kedua testis di jalur penurunan normal antara rongga abdomen dan skrotum, sehingga testis tidak berada di dalam skrotum klasifikasi
True undescended testis proses
penurunan testis terhenti di jalur penurunan normal Testis retraktil testis kadang-kadang turun ke dalam skrotum Testis ektopik testis menyimpang dari jalur penurunan normal Kalsifikasi berdasarkan lokasi Testis letak skrotal tinggi/preskrotal Testis di kanalis inguinalis (kanalikuler) Testis tidak teraba Testis ektopik etiologi
Belum diketahui pasti
Diduga akibat kelainan aksis hipotalamus-hipofise-testis patofisiologi Penurunan testis tergantung pada interaksi antara faktor hormonal dan mekanik Pada bulan ke-3 kehamlan testis dalam fosa iliaka Pada bulan ke-7 kehamilan testis dalam kanalis inguinalis Pada bulan ke-8 kehamilan testis menuju skrotum, sehingga saat lahir testis berada dalam skrotum. Penting untuk mempertahankan fungsi epididimis dan spermatogenesis karena suhu skrotum 1,5-2 lebih rendah daripada suhu tubuh. Kriteria diagnosis
Anamnesis: testis tidak teraba atau
retraktil PF: testis tidak teraba, bisa uni/bilateral, agenesis, testis teraba tapi di luar jalur yang normal Pemeriksaan penunjang: USG, CT Scan, MRI, uji HCG terapi
Hormonal (usia 10-24 bulan)
Human chorionic gonadotropin (HCG) i.m selama 5 minggu Dosis menurut International Health Foundation 3-12 bulan : 2x250 IU/minggu 1-6 tahun : 2x500 IU/minggu >6 tahun : 2x1.000 IU/minggu Dosis menurut WHO <1 tahun : 2x250 IU/minggu 1-5 tahun : 2x500 IU/minggu >5 tahun :2x1.000 IU/minngu Luteinizing hormone releasing hormone tetes hidung 3x400 g (1,2 g/hari) Setelah terapi hormonal dilanjutkan dengan operasi Untuk testis retraktil tanpa terapi Bila ditemukan pada bayi baru lahir--. Tidak langsung diterapi, tapi dimonitor tiap 3 bulan bila pada usia 10-12 bulan belum turun berikan terapi hormonal penyulit