Anda di halaman 1dari 28

PEMBUNUHAN ANAK

SENDIRI (PAS)
Disusun oleh :
Dr. ROSMAWATY M.KED(FOR)SpFM
Pembunuhan Anak Sendiri (PAS)
dilakukan karena rasa takut akan
kehadiran anak yang tidak diinginkan,
dengan alasan: ekonomi, psikologi sang
ibu (hamil di luar pernikahan/ sex
bebas) atau keterlambatan melakukan
aborsi.
Di Austria
DEFINISI :
Tidak dipersoalkan apakah anak sah atau tidak, tetapi
bila yang dibunuh adalah anak sah hukuman ditentukan
lebih ringan.
Di Inggris
(Infaticide) tenggang waktu saat dilahirkan hingga
anak berumur 12 bulan. Karena hal psikis ibu (berada
dalam keadaan keseimbangan jiwa yang terganggu
akibat persalinan atau menyusukan anaknya).

Di Swiss
Ditetapkan tenggang waktu selama si ibu masih di
bawah pengaruh proses persalinan
Di Belanda
Pembunuhan bayi oleh ibu kandungnya sendiri
yang didasarkan atas motif takut ketahuan
melahirkan anak bayi itu, dilakukan tanpa
rencana sebelumnya ataupun direncanakan,
memiliki kriteria pelaku ibu kandung, korban
harus bayi anak kandung sendiri, dilakukan pada
saat dilahirkan atau tidak lama kemudian dan
motif pembunuhan karena takut ketahuan telah
melahirkan anak.
Di Italia
Tidak dipersoalkan apakah si ibu bersuami atau
tidak. Pembunuhan dilakukan pada saat, segera
atau beberapa jam setelah dilahirkan.
Di Republik Federasi Jerman
Dilakukan pada anak yang sah, waktu anak
dilahirkan atau segera setelah anak lahir, bila yang
dibunuh anak sah, maka ibu diancam dengan
pidana pembunuhan biasa, tidak disebut tentang
dorongan rasa ketakutan dari si ibu.
Republik Demokrasi Jerman
Pembunuhan, yang tidak dibedakan dari
pembunuhan biasa, tidak dipersoalkan apakah
anak sah atau bukan.
Di Amerika Serikat
Pembunuhan atas bayi yang baru lahir yang
dilakukan oleh ibunya, segera setelah bayi itu lahir
sampai kelahiran bayi itu dilaporkan kepada yang
berwajib.
Di Indonesia PAS
Pembunuhan yang dilakukan oleh
ibu terhadap anak kandungnya, saat
anak itu dilahirkan atau tidak lama
kemudian, karena takut ketahuan
bahwa ia melahirkan anak.
TIDAK LAMA KEMUDIAN :
 Saat belum timbul rasa kasih sayang
seorang ibu terhadap anaknya.
 Dikaitkan dengan motif takut ketahuan
melahirkan anak : maka batas tersebut
sampai ada orang lain mengetahuinya.
 Selama bayi baru lahir itu belum dirawat.
DASAR HUKUM PIDANA
PADA PAS

1. Seorang ibu karena takut diketahui bahwa dia


melahirkan anak dengan sengaja menghilangkan
nyawa anaknya pada saat anak itu dilahirkan atau
tidak lama kemudian, diancam karena membunuh
anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun (KUHP Pasal 341).
2. Seorang ibu untuk melaksanakan keputusan yang
diambilnya karena takut akan ketahuan dia akan
melahirkan anak, menghilangkan nyawa anaknya
pada saat anak itu dilahirkan atau tidak lama
kemudian, diancam karena melakukan pembunuhan
anak sendiri dengan berencana, dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.(KUHP Pasal 342).

3. Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan


yang diterangkan dalam Pasal 341 dan Pasal 342
dipandang sebagai pembunuhan atau pembunuhan
anak yang berencana(KUHP Pasal 343).
4. Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncana
terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam
dengan pidana mati atau pidana penjara selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun (KUHP Pasal
340).
5. Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang
lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun (KUHP Pasal
338).
3 (Tiga) Faktor Penting Penilaian PAS.

Pelaku Ibu kandung.


Baik bersuami ataupun tidak dan tidak
dimasalahkan anak itu di luar perkawinan atau
bukan.

Tenggang waktu.
Bayi baru lahir dan belum dirawat.

Keadaan kejiwaan ibu.


Karena takut ketahuan melahirkan anak.
BEBERAPA HAL YANG PERLU DINILAI

I. Penilaian Mampu Hidup Di Luar


Kandungan Ibu (Viable).
Bayi yang lahir setelah dikandung
selama 28 minggu atau lebih, berat
badan 1000 gram atau lebih, panjang
badan kepala-tumit 35 cm atau lebih,
lingkaran kepala oksipito-frontal 23 cm
atau lebih dan tidak mengandung
cacat (incompatible with life).
MENENTUKAN USIA JANIN:
Menentukan umur janin atau embrio,
berdasarkan panjang tubuh janin, digunakan
rumus “ De Haas”.

Usia < 5 bulan :


Umur/ bulan =
Akar kwadrat dari
Panjang kepala-tumit (cm).

Usia > 5 bulan :


Umur/ bulan =
Panjang Kepala-tumit (cm) :5
UMUR Pj Bdn (KEPALA-TUMIT)
1 bulan = 1 x 1 = 1 cm
2 bulan = 2 x 2 = 4 cm
3 bulan = 3 x 3 = 9 cm
4 bulan = 4 x 4 = 16 cm
5 bulan = 5 x 5 = 25 cm
6 bulan = 6 x 5 = 30 cm
7 bulan = 7 x 5 = 35 cm
8 bulan = 8 x 5 = 40 cm
9 bulan = 9 x 5 = 45 cm
PUSAT PENULANGAN UMUR (BULAN)
Klavikula. 1,5.
Tulang panjang (diafisis). 2.
Iskium. 3.
Pubis. 4.
Kalkaneus. 5-6.
Manubrium sterni. 6.
Talus. Akhir 7.
Sternum bawah. Akhir 8.
Distal femur. Akhir 9 atau setelah lahir.
Proximal tibia. Akhir 9 atau setelah lahir.
Kuboid. Akhir 9 atau setelah lahir.
Bayi wanita lebih cepat.
II. Penilaian Bayi Baru Lahir Dan Belum Dirawat.
Tubuh bayi masih berlumuran darah
dan Verniks karsiosa.
Tali pusat belum diikat (belum dirawat).

Tanda-tanda perawatan :
Tali pusat telah terikat, diputuskan
lebih kurang 5 cm dari pusat bayi
dibungkus (diberi obat atau antiseptik).
III. Penilaian Lahir Hidup Dan Mati.

Lahir hidup (WHO) :


Keluarnya atau dikeluarkannya hasil
konsepsi disertai bayi bernafas atau
menunjukkan tanda kehidupan, seperti
denyut jantung, denyut nadi tali pusat,
atau gerakan otot volunter (otot rangka),
tanpa mempersoalkan umur gestasi, tali
pusat belum atau sudah diputuskan dan
uri belum atau sudah lahir.
Tanda pasti lahir mati :
Ditemukan maserasi, mummifikasi dan rigor
mortis antepartum.

Autopsi dapat membuktikan bayi sudah


bernafas atau belum. Jika bayi lahir bernafas
berarti bayi lahir hidup, jika bayi lahir tidak
bernafas bukan berarti bayi lahir mati

Pada kesimpulan visum et repertum


dinyatakan bayi viable atau non viable.
IV. Penilaian Belum Atau Sudah Bernafas.
Diafragma setinggi sela iga 5 dan 6.
Paru-paru : mengembang, pinggir tumpul, warna
Merah muda tapi tdk homogen (mozaik), teraba
krepitasi.
Uji lambung-usus (uji breslau) : menentukan bayi
hidup berapa lama (6-12 jam : udara di duodenum
dan 12-24 jam udara di colon).
Uji telinga tengah : untuk membuktikan
pernafasan yang terjadi spontan tidak.
UJI APUNG PARU (UJI HIDROSTATIS).

Teknik tanpa sentuh (no touch technique)


menghindari kemungkinan timbulnya artefak pada
sediaan histopatologik jaringan paru akibat
manipulasi berlebihan.
Pengeluaran organ dari lidah sampai paru
dilakukan dengan forsep atau pinset bedah dan
skalpel, tidak boleh dipegang dengan tangan.
Hasil negatif belum berarti lahir mati, karena
kemungkinan bayi dilahirkan hidup, tapi kemudian
berhenti bernafas, sehingga udara dalam alveoli ada
yang direabsorpsi (pemeriksaan histopatologik
perlu).

Hasil uji apung paru positif berarti pasti lahir hidup.


Tapi bila terjadi pembusukan, apung paru kurang
dapat dipercaya.
V. Penilaian Lama Hidup Bayi Di Luar
Rahim.
 Kondisi bayi (dirawat atau blum).
 Mekoneum : setelah 2 hari hilang.
 Tingkat proses pelepasan tali pusat.
24-48 jam proses pelepasan.
 Ikterus : munculnya hari ke 4-10.
 Foramen ovale dan sistem kardiovaskular.
Bayi lahir hidup, akan terjadi obliterasi arteri dan
vena umbilikalis dalam waktu 3-4 hari.
CARA KEMATIAN.
(Melihat tanda-tanda kekerasan)

•Penjeratan.
•Pencekikan.
•Pembekapan.
•Penekanan dada.
•Penenggelaman.
•Sumbatan jalan nafas (Choking).
•Trauma tajam.
•Trauma tumpul (fraktur kepala).
DIAGNOSA BANDING.

1. Trauma lahir (persalinan lambat).


Kaput suksadaneum.
gambaran edema pada kulit kepala
bagian dalam, warna kemerahan,
perdarahan di bawah periosteum
tulang tengkorak.
Sefal hematom.
Fraktur tulang tengkorak .
Perdarahan intracranial .
2. Partus Presipitatus.
Plasenta dan tali pusat terkadang utuh dan
menyatu.
Ujung tali pusat jika putus tidak rata, dan sisa
pembuluh darah tali pusat menonjol ke luar.

3. Kematian yang disebabkan sakit.


Malformasi aneritroblastosis fetalis yang
menyebabkan keadaan yang fatal atau
mematikan bayi ketika lahir.

Anda mungkin juga menyukai