Anda di halaman 1dari 9

Eyes : Skor

1. Membuka mata spontan 4


2. Buka mata bila ada rangsangan 3
suara/sentuhan ringan
3. Membuka mata bila ada 2
rangsangan nyeri
4. Tidak ada respon 1
Motorik :
1. Mengikuti perintah 6
2. Mampu melokasikan nyeri 5
3. Reaksi menghindari nyeri 4
4. Fleksi abnormal 3
5. Ekstensi abnormal 2
6. Tidak ada respon 1
Verbal :
1. Orientasi baik 5
2. Kebingungan ( tdk mampu 4
berkomunikasi) 3
3. Hanya kata-kata tidak berbentuk 2
kalimat 1
4. Hanya asal bersuara/ berupa
erangan
Data Diagnosa Etiologi
Ds : Faktor resiko -
Laki-laki 34 tahun
korban kecelakaan,
GCS E3M3V(ETT),
muntah proyektil,
bradikardi, TD:
160/90, RR: 24x/mnt,
dahi cekung, terdapat
racoon eyes.
Do :
Cidera kepala
TIK - oedem
- hematom
Respon biologi Hypoxemia

Kelainan metabolisme
Cidera otak primer Cidera otak sekunder
Kontusio
Laserasi Kerusakan Sel otak

Gangguan autoregulasi rangsangan simpatis Stress

Aliran darah keotak tahanan vaskuler katekolamin


Sistemik & TD sekresi asam lambung

O2 ggan metabolisme tek. Pemb.darah Mual, muntah


Pulmonal

Asam laktat tek. Hidrostatik Asupan nutrisi kurang

Oedem otak kebocoran cairan kapiler

Ggan perfusi jaringan oedema paru cardiac out put


Cerebral
Difusi O2 terhambat Ggan perfusi jaringan
Keperawatan :
a. Pemasangan infus
b. Observasi ttv
c. Pada pasien dgn koma (GCS <8) :
 Elerasi kepala 30
 Hiperventilasi : intubasi
 Pemberian manitol
 Konsul bedah syaraf bila terdapat indikasi
(hematoma epidural besar, hematoma
subdural, cedera kepala terbuka, dan
fraktur impresi)
(Carpenito,2009)
• Gunakan perlengkapan yang aman ketika beraktivitas
atau berolahraga.
• Pastikan rumah terbebas dari benda berbahaya yang
dapat menyebabkan jatuh, seperti barang yang
berserakan di lantai atau karpet yang licin.
• Pastikan rumah aman untuk anak-anak dan pastikan
jendela atau balkon tidak terjangkau oleh anak-anak.
• Selalu gunakan helm ketika mengendarai motor dan
pasanglah selalu sabuk pengaman ketika mengendarai
mobil.

(Dawodu, ST. Medscape (2017))


1. Defisit neurologik
2. Kejang
3. Pneumonia
4. Perdarahan
5. Kerusakan kontrol respirasi
6. Hidrocepalus

( Tarwoto dkk, 2009)

Anda mungkin juga menyukai