KELOMPOK 10
• Distosia bahu. Kondisis darurat medis yang ekstrim, dan jarang sekali
terjadi. Hanya terjadi pada 0,6% kelahiran. Hal ini terjadi ketika kepala bayi
telah sampai ke jalan lahir, namun bahunya terjebak atau tersangkut di pinggir
panggul. Kegagalan ini bisa menyebabkan kematian ibu dan janin. Tindakan
yang bisa dilakukan adalah Meminta ibu untuk menekuk kedua tungkainya
dan
mendekatkan lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya dalam
posisi ibu berbaring terlentang. Meminta bantuan 2 orang
untuk menekan fleksi kedua lutut ibu ke arah dada. Jika gagal,
dokter akan membuat episiotomi yang cukup luas untuk
mengurangi obstruksi jaringan lunak dan memberi ruangan
yang cukup untuk tindakan. Jika berbagai posisi dan usaha
belum juga berhasil, diperlukan segera operasi Caesar
darurat. Faktor penyebab: kelainan panggul.
1. Distosia kelainan his
a) Inersia uteri.
b)Incordinate uterina action
2. Distosia kelainan letak
a) Posisi oksipitalis posterior persisten
b)Presentasi puncak kepala
c) Presentasi Muka
d)Presentasi dahi
e) Letak sungsang.
f) Letak lintang
g)Presentasi ganda
3. Distosia kelainan bentuk janin
a) Pertumbuhan janin yang berlebihan
b)Hidrosefalus
c) Prolaps funikuli
Web of caotion
2.5 Web of caution
Tanda dan gejala distosia
1. Pada Ibu
-Partus lama yang sering kali disertai pecahnya ketuban pada
pembukaan kecil, dapat menimbulkan dehirasi serta asidosis dan infeksi
intrapartum.
-Dengan his yang kuat, sedang janin dalam jalan lahir tertahan, dapat
menimbulkan regangan segmen bawah uterus dan pembentukan lingkaran
retraksi patologis (Bandl).
-Dengan persalinan yang tidak maju karena disproporsi sefalopelvik,
jalan lahir pada suatu tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala
janin dan tulang panggul.
• 2. Pada Bayi
• Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal apalagi jika ditambah
dengan infeksi intrapartum.
• Propalus funikuli, apabila terjadi mengandung bahaya yang sangat besar
bagi janin dan memerlukan kelahirannya dengan segala cara apabila ia
masih hidup.
• Dengan adanya disproporsi sefalopelvik kepala melewati rintangan pada
panggul dengan mengadakan moulge.
• Selanjutnya tekanan oleh promontarium atau kadang-kadang oleh simfisis
pada panggul picak menyebabkan perlukaan pada jaringan diatas tulang
kepala janin, malahan dapat pula menimbulkan fraktur pada os parietalis
(Hanifah, 2002).
Klinikal laboratorium
• 1) Palpasi dan Balotemen: Leopold I : teraba kepala (balotemen) di
fundus uteri
• 2) Vaginal Toucher : teraba bokong yang lunak dan iregular
• 3) X-ray : Dapat membedakan dengan presentasi kepala dan
pemeriksaan ini penting untuk menentukan jenis presentasi sungsang dan
jumlah kehamilan serta adanya kelainan kongenital lain
• 4) Ultrasonografi: Pemeriksaan USG yang dilakukan oleh
operatorberpengalaman dapat menentukan :
• a. Presentasi janin
• b. Ukuran
• c. Jumlah kehamilan
• d. Lokasi plasenta
• e. Jumlah cairan amnion
• f. Malformasi jaringan lunak atau tulang janin
Penatalaksanaan medis dan keperawatan
• -Kejadian cedera dan luka lecet menurun dengan skala 5, dimana rentang
skala 1-5 1(meningkat) 2(cukup meningkat) 3(sedang) 4(cukup menurun
5(menurun) dengan Ekspetasi Menurun
• -kadar sel darah putih dalam skala 5 (membaik) dengan rentang skala 1-5
dimana skala 1 (memburuk) 2(cukup memburuk) 3
• OBSERVASI
• -monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
• TERAPEUTIK
• -batasi jumlah pengunjung
• -berikan perawatan kulit pada area edema
• -cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien danlingkungan
pasien
• -pertahankan teknik aaseptik pada pasien berersiko tinggi
• EDUKASI
• -jelaskan tanda infeksi
• -ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
• -ajarkan etika batuk
• -ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka oprasi
• -anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
• -anjurkan meningkatkan asupan cairan
• KOLABORASI
• -kolaborasi pemberian imunisasi,jika perlu
•PEGEL LHUR