Anda di halaman 1dari 12

 Mencakup semua sarana komunikasi dg

menyimbolkan pikiran dan perasaan utk


menyampaikan makna kepada orang
lain.
 Bentuk-bentuk Bahasa: TULISAN,
SIMBOL, EKSPRESI WAJAH,
ISYARAT, PANTOMIM, SENI, dan
BICARA
 Adalah bentuk bahasa yang menggunakan
artikulasi atau kata-kata untuk
menyampaikan maksud.
 Merupakan bentuk komunikasi yang paling
efektif, penggunaannya paling luas dan
paling penting.
 Merupakan ketrampilan mental-motorik,
karena berBICARA tidak hanya melibatkan
koordinasi kumpulan otot mekanisme suara
yang berbeda, melainkan juga mengandung
aspek mental, yaitu kemampuan mengait-
kan arti dengan bunyi yang dihasilkan.
 Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran dan
perasaan yang dapat dilakukan dalam bentuk: bahasa
isyarat, ungkapan emosional, tulisan dan bicara. Namun
bentuk komunikasi yang paling efektif adalah yang
dilakukan dengan BICARA.
 Pada anak, tidak semua “bunyi” yang dibuat anak belum
dapat dipandang sebagai bicara, karena dalam bicara
ada dua criteria yang harus dimiliki anak, yaitu: a)
anak dapat melafalkan kosa kata dengan jelas, dan b)
anak dapat mengetahui arti kata yang diucapkan.
 bila anak mampu melakukan ke duanya, maka berarti
anak sudah dapat berbicara dan bukan sekedar
membeo.
 Sebagai sarana berkomunikasi, dalam
berbicara, anak harus menguasai dua
fungsi, yaitu:
1. Mampu menangkap maksud yang
dikomunikasikan orang lain.
2. Mampu menyampaikan informasi
kepada orang lain, sehingga orang
lain benar2 paham atau mengerti.
 kedua fungsi tersebut sudah dimiliki anak
sejak lahir.
 Di usia-usia awal anak lebih cepat paham/
mengerti apa yang dikatakan orang lain
daripada mengutarakan pikiran/perasaannya
secara verbal kepada orang lain.
 Bagi bayi belajar bicara adalah tugas yang
sulit dan lama. Proses kemampuan bicara
pada bayi melalui tahapan prae-speech (pra-
bicara), yaitu: menangis, berceloteh, isyarat,
atau ungkapan emosi.
1. Menangis:
Menurut Ostwald dan Peltzman,
menangis merupakan salah satu cara
pertama yang dapat dilakukan bayi
untuk berkomunikasi dengan dunia luar,
dan menangis adalah tindakan social
yang pertama pada bayi. Idealnya,
kurva tangis akan menurun ketika kurva
bicara meningkat  external factor
dominan.
2. Berceloteh (meraban):
- Ocehan (cooing) atau celoteh (babbling) mulai
muncul pada usia awal kehidupan (+ usia 3 bulan).
Ocehan merupakan aktivitas bermain yang
menyenangkan bagi bayi. Biasanya diawali dengan
bunyi huruf vocal, seperti: a, e, i, o, u. Kemudian,
baru muncul bunyi konsonan, seperti: m, d, p, b, n,
k, g, r, dan dilanjutkan dengan penggabungan:
“..ma………ma……ma…..,” “..da……..da…..da…”,
“uh…uh…uh…”….dst….
- Celoteh juga merupakan bentuk senam suara yang
muncul secara spontan dan tidak memiliki arti/
asosiasi pada bayi. Kemampuan ini akan mengalami
peningkatan yang cukup pesat pada usia antara 6 – 8
bulan, dan pada awal tahun pertama kehidupan bayi,
celoteh akan berubah menjadi “kata”.
 Isyarat, yaitu gerakan anggota
badan yang berfungsi sbg pengganti
atau pelengkap bicara  memiliki
tujuan komunikasi yang serius,
karena dengan isyarat akan memu-
dahkan orang yang diajak berkomuni-
kasi lebih mudah memahami apa yang
ingin disampaikan bayi/anak.
 Ungkapan emosi (melalui perubahan
gerak tubuh dan ekspresi wajah).
Merupakan bentuk pra-bicara yang paling
efektif, karena orang lain mudah
menafsirkan dan mengetahui apa yang
dirasakan bayi. Idealnya: semakin
bertambah usia dan semakin mampu bayi
dalam mengkomunikasikan apa yang
dirasakan, maka akan semakin mampu bayi
mengendalikan emosinya  disini external
factor berperan.
 Meraban (mengoceh):
Kemampuan meraban pada bayi akan
muncul pada usia + bulan ke 3 s/d 9-
12. Suara pertama yang muncul adalah
bunyi vokal, kemudian baru diikuti
bunyi konsonan. Meraban merupakan
permulaan perkembangan bicara.
 Kalimat satu kata (Pra-Lingual 
Schaerlaekens)
Kalimat satu kata biasanya dicapai anak pada usia
+ 12 bulan. Yang dimaksud kalimat satu kata
adalah bayi/anak mengucapkan satu kosa kata,
tetapi sebenarnya ia bermaksud menyampaikan
satu kalimat informasi, misalnya: ”..bola...bola..” 
”aku mau bermain bola”  ”yuk bermain
denganku......”
 Kalimat dua kata (Lingual awal)  18-20 bulan
 kalimat tiga kata (differensiasi)  24-30 bulan

Anda mungkin juga menyukai