Anda di halaman 1dari 49

By :

ULVA NOVIANA
 DHF atau Demam Berdarah
Dengue (DBD) adalah
penyakit menular yang
disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti (ngastiyah :
2005)
Demam berdarah dengue adalah
suatu penyakit demam berat
yangs ering menyebabkan
kematian disebabkan oleh virus
ditandai oleh permeabilitas
kapiler, kelainan homeostasis
(richard E, B et all : ilmu
kesehatan anak nelson : 1999)
 Penyebab DHF adalah virus dengue
 Terbagi menjadi 4 serotipe virus dengue yang
termasuk dalam tipe arbovirus yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4
 Penyebab tersering adalah DEN-2, DEN-3
 Virus dengue ini ditularkan melalui vektor
nyamuk aedes aegypti (yang terdapat hampir
disleuruh wilayah indonesia kecuali di
ketinggian diatas 1000 m diatas permukaan
laut)
Umur nyamuk betina berkisar
antara 2 mgg - 3 bln  rata-
rata 1 1/2 bln  tergantung
suhu kelembaban udara
sekelilingnya.

↑ saat musim hujan.


 Nyamuk Aedes aegypti mempunyai
sifat yang khas :
 Menggigit pada waktu siang yaitu
pada pagi dan sore hari
 Hinggap antara lain di gantungan
baju
 Berkembang biak di tempat
penampungan air bersih seperti
bak mandi, tempayan, tempat
minum burung dan barang-barang
bekas yang dibuang sembarangan
yang pada waktu hujan terisi air
 Untukberkembang biak, nyamuk
dewasa bertelur di air, hari pertama
langsung menjadi jentik sampai hari
ke-4  pupa (kepompong) 
meninggalkan rumah pupa-nya
menjadi nyamuk dewasa.

 Hanya bertelur di tempat genangan


air jernih dan tidak bersarang di air
got dan semacamnya.
 Kajianilmiah terkini mendapatkan bahwa
nyamuk aedes dewasa yang bertelur akan
menurunkan virusnya secara langsung
kepada keturunannya. Apabila dewasa
kelak, ia tidak perlu menggigit manusia
yang ada terinfeksi virus untuk menjadi
pembawa virus dengue.

 Masalah lain yang mengkawatirkan bahwa


telur aedes dapat bertahan hingga enam
bulan lamanya sekalipun berada di
tempat yang kering dan bukannya di
dalam air. Apabila telur tersebut terkena
air dalam waktu tertentu, ia tetap akan
membiak menjadi jentik-jentik.
Proses penularan
 Melalui gigitan nyamuk Aedes yang mengigit
penderita DBD kemudian ditularkan kepada
orang sehat. Masa menggigitnya yang aktif
ialah pada awal pagi yaitu dari pukul 8
hingga 10 dan sore hari dari pukul 3 hingga 5.

 Setelah menggigit tubuh manusia sengan


cepat perutnya menjadi buncit dipenuhi kira-
kira dua hingga empat miligram darah atau
sekitar 1.5 kali berat badannya.
 Berbeda dengan spesies sejenis lainnya,
lazimnya sudah cukup puas menggigit satu
mangsa pada periode setelah bertelur hingga
akhir hidupnya, aedes mempunyai kebiasaan
menggigit beberapa orang secara berganti-
ganti dalam jangka waktu yang singkat.

 Nyamuk betina menghisap darah manusia


untuk mendapatkan protein bagi
keperluan pembiakannya.
 Tiga hari selepas menghisap darah, ia akan
menghasilkan hingga 100 butir telur yang
halus seperti pasir. Nyamuk dewasa akan
terus menghisap darah dan bertelur lagi.
 Konsep patogenesis terjadinya DHF
 the secondary heterologous
infection hipotesis
 Artinya seseorang menderita DHF
apabila mendapatkan infeksi
berulang oleh serotipe virus dengue
yang berbeda dalam jangka waktu
tertentu berkisar antara 6 bulan – 5
tahun.
 Virus dengue

 Komplek virus – antibodi

 Aktivasi sistem komplemen  aktivasi C3 dan C5

 Pelepasan histamin

 Peningkatan permiabilitas dinding pembuluh


darah

 Kebocoran plasma melalui endotel dinding


pembuluh darah ke ekstravaskuler
 Menurunnyavolume plasma > 30 %
&meningkatnya hematokrit

 hipotensi

 Renjatan hipovolemik

 Anoksia jaringan & asidosis metabolik

 Kematian
Menurunnya jumlah dan fungsi
trombosit (trombositopenia)
faktor koagulasi (protrombin,
faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen

Perdarahan kulit (petekie)


Perdarahan saluran cerna

Hati membesar
 Demam tinggi terus menerus, disertai adanya
tanda perdarahan, contohnya ruam.
 Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri
merah terang. Ruam mula2 terlihat di dada,
abdomen, menyebabr ke anggota gerak dna
muka
 Tanda dan gejala lainnya adalah sakit perut, rasa
mual, trombositopenia, hemokonsentrasi, sakit
kepala berat, sakit pada sendi (artralgia), sakit
pada otot (mialgia), fotofobia,
 Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom
shock dengue yang mempunyai tingkat kematian
tinggi.
 Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 -
15 hari orang yang tertular dapat
mengalami / menderita penyakit ini
dalam salah satu dari 4 bentuk berikut
ini :
1. Bentuk abortif, penderita tidak
merasakan suatu gejala apapun.
2. Dengue klasik, penderita mengalami
demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-
nyeri pada tulang, diikuti dengan
munculnya bintik-bintik atau bercak-
bercak perdarahan di bawah kulit.
3. Dengue Haemorrhagic Fever (Demam
berdarah dengue/DBD) gejalanya sama
dengan dengue klasik ditambah dengan
perdarahan dari hidung
(epistaksis/mimisan), mulut, dubur,
dsb.
4. Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama
dengan DBD ditambah dengan syok /
presyok. Bentuk ini sering berujung
pada kematian
 Grade I
 Demam disertai
gejala tidak khas
 Manifestais
perdarahan (uji
torniquet +)
 Grade II
 Derajat I disertai
 Perdarahan spontan di kulit
dan perdarahan lain
 Grade III
 Ditemukan kegagalan sirkulas
darah dengan denyut nadi
lemah dan cepat
 Tekanna naid menurun atau
hipotensi
 Kulit dingin dna lembab
 Grade IV
 Renjatan berat
 Nadi tidak teraba
 Tekanan darah tidak dapat
diukur
 Tanda perdarahan kulit (bintik merah),
hidung, gusi atau berak darah warna
kehitaman dan berbau.
 Tanda bahaya lainnya adalah bila panas
yang berangsur dingin, tetapi anak
tampak loyo dan pada perabaan dirasakan
ujung-ujung tangan atau kaki dingin.
 Gejala yang dingin ini sering dianggap
anak telah sembuh, padahal merupakan
tanda bahaya.
 Tanda bahaya lain yang menyertai adalah
penampilan anak tampak sangat gelisah,
kesadarannya menurun, kejang dan napas
sesak.

 komplikasiyang berbahaya seperti syok,


perdarahan kepala, perdarahan hebat di
seluruh tubuh (DIC) atau gangguan fungsi
otot jantung..
 Manifestasi
berbahaya biasanya justru timbul
pada panas hari ke III – V.

 Keterlambatan penanganan yang terjadi


justru saat periode tersebut. Bila terjadi
maka jangan ditunda saat itu juga harus
segera ke dokter atau ke rumah sakit
terdekat. Jadi monitor tanda bahaya itu
justru harus dilakukan saat panas hari ke III –
V.
 DIAGNOSIS DHF MENURUT WHO (1997) :
 Demam tinggi mendadak dan terus menerus
selama 2-7 hari
 Manifestasi perdarahan termasuk paling tidak uji
tornikuet positif dan bentuk perdarhan spontan :
petekie, purpura, ekimosis, epitaksis, perdarahan
gusi, hematemesis, melena
 Pembesaran hati
 Syok yang ditandai dengan nadi lemah, dan cepat
dengan disertai tekanan darah yang turun (sistolik
sampai 80 mhg/ kurang ), kulit teraba dingin dan
lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki.
Penderita gelisah serta timbul sianosis sekitar
mulut.
 Daerah endemik  dicurigai demam
berdarah
 Hematokrit meningkat ≥ 20%
 Trombositopenia (<100.000/ml)
 Leukopenia (mungkin normal atau
leukositosis)
 Ig M (+)  infeksi primer, ig G (+) 
infeksi sekunder
 SGOT / SGPT mungkin meningat
 Secara medis sebenarnya tidak ada
pengobatan secara khusus pada penderita
DBD. Penyakit ini adalah self limiting
disease atau penyakit yang dapat sembuh
sendiri.
 Prinsip pengobatan secara umum adalah
pemberian cairan berupa elektrolit
(khususnya natrium) dan glukosa.
 Pemberian minum yang mengandung
elektrolit dan glukosa, seperti air buah
atau minuman lain yang manis, dapat
membantu mengatasi kekurangan cairan
pada penderita DBD.
 Pengobatanalternatif yang umum dikenal
adalah dengan meminum ekstrak daun jambu
biji.

 Berdasarkan hasil kerja sama dalam uji pre


klinis Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga, Surabaya, Jawa Timur dan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ekstrak
daun jambu biji dipastikan bisa menghambat
pertumbuhan virus dengue penyebab demam
berdarah dengue (DBD).
 Bahan itu juga mampu meningkatkan jumlah
trombosit hingga 100 ribu milimeter per kubik
tanpa efek samping. Peningkatan tersebut
diperkirakan dapat tercapai dalam tempo
delapan hingga 48 jam setelah ekstrak daun
jambu biji dikonsumsi
 Demam tinggi, anoreksia dans ering muntah
menyebabkan pasien dehidrasi dan haus
 Beri minum banyak dapat diberikan the
manis, sirup, susu, danbila mau beri oralit
 Jika anak tidka mau minum
direkomendasikan tidak memassang sonde 
merangsang perdarahan
 Hiperpireksia  antipiretik dan kompres
hangat
 Jika terjaid kejang  antikonvulsan
Infus diberikan dalam kondisi :
 Pasienmuntah terus-menerus
 Tidka dapat diberi minum
sehingga mengancam
terjaidnya dehidrasi atau
hematokrit yang cenderung
meningkat
 Dipasang infus  Ringer laktat
 Jika pemberian cairan diatas tidka
memberikan efek maksinal  ganti dgn
plasma ekspander 20-3- ml/kg BB  diguyur
dengan cara membuka klem
 Apabila renjatan telah teratasi (nadi jelas
teraba, amplitudo nadi cukup besar, tekanan
sistolik 80 mmHg / lebih  tetesan dikurangi
10 ml/kg bb/jam
 Pemberian infus dipertahankan 1-2 hari lagi
walaupun TTV baik
 Pemantauan hematokrit
 Pasien istirahat total
 Observasi TTV tiap 3 jam
 Periksa trombosit, Ht, Hb secara periodek (4
jam sekali)
 Berikan minum 1,2 – 2 liter dalam 24 jam
 Kompres hangat
 Urin ditampung dan diukur
 Tidak diperbolehkan memasang sonde
 Pengawasan TTV,
 Pemeriksaan trombosit, Ht, HB,
 Pemasangan infus + peningakatn intake
cairan per oral sebanyak anak mau
 Pemebrian infus dengan RL atau plasma 20
ml/kgBB/hari diguyur (klem dibuka)
 Pasien sesak akibat pengumpulan cairan
dalam rongga pleura  posisikan semi
fowler dan beraikan oksigen
 Observais TTV tiap 15 menit
 Pemasangan kateter urine --. Untuk
memanatu output
 Pemeriksaan Hb, Ht, trombosit secara
periodek
 Jika renjatan sudha diatasi  infus
diturunkan mjd 10 ml/Kg BB/ jam
 Kematian telah terjadi pada 40 – 50%
penderita dengan syok, tetapi dengan
perawatan intensif yang cukup, kematian
akan < 2%. Ketahanan hidup secara langsung
terkait dengan manajemen awal dan
intensif
 Menguras tempat tinggal penampungan air,
seperti : bak mandi/ WC, tempayan, ember,
vas bunga, tempat minum burung dan lain-
lain minimal seminggu sekali

 Menutuprapat semua tempat


penampungan air seperti ember, gentong,
drum dan lain-lain

 Mengubur semua barang-barang bekas yang


ada di sekitar/ diluar rumah yang dapat
menampung air hujan
Dilokasi ditemukan 3
kasus positif demam
berdarah dengan radius
100 meter (40 rumah)
bila di daerah tersebut di
temukan banyak jentik
nyamuk aedes aegypti.
 Didahului oleh PSN karena hanya
membunuh nyamuk dewasa.
 Dilakukan meliputi satu wilayah dengan
radius 100 meter dan asap menjangkau
seluruh wilayah rumah.
 Dilakukan dengan konsentrasi obat yang
tepat
 Dilakukan dengan mesin pengasap, bukan
penyemprot.
 Dilakukan pada suhu udara dan kecepatan
angin yang tepat
 Membunuh jentik nyamuk demam berdarah
ditempat yang sulit dikuras atau silit air dengan
menaburkan bubuk abate 2-3 bulan sekali dengan
takaran 1 gram untuk 10 liter air. Abate dapat di
peroleh/ dibeli di puskesmas atau apotik
 Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
 Mengusir nyamuk dengan menggunakan obat
nyamuk
 Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat
nyamuk gosok (repelant)
 Memasang kawat kasa pada jendela dan fentilasi
 Tidak membiasakan menggantung pakaian di
kamar
 MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN
MUNCUL :
1. PENINGKATAN SUHU TUBUH / HIPERTERMIA
2. GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI :
KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
3. GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
4. POTENSIAL TERJAIDNYA PERDARAHAN
5. GANGGUAN RASA NYAMAN : NYERI
6. GANGUAN PEMENUHAN ADL
1. Observasi TTV
2. Berikan penjelasan mengenai penyebab demam
dan hal-hal yang bisa dilakukan untuk
mengatais demam pada orang tua dan anak
3. Jelaskan pentingnya tirah baring pada ortu dan
anak , (boleh digendong)
4. Anjurkan anak banyak minum (ASI, air putih,
sirup)
5. Berikan kompres hangat pada axilla dan lipatan
paha
6. Anjurkan tidka menggunakan selimut yang
tebal
7. Cata asupan dan keluaran cairan
 Kaji skala nyeri anak
 Beri posisi nyaman dan kondis tenang
termausk ruangan yang menyenangkan
 Berikan suasana yang gembira : membaca
buku cerita, melihat TV, terapi bermain
 Berikan kesempatan pada pasien untuk
berkomunikas dengan teman2 bermain atau
orang terdekat
 Berikan obat analgesiks esuaikolaborasi
dengan dokter
 Monitor KU pasien
 Observasi TTv tiap 2-3 jam
 Perhatikan keluhan pasien : pusing, lemah,
ekstremitas dingin, sesak nafas
 Apabila terjadi tanda2 syok  baringkan
pasien terlentang tanpa bantal
 Beri cairan infus sesuai haisl kolaboras
dengna dokter
THANKS

Anda mungkin juga menyukai