/ Racana itu.
SANDI AMBALAN-RACANA
Sandi Ambalan yaitu karangan atau ungkapan bebas berisi kode kehormatan dan
gambaran pernyataan kata hati para pramuka penegak atau pandega di ambalan/
racana. Cipta, rasa, karsa dan cita-cita terasa bermakna bagi para anggotanya, maka
dengan adanya sandi ambalan/ racana dapat menunjukan sikap positif dan kreatif dalam
kehidupan sehari – hari bagi ambalan/ racana tersebut.

Menciptakan sandi :
1. Sandi ambalan/ racana diciptakan oleh penegak/ pandega dan diterima oleh seluruh
anggotanya.
2. Penetapan sandi ambalan/ racana dilakukan dalam musyawarah ambalan/ racana.
3. Sandi ambalan/ racana yang telah ditetapkan menjadi milik ambalan/ racana dan ditentukan
masa berlakunya.
4. Sandi ambalan/ racana dibaca di depan anggota pada saat diperlukan, antara lain dalam
rangkaian upacara pembukaan dan penutupan latihan. Demikian pula sesuai adat istiadat
yang telah ditetapkan.
5. Tulisan Sandi ambalan dapat ditulis dalam selembar kertas saja atau kain yang digulung, dan
lainnya sesuai kreatifitas ambalan/ racana tersebut.
SANDI AMBALAN/ RACANA
KEHORMATAN ITU SUCI
“ JAGA DIRI KARENA HARGA DIRI
BERBUDI LUHUR MENOLONG SESAMA
TAK KURANG AMAL KARENA KESUKARAN”
SABDA PANDITA RATU
”SATU KATA DALAM KEBENARAN
BERKETAPAN HATI SETIAP LANGKAH
PANTANG MENJILAT DAN MENYERAH”
WIRA ADHI TARUNA
”KSATRIA YANG SOPAN DAN PERWIRA
TAK KENAL STRATA DAN KASTA
MEMAPAH BAGI DUKA TANPA PAMRIH”

BERSIAP UNTUK HIDUP DAN MATI DENGAN BAHAGIA


ITULAH KEHENDAK
DAN CITA CITA AMBALAN/ RACANA KITA
SEMOGA TUHAN MERAHMATINYA.
ADAT AMBALAN-RACANA
Adat ambalan adalah adat kebiasaan yang ditentukan dan ditaati oleh para
Pramuka Penegak dan Pandega di Suatu Ambalan/ Racana. Adat memiliki tujuan
yakni agar dengan adanya adat kebiasaan tersebut, para Pramuka Penegak dan
Pandega dapat membiasakan diri menepati segala peraturan yang berlaku di
tempat mereka.
Memahami adat Ambalan/ Racana:
1. Proses pembuatan adat ambalan/ racana dilakukan seperti pembuatan sandi
ambalan/ racana yaitu melalui musyawarah ambalan.
2. Adat ambalan/ racana sebaiknya tidak usah tertulis, tetapi benar-benar dihayati
dan dipatuhi oleh setiap anggotanya. Jika seseorang merasa telah melanggar
adat yang berlaku bersedia menerima sangsi.
3. Adat Ambalan / Racana harus mampu mendorong para anggotanya untuk
bertindak disiplin, patuh dan mengarah kepada kehidupan bermasyarakat yang
baik dan maju.
• Di dalam adat Ambalan/ Racana harus terdapat ketentuan :
 Wajib mengikuti renungan jiwa sebelum dilantik sebagai Penegak Bantara.

 Variasi dalam melaksanakan pelantikan, dapat menimbulkan kesan menyenangkan


yang sukar dilupakan bagi yang dilantik, seperti misalnya : sebelum dilantik harus
mencuci wajahnya, lalu membersihkan dengan handuk putih, lalu menghormat kepada
bendera sebelum memasuki ruangan, sujud kepada orang tuanya sebelum dilantik dll.

• Pada upacara kenaikan tingkat, dari Penegak Bantara ke Penegak Laksana ada pemberian
pusaka sesuai dengan adat setempat, antara lain seperti : bamboo runcing beserta bendera
merah putihnya, Panah beserta busurnya, keris dll. Pengadaan dan pemberian pusaka ini
harus disertai maknanya.
• Adat ambalan/ racana merupakan adat kebiasaan di lingkungan ambalan/
racana yang merupakan tingkah perilaku yang unik dan positif, contoh :

· Bagi yang terlambat datang harus menyalami seluruh anggota yang


telah hadir terlebih dahulu,

· Saling memberikan salam saat bertemu dimana saja.

· Pada saat pembacaan sandi ambalan dalam upacara pembukaan/


penutupan latihan mengambil sikap/ gerakan tertentu.

· Pada hakekatnya Adat ambalan/ racana merupakan gambaran watak


dan ciri khas kehidupan di lingkungan ambalan/ racana.
Arti Kiasan Tanda Kecakapan Umum ( TKU )
1. Kelopak bunga kelapa yang mulai merekah, menggambarkan pertumbuhan tanaman,
mengibaratkan Pramuka Siaga yang sedang tumbuh menjadi tunas calon bangsa.
2. kelopak bunga diletakkan miring, menggambarkan bunga kelapa yang selalu memperlihatkan
sudut miring terhadap batang pohonnya, mengibaratkan keterikatan Pramuka Siaga dengan
keluarga dan orang tuanya.
3. Mayang terurai bertangkai tiga buah, menggambarkan bunga yang sudah mulai berkembang,
indah dan menarik, mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik,
sebagai calon tunas bangsa yang sedang berkembang, menggladi dirinya dengan jiwa Pramuka
yang berlandaskan pada Trisatya.
4. Mayang terurai yang mekar ke samping, mengibaratkan makin terbukanya pandangan Pramuka
Penggalang, dan menerima pengaruh yang baik dari lingkungan sekitarnya.
5. Bintang bersudut lima mengibaratkan Ketuhanan Yang Mahaesa dan Pancasila.
6. Dua buah tunas kelapa yang berpasangan mengibaratkan keselarasan dan kesatuan gerak
Pramuka Penegak dan Pandega, putera dan puteri, yang sedang membina dirinya sebagai
mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk Tuhan, menuju cita-cita bangsa yang tinggi, setinggi
bintang di langit, untuk kemudian mengabdikan dirinya ke dalam dank e luar organisasi Gerakan
Pramuka.
7. Tanda Penegak Bantara, Penegak Laksana dan Pandega diletakkan di atas pundak kiri dan
kanan, mengibaratkan pemberian tanggung jawab yang tidak ringan yang dipikulnya sebagai
anggota Gerakan Pramuka dan kader pembangunan bangsa dan negara.
Arti warna

1. warna hijau melambangkan


kesegaran hidup sesuatu yang
sedang tumbuh.
2. warna merah melambangkan
kemeriahan hidup sesuatu yang
sedang berkembang.
3. warna kuning dan kuning emas
melambangkan kecerahan hidup yang
menuju ke keagungan dan keluhuran
budi.
4. warna coklat melambangkan
kematangan jasmani dan rohani,
kedewasaan dan keteguhan.
PENEGAK
Anggota Penegak usia 16 – 20 tahun,
Anggota Penegak yang tergabung dalam satu kesatuan
yang berjumlah 5 sampai dengan 10 anggota Penegak
menjadi satu kesatuan disebut satu Sangga.
Kumpulan 2 sampai dengan 4 Sangga menjadi satu disebut
satu Ambalan.
Kecakapan Pramuka Penggalang diperoleh melewati
pengujian Syarat Kecakapan Umum (SKU), dengan jenjang
kenaikan sebagai berikut: (1) Penegak Tamu; (2) Anggota
Penegak; (3) Penegak Bantara; (4) Penegak Laksana.
PANDEGA
Anggota Pandega usia 21 – 25 tahun,
Anggota Pandega yang tergabung dalam satu kelompok kerja
dengan jumlah yang tidak dibatasi disebut satu Reka.
Kumpulan 2 sampai dengan 4 Reka atau lebih menjadi satu
disebut satu Racana.
Kecakapan Pramuka Pandega diperoleh melewati pengujian
Syarat Kecakapan Umum (SKU), dengan jenjang kenaikan
sebagai berikut: (1) Pandega Tamu; (2) Anggota Pandega;
(3) Pandega – atau sering mereka menyebutnya dengan
Pandegatama.
Sejarah dewan kerja
Diawali dengan keputusan Muker Anpuda III tahun 1966 yang
menyatakan di tingkat Kwartir perlu dibentuk wadah
pembinaan Dewan kerja yang mempunyai fungsi mengelola
Pramuka Penegak dan Pandega
Secara Nasional, Dewan Kerja terbentuk melalui Pertemuan
Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera Nasional ke 1
(PERPPANITERA NASIONAL) yang diselenggarakan di
Cimanggis, Kab.Bogor pada tanggal 20-27 Agustus 1969
Mengapa dewan kerja dibentuk?
1. Dibentuk dengan tujuan memberi kesempatan kepada Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman dalam pengelolaan organisasi,
2. Pengembangan bakat kepemimpinan dalam rangka upaya pengembangan
pribadi dan Pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, masyarakat, bangsa
dan negara
3. Keyakinan adanya suatu sistem pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
yaitu konsep dari, oleh dan untuk Pramuka Penegak dan Pandega di
bawah bimbingan orang dewasa
4. Kesadaran adanya kebutuhan bahwa pendidikan bagi Pramuka Penegak
dan Pandega, selain untuk pengembangan diri, juga untuk kaderisasi bagi
pemimpin Gerakan Pramuka di masa mendatang
Tugas pokok dewan kerja Fungsi dewan kerja

• Melaksanakan Keputusan Musyawarah • Pelaksana rencana kerja Kwartir tentang


Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
Putera untuk mengelola Pramuka • Pengelola kegiatan Pramuka Penegak dan
Penegak dan Pandega sesuai dengan Pramuka Pandega di Kwartirnya.
rencana kerja Kwartirnya. • Penghubung antara Pramuka Penegak dan
• Mengelola kegiatan Pramuka Penegak Pramuka Pandega dengan Kwartir.
dan Pramuka Pandega di Kwartirnya. • Pendukung pelaksanaan tugas-tugas Kwartir
• Mendukung Dewan Kerja dan wadah serta memberikan sumbangan pemikiran
pembinaan Pramuka Penegak dan dan laporan tentang pengelolaan, penilaian
Pramuka Pandega yang berada di dan pengembangan Pramuka Penegak dan
wilayahnya secara koordinatif dan Pramuka Pandega pada khususnya dan
konsultatif. Gerakan Pramuka pada umumnya.
• Menyelenggarakan Musyawarah Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega Puteri
Putera di tingkat Kwartirnya.

Anda mungkin juga menyukai