Anda di halaman 1dari 31

Presentasi Kasus

ULKUS DIABETIKUM
Status Pasien
• Nama : Ny. D
• Jenis kelamin : perempuan
• Umur : 59 tahun
• Alamat : Mulyasari
• Tanggal masuk : 26 Agustus 2019
• Jam masuk : 17.00 wib
Keluhan Utama
• Luka pada telapak kaki kiri
Anamnesis
• Pasien datang dengan keluhan terdapat luka pada telapak kaki
kiri sejak 3 minggu smrs. Luka awalnya hanya kemerahan dan
bengkak namun lama kelamaan menjadi menghitam. Nyeri
pada luka (+) bau (+)
• Keluhan disertai demam sejak 1 minggu smrs, mual (+)
muntah (-)
• Pasien memiliki riwayat penyakit DM serta Hipertensi sejak 3
tahun yang lalu dan tidak terkontrol.
• Riw. Jantung (-)
Pemeriksaan fisik
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital : TD 130/90, N 105, R 20, S 39,3 ºC, SpO2 97%
Kepala
Bentuk : normocephal, simetris
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : sianosis (-)
Leher
Inspeksi : bentuk normal, deviasi trakea (-)
Palpasi : pembesaran tiroid dan KGB (-)
Toraks :
Inspeksi : bentuk dan gerakan dada simetris,
retraksi -/-
Palpasi : vocal premitus ka=ki
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : VBS +/+, bunyi jantung S1 & S2 murni reguler
Rho -/-, whe -/-
Abdomen
Inspeksi : cembung
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar & lien tidak teraba
Ekstrimitas atas : akral hangat +/+, edem -/-
Ekstrimitas bawah : akral hangat +/+, edem-/-
ulkus pada telapak kaki kiri (+)
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin : Hb, leukosit, Ht, trombosit
• GDS
• Fungsi ginjal : ureum, kreatinin
• EKG
Diagnosis

• DM tipe 2 + Ulkus Diabetikum regio Pedis Sinistra


Tatalaksana IGD
• Bed rest
• Diet biasa
• Infus RL 20tpm makro
• Pct drip 1gr ekstra
• Selanjutnya Pct 3x500mg
• Ceftriaxon 2x1gr iv
• Metronidazole 3x500mg iv
• Pantoprazole 1x40mg iv
• Besok cek GDP & GD2PP
Follow up
27-08-2019 siang 27 – 08- 2019 malam
• S : mual<<, pusing • S : pusing
• O : cm, TD 120/80, N 102, R 20, S • O : cm, TD 110/80, N 105, R 20,
36,5 S 36,5
ulkus a/r pedis sin
ulkus regio pedis sin
GDP 164, GD2PP 181
• A : tetap
• A : tetap
• P : advis Sp.B
• P : inf rl 1500cc/24jam
– Bed rest Kompres dengan Nacl 0.9%
– Diet biasa 1500kkal Nekrotomi sampai dengan bagian
– Ceftriaxon 2x1gr yang vital
– Metronidazole 3x500mg iv
– Pct 3x1gr iv
– Ranitidin 2x1 iv
– Sucralfat syr 3x1
– Konsul bedah
– Ro pedis sinistra
Follow up
28-08-2019 siang 28 – 08- 2019 sore
• S : pusing
• S : pusing
• O : cm, TD 110/70, N 85, R 20, S
36,6 • O : cm, TD 110/70, N 90, R 20, S 36,7
ulkus a/r pedis sin ulkus regio pedis sin
• A : tetap
• A : tetap
• P : gunting bagian yg hitam,
• P : terapi lanjut kompres Nacl, antibiotik sesuai sppd
Follow up
29-08-2019 siang 29 – 08- 2019 pkl 19.05
• S : mual
• Dilakukan debridement
• O : cm, TD 140/90, N 80, R 20, S
36,6 • Instruksi post op:
ulkus a/r pedis sin - Inf rl 20tpm
- Inj ketorolac 3x1
• A : tetap
- Inj ranitidin 2x1
• P : Cek gds cito = 207 - Antibiotik sesuai dgn internist
- Bolus apidra 6unit -> periksa - Besok blpl, kontrol poli bedah senin 02/09/19
gds jam 17
- Acc tindakan

Gds jam 17 = 130


PENDAHULUAN
• Ulkus diabetik adalah komplikasi kronik DM yg terjadi akibat
berkurangnya sensasi nyeri karena neuropati

• Diperkirakan 15% dari pasien DM akan mengalami


setidaknya satu kali kejadian luka pada kaki.
DEFINISI
• Suatu luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam
dermis yang dapat disertai adanya kematian jaringan
setempat pada pasien Diabetes Mellitus (DM) akibat
neuropati perifer dan gangguan pembuluh darah arteri
perifer
EPIDEMIOLOGI
• Dari keseluruhan penderita diabetes, 15% menderita ulkus di
kaki, dan 12-14% dari yang menderita ulkus di kaki
memerlukan amputasi.
FAKTOR RISIKO
• Durasi DM
Semakin lama seseorang menderita DM maka semakin
besar peluang komplikasi DM
• Neuropati
Menyebabkan gang.saraf motorik, sensorik dan otonom
• PAD (Peripheral Artery Disease)
Penyumbatan arteri di ektremitas bawah yang disebakan
oleh atherosklerosis dimana terjadi akumulasi plaque pada
dinding arteri -> Deteksi dengan ABI (Ankle Brachial Indeks)
KLASIFIKASI
• Sistem Klasifikasi Ulkus Wagner-Meggit yang didasarkan
pada kedalaman luka
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Riw. Ulkus sebelumnya
• Riw. Trauma
• Riw. DM
Pemeriksaan fisik
• Vascular assesment
American Diabetes Association (ADA)
merekomendasikan ABI sebagai tes
untuk evaluasi vaskuler.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
• Neurological and Musculoskeletal Assessment
Motorik -> ROM tumit, kaki dan jari – jari kaki
Sensorik -> benang mikrofilamen
Otonom -> kulit yang kering
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
• Infection Assessment
pemeriksaan hitung darah lengkap untuk mengetahui apakah ada peningkatan
leukosit dengan peningkatan neutrofil segmen
• Radiography
1. Rontgen pedis
pemeriksaan radiologi awal.
dapat menemukan osteomielitis, osteolisis, fraktur, dislokasi pada neruopati arthropati
2. CT Scan
untuk menilai tulang dan sendi yang dicurigai mengalami gangguan tetapi tidak
terbukti pada pemeriksaan radiologi biasa.
fungsi ginjal harus diperhatikan karena pada CT angiografi menggunakan kontras
iodium dalam jumlah banyak (±100cc)
3. Magnetic resonance imaging (MRI)
lebih disukai dari CT scan karena resolusi gambar yang lebih baik
TATALAKSANA
• Debridement
Suatu tindakan untuk membuang jaringan nekrosis, callus dan jaringan fibrotik.
Jaringan mati yang dibuang sekitar 2-3 mm dari tepi luka ke jaringan sehat.

• Perawatan Luka
Prinsip perawatan luka yaitu menciptakan lingkungan moist wound healing.
Untuk pembalut ulkus dapat digunakan pembalut konvensional yaitu kasa steril
yang dilembabkan dengan NaCl 0,9% maupun pembalut modern yang tersedia
saat ini.
Beberapa jenis pembalut modern yang sering dipakai dalam perawatan luka,
seperti: hydrocolloid, hydrogel, calcium alginate, foam dan sebagainya.
TATALAKSANA
• Offloading (menurunkan tekanan plantar pedis)
Dapat mengurangi trauma dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Total Contact Casting (TCC) merupakan metode offloading yang paling efektif

Reducing pressure on the wound by taking weight off the foot


Kekurangan : membutuhkan ketrampilan dan waktu, iritasi dari gips dapat
menimbulkan luka baru, kesulitan untuk menilai luka setiap harinya.
TATALAKSANA
• Bedah
Bedah kuratif diindikasikan bila ulkus tidak sembuh dengan perawatan
konservatif, misalnya angioplasti. Osteomielitis kronis merupakan indikasi bedah
kuratif.
• Kontrol Infeksi
Ulkus diabetes dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
- Non-limb threatening : selulitis < 2cm dan tidak meluas sampai tulang atau
sendi. Dapat dirawat poliklinis dengan pemberian antibiotika oral, misalnya
cephalexin, amoxilin-clavulanic, moxifloxin atau clindamycin.
- Limb threatening : selulitis > 2cm dan telah mencapai tulang atau sendi, serta
adanya infeksi sistemik. Harus dirawat dirumah sakit, dengan pemberian
antibiotika yang mencakup gram posistif dan gram negatif. Pilihan antibiotika
intravena untuk infeksi berat meliputi imipenem-cilastatin, B-lactam B-lactamase
(ampisilin-sulbactam dan piperacilintazobactam), dan cephalosporin spektrum
luas (cefepime dan cefpirome)
PROGNOSIS
Pada penderita diabetes dengan neuropati, meskipun hasil
penyembuhan ulkus tersebut baik, angka kekambuhan 66%
dan angka amputasi meningkat menjadi 12%.

Anda mungkin juga menyukai