KELOMPOK 4:
1. ALDI NELFRIAN HERMAN (1707113772)
2. TAUFIK KURNIAWAN (1707123206)
3. NOVIA LIANA SARI (1707123030)
4. TIWI AMMY SAGIANA CORRY (1607123716)
5. YUNI AULIA (1707113678)
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
MATERI:
DEFINISI FILTRASI
01
TUJUAN FILTRASI
02
MANFAAT FILTRASI
03
JENIS-JENIS FILTASI
04
MATERI:
METODE FILTASI
05
FAKTOR-FAKTOR YANG
06 MEMPENGARUHI FILTRASI
07 PROSES KONVENSIONAL
08 TEKNOLOGI FILTASI
DEFINISI FILTRASI
1. Debit filtrasi
Debit filtrasi ini mengakibatkan tak berfungsinya filter dengan efisien.
sehingga tidak bisa terjadi secara sempurna, dan menyebabkan beberapa
partikel yang terlalu halus meloloskan diri dari saringan.
2. Konsentrasi kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan pada air baku yang paling tinggi mengakibatkan
penyumbatan pada lubang pori dari media (terjadinya clogging).
3. Temperature
Adanya perubahan pada temperature atau suhu ini mengakibatkan masa
jenis, viskositas kinematis dan absolut dalam air mengalami perubahan,
sehingga terdapat perbedaan ukuran partikel yang akan disaring.
4. Kedalaman ukuran, media, dan material
Pemilihan media serta ukuran adalah keputusan terpenting dalam
merencanakan bangunan filter. Tebal tipisnya media menjadi penentu
lamanya aliran dan daya saring.
5. Tinggi muka air yang ada di atas media serta kehilangan tekanan
Kondisi tinggi permukaan air yang ada diatas media menjadi pengaruh
pada besarnya debit maupun laju filtrasi dalam media.
CONTOH SEDERHANA PENGGUNAAN METODE FILTRASI
01 02 03 4
Metode filtrasi
Penyaringan dipakai juga pada Pembuatan
Penyaringan
debu pada AC banyak industri santan kelapa.
kopi.
sebagai metode
awal penanganan
limbah.
Proses
Konvensional
Proses Filtrasi dengan Menggunakan Media Kertas Saring
Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan media filter kertas saring. Kertas saring kita
potong melingkar jika masih bentuk lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat dua,
sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat dengan corong
pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut
adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat dengan
cairannya.
“
Keuntungan Menggunakan kertas saring:
1. Murah, mudah di dapat, efesiensi penyaringan tinggi di
sebabkan antara lain karena permukaannya yang luas ,
teknik dan peralatan penunjangnya sederhana.
2. Untuk kecepatan penyaringan tersedia kertas dengan pori-
pori halus medium, dan kasar.
3. Untuk menyaring di gunakan corong dengan kerucut
bersudut 60 derajat. Endapan yang akan dipijarkan harus
di saring dengan kertas saring tak berabu
Kelemahan kertas saring :
pengaduk
“
1. Dapat rusak oleh asam dan basa kuat
2. Kekuatan mekanisnya kurang dan mudah sobek jika
terkena sehingga bocor dan mengotori
endapan karena serat-seratnya terbawa, terutama untuk
penyaringan vakum agak menyulitkan
3. Dapat mengadsorbsi bahan-bahan dari larutan yang
disaring
4. Untuk gravimetric perlu di bakar habis karena tidak dapat
di keringkan sampai mencapai bobot tetap
Filtrasi Konvensional
Proses pemisahan dengan cara filtrasi konvensional dengan kertas saring dapat kita bedakan
berdasarkan adanya tekanan dan tanpa tekanan. Pemisahan ini sangat cocok untuk campuran
heterogen dimana jumlah cairannya lebih besar dibandingkan partikel zat padatnya (Eugene, 1974).
Adanya Tekanan
Tanpa Tekanan
“
Pemisahan dengan kertas saring tanpa tekanan
“
Pemisahan dengan cara meningkatkan tekanan/
adanya tekanan
Metode Konvensional dengan Metode Down Flow
Sistem penyaringan yang dirancang terdiri dari pasir kasar, ijuk, arang dan pasir halus. Pasir Kasar digunakan untuk
menyaring kotoran dengan ukuran besar yang terkandung dalam air. Dilanjutkan ke lapisan ijuk yang berfungsi untuk
menyaring kotoran yang kecil dan tidak larut maupun partikel yang berukuran besar. Ijuk digunakan karena memiliki
kelenturan sekaligus kepadatan sehingga mudah menyaring kotoran besar pada air.
Lapisan ketiga yaitu arang aktif yang terbuat dari pembakaran batok kelapa merupakan senyawa karbon amorph
bersifat adsorben. Adsorben merupakan zat padat yang mampu menyerap Kemudian lapisan terbawah adalah pasir halus.
Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (2008), metode pengolahan air menggunakan Slow Sand Filtration, Slow Sand
filter atau saringan pasir lambat yaitu metode yang menggunakan pasir sebagai media penyaringan dengan ukuran butiran
sangat kecil, dan mengandung kuarsa yang tinggi.
“
Skema Sistem Penyaringan Metode Down Flow
Filtrasi
konvensional
Membran
Aplikasi terbaru untuk pengolahan air
terproduksi dengan menggunakan
teknologi membran yang berbasis
tekanan berdasarkan ukuran partikel
yang mampu ditolak dalam operasi
• Proses mikrofiltrasi
• Ultrafiltrasi
• Nanofiltrasi
• Reverse osmosis
Perbedaannya adalah kemampuannya dalam
memfilter partikel dalam air berdasarkan
ukurannya
Mikrofiltrasi merupakan jenis proses
filtrasi fisik di mana cairan yang
terkontaminasi dilewatkan melalui
membran pori berukuran 0,1-10 µm.
untuk memisahkan mikroorganisme
1. Mikrofiltrasi dan partikel tersuspensi dari cairan
proses. Mikrofiltrasi umumnya
digunakan bersamaan dengan
berbagai proses pemisahan lainnya
Aplikasi dari mikrofiltrasi adalah untuk seperti ultrafiltrasi dan reverse
sterilisasi minuman dan alat-alat farmasi, osmosis untuk menghasilkan produk
membesihkan jus, wine, dan bir, yang bebas dari kontaminan yang
memisahkan emulsi air dan minyak
tidak diinginkan
2. Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi (UF) merupakan membran dimana
tekanan hidrostatik akan membuat cairan
menembus lapisan semipermeabel dimana padatan
serta air dengan berat molekul berat akan tertahan
membrane.
Ultrafiltrasi digunakan untuk menggantikan proses
penyaringan konvensional seperti Clarifier.
a. Dapat menganalisa sampel dengan volume yang besar dalam waktu yang singkat
yang dibatasi oleh kekentalan dan kekeruhan cairan sampel.
b. Dapat menganalisa sampel dengan jumlah mikroba yang sedikit (peningkatan
keakuratan pendeteksian mikroba).
c. Inhibitor pada sampel yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba seperti
antibiotik, klorin atau zat pengawet dapat terbilas.
d. Pada umumnya cawan yang digunakan berukuran kecil (50mm) sehingga dapat
menghemat penggunaan media dan tempat pada inkubator.
e. Melalui proses pengeringan tertentu, kertas membran yang telah ditumbuhi koloni
dapat dijadikan dokumen atau data permanen demi kepentingan perekaman data.
Kekurangan Filtrasi Membran
a. Kurang cocok untuk menghitung sampel dengan jumlah mikroba yang terlalu
pekat walaupun pengenceran dapat dilakukan dengan pengenceran bertingkat.
b. Beberapa jenis mikroba yang berdiameter lebih kecil dari pori mampu lolos dari
pori kertas membran.
Informasi
Terkini Filtrasi
Salah satu isu penting khususnya dalam
pengolahan air minum adalah semakin mengetatnya
standar kualitas air minum. Salah satu cara yang
kemudian ditempuh untuk memenuhi persyaratan ini
adalah penambahan dosis klorin sebagai
desinfektan. Akan tetapi peningkatan dosis
desinfektan juga akan mengakibatkan semakin
tingginya kemungkinan terbentuknya produk
samping dari desinfektan ini. Pembentukan produk
samping desinfektan seperti trihalometan (THM)
juga menjadi isu penting karena berkaitan dengan
masalah kesehatan.
Proses membran sebagai proses non
konvensional merupakan pilihan yang tepat untuk
pengolahan air. Proses membran seperti MF, UF,
NF, dan RO mampu merejeksi kontaminan organik
dan anorganik yang berasal dari air.
Sementara itu pengembangan juga ditujukan terhadap
material membran yang digunakan. PVDF
(polivinilidefluorida) merupakan material membran
yang resisten terhadap oksidan yang seringkali
digunakan sebagai desinfektan kimia. Di negara maju
seperti Amerika Serikat, proses membran NF
merupakan proses membran yang telah mendapat
pengakuan dari EPA (‘Environmental Protection
Agency’) sebagai ‘Best Available Technology’ untuk
proses pengolahan air. NF menjadi aplikasi proses
membran terbesar kedua di Amerika Serikat. Hal ini
dengan jelas menunjukkan bahwa proses membran
merupakan proses yang sangat sesuai untuk diterapkan
pada proses pengolahan air.
PENERAPAN TEKNOLOGI DI
INDONESIA
Pada penelitian tersebut digunakan air payau dari daerah Mundu dan
Bandengan di Cirebon (konsentrasi umpan berkisar antara 1700 – 1850 ppm) dan
dihasilkan permeat dengan konsentrasi 30 ppm, rejeksi garam 99,2%, fluks permeat 19
LMH pada tekanan operasi 15 bar. Penerapan teknologi ini dalam skala yang cukup
signifikan juga telah dilakukan di sejumlah industri di Indonesia. Potensi lainnya adalah
pengolahan air gambut yang tersebar di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Sumatera Selatan, Riau, dan Jambi. Kendala utama yang dihadapi masyarakat di
daerah ini adalah ketersediaan air bersih yang layak dikonsumsi sebagai air minum.
Sumber yang paling mungkin hanyalah air hujan atau dari hulu sungai yang berpuluh-
puluh kilometer jaraknya karena itu perlu diupayakan teknologi yang dapat mengolah
air gambut menjadi air bersih, dimana hal ini dapat diatasi dengan teknologi RO.
Perbandingan Sand Filtrasi (SF) dan
Ultafiltrasi (UF) dalam pengolahan air minum
Perbandingan pengolahan antara filtrasi air dan ultrafiltrasi dengan
menggunakan membrane polivinil klorida (PVC) dan larutan sodium hipoklorit
sebagai disinfektan.
Metode Analisis : Kekeruhan air (bahan baku) ditentukan oleh turbidity meter.
Konsentrasi DOC (Dissolved Organic Carbon) diukur menggunakan TOC (Total
organic carbon) analyzer. Absorbansi ultraviolet pada 254 nm (UV254)
ditentukan dengan Spektrometer UV. Sebelum dilakukan penyaringan, resin
dicuci secara berurutan dengan menggunakan 0,1 N NaOH, 0,1 N HCl,
metanol, dan milli Q- water. Selanjutnya, spektrum EEM dihasilkan
menggunakan spesimen fluoresensi trophotometer dengan panjang
gelombang emisi (Em) 250-550 nm
Hasil dari perbandingan
• Proses UF menunjukkan kinerja (penghilangan) yang lebih tinggi untuk DOC, amonia, kekeruhan dan
mikroorganisme, sedangkan sistem SF sedikit lebih efisien dalam mengurangi komposisi penyerap UV, zat
protein.
• UF dan SF menunjukkan kinerja pemindahan yang berbeda. UF menunjukkan filter yang lebih tinggi untuk
MW(Molecular weight). SF memiliki potensi lebih besar dalam mengurangi MW dibandingkan UF.
• Untuk air yang terkontaminasi, proses SF secara efisien dapat mengurangi pembentukan DBP (Disinfection
by product) dan kinerja penghapusan yang diinginkan dari kontaminan lain, sementara sistem UF
menunjukkan kinerja yang lebih baik untuk sumber daya air yang terkontaminasi mikroorganisme dan partikel,
terutama untuk air musiman yang mengandung alga. Dalam aplikasi praktis, pemilihan perawatan yang
dibantu oleh SF atau UF harus terutama berdasarkan karakteristik air baku, kebutuhan air minum dan kondisi
lokal.
Thank You