Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan
pada ibu hamil Ny. P dengan asma di Puskesmas
Gandus Tahun 2018.
Khusus
Data subjektif dan objektif pasien
Interpretasi
Diagnosa potensial
Perencanaan
Tindakan
KIE
Evaluasi
• Tinjauan Pustaka
A. Definisi
Asma bronkial merupakan masalah kesehatan yang serius pada ibu hamil
dan pada saat persalinan. Asma bronkial adalah sindroma yang kompleks
dengan berbagai tipe klinis. Penyakit ini dapat disebabkan oleh faktor genetik
ataupun faktor lingkungan (virus, alergen maupun paparan bahan kerja).
B. Prevalensi
Di Indonesia, prevalensi asma sekitar 5 - 6 % dari populasi. Prevalensi
asma dalam kehamilan sekitar 3,7 – 4%.
C. Sistem Pernafasan Selama Kehamilan
Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologi sistem pernafasan yang
disebabkan oleh perubahan hormonal dan faktor mekanik. Perubahan- perubahan ini
diperlukan untuk mencukupi peningkatan kebutuhan metabolik dan sirkulasi untuk
pertumbuhan janin, plasenta dan uterus.
E. Patofisiologi
Pada asma terdapat penyempitan saluran pernafasan yang disebabkan oleh spasme otot polos saluran
nafas, edema mukosa dan adanya hipersekresi yang kental. Penyempitan ini akan menyebabkan gangguan
ventilasi (hipoventilasi), distribusi ventilasi tidak merata dalam sirkulasi darah pulmonal dan gangguan difusi gas
di tingkat alveoli. Akhirnya akan berkembang menjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis pada tingkat lanjut.
F. Manifestasi Klinis
Penilaian secara subyektif tidak dapat secara akurat menentukan derajat asma.
Gejala klinik bervariasi mulai dari wheezing ringan sampai bronkokonstriksi berat. Pada
keadaan ringan, hipoksia dapat dikompensasi 17 hiperventilasi. Namun, bila bertambah
berat akan terjadi kelelahan yang menyebabkan retensi O2 akibat hiperventilasi. Bila
terjadi gagal napas, ditandai asidosis, hiperkapnea, adanya pernapasan dalam, takikardi,
pulsus paradoksus, ekspirasi memanjang, penggunaan otot asesoris pernapasan, sianosis
sentral, sampai gangguan kesadaran. Keadaan ini bersifat reversible dan dapat
ditoleransi. Namun, pada kehamilan sangat berbahaya akibat adanya penurunan
kapasitas residu.
1. Asma Ringan
• Singkat (< 1 jam ) eksaserbasi symptomatic < dua kali/minggu.
• Puncak aliran udara ekspirasi > 80% diduga akan tanpa gejala.
2. Asma Sedang
• Gejala asma kambuh >2 kali / mingggu
• Kekambuhan mempengaruhi aktivitasnya
• Kekambuhan mungkin berlangsung berhari-hari
• Kemampuan puncak ekspirasi /detik dan kemampuan volume ekspirasi berkisar antara 60-80%.
3. Asma Berat
• Gejala terus menerus menganggu aktivitas sehari-hari
• Puncak aliran ekspirasi dan kemampuan volume ekspirasi kurang dari 60% dengan variasi luas
• Diperlukan kortikosteroid oral untuk menghilangkan gejala
G. Diagnosa Asma dalam Kehamilan
Diagnosis asma ditegakkan berdasar gejala episodic obstruksi aliran jalan nafas, yang bersifat reversibel atau
reversibel sebagian. Derajat berat asma dapat dikelompokkan sebagai asma intermiten, asma persisten ringan, asma
persisten sedang dan asma persisten berat, tergantung pada frekwensi dan derajat berat gejalanya, termasuk gejala
malam, episode serangan dan faal paru (Sharma, 2004). Kelompok kerja National Asthma Education and Prevention
Program (NAEPP) berpendapat bahwa pasien asma persisten harus dievaluasi minimal setiap bulannya selama
kehamilan. Evaluasi termasuk riwayat penyakit (frekuensi gejala, asma malam hari, gangguan aktivitas, serangan dan
penggunaan obat ), auskultasi paru, serta faal paru (NAEPP, 2005).
• Edukasi
Mengontrol asma selama kehamilan penting bagi kesejahteraan janin. Ibu
hamil harus mampu mengenali dan mengobati tanda-tanda asma yang memburuk
agar mencegah hipoksia ibu dan janin. Ibu hamil harus mengerti cara mengurangi
paparan agar dapat mengendalikan faktor-faktor pencetus asma (NAEPP, 2005).
• Terapi farmakologi selama kehamilan
Rekomendasi penatalaksanaan asma selama laktasi
sama dengan penatalaksanaan asma selama kehamilan (NAEPP, 2005).
Terapi asma modern dengan teofilin, kortikosreoid dan beta agonis menurunkan risiko komplikasi
kehamilan menjadi rendah baik pada ibu maupun janin. Farmakoterapi tidak boleh bersifat teratogenik
pada janin atau berbahaya pada ibu. Penggunaan beta agonis, seperti metaproterenol, dan albuterol, dapat
digunakan dalam pengobatan darurat pada asma berat dalam kehamilan, tetapi penggunaan jangka
panjang seharusnya dihindari pada kehamilan muda, terutama sekali sejak efek pada janin tidak
diketahui.(Greenberger, 1985).
Pada persalinan kala II persalinan per vaginam merupakan pilihan terbaik untuk penderita asma,
kecuali jika indikasi obstetrik menghendaki dilakukannya seksio sesarea.
Bila persalinan dengan seksio sesarea atas indikasi medik obstetrik yang lain, maka
sebaiknya anestesi cara spinal. Selama kehamilan semua bentuk penghilang rasa sakit dapat
digunakan dengan aman, termasuk analgetik epidural. Hindarkan penggunaan obat pada
serangan asma akut. Bila dibutuhkan tindakan anestesi, sebaiknya menggunakan epidural
anestesi daripada anestesi umum karena peningkatan risiko infeksi dada dan atelektasis.
Ergometrin dapat menyebabkan bronkospasme, terutama pada anestesi umum. Sintometrin
(oksitosin/ergometrin) yang digunakan untuk mencegah perdarahan post partum, aman
digunakan pada wanita asma. Sebelum menggunakan obat -obat analgetik harus ditanyakan
mengenai sensitivitas pasien terhadap aspirin atau NSAID (Nelson and Piercy, 2001).
K. Penatalaksanaan Asma Post Partum
Penanganan asma post partum dimulai jika secara klinik diperlukan. Perjalanan dan
penanganan klinis asma umumnya tidak berubah secara dramatis setelah post partum.
Pada wanita yang menyusui tidak terdapat kontra indikasi yang berkaitan dengan penyakitnya
ini. Teofilin bisa dijumpai dalam air susu ibu, tetapi jumlahnya kurang dari 10% dari jumlah yang
diterima ibu. Kadar maksimal dalam air susu ibu tercapai 2 jam setelah pemberian, seperti halnya
prednison keberadaan kedua obat ini dalam air susu ibu masih dalam konsentrasi yang belum
mencukupi untuk menimbulkan pengaruh pada janin.
L. Eksaserbasi Asma
Istilah eksaserbasi asma adalah sama dengan serangan asma atau asma akut yaitu episode
meningkatnya secara prodresif gejala asma seperti sesak nafas, batuk, mengi atau rasa tertekan di
dada atau kombinasi gejala-gejala tadi yang umumnya diikuti juga dengan penurunan fungsi paru.
Langkah penanganan asma pada kehamilan
Penyesuaian terapi untuk mengatasi gejala. Pemantauan kadar teofilkin dalam darah,
karena selama hamil terjadi hemodilusi sehingga memerlukan dosis yang lebih tinggi.
Selama kehamilan Pengobatn untuk mencegah serangan dan penanganan dini bila terjadi serangan.
Pemberian obat sebaiknya inhalasi, untuk menghindari efek sistemik pada janin.
Pemeriksaan fungsi paru ibu. Pada pasien yang stabil, NST dilakukan pada akhir
trimester II/awal trimester III. Konsultasi anestesi untuk persiapan persalinan.
Pemeriksaan FEV1, PEFR saat masuk rumah sakit dan diulang bila timbul gejala.
Pemberian oksigen adekuat. Kortikosteroid sistemik (hidrokortison 100 mg i.v. tiap 8
jam) diberika 4 minggu sebelum persalinan dan terapi maintenance diberikan
selama persalinan. Anestesi epidural dapat digunakan selama proses persalinan.
Saat persalinan Pada persalinan operatif lebih baik digunakan anestesi regional untuk menghindari
rangsangan pada intubasi trakea. Penanganan hemoragi pascapersalinan sebaiknya
menggunakan uterotonika atau PGE2 karena PGE dapat merangsang
bronkospasme.
Fisioterapi untuk membantu pengeluaran mucus paru, latihan pernapasan untuk
mencegh atau meminimalisasi atelektasis, mnulai pemberian terapi 37
Pascapersalian maintenance. Pemberian ASI tidak merupakan kontraindikasi meskipun ibu
mendapat obat antiasma termasuk prednisone.
RIWAYAT MENSTRUASI
RIWAYAT PERKAWINAN
Menarche : 16 tahun
Status : Menikah
Siklus : 28 hari
Umur menikah : 20 tahun
Jumlah : 2x pembalut
Lamanya : 1 tahun
Lamanya : 7 hari
Perkawinan yang : pertama
Warna : Merah Kecoklatan
Dismenorhe : Tidak
RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
GPA : G1P0A0
HPHT : 13-2-2018
TP : 20-11-2018
Usia Kehamilan : 38 minggu
ANC : Rutin di Bidan dan
Puskesmas
Tablet fe : 90 tablet yang
diberikan habis
dikonsumsi
Imunisasi : Lengkap
TT I : Tahun 2017
TT II : Tahun 2017
TT III : Tahun 2017
Keluhan selama hamil:
TM1 : Mual muntah
TM2 : Pusing
TM3 : Sesak
DATA KESEHATAN
•BAK
Frekuensi : 7-8x/hari
POLA MAKAN Warna : Jernih
keluhan : Tidak Ada
Pagi : Sepiring nasi, sebutir telur •BAB
Siang : Sepiring nasi, sepotong ikan, Frekuensi : 1x/hari
semangkuk sayur Warna : Kuning kecoklatan
Malam : Sepiring nasi, 2 potong tempe, Konsistensi: Lembek
½ mangkuk sayur, 2 potong Keluhan : Tidak Ada
pepaya
PERSONAL HYGIENE
POLA AKTIVITAS
Ibu mengatakan aktivitas ibu sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti : mencuci, menyapu dan
memasak.
Lingkungan yang berpengaruh
DATA OBJEKTIF (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
Muka : Ada clasma gravidarum, tidak pucat, tidak oedema
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak sariawan, tidak ada karies gigi
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan tiroid
Dada : Terdapat bunyi ronchi, pernapasan agak sulit dan
bising mengi dapat didengar dengan stetoskop, ada retraksi dinding dada
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, kolostrum(+), tidak ada massa
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, ada linea nigra&striae gravidarum
Genetalia : Tidak gatal, tidak ada keluhan
Ektremitas
Atas : Simetris, tidak oedema, kuku tidak pucat
Bawah : Simetris, tidak varises, tidak oedema
PALPASI TFU : 30 cm
(3 jari atas pusat )
TBJ : (30-12) x 155
= 2790 gram
AULKULTASI
DJJ : 145x/menit
Lokasi : puka
Frekuensi : Teratur
Sifat : Kuat
•Urine
Protein : (-)
Glukosa : (-)
Diagnosa : G1P0A0 hamil 38 minggu dengan asma bronchial, Janin
Tunggal Hidup, Preskep.
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, yaitu TD : 110/80 mmHg, RR: 18x/menit, N:90x/menit,
T:36,3 ºC, LILA: 24 cm.
(ibu mengetahui hasil pemeriksaan).
2. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang seperti sayuran hijau, buah-
buahan, kacang-kacangan, serta meminum vitamin secara rutin. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi air putih
minimal 8 gelas/hari.
(ibu mengerti dan bersedia melakukannya).
3. Memberitahu ibu bahwa ibu menderita penyakit asma, dimana penyakit asma merupakan salah satu penyakit saluran
pernafasan yang disebabkan bisa karena keturunan ,maupun alergi seperti bulu binatang, atau debu. Asma menjadi
salah satu permasalahan yang bisa ditemukan dalam kehamilan untuk itu dianjurkan ibu agar selalu menjaga fisik dan
psikologisnya dengan tidak melakukan aktifitas yang berat –berat dan juga stess. Dikarnakan nanti dapat menimbulkan
masalah saat persalinan salah satunya ibu tidak kuat mengejan saat proses persalinan karena kehabisan nafas. (ibu
mengerti penjelasan Bidan)
4. Memberitahu ibu untuk tidak memelihara hewan berbulu, seperti kucing karena bulu dapat mengakibatkan
gangguan sistem pernafasan. Selain itu hindari polusi udara seperti debu dan asap kendaraan.
(ibu mengerti penjelasan Bidan dan bersedia melakukannya).
5. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup guna meningkatkan kesehatan janin baik untuk pertumbuhan atau
perkembanganya. Istirahat yang dianjurkan kurang lebih 8 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang hari, hindari
juga terlalu lelah. Untuk posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring kekiri, kaki kiri lurus , kaki kanan
sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ibu bisa mengganjal dengan
bantal pada perut sebelah kiri dan meninggikan kepala tempat tidur.
(ibu mengerti penjelasan Bidan dan bersedia melakukannya).
6. Mengajarkan ibu cara rileksasi kepada diri sendiri ,yaitu dengan cara meletakkan tangan kanan di dada dan tangan
kiri diperut sambil mengajak komunikasi janinnya. Setelah itu anjurkan ibu untuk menarik nafas secara perlahan dan
mengeluarkannya lewat mulut, ulangi hingga rileks dan nyaman.
(ibu mengerti dan bersedia melakukannya).
7. Mengajarkan ibu teknik Pelvic rocking yaitu dengan cara menggoyangkan pinggul ibu pada gymball atau bantal,
bertujuan untuk mengurangi nyeri dan membuka jalan lahir.
(ibu mengerti dan bersedia melakukannya).
8. Memberitahu dan meyakinkan ibu untuk terus merasa nyaman dan bahagia agar persalinan ibu akan tetap tenang
dan siap menyambut kehadiran sang buah hati.
(ibu mengerti dan bersedia melakukannya).
9. Memberitahu ibu tentang bahaya dalam kehamilan diantaranya perdarahan pervagina, sakit kepala yang hebat
disertai pandangan kabur, bengkak pada muka dan tangan ,nyeri abdomen yang hebat,dan bayi kurang bergerak
seperti biasa. Apabila nanti ibu mengalami tanda bahaya seperti salah satu diatas segera ibu untuk datang ketenaga
kesehatan terdekat.
(ibu mengerti penjelasan Bidan).
10. Memberitahu agar ibu bersalin di Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang aman dan selamat.
(ibu mengerti dan bersedia melakukannya).
11. Memberitahukan ibu tentang tanda-tanda persalinan, seperti nyeri perut yang menjalar dari perut ke pinggang,
keluar lendir bercampur darah, serta keluarnya air ketuban.
(ibu mengerti penjelasan Bidan).
12. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang dan jika ibu terdapat keluhan.
( ibu mengerti dan bersedia melakukannya).
BAB V
PEMBAHASAN
• Dari pengkajian diketahui data subjektif antara lain ibu mengatakan mengeluh
sesak nafas saat bernafas.
• Sedangkan data objektif :
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Pernafasan :30 x/menit
Suhu : 36,3 0c
• Asma adalah kondisi dimana otot-otot bronchi (saluran udara pada paru)
mengalami kontraksi penyempitan sehingga menyulitkan pernafasan.
• Tanda dan gejala asma:
1. Kesulitan bernafas
2. Kenaikan denyut nadi
3. Nafas berbunyi ketika menghembuskan udara.
• Permasalahan yang dialami ibu sesuai dengan teori, yaitu meliputi tanda dan
gejala asma.
• Ibu juga mengatakan bahwa ibunya juga menderita asma. Salah satu penyebab
asma ialah factor keturunan.
• Asma juga bisa muncul ketika ibu melakukan pekerjaan yang berat sehingga
kelelahan.
• Ibu mengatakan bahwa suaminya memelihara burung dan ayam dirumahnya.
Dan rumahnya pun dekat dengan jalan raya. Salah satu pemicu asma yaitu
alergen yang berasal dari bulu binatang dan polusi udara.
• Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan beratnya
serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen atau hipoksia.
Keadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada janin
dan sering terjadi keguguran, partus prematur, dan gangguan pertumbuhan
janin. Faktor pencetus timbulnya asma pada ibu antara lain zat-zat alergen
yang berasal dari bulu binatang dan polusi udara. Penderita selama kehamilan
perlu mendapat pengawasan yang baik, biasanya penderita mengeluh nafas
pendek, berbunyi sesak dan batuk-batuk. Semakin berat asma, semakin besar
risiko pada janin.
Untuk mengidentifikasi penyakit asma dilakukan beberapa pemeriksaan antara lain riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan fungsi paru, pemeriksaan laboratorium (Spirometri, Gas-gas darah arteri
dan Foto Thorax).
• Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala asma pada ibu ialah menghindari factor
pencetus dan melakukan beberapa kegiatan, antara lain:
1. Memakai masker ketika keluar rumah
2. Jangan memelihara binatang berbulu
3. Menyiram jalanan didepan rumah agar tidak berdebu
4. Hindari pekerjaan yang berat sehingga tidak kelelahan
5. Cukup istirahat, minimal 8 jam/hari. Yaitu tidur malam 7 jam/hari dan tidur siang 1
jam/hari.
6. Sering-sering melakukan rileksasi dan mengatur pernafasan.
7. Pilih tempat tinggal yang jauh dari factor polusi, juga hindari lingkungan rumah dari
perabotan yang membuat alergi. Seperti bulu karpet, bulu kapuk, asap rokok, dan debu
yang menempel di alat-alat rumah tangga
8. Lakukan olahraga atau senam asma, agardaya tahan tubuh makin kuat sehingga tahan
terhadap factor pencetus.
• Karena usia kehamilan ibu sudah mendekati persalinan yaitu 38 minggu dan ibu juga
menderita asma maka petugas kesehatan memberitahu ibu agar bersalin di Rumah Sakit agar
mendapatkan pertolongan bersalin yang aman dan sehat.