Anda di halaman 1dari 14

SUSPENS

I
DEFINISI
Farmakope Indonesia IV, 1995, hal 17
• Suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair.
ATURAN UMUM/PERSYARATAN/KARAKTERISTIK

SYARAT SUSPENSI
• Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh
mengendap
• Jika dikocok, harus segera terdispersi kembali
• Dapat mengandung zat tambahan untuk
menjamin stabilitas suspensi
• Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar
sediaan mudah dikocok dan dituang.
• Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa
sehingga ukuran partikel tetap konstan untuk
penyimpanan pada waktu yang lama
Kriteria Suspensi
• Pengendapan partikel lambat
• Jika terjadi pengendapan selama
penyimpanan maka harus segera
terdidpersi kembali
• Endapan yang terbentuk tidak boleh
mengeras pada dasar wadah
• Viskositas sediaan tidak boleh tinggi
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM SUSPENSI

1. Kecepatan Sedimentasi (HK. Stokes)


– Perbedaan antara fase terdispersi dan
fase pendispersi harus kecil
– Diameter partikel diperkecil,
– Memperbesar viskositas dengan
menambah suspending agent
HUKUM STOKES

V = d2 (ρ1 – ρ2) g/ 18η

V = kecepatan sedimentasi
d = jari-jari partikel terdispersi ρ1
= massa jenis fase dalam ρ2
= massa jenis fase luar
g =percepatan gravitasi η
=viskositas fase luar
• Semakin kecil ukuran partikel laju
pengendapan suspensi akan semakin
lambat
• Semakin tinggi viskositas maka
kecepatan pengendapan akan
semakin berkurang
• Selisih massa jenis yang kecil
menyebabkan kecepatan pengendapan
juga semakin lambat
2. Pembasahan Serbuk
• Untuk menurunkan tegangan permukaan,
dipakai wetting agent atau surfaktan
Daya membasahi dari suatu serbuk
ditentukan dengan mengamati sudut kontak
yang dibuat oleh serbuk dengan permukaan
cairan. Sudut kontak mendekati 90 derajat
jika partikel mengembang dipermukaan
cairan.
Semakin besar sudut kontak maka
serbuk akan semakn sulit terbasahi
3. Floatasi (terapung), disebabkan oleh
:
– Perbedaan densitas
– Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan
tetap pada permukaan
– Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat
padat. Hal ini dapat diatasi dengan
penambahan humektan. Humektan ialah
zat yang digunakan untuk membasahi zat
padat. Mekanisme humektan : mengganti
lapisan udara yang ada di permukaan
partikel sehingga zat mudah terbasahi.
Contoh : gliserin, propilenglikol.
4. Pertumbuhan Kristal

• Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan jernih. Bila terjadi perubahan suhu dapat
terjadi pertumbuhan kristal. Ini dapat dihalangi dengan penambahan surfaktan. Adanya
polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan kristal.
• Hal-hal yang dapat mencegah :
• Gunakan partikel dengan range ukuran yang sempit
• Pilih bentuk kristal obat yang stabil
• Cegah penggunaan alat yang membutuhkan energi besar untuk pengecilan ukuran partikel
• Gunakan pembasah
• Gunakan colloidal pelindung seperti gelatin, gums, dan lain-lain yang akan membentuk lapisan
pelindung pada partikel
• Viskositas ditingkatkan
• Cegah perubahan suhu yang ekstrim

• Hal-hal yang memicu terbentuknya kristal (Disperse system, Vol I, hal. 158)
• Keadaan super jenuh
• Pendinginan yang ekstrim dan pengadukan yang cepat
• Sifat aliran pelarut yang dapat mengkristalkan zat aktif, dalam ukuran dan bentuk yang bervariasi
• Keberadaan cosolutes, cosolvent, dan adsorbent
• Kondisi saat proses pembuatan
Metode Dispersi (Deflokulasi/Flokulasi)
STABILITAS
SUSPENSI
• Suspensi yang mengendap harus
dapat mengendap harus dapat
terbagi rata kembali bila dikocok.
• Pengendapan terjadi karena adanya
tegangan permukaan antar zat padat
dengan zat cair
• Zat yang memiliki energi bebas yang
besar tidak stabil harus diturunkan
• Hubungan energi bebas, tegangan
permukaan dan luas permukaan
W = ɣ.ΔA
W = kenaikan energi bebas
ɣ = tegangan permukaan (dyne/cm)
ΔA = penambahan luas permukaan (cm2

Untuk menstabilkan suspensi maka ukuran


partikel harus diperkecil sehingga energi
bebasnya menjadi kecil
Koloid pelindung
Hambatan mekanik agregasi
partikel dapat dicegah

Anda mungkin juga menyukai