Anda di halaman 1dari 31

Pemeriksaan Fisik &

Diagnostik
Sistem Perkemihan

Ida Rahmawati, S.Kep, Ns


Pemeriksaan Fisik
Anamnesa akan menentukan apakah
dibutuhkan pemeriksaan lengkap atau
sebagian.
Misal:
 discharge uretra tdk perlu pemeriksaan yang
menyeluruh
 Painless hematuria perlu pemeriksaan yang
lengkap
Pemeriksaan Ginjal
Inspeksi
 Massa di abdominal atas, massa keras dan padat
(keganasan/infeksi perinefritis).
Palpasi
 Sukar dipalpasi
 Pria lebih terfiksir drpd wanita (otot perut pria lebih
keras)
 Pada yg kurus lebih mudah
 Metode: supinasi, satu tangan mengangkat CVA dan
tangan yg lain menekan/mempalpasi.
 Temuan: nyeri tekan, teraba massa  hipertropi
kompensasi,tumor, dll
Pemeriksaan Ginjal
Pemeriksaan Ginjal
Perkusi
 Memiliki nilai tersendiri
Transiluminasi
 Pada anak < 1th
Nyeri Renal atau Radikuler
 Renal  CVA (Kostovertebralis) iga ke 12
 Radikular  bisa menyerupai (Th 11 sp L2) mis; herpes
zoster
Auskultasi
 Bruit  suara vaskuler yang dpt menunjukan stenosis
arteri renal.
Pemeriksaan Buli-Buli (kandung
kemih)
Sukar diraba, kecuali distensi
Distensi akut bisa diatas umbilikus dan
nyeri,Kronis lebih lunak, sukar dipalpasi
Palpasi abdominorektal  vesikal tumor,
sebaiknya dalam anestesi.
PENGKAJIAN
Manifestasi klinik dinsfungsi Renal dan
Urinarius : rasa nyeri, perubahan
eliminasi urin, dan gejala gastrointestinal.
Rasa Nyeri
nyeri urogenital tidak selalu terdapat pada
penyakit ginjal
nyeri akibat penyakit ginjal biasanya
disebabkan oleh obstruksi & distensi
kapsula renal
Kenali tanda ini!!!!
Kelainan ureter : nyeri punggung menjalar ke abdomen, paha
bagian atas, testis, dan labium
Kolik renal : nyeri bagian pinggang ( daerah anatara iga dan
ilium) yang menjalar ke abdomen bawah atau epigastrum dan
sering disertai mual, muntah, serta ileus paralitik
ISK : nyeri kandung kemih (nyeri abdomen bawah atau
suprapubik)
Epididimis/testis akibat torsio testis : nyeri hebat pada
skrotum
Kanker prostat : rasa penuh & nyeri di daerah perineum serta
rektum
Prostatitis : nyeri glans penis
Perubahan pada mikturisi
Mikturisi terjadi tanpa nyeri dengan frekuensi 5-6
kali/hari
Kadang2 sekali/hari
Disuria
Inkontinensia
Enuresis
Poliuria
Oligouria
hematuria
Gejala gastrointestinal
Dapat terjadi pada berbagai keadaan urologi
karena traktus gastrointestinal & urinarius
memiliki persarafan otonom serta sensorik yg
sama & karena adanya refleks renointestinal.
Ginjal kanan dg kolon, duodenum,kaput
pankreas, duktus koledokus, hati dan kandung
empedu meybbkn gangguan gastrointestinal
Ginjal kiri dg kolon, lambung, pankreas, dan
limpa menimbulkan gejala intestinal.
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Rasa nyeri : lokasi, karakter, durasi
Riwayat infeksi
Gejala urinasi : disuria, heistancy, inkontinensia
Hematuria,batu ginjal
Lesi genital atau PMS
MEROKOK
Penggunaan obat & alkohol
DM
Penyakit Renal
Evaluasi Diagnostik
A. Pemeriksaan urin mencakup :
1. observ. Warna & kejernihan urin
2. Bau
3. Keasaman & BJ
4. Tes utk memeriksa keberadaan protein, glukosa,
badan keton (proteinuria, glukosuria, ketonuria)
5. Px mikroskopik : sel darah merah (hematuria),
sel darah putih, silinder (silinderuria), kristal
(kristaluria), pus (piuria), bakteri (bakteruria)
B. Pengumpulan sampel urin
Sebaiknya di ambil setelah bangun tidur
Pengumpulan urin 24 jam : pasien dianjurkan
mengosongkan kandung kemih pada waktu yg
ditentukan (jam 08.00) urin di buang, kumpulkan
selama 24 jam, jam 08.00 kesokan harinya urin
ditampung tujuan : analisis kuantitatif ( uji bersihan
kreatinin).
Kreatinin : hasil akhir metabolisme otot yang
dilepaskan dari otot
Spesimen urin midstream yang diambil bersih : pipis-
tampung-pipis
1. Laju Filtrasi Glomerulus
Salah satu indeks fungsi ginjal yang
penting adalah laju filtrasi Glomerulus
(GFR), yang memberi informasi tentang
jumlah jaringan ginjal yang berfungsi.
Cara utk mengukur GFR adalah dengan
uji bersihan inulin (uji bersihan kreatinin)
Uji Bersihan Kreatinin
Rumus bersihan Kreatinin (Ccr)
Ccr = Ucr x V
Pcr

Keterangan :
Ucr : kadar kreatinin urin
V : volume urin 24 jam
Pcr : kadar kratinin plasma
2. Tes Fungsi Tubulus
Fungsi tubulus adalah : reabsorbsi selektif dari
cairan tubulus dan sekresi ke dalam lumen
tubulus dari zat-zat yang beredar dalam kapiler2
pertibular ataupun dibentuk oleh sel2 tubulus.
Tujuan tes : deteksi dini gangguan fungsi dalam
perjalanan klinis ginjal
Jenis tesnya : tes PSP (fenolsulfonftalein), PAH
(Para-amino-hipurat), tes pemekatan dan
pengenceran
Tes PSP
30 menit sebelum diberi zat warna PSP, pasien minum 2-3 gelas
air.
Tepat 1 ml (6mg) PSP disuntikan secara intravena menggunakan
jarum tuberkulin agar akurat
15 menit sesudah diberi warna, pasien diminta mengosongkan
kandung kemih
Uriin di tampung dalam gelas berukuran 1 liter
Tambahkan 5ml NaOH 10% dan air secukupnya agar volume tepat
1 liter
Tabung gelas yang berisi cairan encer warna merah muda
dibandingkan dengan standar warna yg sesuai dg kolorimeter
Kasus2 dg fungsi normal harus mengekskresikan sedikitnya 28%
zat warna dalam jangka waktu 15 menit.
Tes PAH
PAH adalah : suatu zat yang di filtrasi oleh
glomerulus dan dieksresi oleh tubulus
proksimal
Tes ini cermat untuk mengukur aliran plasma
ginjal (RPF)
Bila diberi dalam konsentrasi rendah pada
manusia, maka sekitar 92% akan dibersihkan
dalam satu sirkulasi melalui ginjal
RPF normal 600ml/menit
Tes Pemekatan dan
Pengenceran
Tes pemekatan Fishberg : diet normal (asupan garam,
protein, cairan normal) & tidak boleh mendapat diuretik
sebelum menjalani tes. Pasien dinstruksikan makan
normal jam 6 dan tidak makan atau minum lagi sebelum
tes selesai kesokan harinya. Spesimen urin dikumpulkan
esok harinya jam 6,7,8. sedikitnya salah satu dari ketiga
spesimen tersebut mempunyai BJ 1,025(800 mOsm)
atau lebih.
Tes pengenceran : pasien minum 1 liter air dalam
jangka waktu 30 menit. Spesimen urin dikumpulkan
selama 3 jam. Setidaknya salah satu diantara spesimen
mempunyai berat jenis 1,003 (80 mOsmol) atau kurang.
Tes pengasaman urin
Tes berlangsung 5 hari, kontrol urin dikumpulkan
selama 2 hari.
Pasien diberi amonium klorida (sebanyak 12g/hari
pada orang dewasa) selama 3 hari berikutnya
Amonium klorida dimetabolisme menjadi urea dan
hidrogen klorida, sehingga mengakibatkan asidosis
pada pasien tersebut
Hari ke-5 kadar asam dapat diukur
Normal ginjal mengekresi beban asam yang
diterimanya dan pH urine : 5,3 atau kurang.
C. Pemeriksaan fungsi ginjal
Kemampuan pemekatan ginjal (osmolalitas)
Klirens kreatinin : mengetahui rata2
kecepatan filtrasi glomerulus
Kreatinin serum : mencerminkan
keseimbangan antara produksi & filtrasi oleh
glomerulus
BUN (Blood Urea Nitrogen) : sbg indeks
kapasitas ekskresi urin
Pemeriksaan fungsi Ginjal
1. Ultrasound (USG)
menggunakan gelombang suara yang
dipancarkan ke tubuh untuk mendeteksi
abnormalitas, seperti : akumulasi cairan,
massa, malformasi, perubahan organ
ataupun obstruksi
2. Pemeriksaan sinar-x & pencitraan
lainnya
a. Kidney, ureter, Bladder (KUB) : Melihat ukuran, bentuk,
posisi ginjal, batu ginaj, hidronefrosis, kista, tumor
b. Pemindai CT & Magnetic Resonance Imaging (MRI) :
teknik non invasif, tujauan utk mengetahui luasnya lesi
invasif pada ginjal
c. Urografi intravena (Ekskretori Urogram atau Intravenous
Pyelogram) : pemeriksaan urografi intraveena yg juga
dikenal IVP : memungkinkan visualisasi ginjal, ureter, dan
kandung kemih. Media kontras Radiopaque disuntikan
secara intravena, kemudian diberihkan dari dalam darah
serta dipekatkan oleh ginjal. Tujuan IVP : melihat lesi pd
ginjal & ureter
3. Endourologi (Prosedur
Endoskopi Urologi)
A. Pemeriksaan sistoskopi
ialah : metode untuk melihat langsung
uretra & kandung kemih
• alat sistokop dimasukan mll uretra ke dlm
kandung kemih, memiliki sistem lensa
optis yg ada pd alat itu shg m’berikan
gambar KK yg di perbesar & warna terang
• Efek samping : retensi urin
B. Biopsi Ginjal
Indikasi utama biopsi ginjal adalah untuk mendiagnosis penyakit
ginjal difus dan mengikuti perkembangannya lebih lanjut.
Pasien berbaring telungkup dengan kantong pasir di bawah
abdomen untuk memfiksasi ginjal pada punggung.
Lakukan anestesi lokal
T4 untuk biopsi adalah diatas sudut ginjal kanan, tepat dibawah
tulang rusuk ke 12
T4 ini ditentukan dg melakukan radiografi sebelumnya
Biopsi jarum digunakan untuk mendapatkan spesimen jaringan
ginjal
Kemudian jaringan diperiksa dengan mikroskop cahaya,
mikroskop elektron, mikroskop imunofluoresen
Segera sesudah biopsi, bagian yg dibiiopsi
ditekan selama 10 menit dengan busa
berukuran 4x4 inci, dan pasien harus berada
dalam posisi tengkurap selama 30 menit.
Lalu bagian yang dibiopsi diberi pembalut tekan.
Pembalut tekan itu dipasang dari atas dan
kantong pasir dari bawah, keduanya menekan
ginjal dan membantu mencegah perdarahan
eksternal.
Perlu di ingat!!
Biopsi ginjal hanya dilakukan oleh ahli nefrologi
Tindakan ini berbahaya terutama pada pasien
yg tdk bersedia bekerjasama atau yg menderita
gangguan proses pembekuan atau hanya
memiliki 1 ginjal.
Komplikasi : perdarahan intrarenal dan
perirenal. Perdarahan berat dengan hematuria
makroskopik terjadi pada 5% dari pasien yang
menjalani tindakan ini.
TUGAS
Cari nilai normal beserta satuannya : (BUN, Kreatinin,
natrium darah, natrium urin, kalium darah, kalium urin,
klorida darah, klorida urin, kalsium darah, kalsium urin,
asam urat darah, asam urat urin, ureum darah, ureum
urin,kreatinin darah, kreatinin urin, klirens urea, klirens
kreatinin, osmolalitas, amonia, protein total
Cari arti di kamus kedokteran :disuria, Heistancy,
Inkontinensia urin, Stress Inkontinensia, Hematuria,
Nokturia, urgensi, enuresis, polyuria, Oligouria, Hematuria,
proteinuria, uremia, glomerulonefritis, hemodialisa,
JANGAN LUPA DI HAFAL, KARENA AKAN ADA
PERTANYAAN !!! Suksess…

Anda mungkin juga menyukai