Anda di halaman 1dari 12

GLAUKOMA

Hadi Prasetyo
1730912310052

Pembimbing:
dr. Revanggi Marendra, Sp.M
DEFINISI

Glaukoma adalah suatu neuropati optik


(kerusakan saraf mata) disebabkan oleh TIO
tinggi (relatif) ditandai oleh kelainan lapang
pandang dan berkurangnya serabut saraf optik.
Tekanan intraokular ditentukan oleh
kecepatan pembentukan humor akueus dan
tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata.
EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia, glaukoma diderita oleh 3% dari total populasi


penduduk. Umumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut.
Pada usia 50 tahun, tingkat resiko menderita glaukoma
meningkat sekitar 10 %. Hampir separuh penderita glaukoma
tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut.
Menurut Riskesdas 2007 prevalensi glaukoma sebesar 0,46%,
atau sebanyak 4 sampai 5 orang dari 1000 penduduk Indonesia
menderita glaukoma. Berdasarkan data aplikasi rumah sakit
online (SIRS online), jumlah kunjungan glaukoma pada pasien
rawat jalan di RS selama tahun 2015-2017 mengalami
peningkatan
KLASIFIKASI

Primer Sudut Terbuka

Berdasarkan Struktur
Berdasarkan Lokasi Sekunder Sudut Tertutup
Anatomi

-Glaukoma Kongenital Primer


Kongenital (Trabekulodisgenesisa)
-Anomali Perkembangan Segmen
Anterior
-Aniridia
PATOFISIOLOGI

Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel


ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian
dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus.
Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran cekungan optikus diduga
disebabkan oleh gangguan pendarahan pada papil yang menyebabkan degenerasi
berkas serabut saraf pada papil saraf optic.
gangguan ini disebabkan oleh peninggian tekanan intraokuler. Tekanan
intraokuler yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi
papil saraf optik relatif lebih kuat daripada bagian tengah sehingga terjadi
cekungan pada papil saraf optik.
MANIFESTASI

Gejala Sudut Terbuka Gejala Sudut Terbuka


• Glaukoma disebut sebagai “ pencuri penglihatan “ Ditandai oleh adanya gejala akut seperti kekaburan
karena berkembang tanpa ditandai dengan gejala penglihatan mendadak yang disertai dengan nyeri
yang nyata. Oleh karena itu, separuh dari penderita hebat, rasa pegal di sekitar mata, mata merah, melihat
glaukoma tidak menyadari bahwa mereka menderita lingkaran-lingkaran berwarna seperti pelangi di
penyakit tersebut. Biasanya nanti diketahui disaat sekitar sinar lampu (halo), mual dan muntah.
penyakitnya sudah lanjut dan telah kehilangan
penglihatan. perlu ditanyakan faktor presipitasi serangan akut
• Keluhan yang kadang dirasa oleh pasien yaitu mata seperti pemakaian obat yang berfungsi melebarkan
sebelah terasa berat, kepala pening sebelah, kadang- pupil (simpatomimetik, antikolinergik), berdiam lama
kadang penglihatan kabur di tempat yang kurang terang atau gelap
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Tekanan Pemeriksaan Bilik Mata Pemeriksaan Lapangan Tes Provokasi


Bola mata Depan/Belakang Pandang Glaukoma

Tonometri Schiotz Gonioskopi Tes minum air

Tonometri Aplanasi Opthalmoskopi Pressure


Congestive test

Tonometri Digital Opthalmoskopi


Medikamentosa

PENATALAKSANAAN

Pembedahan
MEDIKAMENTOSA

Meningkatkan
Menurunkan produksi Mengurangi volume
pembuangan Humor
Humor Akuos Vitreus
Akuos

Beta bloker Pilokarpin Gliserol

Penghambat
Anhidrase Prostaglandin Manitol
Karbonat (CAI)

Agonis Adrenergik
PEMBEDAHAN

Bedah Filtrasi dengan


Bedah Filtrasi Trabekulektomi Siklodestruksi
implan
PROGNOSIS

Prognosis tergantung deteksi dini dan pengobatan. Tanpa pengobatan, glaukoma dapat

mengakibatkan kebutaan total. Apabila obat tetes anti glaukoma dapat mengontrol tekanan

intraokular pada mata yang belum mengalami kerusakan glaukomatosa luas, prognosis akan

baik. Apabila proses penyakit terdeteksi dini sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani

dengan baik.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai