Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan pada

Pasien dengan Gangguan


Eliminasi Urine

Ida Rahmawati, S.Kep., Ns


Gangguan Produksi Urine
1. Poliuria/ diuresis (normal urine dewasa = 1500-
1600 ml/ 24 jam)
 Produksi urine b’>> disebabkan :
• Pemasukan cairan b’>>
• Alkohol dan kafein
• Penyakit ginjal kronik
2. Oliguri : urine < 500 ml/ 24 jam krn penurunan
perfusi ginjal
3. Anuria : urine < 100 ml/ 24 jam
terjadi pada gg ginjal, shock, luka bakar
Gangguan Eliminasi Urine
 Frek : interval pengosongan
 Nocturia : peningkatan frek BAK pd mlm hari
 Urgency : perasaan ingin BAK meskipun K.K
tidak terasa penuh
 Disuria : kesulitan BAK/ nyeri saat BAK
 Enuresis : mengompol
 Inkontinensia urin : BAK tidak terkontrol
 Retensi urin : pengumpulan urin di K.K krn
ketidakmampuan K.K mengosongkan K.K
urin statis
1. Pengkajian
 Pola BAK : pola BAK hariannya, frek, waktu,
vol setiap kali berkemih, dan adanya perub
yang terjadi baru-baru ini
 Gejala perubahan BAK

Apakah ada gejala seperti : urgensi, disuria,


poliuria, oliguria, nocturia, hematuria, retensi.
 Faktor yang mempengaruhi BAK : usia, lingk,
riw pengobatan
 Pemeriksaan fisik :
 Kulit
 Ginjal palpasi/ perkusi
 K.K distensi
 Meatus uretra rabas, radang, luka
 Pengkajian urine
 Intake- output
 Karakteristik urine warna, kejernihan, dan bau
 Pemeriksaan penunjang
Lab urine
2. Diagnosa Keperawatan
1. Inkontinensia urine B.d :
• Kerusakan neurologis
• Anestesi
• Kelemahan otot panggul
• Iritasi mukosa K.K

INTERVENSI :
 Kaji pola inkontinensia
 Ajarkan manajemen teknik K.K
− Jadwal BAK (1-2 jam – 3-4 jam)
− Teknik relaksasi
− Latihan kegel  CARI YACH ???
 Bersihkan kateter intermitten sesuai jadwal
(tiap 4-6 jam)
 < minum alkohol, kafein, rokok
 Identifikasi kebt untuk toileting BAK
 Pertahankan intake cairan 6-8 gelas/ hari
 Rencanakan masukan cairan  mis: 200 ml
tiap 2 jam dan kurangi saat akan tidur
 Pertahankan kebersihan perineal
2. Retensi urine B.d :
• Kelemahan otot detrusor
• Obstruksi K.K
• Terhambatnya lengkung refleks

INTERVENSI :
 Minta klien untuk berusaha bak pada waktu
terjadwal secara teratur
 Instruksikan klien untuk melakukan “kegel
exercise”
 Minta klien menggunakan kompresi K.K selama
berkemih
Lanjutan diagnosa
keperawatan
3. Kelebihan volume cairan
4. Kekurangan volume cairan
5. Nyeri
Pemeriksaan laboratorium
kimia darah
 Ureum : 20-40 mg/dl
 Kreatinin : 0,5-1,5 mg/dl
 BUN : 5-25 mg/dl
 Na : 135-155 mmol/L
 K : 3,4-5,3 mm0l/L
 Cl : 50-200 mmol/L
 Ca : 9,0-10,7 U/L
 Uric acid : laki- laki : 3,4-7,6
 perempuan : 2,4-5,7 mg/dl
Pemeriksaan urin normal
 Protein : 150 mg/hr
 Eritrosit : < 12.000 eritosit/cc
 Leukosit : 2-3 /LPB
Pemeriksaan Hematologi
normal
 Hematokrit : ♂ 37-47 %, ♀ : 40-54 %
 Hb : ♂ : 13-18 gr/dl, ♀ : 12-16 gr/dl
 Eritrosit : ♂ : 4-5,5 jt/mm³, ♀ : 4,5-6
jt/mm³
 Leukosit : 4.000-10.000/mm³
 Retikulosit : 0,2-2 %
 Trombosit : 150.000-400.000 sel/mm³
PROTEIN
 Pada kondisi patologis dapat dibedakan :
1. Protein glomerulus : penyakit glomerulus krn
gg permeabilitas protein (albumin, globulin)
2. Protein tubular : penyakit tubulus &
intestinum krn gg reabsorbsi protein berat
molekul (BM)
3. Protein overload : peningkatan protein BM
rendah melebihi kapasitas reabsorbsi
tubulus (Bence-Jones protein, lisosom)
4. Protein benigna : proteinuria karena demam,
ortostatik atau kerja fisik
 Proteinuria biasanya dites memakai dipstik,
dan cukup sensitif terhadap albumin.
 Untuk protein Bence Jones harus memakai
metode lain yaitu teknik presipitasi dengan
asam sulfa salisil
 Metode disptik adalah semikuantitatif dengan
nilai 0-4 (+)
Tes semikuanttatif untuk
proteinuri
Metode disptik Metode asam sulfosalisil
Samar ≈ 10-30 mg% Samar ≈ 20 mg% (slight
turbidm)
1+ ≈ 30 mg% 1+ ≈ 50 mg% (print visble
through specs)
2+ ≈ 100 mg% 2+ ≈ 200 mg% (print
invisble)
3+ ≈ 500 mg% 3 + ≈ 500 mg%
(Flocculation)
4+ ≈ > 2000 mg% 4+ ≈ 1000 mg% (dense
precipitate)
Macam-macam kristal yang
ditemukan dalam urin
 Kristal asam urat : ditemukan pd GGA krn
nefropati asam urat
 Kristal kalium oksalat : jika berulang
menandakan hiperkalsuria, hiperoksalouria
 Kristal kalsium fosfat
 Kristal kolesterol
 Kristal sistin : sistinuria
 Kristal karena obat : ditemukan pd GGA krn
vit C, Sulfadiazin krn pemebentukan oksalat
Silinder
 Dibentuk distal atau bagian awal tubulus
kontortustubulus karena pengendapan masa
selular. Jika ada silinder menunjukan
kelainan ginjal
 Macamnya :
1. Silinder hialin : dpt ditemukan pd org normal
2. Silinder granular : kelainan ginjal
3. Silinder lemak : pykt glomerulus dg tipe
nefrotik
4. Silender eritrosit, silender Hb, Silinder
Leukosit, silinder epitel
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai