Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS KORELASI

KANONIK UNTUK
MENGEVALUASI KEBIJAKAN
WAJIB BELAJAR 9 TAHUN DI
INDONESIA
Oleh : Saidatul ‘Ufa (1508108010014)
Outline Presentasi

 Pendahuluan

 Metode penelitian
 Pembahasan

 Kesimpulan
Pendahuluan
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007
telah termaktub dalam pembukaan UUD 1945 menyebutkan bahwa pendidikan menjadi
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. urusan pemerintah. Dengan demikian
Pada tahun 1994 pemerintah telah pemerintah wajib menyelenggarakan
mencanangkan program wajib belajar 9 tahun
(Inpres No. 1tahun 1994). Hal ini didukung program ini sebagai bentuk pelayanan
oleh Inpres No. 5 tahun 2006 tentang gerakan dasar kepada masyarakat. Dari PP
nasional percepatan penuntasan wajib belajar tersebut, dapat diketahui bahwa Indonesia
pendidikan dasar 9 tahun dan pemberantasan benar-benar fokus terhadap program wajib
buta aksara.
belajar 9 tahun ini sehingga sangat perlu
untuk diketahui sejauh mana keberhasilan
program tersebut sampai saat ini. Inilah
yang menjadi alasan penelitian ini
dilaksanakan.
Pendahuluan
Rumusan masalah penelitian: Tujuan & manfaat penelitian:
-Bagaimana tingkat Mengeveluasi kebijakan
kesuksesan program wajib wajib belajar 9 tahun di
belajar 9 tahun di Indonesia Indonesia. Hal ini
secara deskriptif?
diharapkan dapat
-Variabel manakah yang bermanfaat bagi pihak-
memberikan pengaruh
terbesar dalam evaluasi pihak terkait seperti
wajib belajar 9 tahun? pengambil kebijakan, analis
kebijakan, dan lain-lain.
Metode Penelitian
Data yang digunakan terdiri Berdasarkan penelitian tersebut,
variabel yang digunakan
dari variabel-variabel yang adalah:
mempengaruhi kesuksesan a. Angka Melek Huruf
wajib belajar 9 tahun b. Persentase Anggaran Dana
(penelitian kedeputian Pendidikan
bidang evaluasi kinerja c. Rata-rata Nilai UKG
pembangunan). Jumlah d. APM SD/MI
amatan adalah 34 provinsi e. APM SMP/MTS
yang ada di Indonesia.
Diagram Alir Penelitian
Perumusan
Masalah

Kajian
lliteratur

Pengumpulan
Data

Pengolahan Data
(Analisis Desktiptif dan
Analisis korelasi
kanonik)
Hasil dan
Pembahasan

Kesimpulan
Hasil dan Pembahasan
APM merupakan
salah satu indikator
yang dapat
menjawab tingkat
kesuksesan program
wajib belajar 9
tahun. Berdasarkan
grafik di samping,
dapat dilihat bahwa
untuk SD/MI
sebagian besar
provinsi di Indonesia
telah mencapai APM
yang lebih tinggi
daripada APM
nasional.
Sumber: BPS
Indonesia
Hasil dan Pembahasan
APM SMP di
seluruh
provinsi di
Indonesia
masih ada
yang dibawah
APM nasional.
Ini perlu
menjadi
perhatian
pemerintah.
Sumber: BPS
Indonesia
Hasil dan Pembahasan
Persentase
anggaran
pendidikan
minimal adalah
20% dari APBN
(amandemen UUD
1945 tahun 2002
BAB XIII pasal 31
ayat 4). Terlihat
sebagaian besar
provinsi di
Indonesia masih
belum sesuai
target dalam
mengelokasikan
dana pendidikan.
Sumber: Neraca
Pendidikan Daerah
Kemendikbud RI
Hasil dan Pembahasan
UKG (Uji
Kompetensi Guru)
adalah indikator
untuk melihat
kompetensi guru.
Rata-rata nasional
UKG dan target
UKG (55%)
memang sudah
hampir tercapai.
Namun, daerah-
daerah yang rata-
rata nilai UKG
masih rendah perlu
menjadi perhatian
dari pemerintah.

Sumber: Neraca
Pendidikan Daerah
Kemendikbud RI
Hasil dan Pembahasan
Angka melek
huruf di
Indonesia
sebagian
besar sudah
amat baik.

Sumber: BPS
Indonesia
Hasil dan Pembahasan
Berikut
ditampilkan
nilai korelasi,
distribusi
data, dan
scatterplot
antar
variabel.
Analisis Korelasi Kanonik
A. Fungsi Kanonik
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil sebagai berikut:
No Eigen value Persen Kumulatif Korelasi kanonik
1. 1.21 94.61 94.61 0.74
2. 0.07 5,39 100 0.25

Fungsi kanonik pertama mengakomodasi 94.61% hubungan kanonik. Fungsi


kanonik kedua mengakomodasi 5.39% hubungan kanonik. Maka, fungsi pertama
lebih berarti dibanding fungsi kedua. Dengan demikian, korelasi kanonik yang
diperoleh adalah 74%.
B. Uji Signifikansi Koefisien Kanonik
Fungsi kanonik Pvalue
1 0.0002489
2 ~
Tabel di atas menunjukkan bahwa fungsi kanonik pertama
memiliki koefisien kanonik yang signifikan pada alpha
0,05. Sedangkan yang kedua tidak signifikan. Dengan
demikian, fungsi kanonik pertama dipilih.
C. Interpretasi Muatan Kanonik
𝑈1 = −0,91 − 0,79 − 0,58
Bobot Kanonik Fungsi 𝑉11 = −0,89 − 0,93
Pertama Muatan Silang
𝑈1 = −0,45 − 0,11 + 0,003 𝑈1 = −0,67 − 0,59 − 0,43
𝑉11 = −0,08 − 0,17 𝑉11 = −0,66 − 0,69

Variabel kanonik independen yang memiliki pengaruh paling besar adalah


angka melek huruf. Variabel kanonik dependen yang memiliki pengaruh paling
besar adalah APM SD/MI.
Kesimpulan
 Secara umum, variabel-variabel yang berpengaruh
dalam evaluasi program wajib belajar 9 tahun
menunjukkan bahwa program ini sukses. Hal ini dapat
dilihat dari angka melek huruf dan APM.
 Meskipun APM sudah memusat di tengah, namun target
yang harus dicapai harus lebih tinggi lagi sehingga
semua daerah memiliki APM yang lebih baik lagi.
 Persentase anggaran pendidikan dari APBD menjadi
satu-satunya variabel yang masih jauh dari target.
 Berdasarkan analisis kanonik, diperoleh bahwa variabel
yang cukup berpengaruh dalam kesuksesan wajib
belajar 9 tahun adalah angka melek huruf dan APM
SD/MI. Maka, pemerintah diharapkan untuk lebih
memperbaiki variabel lainnya seperti peningkatan
kualitas guru dan alokasi dana APBN untuk pendidikan
yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai