Agecy Problem:
Agency problem muncul seandainya ada pihak yang
mendahulukan kepentingan pribadi dengan
mengintervensi kepentingan pihak lain.
Permasalahan agensi bukan hanya antara manajer dan
pemilik, namun juga menjadi pemicu konflik kepentingan
antara manajer dengan pihak lain yang mempunyai
hubungan bisnis dengan perusahaan, misalnya dengan
calon investor, kreditur, regulator, dsb.
Motivasi bonus merupakan dorongan bagi manajer dalam
melaporkan laba yang diperolehnya untuk memperoleh
bonus yang dihitung atas dasar laba.
Pelanggaran perjanjian hutang (debt covenant violations)
membuktikan adanya penggunaan akrual dengan
menaikkan laba dalam laporan keuangan tahunan
perusahaan yang melanggar perjanjian itu.
MOTIVASI KONTRAKTUAL (2)
SKEMA BONUS:
CAP
(Batas
Atas)
BONUS
BOOGE
Y(Bata
s
Bawah)
PENELITIAN ML UNTUK KOMPENSASI
MANAJERIAL
Peneliti Kesimpulan
Healy (1985) Perusahaan mencapai sampai batas atas
pemberian bonus lebih menyukai untuk
menunda akrualnya agar selalu memperoleh
bonus selama beberapa periode meskipun
kinerja akan lebih rendah dibandingkan kinerja
sebelumnya.
Dechow dan Tahun terakhir di sebuah perusahaan seorang
Sloan (1991) manajer akan mengurangi pengeluaran R&D,
untuk menaikkan laba yang dilaporkannya.
Holthausen, Manajer perusahaan lebih menyukai untuk
Larcker, dan menunda akrual pada saat laba yang
Sloan (1995) diperolehnya mencapai sampai batas atas
pemberian bonus meskipun kinerja akan lebih
rendah dibandingkan kinerja-kinerja
sebelumnya.
Guidry, Manajer divisi untuk perusahaan multinasional
Leone, dan lebih menyukai menunda pendapatan pada saat
Rock (1998) target laba untuk memperoleh bonus tidak
tercapai atau pada saat target laba melebihi
batas maksimal memperoleh laba.
PENELITIAN ML UTK MELANGGAR PERJANJIAN
HUTANG
Peneliti Kesimpulan
Healy dan Perusahaan menyembunyikan perjanjian hutang
Palepu dengan melakukan ML untuk merekayasa
(1990) kinerja yang diperolehnya selama satu periode
tertentu.
DeAngelo Perusahaan menutupi pelanggaran perjanjian
dan Skinner dividen dengan perubahan metode akuntansi,
(1992) estimasi akuntansi, atau akrual untuk
menghindari kewajiban deviden.
DeAngelo Perjanjian hutang terbukti mempunyai pengaruh
dan Skinner terhadap pilihan standar akuntansi pada tahun
(1992) pelaporan dan tahun terjadinya pelanggaran ini.
Sweeney Perusahaan yang dinyatakan melanggar
(1994) perjanjian hutang akan melakukan ML dengan
pola penaikkan laba sehingga menaikkan rasio
debt-to-equity dan interest coverage pada level
yang ditentukan.
MOTIVASI REGULASI (1)
PAJAK:
Hubungan antara perusahaan dengan pemerintah pemicu
terjadi permasalahan agensi antara kedua belah pihak.
Permasalahan agensi akan muncul apabila ada pihak yang
tidak mau menjalankan kewajibannya sebagaimana
mestinya.
Manajer cenderung selalu berusaha untuk meminimalisir
kewajiban-kewajibannya, termasuk kewajiban untuk
membayar pajak.
Manajer akan berusaha agar laba perusahaan selalu
kelihatan lebih rendah daripada laba yang sesungguhnya
diperoleh.
Memanfaatkan perubahan peraturan perundang-undang
perpajakan.
PENELITIAN ML UTK MEMINIMALISIR PAJAK
Peneliti Kesimpulan
Guther Tidak menemukan bukti bahwa perusahaan
(1994) melakukan ML penurunan laba untuk
memaksimumkan penghematan pajak satu
periode sebelum berlakunya Tax Reform Act
(TRA).
Maydew Membuktikan bahwa penghematan pajak
(1997) menjadi insentif bagi manajer, khususnya yang
mengalami net operating loss, untuk
mempercepat pengakuan biaya dan menunda
pengakuan pendapatan.
Setiawati Tidak ada bukti bahwa perusahaan berusaha
(2001) menurunkan laba untuk memperoleh
penghematan pajak ketika ada perubahan
peraturan perpajakan.
Hidayati dan Perubahan undang-undang perpajakan yang
Zulaikha mengubah lapisan penghasilan kena pajak tidak
(2003) direspon oleh wajib pajak untuk melakukan ML
untuk meminimumkan beban pajak penghasilan.
PENELITIAN ML UTK MELANGGAR REGULASI
LAIN
Peneliti Kesimpulan
Hall dan Perusahaan mengatur laba sesuai damage
Stammerjoha award yang diperolehnya. Upaya ML ini
n (1990) dilakukan dengan pola penurunan laba apabila
damage award semakin besar.
Petroni Perusahaan melakukan ML untuk mensiasati
(1992) regulasi tentang resiko perusahaan asuransi
dengan menurunkan nilai cadangan kerugian
klaim nasabah.
Na’im dan Perusahaan yang melakukan praktik monopoli
Hartono dan persekutuan harga ilegal melakukan ML
(1996) untuk menurunkan laba untuk menciptakan
kesan monopoli tidak menguntungkan. Selain itu
ML untuk mengurangi denda seandainya
monopoli itu diketahui pemerintah.
Hartono dan Manager yang menjadi korban monopoli
Na’im (1998) tergerak untuk memanipulasi laba untuk
membuktikan bahwa mereka dirugikan oleh
kasus monopoli itu.
Sampai ketemu
minggu depan…
hsrisulistyanto@yahoo.co.id
hsrisulistyanto@gmail.com