Anda di halaman 1dari 10

Clostridium perfringens

Alvian Budi Pratama 171040200010


Bima Syahrudin 171040200029
PENDAHULUAN

Clostridium perfringens
 bakteri gram positif
 berbentuk batang
 bersifat anaerobik
fakultatif
 tidak memiliki flagela
(nonmotil)
 membentuk spora
PENDAHULUAN

Clostridium perfringens

Bakteri ini tersebar luas di


Clostridium perfringens
lingkungan dan sering
dibedakan atas 6 tipe
terdapat di dalam usus
yaitu: tipe A, tipe B, tipe
manusia, hewan
C, tipe D, tipe E dan tipe F
peliharaan dan hewan liar
PENDAHULUAN

Faktor yang mempengaruhi perkembangbiakan C.


perfringens di dalam makanan:
-suhu dan waktu
- kelembaban
-keasaman (Ph)
-jenis makanan
-serta adanya bahan kimia yang menghambat
pertumbuhan.
Faktor virulensi Clostridium perfringens

C. perfringens memproduksi suatu enterotoksin


selama pembentukan spora yang dapat
menyebabkan keracunan.

Clostridium
perfringens
Bersporulasi Enterotoksin

Gejala penyakit
Faktor virulensi Clostridium perfringens

Colstidium perfringens enterotoxin (CPE) merupakan


suatu toksin membran-aktif, dimana toksin
menyebabkan perubahan sifat permeabilitas sel
sensitif sehingga meningkatkan permeabilitas
terhadap kation, anion, dan molekul organik kecil
seperti asam amino. Permeabilitas molekul kecil ini
mengubah kontribusi terhadap toksiksitas CPE
melalui dua cara :
-mengganggu genangan sitoplasma
-mengganggu keseimbangan tekanan osmotik
Keracunan yang diakibatkan oleh Clostridium
perfringens

Keracunan Tipe
Infeksi
- Makanan yang sering terkontaminasi : makanan-makanan
yang mengandung protein tinggi dan telah dimasak dengan
pemanasan.
- Keracunan dapat terjadi akibat penanganan makanan yang
kurang tepat.
Keracunan yang diakibatkan oleh Clostridium
perfringens

Gejala
Gejala keracunan dapat terjadi sekitar 8-24 jam setelah
mengkonsumsi pangan yang tercemar bentuk vegetatif bakteri dalam
jumlah besar.
Gelaja yang sering terjadi antara lain:
nyeri perut, diare, mual, dehidrasi dan jarang disertai
muntah
Pencegahan

 Makanan sebaiknya dihidangkan segera setelah


dimasak.
 Jika terpaksa harus disimpan, makanan sebaiknya
segera didinginkan dan disimpan pada suhu yang
aman.
 Daging masak sebaiknya selalu disimpan di bawah
temperature 5° atau di atas 6° C.
 Teknik-teknik yang tepat dan kebersihan makanan
sangat penting, terutama pada institusi yang
memasak sejumlah besar daging dan unggas.
SEKIAN dan TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai