Pertemuan 8 - BE GCG - Etika Periklanan
Pertemuan 8 - BE GCG - Etika Periklanan
DAN ETIKA
IKLAN
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI)
6
DEFINISI IKLAN :
FUNGSI IKLAN :
Fungsi Informatif
Fungsi Persuasif.
8
Fungsi Persuasif
9
CONTOH INFORMATIF & PERSUASIF
CONTOH KEBENARAN IKLAN & MANIPULASI PUBLIK
Iklan dan Dimensi Etiknya
Fungsi Iklan:
13
1. Iklan sebagai Pemberi Informasi
Iklan menyampaikan informasi yang
sebenarnya kepada masyarakat tentang produk
yang akan atau sedang ditawarkan dalam pasar.
Iklan harus menggambarkan seluruh kenyataan
mengenai produk serinci mungkin.
Iklan menyerahkan keputusan untuk membeli
kepada konsumen tidak bersifat memaksa.
14
2. Iklan sebagai Pembentuk Pendapat Umum
Iklan merupakan suatu cara untuk mempengaruhi pendapat
masyarakat umum tentang sebuah produk sehingga
menarik massa konsumen untuk membeli produk itu.
Iklan bersifat etis apabila mengandung persuasi yang
rasional, yaitu berdasarkan pada argumen yang ditunjang
oleh bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
Iklan bersifat etis apabila tetap menghargai kebebasan
konsumen untuk menentukan pilihannya.
Iklan dianggap tidak etis apabila persuasi yang dilakukannya
bersifat non-rasional dengan memanipulasi aspek psikologis
manusia melalui tampilan-tampilan yang menggiurkan dan
penuh bujuk rayu.
15
16
Pihak-pihak yang bertanggung jawab secara
moral atas informasi yang disampaikan sebuah
iklan:
1. Produsen
* memberikan semua data dan informasi
yang akurat dan benar tentang produk
* menyetujui iklan yang dibuat biro iklan
* memastikan bahwa isi iklan mencerminkan
kenyataan yang sebenarnya tentang produk
2. Biro Iklan
* mendapat kepastian dari produsen bahwa apa yang
diungkapkan dalam iklan yang dibuatnya bukan hal
yang menipu
3. Bintang Iklan
* memiliki tanggung jawab moral atas isi dan bentuk
iklan yang ditampilkannya.
17
Pihak-pihak Terkait dan Bertanggung Jawab
Secara Moral
Produsen
Biro Iklan
Media Massa
Bintang Iklan
18
Produsen
19
Biro Iklan
20
Media Massa
21
Bintang Iklan
22
Ciri-ciri Iklan yang Baik
23
Kriteria Iklan yang Baik
Etis
Estetis
Atraktif
24
Etis
25
Estetis
26
Atraktif
27
Etika Pariwara Indonesia
28
Ikrar Etika Pariwara
Indonesia
29
Ketentuan Etika Pariwara
Indonesia
30
ETIKA PARIWARA INDONESIA (EPI)
(Disepakati oleh Organisasi Periklanan & Media Massa,
2005)
Tata Krama Isi Iklan
1. Hak Cipta: Penggunaan materi yang bukan milik sendiri, harus atas ijin
tertulis dari pemilik atau pemegang merek yang sah.
2. Bahasa: (a) Iklan harus disajikan dalam bahasa yang bisa dipahami oleh
khalayak sasarannya, dan tidak menggunakan persandian (enkripsi) yang
dapat menimbulkan penafsiran selain dari yang dimaksudkan oleh
perancang pesan iklan tersebut. (b) Tidak boleh menggunakan kata-kata
superlatif seperti “paling”, “nomor satu”, ”top”, atau kata-kata berawalan
“ter“. (c) Penggunaan kata ”100%”, ”murni”, ”asli” untuk menyatakan
sesuatu kandungan harus dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari
otoritas terkait atau sumber yang otentik. (d) Penggunaan kata ”halal”
dalam iklan hanya dapat dilakukan oleh produk-produk yang sudah
memperoleh sertifikat resmi dari Majelis Ulama Indonesia, atau lembaga
yang berwenang.
31
3. Tanda Asteris (*): (a) Tanda asteris tidak boleh digunakan untuk
menyembunyikan, menyesatkan, membingungkan atau
membohongi khalayak tentang kualitas, kinerja, atau harga
sebenarnya dari produk yang diiklankan, ataupun tentang
ketidaktersediaan sesuatu produk. (b) Tanda asteris hanya boleh
digunakan untuk memberi penjelasan lebih rinci atau sumber dari
sesuatu pernyataan yang bertanda tersebut.
4. Penggunaan Kata ”Satu-satunya”: Iklan tidak boleh menggunakan
kata-kata “satusatunya” atau yang bermakna sama, tanpa secara
khas menyebutkan dalam hal apa produk tersebut menjadi yang
satu-satunya dan hal tersebut harus dapat dibuktikan dan
dipertanggungjawabkan.
5. Pemakaian Kata “Gratis”: Kata “gratis” atau kata lain yang
bermakna sama tidak boleh dicantumkan dalam iklan, bila ternyata
konsumen harus membayar biaya lain. Biaya pengiriman yang
dikenakan kepada konsumen juga harus dicantumkan dengan jelas.
32
6. Pencantuman Harga: Jika harga sesuatu produk dicantumkan dalam
iklan, maka ia harus ditampakkan dengan jelas, sehingga konsumen
mengetahui apa yang akan diperolehnya dengan harga tersebut.
33
10. Kekerasan: Iklan tidak boleh – langsung maupun tidak langsung
-menampilkan adegan kekerasan yang merangsang atau memberi
kesan membenarkan terjadinya tindakan kekerasan.
34
14. Waktu Tenggang (elapse time): Iklan yang menampilkan adegan
hasil atau efek dari penggunaan produk dalam jangka waktu tertentu,
harus jelas mengungkapkan memadainya rentang waktu tersebut.
35
17. Kesaksian Konsumen (testimony): (a) Pemberian kesaksian hanya
dapat dilakukan atas nama perorangan, bukan mewakili lembaga,
kelompok, golongan, atau masyarakat luas. (b) Kesaksian konsumen
harus merupakan kejadian yang benar-benar dialami, tanpa maksud
untuk melebih-lebihkannya. (c) Kesaksian konsumen harus dapat
dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditanda tangani oleh
konsumen tersebut. (d) Identitas dan alamat pemberi kesaksian jika
diminta oleh lembaga penegak etika, harus dapat diberikan secara
lengkap. Pemberi kesaksian pun harus dapat dihubungi pada hari dan
jam kantor biasa.
36
19. Perbandingan: (a) Perbandingan langsung dapat dilakukan, namun
hanya terhadap aspek-aspek teknis produk, dan dengan kriteria yang
tepat sama. (b) Jika perbandingan langsung menampilkan data riset,
maka metodologi, sumber dan waktu penelitiannya harus
diungkapkan secara jelas. Pengggunaan data riset tersebut harus
sudah memperoleh persetujuan atau verifikasi dari organisasi
penyelenggara riset tersebut. (c) Perbandingan tak langsung harus
didasarkan pada kriteria yang tidak menyesatkan khalayak.
37
22. Peniruan: (a) Iklan tidak boleh dengan sengaja meniru iklan produk pesaing
sedemikian rupa sehingga dapat merendahkan produk pesaing, ataupun
menyesatkan atau membingungkan khalayak. Peniruan tersebut meliputi
baik ide dasar, konsep atau alur cerita, setting, komposisi musik maupun
eksekusi. Dalam pengertian eksekusi termasuk model, kemasan, bentuk
merek, logo, judul atau subjudul, slogan, komposisi huruf dan gambar,
komposisi musik baik melodi maupun lirik, ikon atau atribut khas lain, dan
properti. (b) Iklan tidak boleh meniru ikon atau atribut khas yang telah lebih
dulu digunakan oleh sesuatu iklan produk pesaing dan masih digunakan
hingga kurun dua tahun terakhir.
23. Istilah Ilmiah dan Statistik: Iklan tidak boleh menyalahgunakan istilah-
istilah ilmiah dan statistik untuk menyesatkan khalayak, atau menciptakan
kesan yang berlebihan.
24. Ketiadaan Produk: Iklan hanya boleh dimediakan jika telah ada kepastian
tentang tersedianya produk yang diiklankan tersebut.
38
25. Ketaktersediaan Hadiah: Iklan tidak boleh menyatakan “selama
persediaan masih ada” atau kata-kata lain yang bermakna sama.
39
ETIKA IKLAN SECARA UMUM
40
Asas Etika Periklanan (EPI, 2014)
41
Etika Periklanan secara Umum
42
AKIBAT PERSOALAN ETIS IKLAN
45
Hukum Positif tentang Periklanan
46
CONTOH KONTROL :
PENILAIAN ETIS TERHADAP IKLAN