Anda di halaman 1dari 11

SEMINAR KASUS CVA DI RUANG

ICU3
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. ALFI AGUSTIN
2. ENDRIK SETIAWAN
3. NURIL LATIFIANI
4. REZA YULIA K.S
5. WIDHA DESY P.
6. WAHYU SULISTYO
• A.Definisi
– CVA ( Cerebro Vasculer Accident ) adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak.
• B. Klasifikasi CVA
1. CVA Hemoragik
• Perdarahan serebral dapat terjadi di luar durameter ( Hemoragi ekstradural ), di
bawah durameter ( Hemoragi Subdural ), di ruang sub Arachnoid ( Hemoragi
Subarachnoid ), atau di dalam substansi otak ( Hemoragi Intraserebral ).
2. CVA Non Hemoragik ( Iskemik ) terbagi atas 2 yaitu :
a). CVA trombotik, oklusi disebabkan karena adanya penyumbatan lumeh
pembuluh darah otak karena trombus yang makin lama makin menebal, dehingga
aliran darah menjadi tidak lancar. Penurunan aliran darah ini menyebabkan
iskemik yang berlanjut menjadi infark.
b). CVA emboli terjadi karena adanya emboli yang lepas dari bagian tubuh lain
sampai ke arteri carotis, emboli tersebut terjebak di pembuluh darah otak yang
lebih kecil dan biasanya daerah percabangan lumen yang menyempit. Hal ini
akan menyebabkan iskemik.
C. Etiologi • D. Manifestasi Klinis
 Hipertensi  defisit motorik ( hemiplegi,
 Aneurisme Hemiparesis
 Penyakit jantung  Defisit sensosori (
penurunan ketajaman
 Obesitas
penglihatan, penglihatan
 Kolesterol tinggi ganda )
 Merokok  Defisit komunikasi ( afasia,
 Konsumsi alkohol pelo/disastria)
 Penurunan kesadaran
 Riwayat stroke
 Kehilangan memori
 Nyeri kepala
 Inkontinensia alvi dan uri
• F. Komplikasi • G. Pemeriksaan
 Hidrosefalus penunjang
 Vasospasme • Pemeriksaan darah
 Hiponatremia lengkap
 Gagal jantung • CT – scan
 Hipoksia serebral • MRI
 Perluasan • Angiografi
perdarahan • EKG
intraparenkim • Foto Thorax
H. Penatalaksanaan

• 1. menurunkan kerusakan iskemik cerebral


• 2. mengedalikan hipertensi dan menurunkan
TIK dengan meninggikan kepala 15 º - 30 º
• 3. operasi bedah saraf untuk memperbaiki
aliran darah serebral
• 4. pemeberian oksigenasi untuk
mempertahankan saluran napas
• 5. melatif ROM aktif dan Pasif
KASUS
• Seorang perempuan bernama Ny.Y berusia 56 tahun dibawa ke IGD yellow
zone RSUD dr. Iskak tanggal 29-12-2018 jam 22.10 wib dengan keluhan
klien mengalami penurunan kesadaran, badan lemas, tidak bisa bicara,
kaki dan tangan kanan tidak bisa digerakkan, sebelumnya klien memiliki
riwayat stroke 4 tahun yang lalu dan hipertensi, tetapi jarang dikontrolkan.
Klien tidak merokok, tidak minum alkohol dan tidak mengkonsumsi jamu.
Dari keluarga klien tidak ada yang memiliki riwayat sakit yang diderita oleh
klien. Setelah dari IGD klien dipindah di ruang ICU 3 tanggal 30-12-2018
jam 22.10 wib untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, dengan
keadaan umum klien lemah, kesadaran sopor GCS 3-2-3 terjadi kelemahan
ektremitas kanan, kekuatan otot , klien selama di RS belum BAB,
terpasang cateter urine 250 cc/8 jam, terpasang NGT diet cair
6x100cc,padapemriksaan fisik kepala tidak didapatkan luka, odem,
konjuctiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, pupil isokor kanan kiri,
terpasang O2 masker 8 lpm, tidak terdapat pernapasan cuping hidung,
irama napas reguler, suaranapas vesikuler, tidak terdengar ronchi dan
wheezing.
• Mukosa bibir kering, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid dan lymphe,turgor kulit cukup, CRT <2detik, akral
hangat, terdapat luka dekubitus pada area sacrum tertutup
kasa steril dan terpasang kasur angin. Pemeriksaan jantung
tidak terdapat bunyi tambahan. Auskultasi peristaltik usus 10-
12x/mnt, tidak ada ascites, terpasang infus pada kaki kiri Nacl
20 tpm, injeksi yang diberikan ciproflocaxim 2x400 mg,
omeprazole 1x40 mg, citicholin 2x500mg, mecobalamin 2x1
ampul, peroral nabic 3x1tab, calos 3x1tab, clopidogrel 1x75
mg. Hasil laboratorium terlampir Hb: 13,5 g/dl, WBC : 21, 19
10^3/ul, PLT 451 10^3/ul, BUN : 38,2 mg/dl, pada
pemeriksaan CT Scan terdapat kesan : stroke iskemik dengan
infarct multiple pada corona radiata kiri. vital sign TD : 135/91
mmhg, N : 86x/mnt, S : 38,1°C, RR : 26x/mnt.
Kelompok data Diagnosa Keperawatan
• DS : - • ketidakefektifan perfusi
• DO: k/u lemah, jaringan serebral
• kesadaran sopor,
• GCS 3-2-3, Intervensi Keperawatan
• klien mengalami kelemahan 1. observasi tingkat kesadaran
ektremitas dextra, dan kemampuan otot,
• kekuatan otot 2. monitor adanya paratese,
• Klien sulit bicara, 3. beri posisi head up 30°,
• klien bedrest, 4. kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian O₂ 8 lpm
• ct scan terlampir. dan farmakoterapi,
• TD : 135/91 mmhg, N : 86x/mnt, S 5. observasi tanda-tanda vital.
: 38,1°C, RR : 26x/mnt.
Kelompok Data Diagnosa Keperawatan
• DS : - • hambatan mobilitas fisik
• DO : k/u lemah,
• klien bedrest, • Intervensi Keperawatan
• klien mengalami kelemahan • kaji kemampuan klien dalam
mobilisasi,
pada ekstremitas dextra,
• latih pasien dalam
• kebutuhan ADLs pemenuhan ADLs secara
dibantukeluarga, mandiri,
• kekuatan otot • mengubah posisi pasien setiap
• TD : 135/91 mmhg, N : 2 jam sekali,
86x/mnt, S : 38,1°C, RR : • konsultasi dengan terapi fisik,
26x/mnt. • beri kasur angin.
Kelompok Data Diagnosa Keperawatan
• DS : - • Hipertermi
• DO : k/u lemah, • Intervensi Keperawatan
• klien bedrest, • monitor jumlah WBC,
• akral hangat, • kompres klien pada lipat
• suhu tubuh meningkat, paha/axila,
WBC : 21.19 10^3/ul,
mukosa bibir kering, • berikan pakaian yang tipis,
• TD : 135/91 mmhg, N : • kolaborasi pemberian
86x/mnt, S : 38,1°C, RR : cairan intravena dan
26x/mnt. antipiretik.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai