Anda di halaman 1dari 29

PERTEMUAN MINGGU 5 & 6

PENGANGGARAN MODAL
Capital Budgeting

 Keseluruhan proses dalam perencanaan dan


pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana,
jangka waktu pengembalian dana tersebut melebihi satu
tahun (Suratiyah, 2006)
 Menurut Tandelilin (2001), tujuan investasi adalah untuk
:
 Menghasilkan sejumlah uang
 Untuk mendapat kehidupan yang lebih layak / baik
dimasa yang akan datang.
Penganggaran Modal (Capital Budgeting)

Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk


produksi
Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg
memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama
beberapa periode pada saat yg akan datang.
 Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva
tetap
Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses
menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang
dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Pentingnya Penggangaran Modal

1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada


jangka waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan
fleksibilitasnya.
2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan
waktu dan kualitas dari penambahan aktiva.
3. Pengeluaran modal sangatlah penting
Aspek Penting dalam Capital Budgeting

1. Gunakan Selalu Cash Flow


Cash flow dan laba akuntansi mempunyai karakteristik yang sangat berbeda.
Laba akuntansi baru dapat direalisasikan ketika diterima di kemudian hari,
sementara arus kas benar-benar merupakan kas yang sudah diterima di
tangan kita dan siap untuk diinvestasikan kembali.
2. Think Incrementally
Berusaha untuk selalu think incrementally,
bagaimana tambahan yang dihasilkan oleh suatu proyek terhadap kondisi
yang ada sekarang?
Apakah dengan mengambil proyek yang satu ini akan menghasilkan
tambahan yang menguntungkan,
ataukah justru lebih menguntungkan jika tidak melakukan apapun?
3. PerhitungkanOpportunity Cost
Opportunity cost adalah nilai ekonomis yang hilang ketika seseorang memilih
suatu alternative dibandingkan dengan alternative lainnya.
4. Sunk Cost Tidak Masuk Perhitungan
Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan
tidak akan muncul lagi dari suatu proyek atau investasi baru.
Oleh karena itu, menjadi tidak relevan untuk
memperhitungkan sunk cost dalam suatu analisa capital budgeting,
karena biayanya sudah terjadi sementara keputusan investasi yang
diambil baru akan terjadi di masa depan.

5.Konsekuensi proyek
Arahkan fokus Anda juga kepada implikasi-implikasi yang
dihasilkan dari keputusan proyek yang Anda ambil.
Klasifikasi Proyek

1. Replacement: perawatan bisnis


mengganti peralatan yg rusak
2. Replacement: pengurangan biaya
mengganti peralatan yg sudah ketinggalan jaman sehingga mengurangi biaya
3. Ekspansi produk atau pasar yg sudah ada
pengeluaran2 untuk meningkatkan output produk yg sudah ada atau menambah
toko.
4. Ekspansi ke produk atau pasar yang baru
5. Proyek keamanan atau lingkungan
6. Penelitian dan pengembangan
7. Kontrak2 jangka panjang: kontrak untuk menyediakan produk atau jasa pada
kustomer tertentu
8. Lain-lain: bangunan kantor, tempat parkir, pesawat terbang perusahaan.
TAHAP-TAHAP PENGANGGARAN MODAL

1. Biaya proyek harus ditentukan


2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari
proyek, termasuk nilai akhir aktiva
3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi
probabilitas aliran kas)
4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus
menentukan biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon
aliran kas proyek
5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang
diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan
dengan biayanya,
METODE2 KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL

1. Payback period
2. Net Present Value (NPV)
3. Internal Rate of Return (IRR)
4. Profitability Ratio
5. Modified Internal Rate of Return (MIRR).
1. PAYBACK PERIOD (Periode Pengembalian)

Periode waktu yang menunjukkan berapa lama


dana yang diinvestasikan akan bisa kembali
Contoh:
Cash inflows of $10.000 investment
Year Project A Project B
1 5.000 1.500
2 5.000 2.000
3 2.000 2.500
4 - 5.000
5 - 5.000
 Rumus:
Payback = tahun sebelum balik modal +biaya yang belum
balik pada awal tahun/aliran kas pada tahun tsb
 Proyek A payback period = 2 tahun
Proyek B payback period = 3.8 tahun
 Makin pendek payback period makin baik.
Payback Period
 Jika payback period suatu investasi kurang
dari payback period yang disyaratkan, maka
usulan investasi layak diterima semua.
 Masalah2 dgn payback period:
1. Mengabaikan aliran kas masuk setelah
periode cutofff. Contoh: $2000 di tahun 3
untuk proyek A diabaikan. Juga $5000 di
tahun 5 untuk proyek B. Walaupun $5.000
diganti dgn $50.000, itu tidak mempengaruhi
decision pada metode payback period.
2. Metoda payback tidak mempertimbangkan
nilai waktu uang.
Investment of $10.000
Year Early Returns Late Returns
1 $9000 1000
2 1000 9000
3 1000 1000

 Proyek pertama lebih bagus karena


mendapatkan 9000 pada tahun pertama
2. Net Present Value (NPV)

Adalah metode penilaian investasi yg menggunakan discounted


cash flow. (mempertimbangkan nilai waktu uang pada aliran kas
yg terjadi)

Net Present Value - Present value of cash flows minus initial investments.

Opportunity Cost of Capital - Expected rate of return given up by


investing in a project
PERHITUNGAN KRITERIA INVESTASI
Net Present Value (NPV)
NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan
social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor.
Rumus:
n
NPV   NBi (1  i )  n
i 1 Dimana:
atau NB = Net benefit = Benefit – Cost
C = Biaya investasi + Biaya operasi
n
B = Benefit yang telah didiskon
NBi
NPV  
i 1 (1  i ) n C = Cost yang telah didiskon
i = diskon faktor
atau n = tahun (waktu
n n
NPV   Bi  Ci   N Bi
i 1 i 1

16
Kriteria:
NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana
TR=TC dalam bentuk present value.

Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi,


biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang
direncanakan.

17
Catatan:
 Perkiraan cash in flow dan cash out flow yang menyangkut
proyeksi harus mendapat perhatian
 Perkiraan benefit harus diperhitungkan dengan menggunakan
berbagai variabel (perkembangan trend, potensi pasar,
perkembangan proyek sejenis di masa datang, perubahan
teknologi, perubahan selera konsumen).
Contoh:

Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin


baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis
maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan
dana investasi sebesar Rp 75.000.000,-. Mesin baru mempunyai
umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value
berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp.
15.000.000,-. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in
flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,- dengan
biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak
untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?
n
CFi Sv Di mana: PV = Present value
PV    CF = Cash flow
i 1 (1  r ) (1  r ) n
m
n = periode waktu tahun ke n
m = periode waktu
r = tingkat bunga
Sv = salvage value
20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 15.000.000
PV     ...  
(1  0,18) (1  0,18) 2 (1  0,18) 3 (1  0,18) 5 (1  0,18) 5
PV  16.949.153  14.363.689  12.172.617  10.315.778  8.742.184  6.556.638
PV  69.100.059

Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, pembelian mesin baru dengan


harga
Rp 75.000.000,- ternyata tidak feasible karena PV lebih kecil dari original
outlays
atau original cost (harga beli).

NPV = PV – OO = 69.100.059 – 75.000.000 = - 5.899.941, dimana


OO=original outlays
Berdasarkan perhitungan NPV diperoleh nilai negatif, maka pembelian mesin
pun tidak feasible.
3. IRR
 Adalah tingkat discount (discount rate) yang menyamakan nilai
sekarang dari aliran kas yang akan terjadi (PV inflows) dengan nilai
sekarang aliran kas keluar mula2 (PV investment cost)

 PV (inflows) = PV (investment costs)


Atau
 Internal Rate of Return (IRR) - Discount rate at which NPV = 0.

 Mencari IRR dilakukan dengan prosedur coba2 (trial dan error)

 Jadi, apabila present value terlalu rendah maka kita merendahkan


IRR nya. Sebaliknya apabila PV terlalu tinggi, kita meninggikan
IRRnya
IRR
Kriteria penerimaan:
Apabila suatu proyek mempunyai IRR lebih besar
daripada biaya dana (cost of fund) maka proyek
diterima.

Ini berarti proyek menguntungkan karena ada kelebihan


dana bagi shareholder setelah dana yg dihasilkan
proyek digunakan untuk membayar modal.

IRR dibandingkan dengan cost of fund atau hurdle rate.


Perbandingan antara Metode NPV dan IRR

Apabila ada satu proyek yang independen maka NPV dan IRR
akan selalu memberikan rekomendasi yang sama untuk
menerima atau menolak usulan proyek tersebut.
Tapi apabila ada proyek2 yang mutually exclusive, NPV dan IRR
tidak selalu memberikan rekomendasi yg sama.
Ini disebabkan oleh dua kondisi:
1. Ukuran proyek berbeda. Yg satu lebih besar daripada yg
lain
2. Perbedaan waktu. Waktu dari aliran kas dari dua proyek
berbeda. Satu proyek aliran kasnya terjadi pada tahun2
awal sementara yg proyek yg lain aliran kasnya terjadi pada
tahun2 akhir
Intinya: untuk proyek2 yg mutually exclusive, pilih proyek dengan
NPV yang tertinggi.
Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol).
Jika IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak
IRR = SOCC berarti proyek pada BEP
IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak.

Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2
dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor
kedua harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya.

Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV
negatif yaitu pada NPV = 0. NPV
IRR  i1  1
i2  i1 
( NPV1  NPV2 )
Rumus:
dimana: i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1
i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2
Dari Contoh 2, IRR merupakan tingkat bunga yang menyamakan antara
harga beli aset (Original outlays) dengan present value. Jadi untuk
mendapatkan nilai PV=OO harus dicari dengan menggunakan dua tingkat
bunga. Tingkat bunga I menghasilkan PV < OO dan tingkat bunga II
menghasilkan PV > OO.
PV I dengan DF=18% menghasilkan Rp.69.100.059,- dan PV II dengan
DF=14% adalah:

20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 15.000.000


PV     ...  
(1  0,14) (1  0,14) 2 (1  0,14)3 (1  0,14)5 (1  0,15) 5
PV  17.543.860  15.389.351  13.499.430  11.841.606  10.387.373  7.790.530
PV  76.452.149
Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, maka:
i i
IRR  i1  ( PV1  OO ) 2 1
PV2  PV1

IRR  14  (76.452.149  75.000.000)(


18  14
)
IRR=14,79% lebih kecil
69.100.059  76.452.149 dari tingkat bunga yang
IRR  14  (1.452.149)(
4
) berlaku (DF) yi 18%
7.352.090 berarti penggantian mesin
IRR  14  0,79  14,79% tidak layak.
Profitability Index (PI)
PI adalah rasio antara PV arus kas masuk
dan PV arus kas keluar. Metode ini sering
disebut juga benefit cost ratio.

PV Cash Inflows
PI 
PV Cash Outflows CIFt  Cash inflows pada periode t
n
CIFt
 (1  k) t
COFt  Cash outflows pada periode t
k  Biaya modal proyek
PI  n
t 0
t  Periode waktu
COFt

t 0 (1  k) t
Trisnadi Wijaya, S.E.,S.Kom 27
Jika: PR > 1 (satu) berarti proyek
(usaha) layak dikerjakan
PR < 1 (satu) berarti
proyek tidak layak dikerjakan
PR = 1 (satu) berarti
proyek dalam keadaan BEP.
Modified Internal Rate of Return (MIRR)

Nilai Terminal
PV Biaya 
(1  MIRR) n
n

 t
CIF (1  k) n t

PV Biaya  t 0
(1  MIRR) n

CIFt  Cash inflows pada periode t


n  Usia proyek
Nilai terminal  FV dari CIF yang digandakan
k  Biaya modal proyek
Trisnadi Wijaya, S.E.,S.Kom 29

Anda mungkin juga menyukai