Anda di halaman 1dari 53

PERLINDUNGAN GURU

DITINJAU DARI ASPEK PELAYANAN


JAMINAN SOSIAL KESELAMATAN
DAN KECELAKAAN KERJA

Direktorat Bina K3
Direktorat Jenderal Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3
Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Pengertian Jaminan Sosial
• Jaminan Sosial adalah berbagai instrumen publik
yang memberikan kemanfaatan tunai (cash benefits)
dan/ atau kemanfaatan kebutuhan (in kind benefits)
dalam hal :
- Kemampuan bekerja/ berpenghasilan
seseorang ;
a) Terhenti selama-lamanya,
b) Terganggu/ berkurang,
c) Terbebani.
• Adanya kepastian Jaminan berupa penggantian biaya
atau santunan atas penghasilan yg hilang atau berkurang
dlm hal TK mengalami: Kec Kerja, Cacat, Sakit, hamil,
bersalin, hari tua, meninggal dunia.
UU SJSN dan UU BPJS
Sistem Jaminan Sosial Nasional
Hak konstitusional setiap orang + Wujud tanggung jawab negara
• Standar minimal Jaminan Sosial (Tunjangan kesehatan,
Konvensi ILO 102 tunjangan sakit, tunjangan pengangguran, tunjangan hari tua,
tunjangan kecelakaan kerja, tunjangan keluarga, tunjangan
tahun 1952 persalinan, tunjangan kecacatan, tunjangan ahli waris

Pasal 28 H ayat 3 • “Setiap orang berhak atas Jaminan Sosial yang


memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
UUD 45 manusia yang bermanfaat".

Pasal 34 ayat 2 • "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi


seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
UUD 45 dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan".
TRANSFORMASI
5 9 Prinsip
3 Azas Program Kegotong-royongan
Nirlaba
Jaminan
Kesehatan Keterbukaan
Kehati-hatian
Kemanusiaan Jaminan Akuntabilitas
Manfaat Kecelakaan Portabilitas
Kerja Kepesertaan wajib
Keadilan
Jaminan Hari Dana amanat
sosial bagi Tua Hasil pengelolaan dana
seluruh digunakan seluruhnya
rakyat Jaminan untuk pengembangan
Indonesia Pensiun program dan sebesar-
besarnya untuk
Jaminan kepentingan peserta
Kematian
UU No. 24 Tahun 2011
Pasal 14
“Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, wajib
menjadi Peserta Program Jaminan Sosial “

2013 2014 - 2019

CAKUPAN
SEMESTA 2019

Badan Hukum PRIVATE


Badan Hukum PUBLIK
Di bawah Menteri BUMN
Langsung Bertanggung Jawab Kepada PRESIDEN
Semula Hanya Untuk Jaminan
Untuk Mengelola Jaminan Kesehatan
Kesehatan PNS dan Pensiunan
SELURUH RAKYAT INDONESIA
TNI/POLRI + Prts Kem + Vet
BPJS KESEHATAN
• Bersifat WAJIB bagi seluruh penduduk
Indonesia
• Paling lambat tahun 2019
• Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok
yaitu:
a. PBI Jaminan Kesehatan.
b. Bukan PBI jaminan kesehatan.
PESERTA JAMINAN KESEHATAN
PESERTA JAMINAN KESEHATAN
• Dibayar oleh
PBI pemerintah

Pekerja • Dibayar oleh Pemberi


Penerima Kerja dan Pekerja
Upah

Pekerja Bukan • Dibayar oleh peserta


Penerima yang bersangkutan
Upah
PESERTA BPJS
KESEHATAN

PBI NON PBI

APBN APBD

JAMKESMAS PJKMU
(EXISTING) /JAMKESDA

PEKERJA PENERIMA PEKERJA BUKAN BUKAN PEKERJA


UPAH PENERIMA UPAH

PEGAWAI PEGAWAI PENERIMA VETERAN 1. INVESTO


PEMERINTAH NON INDIVIDU , PK R
PEMERINTAH PENSIUN 2. PEMBERI
KERJA
3. PENERIM
1.PNS PUSAT 1. PENGACARA 1.PP PNS 1.VET TUVET A
1. PEG. 2. AKUNTAN 2.PP TNI 2.VET NTUVET
2.PNS DAERAH PENSIUN
3.PNS BUMN 3. ARSITEK 3.PP POLRI 3.PERINTIS
DIPERBANTUKAN 2. PEG. 4. DOKTER, KEMERDEKA
5. KONSULTAN
4.PP PEJABAT AN
4.TNI BUMD NEGARA
5.POLRI 3. PEG. 6. NOTARIS
6.PJBT NEGARA 7. PENILAI,
SWASTA
7.PEGAWAI 8. AKTUARIS
PEMERINTAH 9. PEMAIN MUSIK,
13
NON PNS PEMBAWA ACARA
IURAN
DIBAYAR OLEH PERSENTASE
PEMBERI KERJA & APBN/APBD
PEKERJA 3% Pemberi Kerja
Pekerja 2% Pekerja
Penerima Upah NON APBN/APBD/BU
(PPU) 4% Pemberi Kerja
0,5% Pekerja

NOMINAL
DIBAYAR OLEH
YANG Kelas 1 : 59.500
BERSANGKUTAN Kelas 2 :42.500
Pekerja Bukan Kelas 3 : 25.500
Penerima Upah
(PBPU)
Bukan Pekerja (BP)

* Per 1 Juli 2015, iuran berubah menjadi 5%, dimana 4% ditanggung Pemberi Kerja 1% ditanggung Pekerja
Manfaat Akomodasi

Peserta
Bukan Penerima Bantuan
Penerima Bantuan Iuran (PBI) Iuran (PBI)
Pekerja
Pekerja
Bukan Bukan Orang Tidak
Penerima Fakir Miskin
Penerima Pekerja Mampu
Upah
Upah

Kelas I dan Kelas I, II Kelas I, II


Kelas III Kelas III
II dan III dan III
CONTOH KARTU LAMA

16
CONTOH KARTU SAAT INI

17
PerPres No 12 Tahun 2013 pasal 20 ayat 1&2

Manfaat Jaminan Kesehatan


PerPres No 12 Tahun 2013 pasal 22 ayat 1

Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin


Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama (RJTP dan RITP)

Pelayanan Kesehatan Rujukan


Tingkat Lanjutan (RJTL dan RITL)

Pelayanan Kesehatan Lain yang


ditetapkan oleh Menteri
FASKES TINGKAT PERTAMA
Permenkes 71 Tahun 2013
Pasal 2
1. Puskesmas atau yang setara
2. Praktik dokter
3. Praktik dokter gigi
4. Klinik pratama atau yang setara
5. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara
FASKES TINGKAT LANJUTAN

No Jenis Faskes

1 Rumah Sakit Pemerintah

2 Rumah Sakit Swasta


Alur Pelayanan Kesehatan

Peserta
Rujuk / Rujuk Balik
Faskes Primer

Emergency Rumah Sakit

Klaim

BPJS
Branch Office
Konsep Pelayanan
 Komprehensif sesuai kebutuhan medis
 Berjenjang, Puskesmas & Dokter Keluarga sebagai
gate keeper
 Rujukan atas indikasi ke pelayanan spesialistik (RS)
 Berlaku di seluruh Indonesia
 Minimalisasi /eliminasi iur biaya pelayanan terutama
di RS
 Perluasan akses pelayanan di PPK Swasta
 Peningkatan pelayanan penyakit Katastrofik
 Pelayanan berbasis Evidence Base Medicine
 Obat dan alkes ditentukan oleh kementrian
kesehatan
 Fokus kegiatan Promotif & Preventif
PERLINDUNGAN (Psl :92 ayat (4)) UU ASN

Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa :


1. jaminan kesehatan; Mencakup jaminan sosial
2. jaminan kecelakaan kerja; yang diberikan dalam
program jaminan sosial
3. jaminan kematian; dan nasional

4. bantuan hukum.

BKN
1. Jamiman Perlindungan yang berupa JKK &JKM
diberikan sebagai bentuk tanggungjawab negara
yang menganut paham negara kesejahteraan
(Welfare State) dalam mensejahterakan rakyatnya.

JKK 2. Sebagai tindak lanjut amanat Psl 92 ayat (4) dan Psl 107
UU NO. 5 Th 2014 ttg ASN
&JKM 3. PP 12 Tahun 1981 ttg Perawatan, Tunjangan cacat dan
uang Duka PNS , sdh tidak sesuai lagi dengan
perkembangan kebijakan.

PP NO. 70 TH 2015 ttg JKK dan JKM


BKN
Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara
Tujuan: Prinsip :
Memberikan perlindungan bagi
Aparatur Sipil Negara dalam
1. Memberikan jaminan kepastian akan
menjalankan tugas dan hak Peserta
fungsinya menyelenggarakan 2. Memberikan jaminan kepastian
pemerintahan umum dan atas manfaat yang akan diterima
pelayanan publik
3. Memberikan jaminan kepastian atas
keberlangsungan program
SASARAN:
• Meningkatkan
pelayanan
• Meningkatkan
kesejahteraan
Peserta JKK dan JKM

CPNS

PNS
PPPK
+
PEJABAT NEGARA
(UU 12 TAHUN 1980)

Pasal 8
Kepada Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara yang
mengalami kecelakaan dan atau menderita sakit karena dinas diberikan
pengobatan, perawatan,dan atau rehabilitasi menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil.
BKN
Iuran

JENIS PROGRAM BESARAN IURAN


Program Jaminan Kecelakaan Kerja 0,24 % x Gaji

Program Jaminan Kematian 0,30 % x Gaji

• Iuran JKK dan JKM bagi peserta yang gajinya dibayar melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

• Iuran JKK dan JKM bagi peserta yang gajinya dibayar melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BKN
J enis Jaminan per lindungan dan
Pengelola Progr am

JAMINAN PT.
Pengelola Taspen
PERLINDUNGAN
(Persero)
(Pasal 2 PP 70 Tahun 2015)

Jaminan Jaminan (Pasal 7 PP 70 Tahun 2015)

Kecelakaan Kematian
Kerja (JKK) (JKM)

Iuran = 0,24%X Gj 0,30%X Gj

Ditanggung oleh Pemberi Kerja


(APBN dan APBD)

BKN
Perbedaan JKK dengan JKM

adalah perlindungan atas resiko


JKK kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja berupa perawatan, JKM
: dan tunjangan cacat
santunan,
(Pasal 1 angka 4 PP 70
Tahun 2015) Perlindungan atas
risiko kematian bukan
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi: akibat kecelakaan
• Dalam menjalankan tugas kewajiban; kerja berupa santunan
• Dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas kematian.
• Karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab (Pasal 1 angka 5 PP 70 Tahun
• Dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau 2015)
sebaliknya; dan atau
• Yang menyebabkan penyakit akibat kerja.
(Pasal 18 PP 70 Tahun
2015)

BKN
a • Perawatan
1
Manfaat
b
•Santunan; dan
JKK

c
•Tunjangan cacat
(Pasal 9 PP 70 Tahun 2015) BKN
• pemeriksaan dasar dan
penunjang
• perawatan tingkat pertama
dan lanjutaN
• rawat inap kelas I rumah sakit
Perawatan pemerintah dan rumah sakit
swasta yang setara
Jaminan • perawatan intensif
Kecelakaan • penunjang diagnostik
Kerja • pengobatan
(JKK) • pelayanan khusus
• alat kesehatan dan implant
• jasa dokter/medis;
• operasi
• transfusi darah
• rehabilitasi medik.

Perawatan diberikan sampai dengan Peserta sembuh.


BKN
(Psl 10 ayat (2))
HAK PEG DLM HAL MENDERITA PENYAKIT
AKIBAT KERJA

(Pasal 12 ayat (1) dan (2) PP 70 Tahun 2015)

 Pegawai ASN yang didiagnosis menderita Penyakit Akibat Kerja


berdasarkan surat keterangan dokter, meskipun telah diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun, ybs berhak atas
manfaat JKK.
 Hak atas manfaat JKK sebagaimana dimaksud diberikan apabila
Penyakit Akibat Kerja timbul dalam jangka waktu paling lama 5 tahun
terhitung sejak tanggal diberhentikan.

BKN
TUNJANGAN CACAT (JKK)

Tunjangan cacat diberikan kepada Peserta dengan ketentuan:


a. mengalami Cacat; dan
b. diberhentikan dengan hormat sebagai PNS atau diputus
hubungan kerja sebagai PPPK karena cacat;

Besaran Tunjangan cacat diberikan berdasarkan persentase


tertentu dari gaji atas berkurangnya atau hilangnya fungsi organ
tubuh.

Tunjangan Cacat diberikan sejak keputusan pemberhentian


dengan hormat sebagai PNS atau diputus hubungan kerja
sebagai PPPK karena cacat sampai dengan peserta meninggal
dunia.
(Pasal 21 ayat (2) dan ayat (3) PP 70
BKN Tahun 2015)
Cacat
adalah kelainan fisik dan/atau mental sebagai akibat Kecelakaan Kerja yang
dapat mengganggu atau menjadi rintangan bagi Peserta dalam melakukan
pekerjaan.

• Keadaan berkurang atau hilangnya sebagian anggota


Cacat badan yang secara langsung atau tidak langsung
mengakibatkan berkurang atau hilangnya
Sebagian Anatomis kemampuan bekerja untuk menjalankan
pekerjaannya

• Keadaan berkurang atau hilangnya sebagian fungsi


Cacat anggota badan yang secara langsung atau tidak
langsung mengakibatkan berkurang atau hilangnya
Penurunan Fungsi kemampuan bekerja untuk menjalankan
pekerjanaannya

Cacat • Cacat yang mengakibatkan ketidakmampuan


seseorang untuk melakukan pekerjaan
Total Tetap
Simulasi Santunan Peserta Tewas
Peserta tewas akibat kecelakaan kerja
Gaji terakhir peserta Rp 5.620.300
Berapa santunan yang akan diterima ahli waris?

1. Santunan Kematian Kerja = 60% x 80 x gaji terakhir


= 60% x 80 x Rp 5.620.300 = Rp 269.774.400

2. Uang Duka Tewas = 6 x gaji terakhir


= 6 x Rp 5.620.300 = Rp 33.721.800

3. Biaya pemakaman = Rp10.000.000


4. Beasiswa = Rp45.000.000
(diambil beasiswa SD yang terbesar)

Total santunan yang diperoleh = Rp 269.774.400 + Rp 33.721.800


+ Rp 10.000.000 + Rp 45.000.000
= Rp 358.496.200
1 • Santunan Sekaligus
2 • Uang Duka Wafat
2
Manfaat
JKM • Biaya Pemakaman
2

3 • Bantuan Beasiswa
(Pasal 23 PP 70 Tahun
BKN
2015)
BKN

Jaminan Kematian (JKM)


Simulasi
Peserta meninggal (wafat), meninggalkan seorang istri dan seorang
anak yang masih sekolah/kuliah

Gaji terakhir : Rp 5.620.300

Berapa nilai santunan kematian yang diperoleh?

-Santunan sekaligus = Rp15.000.000


- Uang Duka wafat = 3 x gaji terakhir
=3 x Rp 5.620.300 = Rp 16.860.900
- Biaya pemakaman = Rp 7.500.000
- Bantuan Beasiswa = Rp 15.000.000 (Kepesertaan >3 Tahun)

Total santunan yang diperoleh :


38
Rp15.000.000 + Rp16.860.900+ Rp7.500.000 + Rp15.000.000 = Rp 54.360.900
38
Kebijakan ini mulai berlaku sejak 1 Juli 2015, dan untuk pelaksanaan lebih lanjut
dimandatkan kepada 4 (empat) Institusi untuk menbentuk peraturan teknis, yaitu:
1. Kementerian Keuangan, mengatur petunjuk teknis mengenai penyediaan,
pencairan, dan pertanggungjawaban Iuran JKK dan JKM yang berasal dari
APBN. (Pasal 33 ayat (1) PP No 70 Tahun 2015).
2. Kementerian Dalam Negeri, mengatur petunjuk teknis mengenai penyediaan,
pencairan, dan pertanggungjawaban Iuran JKK dan JKM yang berasal dari
APBD. (Pasal 33 ayat (2) PP No 70 Tahun 2015).
3. Badan Kepegawaian Negara, mengatur mengenai kriteria penetapan tewas
(Pasal 18 ayat (3) PP No 70 Tahun 2015).
4. PT. TASPEN (Persero) selaku Pengelola Program setelah berkoordinasi
dengan instansi terkait, mengatur mengenai tata cara pengajuan permohonan
pembayaran klaim manfaat dan pembayaran manfaat. (Pasal 34 ayat (3) PP No
70 Tahun 2015).

Kebijakan teknis termaksud harus mampu menyelesaian


permasalahan yang timbul pada masa transisi
BKN
BKN
Tujuan :
Sebagai pedoman bagi PPK atau Pejabat yang memiliki
kewenangan dalam menetapkan status tewas Aparatur Sipil
Negara.

1. Kewenangan Penetapan
Tewas
Cakupan
Perka BKN 2. Kriteria tewas
3. Persyaratan administratif
4. Prosedur Penetapan
Tewas.

BKN
(Psl 18 PP 70 Th 2015)

Kewenangan Pejabat Pembina


Penetapaan “Tewas” Kepegawaian

Berdasarkan kriteria
Catatan : yang ditetapkan oleh
Perlu pengaturan /penegasan masa
transisi BKN
(Mis, berkas pengajuan yg sdh terlanjur
masuk atau yg tewas sebelum 1 Juli
2015, penetapannya oleh BKN
Kecelakaan Kerja dalam menjalankan tugas jabatan
danlatau tugas kedinasan lainnya di lingkungan kerja
I pada waktu dan tempat yang dibenarkan
Kecelakaan Kerja dalam menjalankan tugas jabatan
2 dan/atau tugas kedinasan lainnya di luar lingkungan
kerja

3 Kecelakaan Kerja dalam keadaan lain yang ada


hubungannya dengan dinas, sehingga kecelakaan itu
disamakan dengan kecelakaan yang terjadi dalam
“ menjalankan tugas kewajibannya

Kecelakaan Kerja Karena Perbuatan Anasir


Yang Tidak Bertanggung jawab atau Sebagai
4 Akibat Tindakan Terhadap Anasir Itu dalam
Menjalankan Tugas Kewajibannya.

5 Kecelakaan Kerja dalam perjalanan dari rumah


menuju tempat kerja atau sebaliknya
6 Kecelakaan Kerja yang menyebabkan Penyakit Akibat Kerja
Prosedur penetapan Kecelakaan Kerja, Cacat, dan Penyakit Akibat Kerja

PPK • PT Taspen 1. Penetapan KK oleh PPK


• RS 2. Bila dipandang perlu
3 rapat Antar
instansi/unit/SKPD yang
terkait dan/atau BKN

BKN/KANREG
UNIT KERJA PPK
3
BKN
1. Usulan melalui Karo
Kepeg/BKD/Unit 1 Usulan 2
Kerja
2. Verivikasi
kelengkapan dan
keabsahan data 1. PPK Koordinasi tertulis
3. Telaahan/analisis dengan BKN
2. Verivikasi dan validasi oleh
4. Laporan kronologis BKN/Kanreg BKN (5 hr)
KK

BKN
“Tewas” adalah :
(Berdasarkan Pasal 18 ayat (1) PP No. 70 Tahun 2015)

2. Meninggal dunia dalam 3. Meninggal dunia


keadaan yang ada karena perbuatan
hubungannya dengan anasir yang tidak
1. Meninggal dunia dalam dinas, sehingga bertanggungjawab
menjalankan tugas kematiannya itu atau sebagai akibat
kewajibannya: disamakan dengan tindakan terhadap
meninggal dunia dalam anasir itu dalam
menjalankan tugs menjalankan tugas
kewajibannya: atau kewajibannya.

BKN
1. MENINGGAL DUNIA DALAM MENJALANKAN
TUGAS KEWAJIBANNYA.
Kriteria:
a. Meninggal dunia langsung atau tidak langsung
dalam menjalankan tugas jabatan dan/atau tugas
kedinasan lainnya di lingkungan kerja, dengan
ketentuan :
1) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan kewenangan yang diberikan
dan/atau melaksanakan tugas kedinasan
lainnya yang diperintahkan secara tertulis oleh
pimpinan; dan
2) Melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
BKN
b. Meninggal dunia langsung atau tidak langsung
dalam menjalankan tugas jabatan dan/atau tugas
kedinasan lainnya di luar kantor/lingkungan
kerja, dengan ketentuan :
a) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan kewenangan yang diberikan;
b) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang
diperintahkan secara tertulis oleh pimpinan;
c) Melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

BKN
2. MENINGGAL DUNIA DALAM KEADAAN LAIN YANG
ADA HUBUNGANNYA DENGAN DINASNYA
SEHINGGA KEMATIANNYA ITU DISAMAKAN
DENGAN MENINGGAL DUNIA DALAM
MENJALANKAN KEWAJIBANYA.

Kriteria:

a. Meninggal dunia langsung atau tidak langsung


akibat dari kecelakaan pada perjalanan
berangkat atau pulang menuju tempat tugas;

BKN
b. Meninggal dunia yang langsung diakibatkan karena luka-luka
maupun cacad rohani atau jasmani yang didapat dalam
menjalankan tugas kewajibannya atau dalam keadaan lain :
1) Yang didapat akibat pekerjaan (resiko jabatan/pekerjaan),
seperti:
a) Keracunan secara mendadak akibat
menghirup/memakan/memegang sebagai akibat dari
pekerjaan yang dilakukan;
b) Penularan penyakit yang didapat akibat bersentuhan
atau berhubungan dengan orang sebagai akibat dari
pekerjaan yang dilakukan
c) Penganiayaan atau penyerangan dari pihak yang
langsung/tidak langsung berhubungan dengan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai akibat dari pekerjaan yang
dilakukan.
BKN
3. MENINGGAL DUNIA KARENA PERBUATAN
ANASIR-ANASIR YANG TIDAK BERTANGGUNG
JAWAB ATAUPUN SEBAGAI AKIBAT DARI
TINDAKAN TERHADAP ANASIR-ANASIR ITU.
Kriteria:
Meninggal dunia langsung atau tidak langsung
karena perbuatan anasir-anasir yang tidak
bertanggung jawab ataupun sebagai akibat dari
tindakan terhadap anasir-anasir itu, seperti:
a. akibat penculikan; atau
b. akibat penganiayaan

BKN
Prosedur Penetapan Tewas

• PT Taspen 1. Penetapan Tewas oleh


PPK PPK
3 2. Bila dipandang perlu
rapat Antar
instansi/unit/SKPD yang
Ahli Waris terkait dan/atau BKN

BKN/KANREG
UNIT KERJA PPK
3
BKN

1. Usulan melalui
Karo Kepeg/BKD 1 Usulan 2
2. Verivikasi
kelengkapan dan 1. PPK Koordinasi tertulis
keabsahan data dengan BKN
2. Verivikasi dan validasi oleh
3. Telaahan/analisis BKN/Kanreg BKN (5 hr)
4. Laporan
kronologis Tewas

BKN
Persyaratan Administrasi Penetapan Tewas

1. Surat Pengantar dari unit kerja


2. Berita Acara dari pejabat yang berwajib tentang kejadian yang
mengakibatkan yang bersangkutan meninggal dunia.
3. Visum et Repertum dari dokter.
4. Salinan/ foto copy sah surat perintah penugasan , atau surat
keterangan yang menerangkan bahwa CPNS/PNS tersebut
meninggal dunia dalam rangka menjalan tugas kedinasan.
5. Laporan Tertulis dari pimpinan unit kerja serendah-rendahnya
eselon III kepada PPK yang bersangkutan tentang kronologis
kejadian mulai dari tugas dan kegiatan yang dilaksanakan
PNS/CPNS yang bersangkuta sampai ia mengalami
musibah/kecelakaan.
6. Foto copy sah (ligalisir) SK CPNS
7. Foto copy sah (ligalisir) SK PNS
8. Foto copy sah (ligalisir) SK kenaikan pangkat terakhir
BKN
BKN

SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai