Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

M DENGAN
POST OPERASI ORIF DI RUANG FLAMBOYAN 3 RSUD
SALATIGA

Disusun Oleh :
Istiqomah 12.040
Khaerul Amaliyah 12.044
Lukluk A.M12.049
DEFINISI
Fraktur adalah diskontinuitas strutural pada tulang (Sylvia
Anderson 2011 : 361). ORIF yaitu singkatan dari Open
reduction and internal fixation, dimana merupakan metode
perawatan fraktur dengan pembedahan (Sylvia Anderson : 371).
ETIOLOGI
Penyebab fraktur adalah kecelakaan kendaraan bermotor
atau jatuh, olah raga, exercise atau pergerakan yang kuat (Dep.
Kes. RI. 2012 : 81)
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Joko Setyono, 2001 manifestasi muncul pada pasien
ORIF antara lain :
1. Bengkak / tumor
Terjadi karena perdarahan dalam jaringan yang disebabkan oleh
kerusakan pembuluh darah.
2. Nyeri / dulor
Penumpukan darah di area trauma menyebabkan tertekannya syaraf
sehingga menimbulkan nyeri.
3. Tenderness (nyeri tekan)
Terkumpulnya darah di sekitar tulang pada area trauma yang
mengenai suplai saraf sehingga bila ditekan akan timbul rasa sakit.
LANJUTAN
4. Kehilangan kemampuan fungsional
Dipengaruhi oleh kekurangan atau terganggunya kontinuitas
tulang yang berhubungan dengan otot, ligamen serta fugsi syaraf.
5. Deformitas (Perubahan bentuk)
Hilangnya kontinuitas struktur tulang mengakibatkan bentuk
tulang berubah.
6. Perubahan warna
Dipengaruhi oleh adanya perdarahan pada bawah kulit karena
terputusnya arteri atau vena.
Komplikasi ORIF
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain :
1. Sindrom kompartemen
2. Shock
3. Fat embolic syndrome
4. Trombo embolic complication
5. Infeksi
6. Avaskular nekroses
7. Delayed union, non union, mal union.
8. Reflex symphathetic clysthropy. (Dep. Kes. RI, 2012 : 78)
Penatalaksanaan Medis
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan antara lain : Hb, Al, LED waktu pembekuan,
waktu pendarahan, golongan darah, Hct.
2. Radio Diagnostik
Foto rontgen untuk menunjukkan lokasi, bentuk dan luas fraktur. Meskipun demikian
beberapa fraktur mungkin sulit untuk dideteksi dengan menggunakan sinar X pada awalnya,
sehingga membutuhkan evaluasi radiograpik hari berikutnya untuk mendeteksi bentuk
callus. Jika dicurigai terjadinya perdarahan dilakukan pemeriksaan compleks blood count
(CBC) untuk menilai banyaknya darah yang hilang. (Joko Setyono, 2001 : 249).
3. Terapi Pengobatan
Memberikan obat, seperti :
Analgesik, untuk menekan rasa nyeri / sakit.
Reflaktan otot, untuk mencegah kekakuan.
Anticougulants, untuk mencegah terjadinya emboli.
Antibiotik, untuk mencegah / mengurangi populasi bakteri penyebab infeksi.
(Joko Setyono, 2001 : 254-256)
Lanjutan..
4. Terapi Diit
Memberikan nutrisi pada pasien yang mengalami gangguan pada
tulang dengan diit tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP),
bervitamin, terutama vitamin D, mengandung kalsium tinggi,
magnesium, kalsium dan fosfor.
5. Rehabilitasi
Memberikan terapi fisik yang terdiri dari berbagai macam tipe
latihan : terapi panas, terapi dingin, pijatan. Latihan isometrik akan
meningkatkan tensi otot tanpa menggerakkan sendi dekat luka.
Latihan ROM aktif dan pasif, membantu menjaga / meningkatkan
mobilitas sendi. Latihan isotonik mencakup pergerakan dan
perubahan dalam panjang otot.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian dilakukan pada hari Selasa, tanggal 12 Mei 2015 pukul 10.00 WIB.
Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 35 tahun
Status : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Pabelan, salatiga
Alasan masuk RS : Kecelakaan lalu lintas
Tanggal masuk RS : 11 Mei 2015
Ruang : Flamboyan 3
No. Register : 080517
Diagnosa Medis : Old Unreduced Epifisiolisis Femur Distal 5 SH II
LANJUTAN..
Penganggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Hub dgn pasien: Suami
Alamat : Pabelan, Salatiga
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama :
Pasien mengatkaan nyeri pada kaki kanan.
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengatakan pada tanggal 11 Mei 2015, pasien
datang ke RS Salatiga diterima di bangsal Flamboyan 3,
menunggu giliran operasi dan pada tanggal 12 Mei 2015
dilakukan operasi pada jam 06.00 WIB.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan + 8 bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan,
pasien mengendarai sepeda motor dan ditabrak mobil, posisi jatuh
tidak diketahui, posisi pingsan, tidak mual, muntah, tidak pusing, dan
akhirnya oleh orang sekitar dibawa ke RS Salatiga, dianjurkan untuk
operasi, biayanya terlalu mahal akhirnya di bawa pulang dan oleh
keluarganya dibawa ke Sangkal Putung.
4. Riwayat Perawatan Keluarga
Pasien dan keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami
patah tulang seperti pasien dan tidak ada yang mempunyai riwayat
hipertensi, DM atau penyakit keturunan yang menular.
Pola Fungsional
Persepsi tentang kesehatan dan manajemen kesehatan
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan kesehatan itu penting, pasien
belum pernah menderita sakit yang berat, jika pasien ada masalah
kesehatan seperti penyakit flu, batuk, pusing, pasien menilai hal itu
biasa. Upaya yang dilakukan klien mengobati sakit itu dengan obat
yang dibeli di warung kemudian sembuh.
 Selama sakit : Pasien berharap kesehatannya dapat pulih kembali
dan dapat berjalan normal. Pasien mau minum obat secara teratur
dan mengikuti latihan fisioterapi dengan berkelanjutan sesuai
instruksi.
Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa makan 3 x 1 hari
dengan nasi putih, lauk dan sayur seadanya, serta buah dan
pasien biasanya minum + 8 gelas sehari air putih, es atau
teh hangat, tidak alergi terhadap makanan tertentu.
Selama sakit : Pasien mengatakan nafsu makan menurun
pasien habis ¼ porsi yang disediakan rumah sakit dan
minum air teh hangat + ½ gelas (setiap kali penyajian pagi,
siang, atau sore). Pasien tidak alergi terhadap makanan,
pasien mampu makan sendiri.
Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1 x sehari dengan
konsistensi lunak, warna kuning jernih.
Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit (setelah operasi)
BAB 1 x sehari dengan konsistensi lunak, warna coklat
kekuningan dan BAK 4 – 5 x sehari dengan warna kuning
jernih.
Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat beraktivitas secara
optimal, ADL dapat dilakukan sendiri seperti makan, minum,
mandi.
Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit ADL dibantu
keluarga seperti makan, minum, mandi, berganti pakaian,
menyiapkan obat yang akan diminum, posisi tubuh tidur /
bedrest.
Istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur mulai pukul 21.00 –
22.00 WIB dan bangun pukul 05.00 WIB, untuk sholat subuh,
berbenah lalu berangkat kerja. Pasien mengatakan waktu-waktu
tertentu tidak tidur malam sampai pagi.
Selama sakit : pasien tidur pukul 21.00 – 22.00 WIB dan
bangun pukul 05.00 WIB pasien mengatakan tidak ada masalah
dalam kebutuhan tidurnya.
Persepsi dan Konsep diri
Body image : Pasien berpenampilan baik, bersih dan rapi, pasien
tidak merasa malu karena menganggap operasi ini adalah jalan yang
terbaik.
Identitas diri : Pasien mempunyai kepribadian yang ramah dan
mudah bergaul, suka bercanda.
Harga diri : Pasien mau menghargai orang lain, hal ini
ditunjukkan pada saat pasien berbicara dengan perawat, pasien sopan
dan kalau ditanya mau menjawab, kotak mata yang baik karena pasien
juga ingin dihargai sebagaimana ia telah menghargai orang lain.
Peran : Dalam keluarga pasien sebagai istri dari kedua anaknya.
Persepsi Kognitif
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada gangguan.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidak nyaman dengan keadaan
seperti ini. Pasien mengatakan nyeri akibat luka bekas operasi
terpasang gips. Apabila kaki kananya digerakkan akan terasa
nyeri. Apabila dihitung dengan skala nyeri pasien menunjukkan
angka 5 – 6. lamanya nyeri + 15 menit.
LANJUTAN..
Pola hubungan dan peran
 Selama ini pasien bisa melaksanakan perannya dengan baik.
Hubungan pasien dan keluarga baik ini ditunjukkan dari
banyaknya keluarga yang berkunjung bagitu juga teman-
temannya.
Pola sexual dan reproduksi
 Pasien mengatakan tetap mendapatkan kasih sayang dari
keluarga atau teman-temannya. Pasien adalah seorang ibu dari
2 anaknya.
LANJUTAN..
Pola koping dan toleransi stress
 Pasien adalah orang yang terbuka, pasien mengatakan bila memiliki
masalah pasien selalau menceritakan pada suaminya atau
keluarganya. Pasien mengatakan bebannya berkurang setelah
menceritakan masalahnya dengan orang lain atau keluarga.
Nilai dan kepercayaan
 Sebelum sakit : Pasien melakukan ibadah dengan rajin yaitu sholat
lima waktu dan berserah diri kepada Allah SWT.
 Selama sakit : Pasien tetap menjalankan sholat melalui caranya,
klien tetap melakukan ibadahnya sesuai dengan kemampuan dan
kondisinya saat ini.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Lemah
Tanda-tanda vital : TD : 120 / 80 mm Hg ,R: 22 x/menit, N : 84 x
/ menit, S: 380 C
Kesadaran: Composmentis
Kepala: Simetris tidak berketombe, tidak mengeluh pusing.
Rambut :Warna hitam dan rapi, kulit kepala bersih, tidak ada
kerontokan.
Lanjutan..
Mata : Konjungtiva an anemis, sklera an ikterik, reaksi pupil
terhadap cahaya baik, tidak menggunakan alat bantu kacamata.
Telinga : Bentuk simetris, pendengaran baik tidak memakai alat
bantu, tidak ada peradangan.
Hidung : Bentuk simetris, tidak terdapat polio, tidak ada
perdarahan.
Mulut dan Tenggorokan
Rongga mulut :Tidak terdapat stomatitis, bibir dan mukosa
mulut kering.
Gigi : Bersih, tidak ada gigi palsu, tidak ada caries dan
perdarahan.
Lidah : Bersih warna merah muda.
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Thorax :
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, pola / irama
pernapasan teratur, tidak menggunakan alat bantu pernapasan.
Palpasi : Vokal fremirus, tidak ada keluhan nyeri dada.
Perkusi : Bunyi sonor
Auskultasi : Terdengar suara napas vasicular, tidak didapat
suara tambahan.
Lanjutan..
 Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis di ICS 5 pada linea media clavicularis, tidak ada
pembesaran jantung.
Palpasi : Totus kordis tidak kuat angkat.
Perkusi : Terdengar suara pekak.
Auskultasi : Terdengar bunyi Bj I dan Bj II.
 Abdomen :
Inspeksi : Bentuk simetris, di daerah abdomen tidak tampak benjolan atau
massa.
Palpasi : Tidak ada tanda nyeri umum, tidak ada massa /
benjolan turgor kulit, perut baik.
Auskultasi : Peristaltik usus 16 x / menit.
Perkusi : Suara Timpani.
Lanjutan..
Ekstremitas
Atas :Tangan kiri terpasang infus RL 20 tetes/menit,
tidak ada kekakuan, persendian tangan dapat bergerak dengan
baik, tidak ada edema.
Bawah : Pada bagian femur distal sinistra terdapat luka bekas
operasi, keadaan luka baik, jumlah jahitan 8, dengan panjang +
10 cm, wajah pucat saat kaki diangkat, terpasang gips pada kaki
kanan, terasa sakit bila digerakkan, ada edema pada telapak kaki
kakan.
ANALISA DATA
 C:\Users\userCS\Documents\kelompok 3 salatiga
oey\ANALISA DATA.docx
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
 C:\Users\userCS\Documents\kelompok 3 salatiga
oey\INTERVENSI.docx
TRIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai