Anda di halaman 1dari 33

LBM 2

KELOMPOK 2
SKENARIO
KENAPA DENGAN MATAKU

Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik


dengan keluhan penurunan ketajaman penglihatan. Pasien
tidak dan belum pernah menggunakan kacamata, tidak ada
riwayat mata merah, dan riwayat trauma pada mata pun
disangkal. Pada pemeriksaan visus menggunakan pinhole
terdapat perbaikan ketajaman penglihatan.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana mekanisme refraksi normal?
2. Apakah hubungan usia dengan penurunan ketajaman
pengelihatan?
3. Apakah hubungan tidak pernah memakai kacamata dengan
keluhan?
4. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi ketajaman
pengelihatan?
5. Apakah penyebab-penyebab penurunan ketajaman pengelihatan?
6. Apakah trauma dan penyakit mata merah yang dapat
menyebabkan penurunan ketajaman pengelihatan?
7. Apakah diagnosis banding pada scenario?
8. Apakah suspect diagnosa pada scenario?
Bagaimana mekanisme refraksi
normal
Kornea memfokuskan bayangan dengan membiaskan atau
membelokkan berkas cahaya. Apabila kornea terlalu melengkung
maka mata akan berpenglihatan dekat, dan apabila kelengkungan
kornea kurang yang akan terjadi adalah mata akan berpenglihatan
jauh. Lensa memiliki pembungkus yang lentur dan ditopang di
bawah tegangan oleh serat-serat penunjang. Saat otot mata
berfungsi memfokuskan bayangan berelaksasi, tegangan ini
menjaga agar lensa tetap gepeng dan berada pada dayanya yang
paling rendah, dan mata berfokus pada benda jauh. Aqueous
humor mengisi ruang antara lensa dan kornea. Aqueous humor
mengandung banyak komponen darah dan menyalurkan zat gizi ke
lensa dan kornea yang tidak berpembuluh darah. Aqueous humor
berfungsi untuk mempertahankan tekanan internal mata.
Apakah hubungan usia dengan
penurunan ketajaman pengelihatan

Salah satu faktor yang mempengaruhi ketajaman penglihatan


adalah faktor usia. Bertambahnya umur mengakibatkan lensa
bertambah besar dan lebih pipih, berwarna kekuningan dan
menjadi lebih keras.Bertambahnya umur juga mengakibatkan
melemahnya otot-otot siliaris pada mata yang mengatur
kemampuan akomodasi mata sehingga lensa tidak dapat
mencembung untuk memfokuskan bayangan benda yang terletak
dekat dengan mata, ketajaman pengelihatan pun menjadi
menurun.
Apakah hubungan tidak pernah
memakai kacamata dengan keluhan

Pasien pada scenario sudah berusia 56 tahun dan belum


pernah memakai kacamata, yang berarti kemungkinan pasien
sudah lama memaksakan kemampuan akomodasinya dengan
keras untuk dapat melihat jelas suatu objek. Sehingga kini
muncul keluhan penurunan ketajaman penglihatan yang lebih
menganggu aktivitas pasien yang menyebabkan pasien datang
ke dokter.
Apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi ketajaman
pengelihatan
1. Usia
2. Lama kerja
3. Masa kerja
4. Intensitas cahaya
5. Obat-obatan
6. Penyakit
7. Vitamin A
8. Kontras
9. Luminensi (brightness)
Apakah penyebab-penyebab
penurunan ketajaman pengelihatan

1. Kelainan NON Refraksi


2. Kelainan Refraksi
Apakah trauma dan penyakit mata
merah yang dapat menyebabkan
penurunan ketajaman pengelihatan
Trauma yang mungkin bisa menyebabkan penurunan ketajaman
penglihatan dapat berupa trauma tumpul seperti edema kornea,
erosi kornea, hifema, iridosiklitis, katarak, ablasi retina dan
sebagainya, atau bisa juga disebabkan karena benda asing yang
masuk ke mata dan juga karena trauma tajam/tembus yang
mengakibatkan adanya robekan pada bola mata sehingga
mempengaruhi tajam penglihatan. Sedangkan mata merah yang
dapat menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan dapat
disebabkan karena adanya peradangan pada bagian bola mata
seperti keratitis, uveitis, glaukoma, skleritis dan endophtalmitis.
Apakah diagnosis banding pada
scenario
1. PRESBIOPIA
2. HIPERMETROPIA
3. MIOPIA
4. ASTIGMATISMA
PRESBIOPIA
 Definisi
Kelainan ini terjadi pada mata normal berupa gangguan
perubahan kencembungan lensa yang dapat berkurang akibat
berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadigangguan
akomodasi. (Soemarsono, 2015)
ETIOLOGI
Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat:
1. Kelemahan otot akomodasi.
2. Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya
akibat sklerosis lensa.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

 Akibat gangguan akomodasi


 Karena daya akomodasi berkurang
 Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas
HIPERMETROPIA
 DEFINISI
Keadaan mata yang tidak berakomodasi dan memfokuskan
bayangan di belakang retina.
ETIOLOGI
Penyebab utama hipermetropia adalah panjangnya bola mata
yang lebih pendek. Akibat bola mata yang lebih pendek
bayangan benda akan difokuskan di belakang retina atau
selaput jala. (Safitri, 2016)
KLASIFIKASI
1. Hipermetropia manifes
2. Hipermetropia absolute
3. Hipermetropia fakultatif
4. Biasanya hipermetropia laten yang ada berakhir dengan
hipermetropia absolut
5. Hipermetropia laten
6. Hipermetropia total
MANIFESTASI KLINIS
 Biasanya seseorang dengan hipermetropia tidak menyukai
keramaian dan lebih senang sendiri.
 sukar melihat dekat dan tidak sukar melihat jauh.
 mengeluh matanya lelah dan sakit
MIOPIA
 DEFINISI
Refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan
retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi.
KLASIFIKASI
Secara klinis dan Menurut American
berdasarkan kelainan Optometric Association
patologi (2006)
1. Miopia Simpleks
1. Miopia Simpleks 2. Miopia Nokturnal
2. Miopia Patologis
3. Pseudomiopia
4. Miopia Degeneretif
5. Miopia Induksi
PATOGENESIS
Akibat daripada kelelahan mata menyebabkan kelelahan pada
otot mata.Otot mata berhubungan dengan bola mata hingga
menyebabkan bentuk mata menjadi tidak normal.Kejadian ini
adalah akibat akomodasi yang tidak efektif hasil dari otot mata
yang lemah dan tidak stabil. Pada mata miopia, bola mata
terfiksasi pada posisi memanjang menyulitkan untuk melihat
objek jauh (Dave, 2005).
MANIFESTASI KLINIS
1. Cepat lelah,
2. Pusing dan mengantuk,
3. Melihat benda kecil harus dari jarak dekat,
4. Pupil medriasis,
5. dan bilik mata depan lebih dalam, retina tipis
ASTIGMATISMA
 DEFINISI
Suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis
pandang oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu
titik tetapi lebih dari satu titik
ETIOLOGI
1. Adanya kelainan kornea
2. Adanya kelainan pada lensa
3. Intoleransi lensa atau lensa kontak pada postkeratoplasty
4. Trauma pada kornea
5. Tumor
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan posisi garis fokus dalam retina Astigmatisme
2. Berdasarkan letak titik vertical dan horizontal pada retina
3. Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri
MANIFESTASI KLINIS
Astigmatismus tinggi Astigmatismus rendah
gejala-gejala sebagai gejala gejala sebagai
berikut : berikut :

1. Memiringkan kepala 1. Sakit kepala pada bagian


2. Memutarkan kepala frontal.
3. Menyipitkan mata 2. Ada pengaburan
sementara / sesaat pada
penglihatan dekat
SUSPECT DIAGNOSA
1. PRESBIOPIA
PRESBIOPIA
 Definisi
Kelainan ini terjadi pada mata normal berupa gangguan
perubahan kencembungan lensa yang dapat berkurang akibat
berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadigangguan
akomodasi. (Soemarsono, 2015)
PEMERIKSAAN KETAJAMAN PENGLIHATAN

1. Menggunakan 'chart'
2. Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilakukan
penghitungan jari.
3. Bila tidak bisa menghitung jari pada jarak tertentu, maka
dilakukan pemeriksaan penglihatan dengan lambaian
tangan.
4. Bila tidak bisa melihat lambaian tangan, maka dilakukan
penyinaran, dapat menggunakan 'pen light'.
5. Bila tidak dapat melihat cahaya, maka dikatakan visusnya =
0
PENATALAKSANAAN
1. Kacamata.
2. Lensa kontak
3. Tindakan bedah
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil diskusi kelompok SGD kami, kami
menyimpulkan sebuah suspect diagnose pada kasus di skenario yaitu
presbiopi. Dengan menghubungkan terjadinya penurunan ketajaman
pengelihatan yang dikeluhkan dengan usia pasien. Presbiopi adalah
hilangnya kemampuan daya akomodasi mata yang terjadi berhubungan
dengan bertambahnya usia, yang diakibatkan oleh melemah otot
akomodasi mata (otot siliaris) ataupun hilangnya elastisitas dari lensa
mata. Keadaan tersebut akan menyebabkan lensa mata tidak dapat
berakomodasi, lensa mata akan menjadi lebih pipih sehingga bayangan
benda akan difokuskan di belakang retina menyebabkan rabun saat
melihat benda yang dekat dengan mata.
Kelainan ini dapat dibuktikan melalui pemeriksaan visus ataupun
uji pinhole. Kelainan ini dapat dikoreksi melalui upaya penggunaan kaca
mata atau lensa plus yang sesuai dengan derajat presbiopi yang diderita
pasien. Selain itu juga dapat dilakukan tindakan operatif seperti
keratoplasty konduktif, operasi LASIK, dan imlan lensa intraocular.
TERIMAKASIH
PEMBAGIAN
 KAK YULI : MODERATOR & SLIDE 27-30
 KAK NIA : 4-5
 KAK GALIH : 6-7
 DIAN : 8-9
 DEVI : 10-12
 ARIF : 13-14
 AFRA : 15-17
 KAK ALI : 18-20
 DINA : 21-23
 KAK DEDI : 24-26

Anda mungkin juga menyukai