0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
52 tayangan11 halaman
Keberagaman dan keberagamaan merupakan realitas yang diakui dalam Islam. Islam mengajarkan toleransi dan saling menghormati antar umat beragama serta antar golongan Islam. Implementasinya adalah membangun silaturahmi dan kerukunan melalui sikap saling menghargai perbedaan.
Keberagaman dan keberagamaan merupakan realitas yang diakui dalam Islam. Islam mengajarkan toleransi dan saling menghormati antar umat beragama serta antar golongan Islam. Implementasinya adalah membangun silaturahmi dan kerukunan melalui sikap saling menghargai perbedaan.
Keberagaman dan keberagamaan merupakan realitas yang diakui dalam Islam. Islam mengajarkan toleransi dan saling menghormati antar umat beragama serta antar golongan Islam. Implementasinya adalah membangun silaturahmi dan kerukunan melalui sikap saling menghargai perbedaan.
Keberagaman atau diversity semula dipergunakan dalam pengertian secara umum sebagai pernyataan bervariasi (Chris Speechley dan Ruth Weatley, 2001: 4). Namun, keberagaman kemudain berkemabang dan dipergunakan untuk menjelaskan terdapatnya variasi di tempat pekerjaan, karena dalam suatu organisasi terdapat orang dengan berbagai latar belakang dan budaya. James L. Gibson, Jhon M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (2000: 43) berpandangan bahwa keberagaman adalah pebedaan fisik dan budaya yang sangat luas yang menunjukkan aneka macam perbedaan manusia. Lebih lanjut, R. Roosevelt Thomas, Jr. (2006: 203) menyatakan bahwa keberagaman tenaga kerja dapat terjadi dalam berbagai cara, tidak hanya berupa ras dan gender, tetapi juga umur, orientasi seksual, latar belakang pendidikan dan asal geografis. Selanjutnya ditekankan bahwa sebuah organisasi dapat mengalami kekurangan dalam keberagaman demografis tenaga kerja dan sekarang bahkan terdapat keberagaman lain, dalam bentuk keberagaman fungsional, produk, pelanggan, dan akuisisi atau merger. Dengan demikian, keberagaman juga dilihat dari aspek organisasional. Keberagaman dan Keberagamaan dalam Islam Bangsa Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak, tidak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, bahasa dan ras, tetapi juga termasuk masalah agama.Walaupun mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, ada beberapa agama dan keyakinan lain yang juga dianut penduduk ini. Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khonghucu.Namun perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, setiap warga Indonesia berkewajiaban menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia agar negara ini tetap menjadi satu kesatuan yang utuh dan mencapai tujuannya sebagai negara yang makmur dan berkeadilan sosial. Islam dalam melihat keberagaman merupakan sesuatu yang niscaya dan menjadi realita kehidupan manusia.Banyak ayat Al-Quran yang menerangkan realitas sunnatullah tersebut. Keberagaman dan Keberagamaan dalam Islam Diantara ayat AlQuran dalam hal ini adalah : 1. “Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.” 2. “Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong” 3. “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu” Keberagaman dan Keberagamaan dalam Islam Al-Quran juga memerintahkan kepada semua pengikutnya untuk tetap berbuat baik dan adil kepada sesama manusia, meskipun diluar agamanya. Diantara ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan berbuat baik dan adil kepada sesama adalah kalam Allah yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Maidah/5:8). Menggali konsep Islam tentang Pluralitas Pluralisme berasal dari kata pluralis yang berarti jamak, lebih dari satu, atau pluralizzing sama dengan jumlah yang menunjukkan lebih dari satu, atau lebih dari dua yang mempunyai dualis, sedangkan pluralisme sama dengan keadaan atau paham dalam masyarakat yang majemuk bersangkutan dengan system social politiknya sebagai budaya yang berbeda-beda dalam satu masyarakat. Dalam istilah lain plualisme adalah sama dengan doktrin yang menyatakan bahwa kekuasaan, pemerintahan di suatu Negara harus dibagi bagikan antara berbagai gelombang karyawan dan tidak dibenarkan adanya monopoli suatu golongan. Menggali konsep Islam tentang Pluralitas Dalam tinjauan normatif pluralitas agama dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menunjukkan pada nilai-nilai pluralisme, sebagaimana dalam al-Qur’an yang artinya: “ Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” Qs. Al-Hujarat (49);13 Batasan toleransi dalam perspektif Islam Toleransi mengandung pengertian kesediaan menerima kenyataan pendapat yang berbeda-beda tentang kebenaran yang dianut. Toleransi antar umat beragama dapat diwujudkan dalam bentuk antara lain: • Saling menghormati • Memberi kebebasan kepada pemeluk agama lain dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya • Tolong-menolong dalam hidup bermasyarakat. Dalam kitab suci al-Qur'an inilah terdapat aturan tentang batasanbatasan dalam bertoleransi antar umat beragama bagi umat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT : Batasan toleransi dalam perspektif Islam ِ َين َوأ َ ْخ َر ُجو ُك ْم ِم ْن ِدي ار ُك ْم ِ ين قَاتَلُو ُك ْم فِي ِ الد َ ع ِن الَّ ِذ َّ ِإنَّ َما يَ ْن َها ُك ُم َ َُّللا اج ُك ْم أ َ ْن ت َ َولَّ ْو ُه ْم ۚ َو َم ْن يَت َ َولَّ ُه ْم فَأُو ٰلَ ِئ َك ُه ُم ِ علَ ٰى ِإ ْخ َر َ ظا َه ُروا َ َو ون َ الظا ِل ُم َّ Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (QS. Al- Mumtahanah :9). Implementasi keragaman dan keberagamaan Mencermati berbagai ulasan mengenai keragaman dan keberagaman dalam perspektif islam dan juga agama sebagai salah satu parameter persatuan dan kesatuan bangsa diatas, maka langkah konkrit untuk menyikapi itu semua adalah membangun tali silaturrahmi yang mengedepankan toleransi intern umat islam. “siapa yang senang diperluas rezekinya dan diperpanjang umurnya maka hendaklah dia bersilaturrahmi” (HR. Bukhari dan Muslim) Implementasi keragaman dan keberagamaan Jalinan silaturrahmi dengan mengedepankan toleransi tidak hanya saat berhubungan dengan antar umat beragama saja, namun bagaimana sesama muslim mampu hidup damai, rukun, saling menghormati antar golongan keislaman berbeda mahdzab. Istilah toleransi maka menghargai setiap pendapat maupun perbedaan hal yang dimiliki oleh seseorang maupun kelompok. “hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena boleh jadi) mereka (yang diolok-olok) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wantita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolokkan) lebih baik daripada wanita-wanita (yang mengolok- olok0 dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buru. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim” Q.S. Al-Hujurat ayat 11 Kesimpulan Allah SWT telah menyebutkan dalam Al-Quran untuk hidup dengan damai sekalipun berada di antara perbedaan. Jalinan silaturrahmi dengan mengedepankan toleransi tidak hanya saat berhubungan dengan antar umat beragama saja, namun bagaimana sesama muslim mampu hidup damai, rukun, saling menghormati antar golongan keislaman berbeda mahdzab. Islam mengakui keberagaman ada, termasuk keberagaman dalam agama. Dalam Islam seorang muslim dilarang memaksa orang lain untuk meninggalkan agamanya dan masuk Islam dengan terpaksa, karena Allah telah berfirman: ال إكراه في الدين “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).”(QS. Al Baqarah: 256) Maka sudah seharusnya kita mampu menyikapi perbedaan dari sudut pandang yang berbeda, saling menghargai adanya keberagaman maka akan terjadi keharmonisan dalam hubungan masyarakat, sehingga kedamaian akan terus berjalan dan perpecahan tidak akan terjadi.