Menjadi Audit Profesional
Menjadi Audit Profesional
II. TUJUAN
IV. KESIMPULAN
LATAR BELAKANG & TUJUAN
B PEMAHAMAN TERHADAP KETENTUAN, BISNIS, TEKNIK AUDIT DAN
E KOMUNIKASI YANG MASIH KURANG.
L
L TATA CARA AUDIT DAN PEMBUATAN TEMUAN SERTA KKA YANG MASIH
A BELUM OPTIMAL.
A
T MEMPERSIAPKAN AUDITOR YANG MAMPU BEKERJA SAMA DAN
K
A MENGELOLATIM.
A
R AUDITOR DAPAT MEMBERIKAN NILAI TAMBAH MELALUI REKOMENDASI
N
YANG STRATEGIS DAN KONSTRUKTIF.
G
1. Pemahaman ketentuan
Internal: BPP, Juklak/Juknis, Kebijakan, dll.
Eksternal: BI/OJK, UU, Keppres, Kepmen dll.
2. Pemahaman bisnis: kondisi makro, siklus bisnis debitur, key
success dan key risk serta mitigasinya.
3. Teknik audit
Pengujian kontrol melalui pengamatan, wawancara, screening
dokumen (Control environment, Risk assessment, Control
activities, Informasi & komunikasi, Monitoring).
Pengujian ketaatan (Audit Program).
Pengujian substansi/uji benar materi (analytical test & test of
detail).
KOMPETENSI AUDITOR ANALISA PERSETUJUAN PEMANTAUAN PENYELAMATAN
Substantive Test
Pengujian kebenaran/kewajaran data/informasi yang di analisis
meliputi kelengkapan, akurat, up to date dan relevan. Apabila data
tidak benar >>> hasil analisis tidak benar.
Lengkap >>> mewakili seluruh data yang dibutuhkan.
Akurat/Valid >>> sesuai kondisi sebenarnya.
Up to date >>> kondisi terkini, sehingga analisis tepat.
Relevan >>> sesuai dengan tujuan pengumpulan data.
KOMPETENSI AUDITOR ANALISA PERSETUJUAN PEMANTAUAN PENYELAMATAN
SubtantiveTest
1) Analytical Test
Mendeteksi data/dokumen yang tidak wajar/diragukan dengan
mengevaluasi kelayakan informasi dalam dokumen melalui : analisis
kronologis terbit dok, informasi penting, keabsahan, konsistensi data,
informasi pembanding, kewajaran data.
Misal: bandingkan informasi dari beberapa dokumen
yang memuat informasi/ data yang berkaitan atau
membandingkan dengan dokumen sejenis lainnya.
2) Test of detail (pengujian rinci) transaksi, dokumen dan saldo melalui.
Konfirmasi dokumen, transaksi dan saldo.
Observasi/Inspeksi.
Penghitungan Ulang.
Vouching (meneliti dokumen atau bukti pendukung).
Rekonsiliasi.
Account Analysis (menguji kewajaran transaksi).
KOMPETENSI AUDITOR ANALISA PERSETUJUAN PEMANTAUAN PENYELAMATAN
a. Ketrampilan verbal
Keterbukaan
Saling mendukung
Bersikap positif
Memahami perasaan orang lain
Kesetaraan
Jelas dan ringkas
Intonasi (kecepatan, volume dan kata-kata)
Pujian, mengakui kesalahan dan humor
b. Ketrampilan non verbal
Penampilan fisik (rapi, nyaman, serasi, tidak mencolok/aneh)
Sikap tubuh & cara berjalan
Ekspresi wajah & kontak mata
KOMPETENSI AUDITOR ANALISA PERSETUJUAN PEMANTAUAN PENYELAMATAN
c. Sikap tubuh
Perlakukan diri kita sebagai cermin dari postur tubuh teman bicara kita. Apabila ybs kaki
bersilang, anda juga menyilangkan kaki, badan bersandar ke kursi anda melakukan hal yang
sama dan seterusnya. Namun harus diingat bahwa teknik mirroring ini harus dilakukan dengan
halus.
d. Memulai pembicaraan
Dalam menggali informasi, jangan terkesan mencari2 kesalahan, biarkan teman bicara
sampai selesai/jangan memotong pembicaraan.
Dalam menyampaikan permasalahan gunakan bahasa positif.
Hal-hal yang harus dihindari dalam pembicaraan:
Mengevaluasi/menilai
Mencecar/interogasi
Memberi label
Menyuruh
Intimidasi/mengancam
KOMPETENSI AUDITOR ANALISA PERSETUJUAN PEMANTAUAN PENYELAMATAN
e. Mendengar aktif
Melibatkan fisik, mental & intelektual (konsentrasi).
Memahami pesan dengan ditunjukkan secara verbal atau non verbal, misal
mengangguk2, senyum, kontak mata, jarak.
Empati: mampu merasakan & memahami keadaan emosi orang lain
f. Mengakhiri pembicaraan
Klarifikasi hal2 penting dengan bahasa sendiri
Meringkas/menyimpulkan hasil pembicaraan
Ucapan terima kasih
PEMBIAYAAN
Alur pemeriksaan/Audit:
Berbanding terbalik dengan proses pembiayaan atau dimulai dari akhir
proses.
PELAKSANAAN AUDIT PEMANTAUAN PENYELAMATAN
d. Penyusunan temuan.
Setiap permasalahan/penyimpangan ketentuan harus dicantumkan
dalam KKA, dan dikonfirmasikan dengan auditee (penjelasan dan
penyelesaian).
Diskusikan setiap temuan dengan Ketua Tim/ anggota tim lainnya untuk
mendapat masukan.
Objektif disertai dengan bukti yang cukup.
Menggunakan bahasa sederhana/ringkas/mudah dipahami, hindari
istilah teknis atau bahasa teknis dibuatkan bahasa umumnya, serta hindari
pengulangan kata-kata.
Mengandung 5 unsur Kondisi, Kriteria, Sebab, Akibat, Rekomendasi.
Formulasikan & identifikasikan kembali
temuan sampai menemukan root cause.
PELAKSANAAN AUDIT PEMANTAUAN PENYELAMATAN
PELAKSANAAN AUDIT
Tidak diverifikasi kontrak kerja sama dengan pihak ketiga, misal kontrak
pengadaan/penjualan barang atau pelaksanaan proyek.
Tidak melakukan evaluasi/verifikasi terhadap kewajaran dari laporan audited
report dan laporan penilaian aset.
Tidak dilakukan evaluasi/verifikasi terhadap data-data yang tercantum dalam
informasi BI untuk melihat group usaha debitur lainnya.
Saat verifikasi usaha dan jaminan (OTS) selalu didampingi oleh debitur.
Tidak dilakukan verifikasi kepada pihak III lainnya (notaris dan instansi
lainnya) sebagai penerbit dokumen.
Verifikasi, taksasi, dan plotting jaminan tidak dilakukan secara mendalam, akurat, dan informatif
sehingga terjadi permasalahan pada saat pembiayaan macet a.l. jaminan sulit dijual karena tidak
marketable, nilai likuidasi tidak meng-cover outstanding pembiayaan, pengikatan tidak sempurna,
jaminan digunakan sebagai fasilitas umum.
PERSETUJUAN KELEMAHAN PROSES PENYELAMATAN
Key person tidak aktif sepenuhnya dalam mengelola usaha yang dibiayai,
>>> parpol/anggota dewan atau mengelola usaha lainnya sehingga tidak
bisa mengontrol usahanya dengan baik.
Debitur yang mengajukan pembiayaan tidak menguasai seluk beluk
bisnis yang dibiayai.
Jaminan yang diserahkan sebagian besar milik pihak III/dibalik
nama/AJB.
Taksasi jaminan meningkat signifikan dalam waktu singkat (saat debitur
mengajukan tambahan pembiayaan) >>> hanya menggunakan taksasi
dari appraisal.
Debitur memiliki beberapa usaha namun analisa kredit hanya terhadap
usaha yang dibiayai.
Beberapa debitur yang dikelola secara individual mempunyai bentuk dan
format data aplikasi permohonan pembiayaan yang sama.
PERSETUJUAN KELEMAHAN PROSES PENYELAMATAN
Dokumen jaminan yang diterima berbeda dengan fisik yang ada atau
yang dibiayai, misal: invoice mesin yang dijaminkan berbeda dengan fisik
di pabrik.
Proyek yang bersifat insidentil dibiayai dengan KMK konstruksi plafond,
seharusnya KMK Transaksional.
Asumsi pertumbuhan penjualan tidak realistis dan tidak didukung data
konkret, misal pertumbuhan dan profit margin jauh diatas rata-rata
industri.
Proyeksi pembelian/kebutuhan MK tidak sesuai dengan asumsi yg
ditetapkan.
Proyeksi/asumsi perputaran piutang dan perputaran persediaan semakin
lama dan pembelian secara tunai/cash agar kebutuhan pembiayaan
sesuai dengan besarnya permohonan debitur (financing gap).
Perhitungan pembiayaan MK yang keliru sehingga terjadi over/under
financing.
PERSETUJUAN KELEMAHAN PROSES PENYELAMATAN
Area Perbaikan
Penyebab
Peningkatan pemahaman petugas
Kurangnya pemahaman bisnis dan risiko
(pelatihan, sharing moment dll)
usaha yang dibiayai.
Peningkatan supervisi & koordinasi antara
Pelaksanaan kerja yang tidak konsisten
unit bisnis dan risiko
Kelemahan supervisi dan koordinasi
perbaikan manajemen pekerjaan/
Over load pekerjaan
penambahan pegawai
PERSETUJUAN KELEMAHAN PROSES PENYELAMATAN
Persetujuan pembiayaan:
Debitur merupakan group usaha >>> diproses secara individual agar
kewenangan memutus tidak naik ke PPK/Komite diatasnya.
Persyaratan yang telah disetujui komite pembiayaan cfm. NK3 >>> tidak
dicantumkan dalam SKK/PK >>> tidak melindungi kepentingan bank.
Kelemahan dalam pembuatan PK al. pihak yang berkomparisi, objek
yang diperjanjikan, klausul yang saling bertentangan, kesalahan ketik
tanggal, PK yang dirujuk dll.
Merubah persyaratan SKK yang tidak dipenuhi debitur >>> memo
peninjauan kembali tanpa mitigasi risiko yang memadai.
Syarat disposisi pembiayaan belum semuanya terpenuhi >>>
pembiayaan telah direalisir seluruhnya al. penyerahan SPK, invoice,
pengikatan jaminan dll.
PERSETUJUAN KELEMAHAN PROSES PENYELAMATAN
Area Perbaikan :
Penyebab
Meningkatkan risk awareness melalui
Kurangnya risk awareness petugas
pembinaan/coaching kepada petugas.
Pelaksanaan kerja yang tidak konsisten
Peningkatan supervisi dan koordinasi antara
Kelemahan supervisi dan koordinasi
unit bisnis, risiko dan ADK.
Over load pekerjaan
perbaikan manajemen pekerjaan/ penambahan
pegawai
PERSETUJUAN KELEMAHAN PROSES PENYELAMATAN
Pemantauan pembiayaan:
Pencairan pembiayaan untuk pembelian aktiva yang dibiayai tidak ke
rekening penjual tetapi ke rekening debitur.
Pencairan pembiayaan secara bertahap tidak sesuai dengan
perkembangan proyek >>> outstanding pembiayaan tidak sebanding
dengan realisasi proyek.
Pembayaran termijn proyek tidak dipantau (BNI -118).
Pemantauan usaha melalui aktivitas/mutasi rekening pinjaman/giro dan
site visit tidak dilakukan, dimana saat pemberian tambahan pembiayaan
sebenarnya kondisi usaha telah menurun.
Peningkatan status hak milik dan proses pengikatan tidak dipantau >>>
proses yang lama.
PERSETUJUAN KELEMAHAN PROSES PENYELAMATAN
Pemantauan nilai taksasi jaminan tidak dilakukan, dan taksasi jaminan selalu
meningkat setiap tambahan kredit sesuai dgn jumlah permohonan tambahan
kredit.
Pemantauan pembiayaan secara langsung ke lokasi usaha tidak dilakukan
atau hanya dilakukan saat tambahan kredit atau kredit telah bermasalah.
Tidak melihat kembali kondisi terakhir usaha debitur yang proses permohonan
s/d persetujuan pembiayaannya cukup lama, dan saat pembiayaan direalisir
kondisi usaha debitur telah menurun.
Area Perbaikan :
Meningkatkan risk awareness melalui
Penyebab pembinaan/coaching kepada petugas.
Kurangnya risk awareness petugas Peningkatan supervisi dan koordinasi antara
Pelaksanaan kerja yang tidak konsisten unit bisnis dan unit risiko
Kelemahan supervisi dan koordinasi perbaikan manajemen pekerjaan/ penambahan
Over load pekerjaan pegawai
PERSETUJUAN KELEMAHAN PROSES PENYELAMATAN
Penyelamatan pembiayaan:
Pembiayaan telah menunggak atau NPL, namun tetap dipertahankan di
golongan lancar (maintenance sistem).
Premi asuransi yg telah dipungut dari debitur tidak langsung dibayar ke
asuradur, dan bila terjadi musibah tidak bisa diklaim ke asuradur.
Melakukan penjualan jaminan dibawah harga taksasi/pasar dan petugas
pembiayaan mendapat komisi dari pembeli.
Memorandum Analisa Penyelamatan (MAP) dan Laporan
Perkembangan Penyelesaian Kredit (LPPK) berikut action plan/step
belum dibuat atau tidak segera dibuat saat pembiayaan bergeser ke
NPL dan diserahkan kepada Unit Remedial >>> upaya penyelamatan
kurang fokus/terarah.
Penyelamatan pembiayaan terhadap usaha yang tidak prospek melalui
pemberian pembiayaan baru/tambahan kepada group usaha.
PERSETUJUAN KELEMAHAN PROSES PENYELAMATAN
Area Perbaikan :
Penyebab Meningkatkan risk awareness melalui
Kurangnya risk awareness petugas pembinaan/coaching kepada petugas.
Pelaksanaan kerja yang tidak konsisten Peningkatan supervisi dan koordinasi antara
Kelemahan supervisi dan koordinasi unit bisnis dan unit risiko .
Over load pekerjaan perbaikan manajemen pekerjaan/ penambahan
pegawai
PERSETUJUAN PEMANTAUAN KREDIT PROGRAM