Anda di halaman 1dari 30

15

Modul ke:

ETIK UMB
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Fakultas
Ilmu Komputer Paijan, S.E., M.M

Program Studi
Pendahuluan Akhiri Presentasi

Sistem Sudut Pandang Tentang


Informasi Korupsi

Tugas Pencegahan dan


Monitoring

Daftar Pustaka
• Skor IPK 2006 Ind 2,4, di ASEAN • PERC – Annual Graft Ranking, skor
hanya sedikit lebih baik dari Indonesia 2006 = 8,16.
Myanmar dan Kamboja. • 2004, 2005, dan 2006 terkorup se-
• Persepsi Korupsi menurut Asia.

PERC Ltd.
pebisnis – gambaran pelayanan
publik
• Barometer Korupsi Global 
Korupsi sudah terjadi di semua • The World
sektor. Competitiveness Index
2006: Indonesia ranking
60; Malaysia 23, Thai 32;
Philipina 49; Singapura 3.
• Growth Competitiveness Institute of
Index  Indonesia ranking 50 Management
Development
dengan skor 4,26. (IMD) Geneva

• Jumlah hari mendapatkan • Indikator Kemudahan


ijin di Indonesia  contoh Melakukan Bisnis  waktu
waktu yang diperlukan untuk menunggu persetujuan ijin-
mengurus ijin-ijin tertentu di ijin relatif lebih lama
Indonesia. dibanding negara Asia lain.

2
IPK

Mutu Jumlah Hari Mendapatkan


Pelayanan Izin di Indonesia

Publik ?

Indikator Kemudahan
Bgmn sudut Melakukan Bisnis

pandang orang PERC -

PERC Ltd.
lain thd Country Risk ?
Annual Graft
Ranking

korupsi? Global
Corruption
Barometer

Institute of
Management The World
Development Competitiveness
Daya saing ? (IMD) Geneva Scoreboard

Growth Competitiveness Index (GCI)


3
rankings, dalam
Global Competitiveness Reports
Wajah Pelayanan Publik ≈ Kebersihan Birokrasi

Indeks Persepsi
Korupsi
mencerminkan
‘persepsi’ masyarakat,
khususnya pebisnis
tentang tingkat korupsi
suatu negara 
diturunkan dari
bagaimana layanan
publik mereka rasakan.

4
Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan
manapun (pasal 3)
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (ps. 1 butir 3)
adalah
serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas TPK melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan-penyidikan-penuntutan dan
pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat.

Koordinasi Supervisi
(Pasal 7) (Pasal 8) 1. networking 
counterpartner
TUGAS Penyelidikan, 2. tidak memonopoli
Monitoring KPK Penyidikan & tugas dan wewenang
(Pasal 14) Penuntutan
lid-dik-tut;
(Pasal 11) 3. trigger mechanism
Pencegahan
(Pasal 13)
5
Tugas Koordinasi (Pasal 7)

Dalam melaksanakan tugas koordinasi, KPK berwenang:

a. Mengkoordinasikan penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan TPK
Kejaksaan
Kepolisian
b. Menetapkan sistem pelaporan dlm
kegiatan pemberantasan TPK
BPK
c. Meminta informasi tentang kegiatan BPKP
pemberantasan TPK kepada instansi terkait

d. Melaksanakan dengar pendapat & Inspektorat


pertemuan dg instansi yang berwenang LPND
melakukan pemberantasan TPK

e. Meminta laporan instansi terkait Itjen Dep Bawasda


ttg pencegahan TPK
6
Tugas Supervisi (Pasal 8)

Dalam melaksanakan tugas supervisi, KPK berwenang:


Kepolisian Kejaksaan

Melakukan pengawasan, penelitian, atau BPK BPKP


penelaahan thd instansi yg menjalankan tugas Itjen Dep
Bawasda
dan wewenang berkaitan dg pemberantasan
tpk, dan instansi yg melaksanakan pelayanan
publik Departemen, LPND,
Kementerian
(pelayanan publik)

Mengambil alih penyidikan atau penuntutan Kepolisian


thd pelaku tpk yang sedang dilakukan oleh
kepolisian atau kejaksaan Kejaksaan

Pasal
9, 10 7 (1)
Alasan Pengambilalihan Penyidikan & Penuntutan
(Pasal 9, 10)
UU No. 30 Tahun 2002

Laporan masyarakat ttg TPK tidak ditindaklanjuti

Proses penanganan TPK berlarut-larut / tertunda


tunda tanpa alasan yg dapat dipertanggungjawabkan
KPK
Penanganan TPK ditujukan untuk melindungi pelaku memberita
TPK yg sesungguhnya hukan kpd
penyidik/
Penanganan TPK mengandung unsur korupsi penuntut
umum
Hambatan penanganan TPK karena campur tangan
dari eksekutif, yudikatif, atau legislatif
Keadaan lain yg menurut kepolisian/kejaksaan,
penanganan TPK sulit dilaksanakan dg baik dan dapat
dipertanggungjawabkan 8 (2)
Tugas Penyelidikan,
Penyidikan, & Penuntutan

Kewenangan KPK dalam Lid-Dik-Tut meliputi Tindak


Pidana Korupsi yang:
- melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara
negara, dan orang lain yang ada kaitannya dengan
tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat
penegak hukum atau penyelenggara negara;
- mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat;
dan/atau
- menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
9
Tugas Pencegahan (Pasal 13)

UU No. 30 Tahun 2002

KPK berwenang melakukan tugas dan langkah pencegahan sbb:

Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan thd laporan harta


kekayaan penyelenggara negara

Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi


Depdiknas &
Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi semua Lemb.
pada setiap jenjang pendidikan pendidikan lain

Merancang dan mendorong terlaksananya program Media


sosialisasi pemberantasan TPK Massa, LSM,
Lemb keagamaan
Melakukan kampanye antikorupsi kpd masyarakat Masy umum
umum
Luar
Melakukan kerja sama bilateral atau multilateral negeri
dalam pemberantasan TPK 10
Tugas Monitoring (Pasal 14)

KPK berwenang melakukan tugas dan langkah pencegahan sbb:

Melakukan pengkajian thd sistem di semua lembaga negara


pengelolaan administrasi & pemerintah

Memberi saran perubahan jika


Kepada semua pimpinan
berdasarkan hasil pengkajian,
lembaga negara &
sistem pengelolaan administrasi
pemerintah
tersebut berpotensi korupsi

Melaporkan jika saran KPK


Kepada :
mengenai usulan perubahan
Presiden, DPR, & BPK
tersebut tidak diindahkan

11
STAKEHOLDER
PERSPEKTIF
Berkurangnya
Preventif Korupsi Represif

Membangun Mendorong Mendapatkan Mendorong


BUHAN & PEMBELAJARAN

Catching penegakan
Kepercayaan
PERSPEKTIF PERTUM-

Budaya Anti Reformasi


Big Fish hukum
Korupsi Sektor Publik Publik

Sosialisasi, Perbaikan Pengkajian/ reviu Lid Dik yang Operasi/kerj


Supervisi &
komunikasi, peraturan sistem, kuat & asama dg
rekomendasi Koordinasi
pendidikan per-UUan proaktif instansi lain

Dumas, penelaahan, dan


pemeriksaan

Tingkat PERSPEKTIF
Tim Kerja Dukungan KEUANGAN
Trans- SDM Produk-
Multi Infras-
paransi yang tivitas
Disiplin truktur &
PERSPEKTIF

Tepat yang
INTERNAL

Ilmu Teknologi
tepat
Anggaran
yg Efisien
Terciptanya & Efektif
Budaya KPK Produk- Collective
Rekrutmen Training
yang Unik tivitas leadership
12
Pendidikan Antikorupsi
3 tahun
pertama, masa – pendidikan seumur hidup
terpenting
pertumbuhan
otak manusia

3 th 12 th 18 th
Pra
kehamila
Dalam
kandung
Dasar Menengah Tinggi Dunia
kerja
n an
0 th 6 th 15 th 23 th

- Doa Pendidikan norma


- makanan & perilaku dasar
Baligh
- bacaan
- yang didengar,
dilihat

4 bulan dalam kandungan:


Primordial Covenant

13
Multiplier Effect MoU Kerjasama Pendidikan Antikorupsi

MoU KPK - Univ

Training of the
Trainers (TOT)
Liputan di majalah remaja
mahasiswa

Wawancara Radio, TV

Penayangan PSA
Mahasiswa dapat
membantu Pelatihan SMP/SMU
kampanye & Peliputan koran lokal
pendidikan
antikorupsi KPK MoU KPK – Perguruan Tinggi ditindaklanjuti dengan
tindakan nyata pendidikan dan kampanye14antikorupsi
C = corruption; P = power; A = accountability;
BG = bad governance; GG = good governance

C = P - A = BG Kalbu yang telah


Spiritual
mendapatkan ‘Nur
Accountability Ilahi’
GG = P + A
Memiliki Visi & Misi
Public
yang amanah
Accountability

Performance (kinerja)
Ukuran & pengukuran Memiliki tujuan dan
yang baik dan
kinerja yang amanah sasaran yang amanah
akuntabel

Kinerja akan optimal jika yang diberi amanah memegang prinsip nilai,
sikap, & perilaku yang baik, serta selalu berusaha memuaskan pemberi
amanah (stakeholders). Untuk itu suatu lingkungan organisasi harus
senantiasa belajar dan berkembang. 15
Good Governance sebagai Upaya Pencegahan
Korupsi
Terkait dengan tugas Pencegahan, KPK mendorong pelaksanaan prinsip2
good governance pada tataran administrasi Pemerintahan dari mulai
Pusat sampai ke Daerah, dalam program pencegahan korupsi yang
disebut Island of integrity
meliputi :
1. Pelaksanaan penerapan manajemen berbasis kinerja
2. Pelaksanaan pemberantasan korupsi pada proses pengadaan
melalui penerapan Pakta Integritas
3. Pelaksanaan mekanisme pengaduan masyarakat
4. Pelaksanaan peningkatan kapasitas pemerintah daerah
5. Pelaksanaan reformasi pelayanan sektor publik
6. Pemberian akses informasi
7. Pelaksanaan mobilisasi publik melalui pendidikan dan peningkatan
kesadaran anti korupsi
8. Pelaksanaan pelatihan dan bantuan teknis
9. Pelaksanaan pertukaran informasi korupsi. 16
Contoh Pelaksanaan menuju
Island of Integrity

Kabupaten Solok
• Pos Pelayanan Satu Pintu
• Tunjangan Daerah
• Pakta Integritas

17
Kota Pekanbaru

• Kantor Pelayanan Terpadu (KPT)


• Tunjangan Daerah
• Pakta Integritas
• Pelaksanaan good governance didukung oleh komitmen pimpinan (GG di Kota Pekanbaru
paling maju seProv. Riau).
• Tunjangan Daerah meningkatkan pendapatan guru dan staf fungsional, namun
menurunkan pendapatan Gol 4b sampai Gubernur (distribusi lebih merata).
• Kantor Pelayanan Terpadu relatif memuaskan masyarakat.

18
PELAYANAN TERPADU
(Perijinan dan Non Perijinan)

Pekanbaru
Nama: Kantor Pelayanan Terpadu (KPT):32 perijinan dan non perijinan
Lokasi Layanan menempati gedung yang megah dan nyaman (ber AC)
Petugas Layanan merupakan pegawai Kantor.
KPT merupakan pelayanan 1 atap, seluruh proses dilakukan dalam 1 lokasi,
tapi belum 1 pintu. Artinya, masyarakat masih ada peluang untuk bertemu
dengan unit kerja teknis di KPT
Secara rutin up-grade terhadap kualitas pelayanan melalui pengukuran Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM)
Tunjangan Daerah
Proses pemberian tunjangan kesejahteraan dikaitkan dengan absensi
 Tidak hadir 1 hari tanpa keterangan, tunjangan dipotong 4%
 Batas maksimum ketidakhadiran 10 kali (40%)/tahun tunjangan kesejahteraan masih
bisa dibayarkan
 tidak hadir lebih dari 10 sepuluh) kali atau 40 % tanpa keterangan dalam 1
(satu) bulan TPPK yang bersangkutan tidak dibayarkan dengan penjatuhan hukuman
disiplin sesuai PP No. 30 Tahun 1980.
Contoh nilai tunjangan sebagian pegawai di lingkungan Pemko. Pekanbaru

Jum lah diterim a/bulan Selisih Penerim aan


Uraian Jum lah 2006 2005 Keterangan
Pegawai (Rp) (Rp) (Rp) (%)
8.174
Walikota 1 20.000.000 42.000.000 -22.000.000 -110,00% Turun
Eselon II a 1 10.000.000 22.500.000 -12.500.000 -125,00% Turun
Eselon III a 144 2.000.000 7.000.000 -5.000.000 -250,00% Turun
Eselon IV a 592 1.250.000 2.000.000 -750.000 -60,00% Turun
Staf Non Fungsional 2.312 750.000 500.000 250.000 33,33% Naik
Guru/Staf Fungsional 5.124 750.000 250.000 500.000 66,67% Naik
Di Provinsi Kalimantan Tengah, sudah banyak Kota/Kab
yang menerapkan Pelayanan Terpadu atau Pos
Pelayanan 1 Pintu, yaitu : Kab. Kapuas, Katingan, Kota
Waringin Barat, Kota Waringin Timur, Sukanara, Gunung Mas,
Pulau Pisau, dan Kota Palangkaraya.

Kabupaten Katingan, Kalteng


• Pembuatan KTP gratis dalam waktu 10 menit, di 3 kecamatan.
• Akta Kelahiran dan Akta/keterangan kematian gratis, dalam 1 hari.

Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng


 Pendidikan gratis dari SD sampai SLTA.
21
Di Provinsi Kalimantan Selatan, sudah banyak Kota/Kab
yang menerapkan Pelayanan Terpadu atau Pos
Pelayanan 1 Pintu, yaitu : Kota Banjarmasin, Kota
Banjarbaru, Kab. Tapin, Ulu Sungai Utara, Ulu Sungai Tengah,
Ulu Sungai Selatan, Kandangan, Tanah Bumbu, dan Banjar.

Kabupaten Amuntai, Kalsel


• Pemda menjual kupon premi asuransi kepada orang yang mampu,
kemudian kupon tersebut diberikan kepada orang miskin untuk
ditukarkan ke Rumah Sakit untuk berobat gratis.

Kota Denpasar
 Kota Denpasar memiliki data base orang miskin yang baik  di sekolah
untuk pendidikan gratis, dan untuk berobat gratis ke Puskesmas dan
Rumah Sakit. 22
Apa yang dimaksud dengan KORUPSI ?
Definisi Korupsi secara gamblang dijelaskan dalam 13 buah pasal
dalam UU 31/ 1999 jo UU 20/2001
30 Bentuk / jenis TPK, dengan pengelompokan sbb:

1. Kerugian Keuangan Negara


- Pasal 2
- Pasal 3
2. Suap – Menyuap
- Pasal 5 ayat (1) huruf a - Pasal 11
- Pasal 5 ayat (1) huruf b - Pasal 6 ayat (1) huruf a
- Pasal 13 - Pasal 6 ayat (1) huruf b
- Pasal 5 ayat (2) - Pasal 6 ayat (2)
- Pasal 12 huruf a - Pasal 12 huruf c
- Pasal 12 huruf b - Pasal 12 huruf d

23
3. Penggelapan dalam jabatan
- Pasal 8
- Pasal 9
- Pasal 10 huruf a
- Pasal 10 huruf b
- Pasal 10 huruf c
4. Pemerasan
- Pasal 12 huruf e
- Pasal 12 huruf g
- Pasal 12 huruf h
5. Perbuatan curang
- Pasal 7 ayat (1) huruf a
- Pasal 7 ayat (1)huruf b
- Pasal 7 ayat (1) huruf c
- Pasal 7 ayat (1) huruf d
- Pasal 7 ayat 2
- Pasal 12 huruf h
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
- Pasal 12 huruf I
7. Gratifikasi
- Pasal 12 B jo. Pasal 12 C 24
Tindak Pidana Lain
yang berkaitan dengan TPK :

1. Merintangi Proses pemeriksaan perkara Korupsi :


- Pasal 21
2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan tidak benar
:
- Pasal 22 jo. Pasal 28
3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka:
- Pasal 22 jo. Pasal 29
4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi
keterangan palsu :
- Pasal 22 jo.Pasal 35
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan
keterangan atau memberi keterangan palsu
6. Saksi yang membuka identitas pelapor :
- Pasal 24 jo. Pasal 31
25
Pasal 12 B UU 20/2001
(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan
jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau
tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih,
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan
oleh penerima gratifikasi;
b. yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah),
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut
umum.
(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda
paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
26
Pasal 12 C
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B ayat (1)
tidak berlaku, jika penerima melaporkan gratifikasi yang
diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
wajib dilakukan oleh penerima gratifikasi paling lambat 30
(tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi
tersebut diterima.
(3) Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal
menerima laporan wajib menetapkan gratifikasi dapat
menjadi milik penerima atau milik negara.
(4) Ketentuan mengenai tata cara penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan penentuan status
gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur dalam
Undang-undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. 27
Pengertian Gratifikasi menurut penjelasan
pasal 12 B UU No. 20 Tahun 2001

• pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian


uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri
maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan
menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik .

• Pengecualian :Undang-Undang No. 20 Tahun 2001


Pasal 12 C ayat (1):
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B
ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan
gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

28
Pelaporan dan
Penentuan Status Pasal 16, 17, 18
UU 30/2002
Gratifikasi
Penerima Laporan Tertulis Proses
Gratifikasi kepada KPK Penetapan Status

Waktu 30 hari
Dapat
Pasal kerja memanggil
12C sejak diterima Penerima 30
Gratifikasi
UU
hari
20/
2001 kerja
7 Hari Kerja sejak penelitian
ditetapkan statusnya
Menteri
Keuangan
SK Pimpinan
KPK ttg
Status Gratifikasi
Penerima
Gratifikasi
29
Daftar Pustaka
Artiningrum, Kurniasih; Nugroho, 2012, Etika Perilaku Profesional Sarjana, Graha Ilmu,
Yogayakarta

Srijanti, Purwanto, Artiningrum, 2007, Etika Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana,


Graha Ilmu, Yogyakarta

Sumber Internet :

< MENU AKHIRI

Anda mungkin juga menyukai