Anda di halaman 1dari 22

A.

JUDUL

NAMA KELOMPOK
LUTFANY LATIFATUR R. (19312244002)
MEIZA RICO H. (19312244004)
NIKMATUL IZZAH (19312244006)
B. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa
diharapkan dapat menemukan hubungan antara
tekanan dan volume pada suhu tetap
C. DASAR TEORI
Suatu gas pada volume, tekanan, dan suhu
tertentu dapat mengalami 3 proses antara lain
proses isotermis (suhu tetap), isokhorik (volume
tetap). Suatu gas pada volume V jika ditekan pada
suhu tetap (isotermis) maka volumenya akan
berkurang dan tekanan gas akan bertambah.
Hubungan tekanan dan volume gas pada suhu
tetap akan berlaku hukum Boyle (Tim Fisika Dasar,
2019: 19).
Hukum Boyle adalah hukum atau ketentuan
yang dirumuskan oleh seorang kimiawan dan
fisikawan asal Inggris yaitu Robert Boyle (1627-
1691). Robert Boyle menyatakan tentang sifat
gas bahwa apabila massa gas (jumlah mol) dan
temperatur suatu gas dijaga konstan, sementara
volume selalu mendekati konstan. Dengan
demikian adalah suatu kondisi bahwa gas
tersebut gas sempurna dan ideal (Nurul, 2012:
3).
Kemudian hukum ini dikenal dengan hukum
Boyle :
P1.V1 = Selalu konstan

Atau jika P1 dan V1 adalah tekanan awal dan


volume awal, sedangkan P2 dan V2 adalah tekanan
dan volume akhir, maka :
Hukum Boyle menyatakan bahwa tekanan pada
suatu massa gas yang tetap berbanding terbalik
dengan volumenya (James, dkk 2008: 107).
Untuk menunjukkan hukum Boyle dipergunakan
manometer yang berfungsi mengukur tekanan tolak.
Perumusan nya adalah sebagai berikut :
Alat yang dipergunakan untuk mengukur tekanan
udara luar adalah barometer. Pada tekanan udara 1
atmosfer, tinggi raksa dalam pipa adalah 76 cm. Sedang
alat yang dipergunakan mengukur tekanan gas di dalam
jam 1 ruangan dinamakan manometer. Manometer ada
dua, yaitu manometer tertutup dan terbuka (Tim Fisika
Dasar, 2019 : 19).
Tekanan ruangan R pada manometer tertutup adalah :

P = h. cm. Hg

Sedangkan tekanan ruangan R pada manometer


terbuka adalah

P = Po + h. cm. Hg
D. METODE EKSPERIMEN

1. Metodologi
E. DATA HASIL PENGAMATAN
NO Po (cmHg) h1 (cm) h2 (cm) T0C
1 75,021±0.005 33±0,05 2,5±0,05 26±0,05
2 75,021±0.005 32±0,05 5±0,05 26±0,05
3 75,021±0.005 31±0,05 6±0,05 26±0,05
4 75,021±0.005 30,5±0,05 9,5±0,05 26±0,05
5 75,021±0.005 30±0,05 10±0,05 26±0,05
6 75,021±0.005 29,5±0,05 11,5±0,05 26±0,05
7 75,021±0.005 29±0,05 13±0,05 26±0,05
8 75,021±0.005 28,5±0,05 14,5±0,05 26±0,05
9 75,021±0.005 28±0,05 15±0,05 26±0,05

10 75,021±0.005 27,5±0,05 17,5±0,05 26±0,05

diameter pipa : 0,35 cm


F. ANALISIS DATA

• Tekanan
P1 = Po + ƿ.g.h2
= 75,021 + (13600.10.0,025). 0,0007501 cmHg
= 75,021 + 2,55034
= 77,57134 cmHg
P2 = Po + ƿ.g.h2
= 75,021 + (13600.10.0,05). 0,0007501 cmHg
= 75,021 + 5,10068
= 80,12168 cmHg
P3 = Po + ƿ.g.h2
= 75,021 + (13600.10.0,06). 0,0007501 cmHg
= 75,021 + 6,120816
= 81,141816 cmHg
P4 = Po + ƿ.g.h2
= 75,021 + (13600.10.0,095). 0,0007501 cmHg
= 75,021 + 9,691292
= 84,712292 cmHg
P5 = Po + ƿ.g.h2
= 75,021 + (13600.10.0,1). 0,0007501 cmHg
= 75,021 + 10,20136
= 85,22236 cmHg
P6 = Po + ƿ.g.h2
= 75,021 + (13600.10.0,115). 0,0007501 cmHg
= 75,021 + 11,731564
= 86,752564 cmHg
P7 = Po + ƿ.g.h2
= 75,021 + (13600.10.0,13). 0,0007501 cmHg
= 75,021 + 13,261768
= 88,282768 cmHg
P8 = Po + ƿ.g.h2
= 75,021 + (13600.10.0,145). 0,0007501 cmHg
= 75,021 + 14,791972
= 89,812972 cmHg
P9 = Po + ƿ.g.h2
= 75,021 + (13600.10.0,15). 0,0007501 cmHg
= 75,021 + 15,3024
= 90,32304 cmHg
P10 = Po + ƿ.g.h2
= 75,021 + (13600.10.0,175). 0,0007501 cmHg
= 75,021 + 17,85238
= 92,87338 cmHg
• Ketidakpastian tekanan (∆P)
∆P = |∆Po| + |ƿ.g| |∆h2|
∆P = |0,0037505| + |13600.10| |0,0005| x 0,0007501
∆P = 0,0037505 + 0,0510068 cmHg
∆P = 0,54753
• Volume (V)
V1 = π.r2.h1
2
3,14. (17,5)
2. Alat dan bahan
a. Set alat hukum Boyle
b. Barometer
c. Termometer
d. Jangka sorong
e. Mistar
3. Langkah kerja

a. Mengatur pipa sebelah kanan agar tinggi permukaan


raksa pipa sebelah kanan dan kiri sama, dan mengukur
tinggi kolom udara pada pipa sebelah kiri (h1)
b. Menaikkan pipa sebelah kanan, mengukur tinggi kolom
udara (h1) dan perbedaan tinggi permukaan raksa sebelah
kiri dengan kanan (h2).
c. Mengulangi langkah b dengan cara menaikkan atau
menurunkan pipa sebelah kanan, sampai beberapa kali.
d. Mengukur tekanan udara (Po) dan suhu ruangan (T).
G. PEMBAHASAN
• Dengan menggunakan rumus P = Po + ƿ.g.h2 dimana Po adalah
tekanan udara luar sebesar 75,021 cmHg, ƿ (massa jenis raksa) yaitu
13,6 g/cm3 atau 13600 kg/m2, percepatan gravitasi (g) bumi 10 m/s2
dan h2 yaitu selisih tinggi permukaan raksa kiri dan kanan.
• Ketidakpastian nilai tekanan dihitung menggunakan rumus ∆P = |∆Po|
+ |ƿ.g| |∆h2|, sehingga hasil yang didapatkan adalah 0,54 cmHg
• Berdasarkan hasil pengukuran maka didapatkan nilai tekanan
(P±∆P) antara lain: (77,571±0,054) cmHg, (80,121±0,054) cmHg,
(81,141±0,054) cmHg, (84,712±0,054) cmHg, (85,222±0,054)
cmHg, (86,752±0,054) cmHg, (88,282±0,054) cmHg,
(89,812±0,054) cmHg, (90,323±0,054) cmHg, (92,873±0,054)
cmHg
• Besar volume dapat dihitung menggunakan rumus V1 =
π.r2.h1 dimana nilai π adalah 3,14, r adalah jari-jari pipa
atau setengah diameter pipa, dan h1 adalah ketinggian
kolom udara pada pipa sebelah kiri.
• Ketidakpastian volume (∆ V) karena tidak gayut maka
persamaan yang didapat yaitu ∆V= ǀ2 π.r.h1ǀ ǀ∆rǀ + ǀπ.r2ǀ
ǀ∆h1ǀ sehingga didapatkan hasil pengukuran (V±∆V)
antara lain: (3,173±0,662) cm3, (3,077±0,656) cm3,
(2,981±0,651) cm3, (2,932±0,648) cm3, (2,884±0,645)
cm3, (2,836±0,642) cm3, (2,788±0,640) cm3,
(2,740±0,637) cm3, (2,692±0,634) cm3, (2,644±0,631)
cm3.
• Hubungan antara tekanan (P sebagai sumbu y) dan
volume (1/v sebagai sumbu x) berdasarkan grafik adalah
tekanan (P) berbanding terbalik dengan volume (V).
• Ketika tekanan diperbesar, maka volumenya akan
semakin kecil sesuai dengan perhitungan dan grafik.
• Hal ini sesuai dengan dasar teori yang menyebutkan
bahwa tekanan berbanding terbalik dengan volume.
H. KESIMPULAN
Hubungan antara tekanan dan volume pada suhu
konstan adalah berbanding terbalik. Apabila tekanan
yang diberikan semakin besar maka volumenya
akan semakin kecil. Begitupun sebaliknya.
I. DAFTAR PUSTAKA

James Joyce, dkk. 2008. Prinsip-prinsip sains untuk


keperawatan. Jakarta: Erlangga.
Nurul Atik 2012. Hukum Boyle. Jember: UNEJ Press.
Fisika dasar. 2019. Praktikum fisika dasar I. Yogyakarta: UNY.

Anda mungkin juga menyukai