Anda di halaman 1dari 17

HUMAN TRAFFICKING

KELOMPOK 1
Dewi Irianti
Ina Sugiharti
Miea Nursyifa
Nurlia Rachmawati
Sri Junita
Yuseva Gita Ari Astuti
LATAR BELAKANG
• Kasus human trafficking di
Indonesia menunjukkan
kekhawatiran yang serius.
Menurut data International
Organization for
Migration (IOM), jumlah korban
perdagangan anak sejak 2007
hingga Juni 2013 tercatat 3.943
orang.
• Tak disangka Indonesia
menduduki urutan ke 2 di dunia
mengenai kejahatan
perdagangan manusia yang
melibatkan kekerasan maupun
eksploitasi seksual terhadap
anak-anak pada tahun 2012.
PENGERTIAN
• Child and Women Traffiking
adalah perekrutan, pengiriman,
pemindahan, penampungan
atau penerimaan seseorang
dengan ancaman atau
penggunaan kekerasan atau
bentuk-bentuk lain dari
pemaksaan, penculikan,
penipuan, kebohongan, atau
penyalahgunaan kekuasaan,
memberi atau menerima
pembayaran untuk
memperoleh keuntungan agar
dapat memperoleh persetujuan
dari seseorang yang berkuasa
atas orang lain untuk tujuan
eksploitasi.
• Perdagangan
orang (trafficking in
persons) merupakan
kejahatan yang keji
terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM), yang
mengabaikan hak
seseorang untuk hidup
bebas, tidak disiksa,
kebebasan pribadi, pikiran
dan hati nurani, beragama,
hak untuk tidak
diperbudak, dan lainnya.
MENURUT PBB
• Perekrutan, pengiriman,
pemindahan, penampungan,
atau penerimaan seseorang,
dengan ancaman, atau
penggunaan kekerasan, atau
bentuk-bentuk pemaksaan
lain, penculikan, penipuan,
kecurangan, penyalahgunaan
kekuasaan atau posisi rentan,
atau memberi atau menerima
bayaran atau manfaat untuk
memperoleh ijin dari orang
yang mempunyai wewenang
atas orang lain, untuk tujuan
eksploitasi
FAKTOR PENYEBAB HUMAN
TRAFFICKING
1. Kemiskinan
2. Kurangnya pendidikan
dan informasi
3. Kurangnya kepedulian
orang tua
4. Penegakkan hukum
yang lemah di
Indonesia
5. Budaya
BENTUK-BENTUK HUMAN
TRAFFICKING
• Kerja Paksa Seks & Eksploitasi seks, baik
di luar negeri maupun di wilayah
Indonesia
• Pembantu Rumah Tangga (PRT), baik di
luar ataupun di wilayah Indonesia
• Bentuk Lain dari Kerja Migran, baik di
luar ataupun di wilayah Indonesia
• Penari, Penghibur & Pertukaran Budaya
terutama di luar negeri
• Pengantin Pesanan, terutama di luar
negeri
• Beberapa Bentuk Buruh/Pekerja Anak,
terutama di Indonesia
• Trafficking/penjualan Bayi, baik di luar
negeri ataupun di Indonesia
Sasaran yang rentan menjadi korban
perdagangan perempuan antara lain :
• Anak-anak jalanan
• Orang yang sedang mencari pekerjaan
dan tidak mempunyai pengetahuan
informasi yang benar mengenai
pekerjaan yang akan dipilih
• Perempuan dan anak di daerah konflik
dan yang menjadi pengungsi
• Perempuan dan anak miskin di kota
atau pedesaan
• Perempuan dan anak yang berada di
wilayah perbatasan antar Negara
• Perempuan dan anak yang keluarganya
terjerat hutang
• Perempuan korban kekerasan dalam
rumah tangga, korban pemerkosaan
Undang-Undang tentang Trafficking
• Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP), Pasal 285, 287-298; Pasal 506
• UU RI No. 7 tahun 1984 (ratifikasi konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Perempuan/CEDAW; pasal
2,6,9,11,12,14,15,16)
• UU RI No. 20 tahun 1999 (ratifikasi
konvensi ILO No. 138 tentang Usia
Minimum yang Diperbolehkan Bekerja)
• UU RI No. 1/2000 (ratifikasi konvensi ILO
No. 182 tentang Bentuk-Bentuk
Pekerjaan Terburuk untuk Anak)
• UU RI no. 29/1999 (ratifikasi konvensi
untuk Mengeliminasi Diskriminasi Rasial)
• Keppres No 36/1990 ( ratifikasi konvensi
Hak Anak)
PENCEGAHAN HUMAN
TRAFFICKING
• Tidak hanya dibutuhkan
pengetahuan dan keahlian
profesional, namun juga
pengumpulan dan pertukaran
informasi, kerjasama yang
memadai baik sesama aparat
penegak hukum seperti
kepolisian, kejaksaan, hakim
maupun dengan pihak-pihak lain
yang terkait yaitu lembaga
pemerintah (kementerian terkait)
dan lembaga non pemerintah
(LSM) baik lokal maupun
internasional.
SOLUSI MENGATASI HUMAN
TRAFFCKING
• Meningkatkan kesadaran • Memperluas tenaga kerja,
masyarakat melalui fokus pada program Usaha
penyuluhan pemuka agama Kecil Menengah (UKM),
dan pemerintah. Apabila serta pemberdayaan
kesadaran masyarakat akan perempuan.
bahaya dari perdagangan • Meningkatkan pengawasan
manusia sudah muncul, di setiap perbatasan NKRI
maka diharapkan tingkat serta meningkatkan kinerja
perdagangan manusia akan para aparat penegak
sedikit berkurang. hukum.
LANJUTAN
• Memberikan • Berperan aktif untuk
pengetahuan dan mencegah yang dapat
penyuluhan seefektif dilakukan dengan cara
mungkin kepada melaporkan kasus
masyarakat. perdagangan manusia
yang diketahui kepada
pihak yang berwajib.
ANTISIPASI HUMAN TRAFFICKING
PADA INDIVIDU
• Dilarang mudah percaya • Dilarang berlaku
dengan orang yang baru sombong di jalan,
kenal sehingga tidak
• Hindari mau diberi sesuatu memancing kebencian
seperti minuman.roti, dan orang
lain-lain dari orang yang • Hindari mempunyai
belum kita kenal pikiran yang kosong dan
tetap fokus.
• Jika melihat di sekitar
kita ada orang yang
mencurigakan,segera
lapor pada pihak
berwajib.
Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) yang
melakukan Program Prevention of Child Trafficking for
Labor and Sexual Exploitation.
• Memperbaiki kualitas pendidikan • Menyediakan pelatihan
dari tingkat Sekolah Dasar sampai kewirausahaan dan akses ke
Sekolah Menegah Atas untuk
memperluas angka partisipasi
kredit keuangan untuk
anak laki-laki dan anak memfasilitasi usaha sendiri,
perempuan, • Merubah sikap dan pola
• Mendukung keberlanjutan pikir keluarga dan
pendidikan dasar untuk anak masyarakat terhadap
perempuan setelah lulus sekolah
dasar, trafficking anak.
• Menyediakan pelatihan
keterampilan dasar untuk
memfasilitasi kenaikan
penghasilan,
HAMBATAN PEMBERANTASAN
HUMAN TRAFFICKING
– Budaya masyarakat (culture) – Kebijakan pemerintah
• Anggapan bahwa jangan terlibat khususnya peraturan
dengan masalah orang lain perundang-undangan (legal
terutama yang berhubungan substance)
dengan polisi karena akan • Belum adanya regulasi yang
merugikan diri sendiri, anggapan khusus (UU anti trafficking)
tidak usah melaporkan masalah mengenai perdagangan
yang dialami, dan lain sebagainya. perempuan dan anak selain dari
Keppres No. 88 Tahun 2002
mengenai RAN penghapusan
perdagangan perempuan dan
anak. Ditambah lagi dengan
masih kurangnya pemahaman
tentang perdagangan itu sendiri
dan kurangnya sosialisasi RAN
anti trafficking tersebut.
LANJUTAN
– Aparat penegak hukum (legal
structure)
• Keterbatasan peraturan yang ada
(KUHP) dalam menindak pelaku
perdagangan perempuan dan
anak berdampak pada penegakan
hukum bagi korban. Penyelesaian
beberapa kasus mengalami
kesulitan karena seluruh proses
perdagangan dari perekrutan
hingga korban bekerja dilihat
sebagai proses kriminalisasi biasa.
DAMPAK PSIKOSOSIAL HUMAN
TRAFFICKING
• Trauma
• Abuse
• Pembatasan Gerak
• Multiple Trauma
• Violence
• Concurent symptoms
• Physicalsymptoms
• Post Traumatic Stress
Disorder (PTSD)

Anda mungkin juga menyukai